• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil analisis bagan kendali X -R menunjukkan bahwa proses produksi RBDPO belum terkendali secara statistik bila dilihat dari segi kadar ALB-nya. Identifikasi faktor-faktor penyebab masalah perlu dilakukan untuk mengambil tindakan koreksi yang tepat. Tindakan koreksi diperlukan sebagai upaya untuk menghilangkan penyebab khusus (special causes) pada variasi mutu produk. Upaya menghilangkan penyebab khusus ini akan membawa proses ke dalam pengendalian statistik, dimana variasi mutu hanya disebabkan oleh penyebab umum (common causes).

Faktor-faktor penyebab naiknya kadar ALB dari hasil pengamatan dan brainstorming secara lengkap dapat dilihat dalam diagram sebab-akibat (fishbone diagram) pada Gambar 24. Faktor penyebab kenaikan kadar ALB pada produk RBDPO digolongkan ke dalam empat faktor utama, yaitu mesin, bahan, metode dan manusia.

Kenaikan

Kadar ALB

Metode

Ketelitian analisis

Kalibrasi dan ketelitian alat

Standardisasi larutan Setting mesin Perawatan mesin Bahan ALB CPO awal tinggi

Vakum tidak stabil

Steamboilerdrop Suhu pemanasan kurang HP boilertrip Mesin Mati listrik Manusia Skill pekerja Pendidikan Pengalaman Motivasi Kejenuhan kerja Sistem reward Awareness Kedisiplinan

Gambar 24. Diagram sebab-akibat terjadinya kenaikan kadar ALB pada produk RBDPO

1. Mesin

Steam boiler drop yang disebabkan kurangnya energi pemanasan pada pembakaran di boiler induk atau overload pemakaian steam akan mengakibatkan tekanan vakum yang dihasilkan tidak stabil. Tekanan vakum yang tidak sesuai dengan kondisi yang ditentukan akan menyebabkan pemisahan ALB dari minyak tidak optimal sehingga kadar ALB produk akan naik.

HP boiler berperan sebagai pemanas untuk mencapai suhu proses deodorisasi. Ketika HP boiler ini mengalami gangguan maka suhu proses yang berkisar 255-260oC tidak tercapai, akibatnya proses penguapan ALB yang bersifat volatil pada suhu tinggi pun terhambat dan menyebabkan kenaikan kadar ALB. Sedangkan, gangguan mati listrik akan menyebabkan mesin produksi berhenti dan penyalaan genset juga membutuhkan waktu yang mengakibatkan terdapat jeda dimana proses tidak berada dalam kondisi yang optimal. Hal ini juga berpengaruh terhadap kadar ALB pada produk yang dihasilkan.

2. Bahan

Faktor yang paling berpengaruh pada bahan baku adalah kadar ALB awal pada CPO. Kadar ALB awal yang tinggi akan membutuhkan setting alat dan kondisi proses yang lebih tinggi dalam menghilangkan kadar ALB-nya. Oleh karena itu, incoming CPO harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi bahan baku yang telah ditentukan.

3. Metode

Setting mesin yang kurang tepat dapat menyebabkan naiknya kadar ALB produk RBDPO. Kecepatan laju alir proses, suhu pemanasan serta tekanan vakum yang digunakan harus disesuaikan dengan kadar ALB awal pada CPO yang digunakan. Perawatan mesin khususnya pada sensor- sensor yang terdapat pada mesin harus dilakukan secara teratur. Kalibrasi pada sensor-sensor ini juga harus dilakukan secara berkala agar tidak terjadi salah dalam pembacaan kondisi proses aktual. Sensor yang kotor atau rusak memberikan data yang kurang akurat dan dapat mempengaruhi

keputusan operator dalam mengambil tindakan. Sebagai contoh, apabila tekanan vakum naik, operator seharusnya mengantisipasi dengan menurunkan laju alir proses. Apabila sensor kotor, nilai aktual tekanan vakum tidak dapat diketahui sehingga operator mungkin baru mengambil tindakan setelah pengujian sampel per jam dilakukan oleh bagian Quality Control. Tindakan pengendalian yang terlambat menyebabkan terdapatnya produk yang sudah keluar dari spesifikasi dan memerlukan rework proses.

Di sisi lain, faktor ketelitian analisis yang dilakukan oleh bagian Quality Control juga merupakan faktor yang sangat penting. Hasil analisis ini yang digunakan sebagai patokan operator dalam mengambil langkah pengendalian proses. Apabila nilai hasil analisis kadar ALB masih stabil meskipun terdapat gangguan dalam sistem produksi, maka operator tidak perlu merubah setting proses. Oleh karena itu, ketelitian analisis harus selalu dijaga dengan melakukan kalibrasi terhadap alat pengujian serta standarisasi pada larutan atau pereaksi yang digunakan. Selain itu, faktor ketelitian alat juga perlu diperhatikan.

4. Manusia

Faktor manusia yang berpengaruh terhadap mutu produk yang dihasilkan diantaranya adalah keahlian pekerja, motivasi, awareness, dan kedisiplinan. Keahlian pekerja khususnya pada bagian operator refinery sangat berpengaruh pada pengendalian proses produksi. Operator yang terampil dan berpengalaman akan dengan sigap melakukan tindakan koreksi yang tepat bila terjadi hal yang di luar standar.

Motivasi dari pekerja juga akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Rasa nyaman dalam bekerja harus diciptakan agar dapat bekerja dengan baik. Kejenuhan kerja juga harus dihindari dengan menerapkan sistem rolling serta sesekali memberikan tugas yang berbeda kepada pekerja agar pekerja tidak merasa kehilangan tantangan dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu cara untuk mempertahankan motivasi pekerja adalah dengan menerapkan sistem reward yang tepat.

Sistem jam kerja yang menggunakan shift membuat pengawasan dari atasan tidak dapat dilakukan secara terus menerus. Hal ini dapat

mengakibatkan kedisiplinan kerja serta awareness pekerja menurun khususnya pada shift 3 (jam kerja 23.00-07.00). Menurunnya kedisiplinan dan awareness pekerja ini tentu berpengaruh terhadap kinerja. Ketelitian analisis yang dilakukan oleh analist dapat berkurang, sedangkan kesigapan operator dalam menghadapi masalah juga tidak maksimal. Oleh karena itu, selain sistem reward, perlu juga diberlakukan sistem punishment yang efektif.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 8 minggu terhitung mulai 12 Maret - 6 Mei 2007, terdapat beberapa faktor yang dominan dalam menyebabkan naiknya kadar ALB. Beberapa faktor penyebab tersebut adalah steam boiler yang tidak stabil, HP boiler yang bermasalah serta padamnya listrik dari PLN. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam diagram Pareto pada Gambar 25, sedangkan data hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 6.

C o u n t P e rc e n t masalah Count 14, 3 Cum % 42, 9 71, 4 85, 7 100, 0 6 4 2 2 Percent 42, 9 28, 6 14, 3 lain-lain HP boiler bermasalah

mat i list rik st eam boiler drop

14 12 10 8 6 4 2 0 100 80 60 40 20 0

Gambar 25. Diagram Pareto penyebab kenaikan kadar ALB RBDPO

Diagram Pareto digunakan untuk memusatkan perhatian pihak manajemen atau digunakan dalam membuat prioritas langkah perbaikan yang akan diambil. Hasil analisis dari Gambar 25 menunjukkan faktor penyebab

kenaikan ALB yang paling dominan adalah turunnya tekanan steam boiler yang menyebabkan tekanan vakum tidak stabil. Penurunan tekanan steam boiler ini mungkin disebabkan oleh kualitas batubara yang jelek atau pemakaian steam yang melebihi kapasitas.

Dokumen terkait