A. Batas Tapak dan Geografis
4.5 Analisis SWOT
4.5.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Jalur Sepeda di Sentul City
Penentuan strategi pengelolaan ini salah satunya adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Faktor internal terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Caranya adalah dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki oleh Jalur Sepeda berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen dan pengguna sepeda serta hasil penyebaran kuisioner.
4.5.1.1Faktor Internal: Kekuatan (Strength) a. Jalur sepeda sudah tersedia
Sentul City sudah mempunyai jalur sepeda untuk memfasilitasi pengguna sepeda di Sentul City. Jalur sepeda ini termasuk tipe bicycle lane yaitu jalur sepeda yang berada pada satu badan jalan dengan jalur kendaraan bermotor namun dipisahkan oleh garis marka jalan. Jalur ini terletak pada sebelah kiri badan jalan. Antara jalur kendaraan bermotor dengan jalur sepeda dipisah dengan menggunakan garis marka berwarna kuning.
b. Sign system yang mendukung
Fasilitas sign system yang ada di jalur sepeda Sentul City sudah cukup memadai. Rambu-rambu ini antara lain berupa pavement marking (bike and separate arrow marking) dan rambu lalu lintas jalur sepeda. Pavement marking diletakkan selang seling dengan rambu lalu lintas sepeda setiap 200 meter.
c. Taman sepanjang jalur sepeda
Sentul City mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai pemrakarsa taman terluas di jalan utama. Jalur sepeda terdapat pada jalan MH. Thamrin yang termasuk pada jalan utama Sentul City. Taman berada di sepanjang jalur sepeda, mulai dari taman di kanan kiri jalan sampai taman di median jalan. Pengguna sepeda dapat merasakan kenyamanan saat bersepeda di Sentul City.
d. Eco-Art Park
Eco-art Park merupakan salah satu rencana pembangunan yang dapat menunjang Sentul City sebagai Eco City (Gambar 20). Eco-art Park yang memiliki luas kurang lebih 3 hektar ini direncanakan menjadi pusat dari istirahat para pengguna sepeda, disamping sebagai tempat wisata edukasi. Pada tempat ini akan dibangun kamar mandi, tempat beristirahat, tempat makan, dan tempat parkir sepeda. Selain itu, disini terdapat floating market dan wisata kuliner Bondan Winarno yang diharapkan akan menambah minat pesepeda untuk bersepeda di Sentul City.
Gambar 20. Eco-Art Park Sedang Dalam Pembangunan e. Sumber daya manusia sebagai pengelola lanskap
Sentul City memiliki anak perusahan yang bergerak dalam bidang pengelolaan kota yaitu PT. Sukaputra Graha Cemerlang (SGC). Ruang lingkup kerjanya
adalah lingkungan, listrik, jalan, dan fasilitas umum lainnya di kawasan Sentul City sehingga kondisi lanskap di sepanjang jalan dapat terpelihara dengan baik.
f. Jalur sepeda yang dirancang untuk keamanan pesepeda
Jalur sepeda yang sudah dibangun tidak ditemukan pada beberapa titik rawan di Sentul City. Seperti pada putaran depan Marketing Office. Untuk menuju tempat ini, pengguna sepeda harus mengikuti jalur sepeda yang memutar ke arah jalan Jendral Sudirman dan melewati Eco-art Park. Hal ini akan meminimalisir kecelakaan yang terjadi.
4.5.1.2Faktor Internal: Kelemahan (Weakness) a. Tidak semua jalan memiliki jalur sepeda
Sentul City memiliki beberapa jalan utama, diantaranya adalah jalan MH. Thamrin, jalan Siliwangi, dan jalan Bali Raya. Jalur sepeda hanya terdapat pada jalan MH. Thamrin dan Jendral Sudirman saja. Selain itu, belum ada jalur sepeda yang jelas untuk menuju ke tempat tujuan pengguna sepeda selanjutnya, seperti menuju ke KM 0, Gunung Pancar, Puncak, dan sebagainya. Hal ini membuat pengguna sepeda merasa kurang aman karena tidak adanya jalur sepeda di jalan lain (Gambar 21). Selain itu, belum ada jalur sepeda yang menghubungkan cluster-cluster di Sentul City.
Gambar 21. Pengguna Sepeda yang Mengendarai di Tengah Jalan Siliwangi b. Fasilitas penunjang jalur sepeda kurang
Tempat parkir sepeda dan tempat untuk beristirahat sejenak sangat kurang disini. Pengguna sepeda lebih memilih untuk membaringkan sepedanya di tanah
dan duduk di taman sekitar jalur sepeda disbanding beristirahat di shelter. Hal ini dikarenakan tidak adanya tempat parkir sepeda di shelter atau di tempat lainnya selain di Plaza Niaga 1. Tempat parkir yang berupa 2 buah rak sepeda ini kurang strategis dan tidak ada papan informasinya, sehingga pengunjung mengalami kebingungan dimana dia akan memarkirkan sepedanya saat beristirahat.
c. Alih fungsi jalur sepeda
Jalur sepeda adalah jalur yang diperuntukan untuk sepeda. Pada kenyataannya, jalur sepeda sudah beralih fungsi menjadi tempat berjualan dan tempat parkir. Kendaraan bermotor yang parkir di jalur sepeda itu cukup banyak. Sedangkan, peraturan yang ada adalah tidak boleh parkir di pinggir jalan lebih dari 5 menit. Hal ini membuat pengguna sepeda merasa tidak aman dan tidak nyaman.
d. Tidak ada pengelolaan khusus pada jalur sepeda
Pengelolaan jalur sepeda di Sentul City masuk pada pengelolaan jalan utama, tidak ada pengelolaan khusus untuk jalur sepeda, pengelolaan hanya berupa sapu jalan apabila terdapat daun yang gugur. Tidak ada pengelolaan pada sign system yang sudah ada, sehingga papan rambu lalu lintas sepeda rusak dan menjadi tempat vandalisme.
e. Jalur sepeda Sentul City susah dijangkau dengan sepeda
Lokasi Sentul City termasuk lokasi yang strategis, tetapi apabila menggunakan sepeda, lokasi ini termasuk lokasi yang susah dijangkau. Jalur sepeda di Sentul City ramai pengunjung pada hari Sabtu dan Minggu. Kebanyakan pengunjung datang dari luar Sentul City dengan menggunakan mobil (Gambar 22).
Jalur ini susah untuk dijangkau oleh masyarakat luar yang tidak memiliki kendaraan pribadi, karena harus melewati jalan tol. Angkutan umum yang melalui jalan non-tol rata-rata tidak memperbolehkan penumpangnya untuk membawa sepeda. Selain itu, jalan menuju Sentul City belum terdapat jalur khusus sepeda yang membuat kurang aman pesepeda untuk bersepeda di jalan raya. Berdasarkan hasil kuisioner, bagi masyarakat yang ingin bersepeda di Sentul City tapi tidak memiliki mobil, cukup susah untuk menjangkau tempat ini.
4.5.1.3Faktor Eksternal : Peluang (Opportunity) a. Berkembangnya gaya hidup bersepeda
Saat ini sedang berkembang “Bike to Work, Bike to school, dan sejenisnya”, ini membuat masyarakat berminat untuk bersepeda. Selain karena polusi yang makin bertambah karena kendaraan bermotor, macet juga menjadi alesan pesepeda untuk beralih ke kendaraan tanpa mesin ini. Masyarakat dari luar Sentul City banyak yang datang ke Sentul City untuk bersepeda. Hari yang biasa ramai oleh pengguna sepeda adalah Sabtu dan Minggu.
b. Dekat dengan tempat tujuan pesepeda
Rute yang digunakan oleh pengguna sepeda di Sentul City adalah downhill, uphill, cross country menuju ke KM 0, Gunung Pancar, Puncak, dan lainnya. Sentul City sering menjadi tempat start, sehingga untuk menuju tempat tersebut, pesepeda memarkirkan kendaraannya di Sentul City, lalu bersepeda ke tempat tujuan selanjutnya. Setelah selesai, mereka bersepeda kembali ke Sentul City untuk beristirahat.
c. Antusiasme pesepeda dari luar penghuni Sentul City yang besar
Antusiasme ini diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada pengguna sepeda di Sentul City. Didapatkan lebih dari 50% pengguna sepeda berasal dari luar Sentul City. Banyaknya pengguna sepeda yang datang ke Sentul City untuk berolahraga dengan menggunakan sepedanya di hari Sabtu dan Minggu. Mereka datang dengan menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan sepeda langsung dari tempat mereka.
4.5.1.4Faktor Eksternal : Ancaman (Threat)
a. Vandalisme oleh pengunjung
Vandalisme adalah kegiatan yang dapat merusak fasilitas-fasilitas yang sudah ada, seperti penempelan iklan pada signage, mencorat-coret jalan, dan sebagainya. Hal ini harus dilakukan pengelolaan secara intensif agar perilaku pengunjung ini dapat diatasi.
b. Pengguna jalur sepeda merusak taman
Tempat parkir dan tempat istirahat di sepanjang jalur sepeda Sentul City sangat terbatas jumlahnya. Hal ini menyebabkan pengguna sepeda lebih memilih beristirahat dan memarkirkan sepedanya di taman. Taman yang ada di sepanjang jalur sepeda dapat dirusak pengguna sepeda yang beristirahat sembarangan di sekitar jalur sepeda.
c. Iklan kendaraan bermotor meningkat
Iklan adalah salah satu alat untuk mempromosikan produk kepada konsumennya. Iklan dapat mempengaruhi orang untuk menggunakan dan membeli produk atau jasa tersebut. Iklan kendaraan bermotor yang semakin meningkat dapat mengancam jalur sepeda, karena semakin banyak orang yang terpengaruh untuk menggunakan kendaraan bermotor.