• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

5. Kekuatan Pemasok

4.6 Analisis SWOT

4.6.1 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha kecil tenun ulos. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

a. Identifikasi faktor kekuatan

Usaha tenun ulos Mutiara Manalu merupakan salah satu usaha tenun yang sudah termasuk lama berdiri di Jalan Farel Rura Pasar nomor 16 Tarutung. Adapun lokasi usaha ini tidak terlalu jauh dari pinggir jalan raya sehingga dekat dengan akses transportasi sehingga mudah untuk mendapatkan bahan produksi dan juga daerah ini merupakan daerah yang aman.

Kualitas benang yang digunakan usaha tenun Mutiara Manalu adalah benang yang memiliki kualitas baik yang disebut dengan benang saratus. Berbeda dengan benang yang digunakan petenun lainnya. Untuk menghasilkan sebuah tenun yang baik Mutiara Manalu mempunyai kreativitas dalam memadupadankan warna.

b. Identifikasi faktor kelemahan

Usaha tenun ulos Mutiara manalu masih memiliki pola pikir yang dimanajemen sebagai petenun. Mutiara Manalu tidak mau menggunakan pinjaman koperasi sebesar Rp5.000.000,00/tahun yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang mata pencahariannya sebagai petenun. Mereka juga tidak mau mengikuti pelatihan yang

diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Usaha ini merasa selalu kekurangan modal dalam melakukan pengembangan usaha.

Usaha ini juga belum mempunyai manajemen waktu yang baik dalam melakukan kegiatan produksi. Biasanya mereka bekerja tergantung keinginan mereka yang mengakibatkan akan adanya penolakan permintaan. Dari segi pencatatan keuangan, usaha ini belum melakukan pencatatan keuangan tidak pernah mencatat apapun yang terjadi didalam proses perjalanan usaha.

Untuk dapat memperoleh pasar yang lebih luas maka seharusnya usaha ini mempunyai sistem pemasaran. Namun hal ini tidak dilakukan oleh Mutiara Manalu karena tidak langsung menghadapi konsumen.

Tabel 4.1

Matriks IFAS

Faktor Strategi Internal Bobo Rat Bobot x Rating

Kekuatan

1. Menghasilkan produk berkualitas.

2. Keterampilan yang sudah matan kreativitas dalam memadupad warna.

3. Suasana lingkungan kerja yang a 4. Produk yang dihasilkan bernila

tinggi.

5. Dekat dengan sarana transportas

0, 20 0,15 0,05 0,10 0,05 4 3 1 4 2 0,60 0,60 0,05 0,40 0,10 Subtotal 0,6 1,75 Kelemahan

1. Tidak mau mengikuti pelatiha menggunakan dana koperasi. 2. Belum memiliki karyawan. 3. Tidak memiliki sistem penc

keuangan.

4. Tidak mempunyai manajemen baik.

5. Kelangsungan usaha terga penampung.

6. Tidak memiliki system pemasara

0,10 0,15 0,05 0,05 0,05 0,05 1 3 4 2 2 3 0,10 0,45 0,20 0,10 0,10 0,15 Subtotal 1,1 Total 1,00 2,85

Sumber: Data diolah peneliti, 2014

Dari table 4.2 menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki lebih besar daripada kelemahannya. Adapun subtotal untuk kekuatan adalah 1,75 sedangkan kelemahannya adalah 1,1. Selisih daripada kekuatan dan kelemahan adalah sebesar 0,65. Skor total matriks IFAS sebesar 2,85 menunjukkan posisi usaha kecil berada pada posisi baik dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk dapat mengatasi kelemahan.

b. Faktor Peluang

Perkembangan usaha tenun merupakan peluang besar bagi pemilik modal yang cukup. Adanya bentuk kepedulian pemerintah dalam memperkenalkan hasil-hasil tenun ulos dapat menjadi peluang bagi usaha tenun Mutiara Manalu karena secara tidak langsung pemerintah berperan dalam mendukung petenun.

Perkembangan zaman juga mempengaruhi pola pikir masyarakat bahwa saat ini ulos digunakan bukan hanya dalam acara adat Batak. tetapi dalam berbagai acara, dapat digunakan sebagai bentuk kenangan, penghargaan, dan penghormatan, juga digunakan untuk acara religi bahkan sudah digunakan sebagai busana dengan desain yang indah.

Dari segi teknologi, usaha ini seharusnya mampu memasarkan produk yang mereka hasilkan supaya dikenal oleh masyarakat luas. Saat ini tenun Batak sudah mulai diperkenalkan hingga ke luar negeri. Mutiara Manalu memiliki kemampuan dalam menghasilkan berbagai bentuk tenun lainnya, seperti sarung, bakal jas, dan selendang. Seiring dengan berjalannya waktu usaha ini berjalan sudah cukup lama yaitu sekitar 40tahun, dan sudah mempunyai memiliki penampung khusus, sehingga hasil tenun tidak pernah tertahan.

c. Identifikasi faktor ancaman

Ketidakstabilan perekonomian dapat menjadi ancaman, karena dengan naiknya harga bahan bakar minyak maka secara otomatis juga akan mempengaruhi kenaikan harga pada berbagai hal termasuk kenaikan harga benang yang digunakan sebagai bahan pokok dalam bertenun.

daripada menggunakan tenun tradisional. Namun, jika dibandingkan dari segi kualitas, tenun tradisional jauh lebih baik hasilnya dibandingkan tenun mesin.

Perubahan pola pandang masyarakat terhadap ulos juga termasuk menjadi salah satu ancaman bagi usaha tenun ulos Mutiara Manalu. Pada zaman dahulu, dalam adat Batak itu dikenal dengan adanya pemberian ulos sebagai bentuk kado kepada yang menikah, namun seiring pergeseran pola pikir saat ini sudah tidak jarang lagi digunakan sarung atau benda bentuk lain sebagai pengganti ulos.

Usaha tenun Mutiara Manalu tidak begitu dikenal oleh masyarakat secara umum, sehingga langganan tetap mereka adalah penampung. Menurut pengakuan Mutiara Manalu bahwa dalam menjual suatu produk terhadap penampung terdapat penawaran yang kuat oleh penampung. Hal ini tidak dapat dibantah sebab apabila tidak sesuai dengan permintaan oleh penampung, hasil tenun mereka tidak akan laku dan tentunya modal akan tertanam dalam hasil tenun tersebut.

Table 4.2 Matriks EFAS

FAKTOR STRATEGI EKSTERN BOBOT RATING BOBOT x RATING

Peluang

1. Pinjaman koperasi.

2. Permintaan yang selalu ada. 3. Acara-acara Pesta/adat. 4. Memiliki pelanggan tetap.

5. Semakin canggihnya Teknologi. 6. Kepedulian pemerintah dalam memperkenalkan tenun ulos. 7. Kemampuan dalam

memproduksi berbagai jenis tenun lain.

8. Tenun Batak sudah semakin terkenal 0,05 0,05 0,05 0,10 0,05 0,10 0,15 0,10 3 3 2 2 3 3 3 3 0,15 0,15 0,10 0,20 0,15 0,30 0,45 0,30 Sub total 0,65 1,8 Ancaman

1. Hadirnya tenun mesin.

2. Produk substitusi.

3. Kekuatan tawar pembeli.

4. Kenaikan harga bahan baku 5. Pergeseran pola pandang

terhadap ulos.

6. Hadirnya pemasok ulos tenun mesin dari daerah lain

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,10 3 3 2 2 4 1 0,15 0,15 0,10 0,10 0,20 0,10 Subtotal 0,35 0,80 Total 1,00 2,6

Sumber: Data diolah peneliti, 2014

Tabel 4.2 Matriks faktor eksternal usaha tenun ulos Mutiara Manalu menunjukkan bahwa peluang yang dimiliki lebih besar daripada ancaman. Peluang memiliki subtotal 1,8 dan ancaman yang dimiliki sebesar 0,80. Dari hasil tersebut dapat selisisihnya sebesar 0,9 . Skor total matriks EFAS sebesar 2,6 menunjukkan posisi ini berada pada posisi

Diagram Cartesius

Dari hasil analisis diatas bahwa strategi pengembangan usaha dapat dilihat didalam diagram berikut.

Diagram 4.1 Diagram Analisis SWOT

Sumber : diolah oleh peneliti (2014)

Dari diagram diatas menunjukkan bahwa posisi usaha tenun ulos berada pada kuadran I yaitu posisi ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang perlu diterapkan adalah strategi agresif. Usaha tenun ini perlu melakukan strategi agresif yang dapat disesuaikan dengan kondisi usaha yaitu: strategi pengembangan pasar, dan strategi diversifikasi.

0,9

0,65

S (1,75) W (1,1) T (0,8) O (1,75)

IV. Strategi Diversivikasi II.Strategi Turn-Around

III.Strategi Defensif

Dokumen terkait