• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Kekuatan Pemasok

4.5 Matriks SWOT Usaha Kecil Tenun Ulos

Tabel 4.3

Matriks SWOT Usaha Tenun Ulos

Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (S) 1. Menghasilkan produk berkualitas.

2. Keterampilan yang sudah m dan kreativitas memadupadankan warna. 3. Suasana lingkungan kerja

aman.

4. Produk ya ng dihasilkan b seni yang tinggi.

5. Dekat dengan sarana transpo

Kelemahan (W)

1. Tidak mau mengikuti pelat 2. Tidak memiliki karyawan. 3. Tidak memiliki s

pencatatan keuangan 4. Tidak mempunyai mana

waktu yang baik

5. Kelangsungan usaha terga pada penampung.

Peluang (O)

1. Pinjaman koperasi.

2. Permintaan yang selalu a 3. Acara-acara Pesta.

4. Memiliki pelanggan tetap

5. Semakin cangg Teknologi. 6. Kepedulian pemerintah memperkenalkan tenun u 7. Kemampuan memproduksi berbagai tenun lain.

8. Tenun Batak semakin ter

SO

1. Mempertahankan kualitas tenun untuk menjaga hub baik dengan penampung m konsumen.

2. Manfaatkan pinjaman ko untuk mengembangkan usah 3. Menjalin hubungan baik d pemerintah juga pada pemas 4. Berusaha memenuhi permin

WO 1. Mengikuti pelatihan menggunakan dana ko yang disediakan pemerintah. 2. Melakukan pembelian bahan baku. 3. Memanfaatkan teknologi media sosial untuk memp

jaringan pasar.

Ancaman (T)

1.Hadirnya tenun mesin 2.Produk substitusi

3.Kekuatan penawaran pemb 4.Kenaikan harga Bahan bak 5.Pergeseran pola pa terhadap ulos

6. Hadirnya pemasok ulos mesin dari daerah lain.

ST

1. Tingkatkan kreativitas dan

mempertahankan kualitas tenun.

2. Mempertahankan nilai seni ulos.

3. Mengembangkan st

pemasaran.

WT

1. Tetap menghasilkan p yang bermutu tinggi.

2. Mengikuti pelatihan melakukan pembelian bahan baku

3. Memenuhi perm

penampung/konsumen menjaga hubungan yang ba

Dari tabel diatas, strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Strategi SO

Strategi ini dengan memanfatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berusaha untuk mampu mengatasinya dan mengubahnya menjadi suatu peluang.

1. Mempertahankan kualitas hasil tenun untuk menjaga hubungan baik dengan penampung maupun konsumen

Dengan adanya kualitas yang baik yang dihasilkan maka penampung akan tetap membeli hasil tenun dari Mutiara Manalu. Selain itu, Mutiara Manalu juga mendapatkan permintaan dari konsumen langsung sehingga Mutiara Manalu seharusnya memberikan kualitas produk yang terbaik. Dengan demikian biasa saja permintaan akan terus meningkat karena adanya komunikasi konsumen melalui mulut ke mulut.

2. Manfaatkan pinjaman koperasi untuk mengembangkan usaha

Adanya modal yang disediakan oleh pemerintah setempat memberikan peluang kepada Mutiara Manalu untuk menambah Modal agar dapat mengembangkan usaha. Modal yang diberikan pemerintah setempat tidak mendapat bunga sebesar Rp5.000.000 juta/tahun.

3. Menjalin hubungan baik dengan pemerintah juga pada pemasok

Hubungan yang baik dengan pemasok ini diperlukan untuk menjaga keberlangsungan kegiatan usaha tenun apabila sewaktu-waktu Mutiara Manalu tidak memiliki modal. Hubungan yang baik dengan pemerintah berguna agar pemerintah mau

memberikan peluang kepada Mutiara Manalu untuk mengikuti acara pameran di daerah Tapanuli Utara ataupun di luar daerah.

4. Berusaha memenuhi permintaan

Permintaan yang datang dari penampung dan konsumen seharusnya dipenuhi. Hal ini memberi peluang bahwa hasil produksi Mutiara Manalu semakin dikenal oleh masyarakat.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

1. Mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pemerintah

Sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah Tapanuli Utara dalam mendukung dan membangun para petenun maka dilaksanakanlah program pelatihan dan pengembangan usaha tenun dalam waktu tertentu untuk setiap tahunnya. Program ini dilaksanakan di Sopo Partukkoan tanpa pemungutan biaya yang diselenggarakan oleh dinas perindustrian dan dinas koperasi Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam program ini terdapat 2 bagian kegiatan yaitu: (1) program pelatihan dalam rangka peningkatan pemahaman para petenun dengan mengundang para petenun senior. Pelatihan ini bertujuan bagaimana supaya para petenun itu mampu menghasilkan tenun dengan kualitas yang lebih baik (2) pemahaman pengembangan usaha, yang dilaksanakan dengan mengundang para pembicara dari luar kota.

Dalam hal ini diajarkan para petenun agar memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat mengembangkan usaha tenun mereka. Sehingga para petenun itu tidak memiliki

pikir hanya sebagai petenun. Selain itu, pemerintah juga menyediakan pinjaman sebesar Rp5.000.000/tahun untuk para petenun dengan tidak dibebankan biaya bunga pinjaman serta pemerintah juga mengadakan program untuk memberikan sumbangan kepada petenun dengan memberikan bantuan benang. Dengan adanya program ini, maka seharusnya dapat membantu agar usaha tenun Mutiara Manalu semakin mampu untuk bertahan ditengah ancaman yang berasal dari luar usaha serta dapat mengambangkan usahanya agar mendapat untung yang lebih besar.

2. Melakukan pembelian stok bahan baku

Adanya ketidakstabilan harga bahan baku yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak menyebabkan kenaikan harga. Seiring dengan hal itu pula dibarengi dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tenun ulos dan pembuatan tenun lainnya. Adapun kenaikan harga ini sangat berdampak untuk kegiatan produksi ulos. Terutama untuk kenaikan harga benang yang menjadi dasar dalam pembuatan tenun ulos. Pembelian stok bahan baku ini diperlukan apabila sewaktu-waktu harga bahan baku mengalami kenaikan harga. Ada kalanya petenun tidak memiliki uang yang cukup apabila terjadi kenaikan harga bahan baku yang mengakibatkan petenun merasa kebingungan untuk membeli bahan baku persediaan tenun. Sehingga apabila dilakukan pembelian stok bahan baku maka dampak kenaikan harga bahan bahan bakar minyak tidak menggangu aktivitas bertenun seperti biasanya.

3. Menyarankan supaya pemerintah memperkaya informasi tentang ulos.

Program ini dimaksudkan agar para generasi muda dan masyarakat semakin mengetahui bahwa ulos itu mempunyai nilai yang tinggi. Rendahnya partisipasi para generasi muda dalam melestarikan tradisi tenun di tanah Batak menjadi salah satu

permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya. Hal ini diakibatkan bahwa generagi muda pada umumnya menganggap bahwa ulos itu sesuatu yang tidak begitu penting kecuali digunakan dalam acara adat saja.

Dalam upaya membangkitkan partisipasi generasi muda dalam melestarikan ulos sebagai budaya suku Batak, pemerintah dapat melaksanakan program seminar di kampus atau sekolah-sekolah menengah pertama atau sekolah menengah ke atas, pameran hasil tenun dan membuat acara fashion show dengan menggunakan rancangan-rancangan pakaian dari hasil tenun.

Rangkaian acara dapat dilaksanakan seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir yakni membahas asal-usul ulos, bagaimana teknik pembuatan ulos, jenis-jenis ulos, apa yang menjadi fungsi ulos, bagaimana keberadaan ulos saat ini, serta apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan tenun ulos sebagai produk kesenian Indonesia yang berasal dari tanah Batak.

Strategi ST

Strategi ini dalam rangka menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan.

1. Tingkatkan kreativitas dan tetap mempertahankan kualitas hasil tenun

Hasil tenun yang berkualitas akan memberikan kepuasan tersendiri bagi seorang konsumen. Kualitas hasil tenu dapat dilihat dari benang yang digunakan, serta kerapian tenun ulos. Adapun kreativitas yang dapat dilakukan oleh Mutiara Manalu adalah dengan membuat hasil tenun ulos dengan lebih rapi dan membuat motif-motif yang lebih menarik dalam tenun seperti membuat padanan warna yang pas, membuat motif bunga, motif

Karena menurut observasi yang pernah saya lakukan bahwa konsumen dalam pembelian ulos cenderung melihat padanan warna ulos yang cocok, motif, tekstur, dan lebar ulos. Strategi ini dilakukan guna mempertahankan posisi keberadaan tenun ulos Mutiara Manalu dan mampu bersaing dengan hasil tenun lainnya.

2. Mempertahankan nilai seni dalam ulos

Dalam bertenun diharapkan bahwa para petenun tetap memelihara nilai seni yang terkandung didalam ulos itu sendiri termasuk proses pembuatannya harus tetap dipelihara dari alat tradisional dan walaupun prosesnya agak rumit.

3. Mengembangkan strategi pemasaran

Pemasaran yang tidak dipahami oleh Mutiara Manalu membuat penampung sesuka hati dalam menentukan harga. Sementara penampung memberikan harga yang jauh lebih mahal kepada konsumen. Akibat dari kurangnya pemasaran maka usaha Mutiara Manalu tidak mengalami peningkatan.

Strategi pemasaran diperlukan untuk memperluas jaringan kepada konsumen. Dengan tujuan agar tidak lagi menggantungkan diri kepada penampung. Pengembangan strategi pemasaran ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial seperti internet agar usaha Mutiara Manalu semakin dikenal oleh masyarakat luas. Pada media internet dapat dicantumkan foto-foto hasil tenun agar dapat dilihat oleh masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, Mutiara Manalu dapat mengembangkan ide untuk membuat sistem pemesanan melalui media handphone, facebook, gmail dan lain sebagainya.

Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat devensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

1. Tetap menghasilkan produk yang bermutu tinggi.

Sebagai salah satu karya seni yang dinilai memiliki seni yang tinggi maka sebaiknya juga dibarengi dengan kualitas yang tinggi. Hal ini supaya pelanggan tetap percaya kepada Mutiara Manalu. Mutu tersebut dapat dilihat dari kualitas benang yang digunakan. Saat ini masyarakat menginginkan agar tenun itu terbuat dari benang yang memiliki warna benang yang beragam yang dapat dipadukan untuk menghasilkan tenun yang memiliki warna menarik dan tidak luntur.

Saat ini Mutiata Manalu tidak hanya menghasilkan tenun ulos. Tetapi ada juga dalam bentuk lain yaitu tenun sarung dan selendangnya, dan tenun bakal jas. Sehingga apabila hasil tenun berada dalam kualitas yang baik, maka apabila digunakan dalam bentuk lain (bukan ulos) maka pengguna merasa nyaman, dan apabila dicuci warna tenun tersebut tidak langsung luntur dan pudar. Sehingga dapat digunakan berkali-kali karena dapat dicuci.

2. Mengikuti pelatihan dan melakukan pembelian stok bahan baku

Bentuk kepedulian pemerintah kabupaten Tapanuli Utara terwujud dalam pengadaan pelatihan kepada masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai petenun, serta memberikan pinjaman koperasi tanpa bunga. Hal ini bertujuan untuk membantu para petenun agar mampu mengembangkan usahanya. Pinjaman koperasi termasuk membantu kepada petenun.

3. Memenuhi permintaan penampung/konsumen untuk menjaga hubungan yang baik. 4. Sesuai dengan kondisi yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa adanya ketidakmampuan Mutiara Manalu dalam memenuhi permintaan konsumen dengan adanya penolakan pesanan yang dilakukan oleh penampung adalah salah satu hal yang memiliki dampak buruk bagi keberlangsungan usaha Mutiara Manalu. Sehingga pesanan tersebut dapat dialihkan kepada petenun lain. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membatasi dalam mengembangkan usaha.

Agar hubungan baik dengan penampung dan konsumen tetap terjalin baik maka Mutiara Manalu seharusnya memenuhi permintaan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat manajemen yang baik dan melakukan penambahan karyawan. Manajemen waktu yang baik dapat memberikan nilai positif bagi Mutiara Manalu contohnya : mampu menyelesaikan target pesanan, tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia, dan mampu membuat hasil tenun lebih baik dengan membuat motif-motif baru.

4.7 Pembahasan

Usaha tenun merupakan salah satu usaha yang termasuk dalam usaha kecil. Usaha tenun Mutiara Manalu dapat menghasilkan beberapa jenis tenun yaitu tenun ulos, tenun sarung, tenun selendang, dan tenun bakal jas.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada usaha Mutiara Manalu yaitu analisis terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) bahwa pada tabel 4.3 yaitu matriks internal Analysis Summary (IFAS), adapun subtotal untuk faktor kekuatan mendapat 1,75 sedangkan kelemahannya adalah 1,1. Sedangkan pada tabel 4.4 Matriks Eksternal Analysis Summary (EFAS) mendapat hasil bahwa faktor peluang memiliki subtotal 1,8 dan ancaman yang dimiliki sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi Usaha Tenun Ulos pada diagram analisis SWOT terletak dikuadran I dengan strategi agresif yaitu strategi pertumbuhan.

Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Yulie A.C. Hutagalung (2013) dengan judul “ Strategi pengembangan Bisnis Studi pada RM Minang Setia Jalan Jamin Ginting No. 326, Medan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa strategi yang perlu diterapkan untuk pengembangan bisnis RM Minang Setia Jalan Jamin Ginting No. 326, Medan adalah strategi agresif yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Muttaqin dengan judul skripsiAnalisis SWOT pada Pelaku Usaha Kerajinan Khas Daerah di Area Komplek Citra Niaga Samarinda”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa setelah dievaluasi dengan menggunakan matriks SWOT maka diketahui pelaku usaha

terlihat bahwa pelaku usaha berada dalam tahap perkembangan maju karena faktor peluang dan kekuatan yang sangat berpengaruh terhadap usaha ini meskipun ancaman dan kelemahan yang selalu ada dalam usaha ini. Strategi yang digunakan pelaku usaha kerajinan khas daerah pada kuadran I adalah strategi Growth Oriented Strategy, dimana dalam strategi ini pelaku usaha diharapkan agar bisa mempertahankan keadaaan usaha yang sudah mulai berkembang dengan tetap menawarkan produk-produk yang unik dan juga harga yang terjangkau serta saling bekerja sama dengan pihak pemerintah dan pengelola untuk bersama-sama memajukan usaha kerajinan khas daerah

Menurut Rangkuti (2009), Strategi agresif merupakan merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam situasi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan baik dari penjualan, aset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dicapai dengan cara, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

Sedangkan menurut Jatmiko (2004: 116), strategi agresif atau strategi ekspansi merupakan suatu keadaan dimana saatnya suatu usaha untuk melakukan pertumbuhan dengan sasaran yang beragam. Adapun alasan untuk tumbuh adalah bahwa pertumbuhan menjamin kelangsungan suatu uasaha/organisasi dalam jangka panjang, atau dengan kata lain organisasi harus tumbuh jika ingin mendapatkan survive. Adapun jenis strategi yang cocok diterapkan pada usaha Mutiara Manalu, yaitu:

1. Strategi pertumbuhan konsentrasi (penetrasi pasar)

Strategi pertumbuhan konsentrasi adalah strategi perusahaan yang memfokuskan pada bisnis produk/ jasa tunggal, yang sangat berkaitan.terdapat 3 pendekatan dasar untuk menerapkan strategi konsentrasi, yaitu: Pengembangan pasar.

2. Strategi diversifikasi.

Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi yang populer dan seringkali membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi.

BAB V

Dokumen terkait