• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 IDENTIFIKASI DAN KOMPOSISI JENIS CUCUT DAN PARI BERDASARKAN LOKASI PENELITIAN DI LAUT JAWA

4.1 Pendahuluan

Anggota dari kelas ikan bertulang rawan adalah cucut, pari, dan chimaera (cucut hantu). Berdasarkan garis evolusinya, kelas ikan bertulang rawan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok holocephalii dan Elasmobranchii (Compagno, 2001). Holocephalii merupakan kelompok yang terdiri dari chimaeras, ratfishes, elephant fishes, seluruhnya sekitar 50 spesies berukuran kecil yang hidupnya bergerombol membentuk suatu kelompok di perairan dalam yang dingin (Stevens, 2003). Elasmobranchii merupakan kelompok yang terdiri dari ikan cucut dan pari, kelompok ini memiliki diversitas yang tinggi serta dapat ditemukan di berbagai kondisi lingkungan, mulai dari perairan tawar hingga palung laut terdalam dan dari daerah laut beriklim dingin sampai daerah tropis yang hangat (Compagno, 2001).

Elasmobranchii terdiri dari 1150 spesies dengan karakteristik yang unik dibandingkan dengan kelompok ikan yang lain (Stevens, 2003). Keunikan tersebut mencakup makhluk primitif karena tulang rawannya, ukurannya yang relatif besar, dan kebiasaannya sebagai pemangsa di dalam perairan laut, membuat Elasmobranchii sebagai obyek menarik untuk dipelajari. Kelompok ikan ini bukan hanya sebagai pangan manusia, tetapi juga salah satu pesaing utama dalam jaring makanan (food webs) di laut, yaitu sebagai top predator level satu (Compagno, 2001).

Jenis ikan bertulang rawan yang memiliki nilai komersial tertinggi dan paling penting adalah cucut, hal ini disebabkan nilai siripnya yang mahal. Pemberian nama tersebut berdasarkan pada insangnya yang terletak di bagian luar dan tidak tertutup operculum seperti yang ditemukan pada ikan bertulang sejati (Bonfil, 1999 dan Myklevoll, 1999).

Tubuh Elasmobranchii modern pada umumnya memiliki panjang lebih dari satu meter, dan merupakan salah satu jenis ikan predator. Anggota Elasmobranchii dapat dibedakan dari ikan bertulang sejati karena tulang teng-koraknya tidak memiliki sutura, gigi yang tidak berfusi dengan rahang, namun

menancap pada jaringan pengikat rahang. Kelompok ini memiliki sisik tipe plakoid yang bergerigi dan terpasang secara serial di permukaan tubuh. Jenis ikan bertulang sejati sangat jarang memiliki sisik yang seperti itu. Setiap spesies cucut dan pari memiliki ciri khas pada jumlah celah insang eksternalnya, biasanya mempunyai 5 buah celah, pada beberapa spesies ditemukan enam hingga tujuh celah insang eksternal (Stevens, 2003). Celah insang pertama pada Elasmobranchii termodifikasi menjadi spirakel, yang didukung oleh lekukan insang pertama yang fungsional.

Compagno (1984) menjelaskan bahwa istilah cucut (shark) secara universal digunakan sebagai suatu terminologi untuk semua jenis Kelas Chondrichthyes selain pari (Botoidea) dan cucut hantu (Chimaeridae). Berbeda dengan Botoidea, cucut mempunyai celah (bukaan) ingsang di arah samping badan (lateral) dan sirip-sirip dada tidak menyatu dengan kepala diatas bukaan-bukaan insang. Sejumlah spesies cucut bidadari (famili Squatinidae), yang mempunyai bentuk tubuh pipih melebar seperti pari dan sirip-sirip dada mirip pari yang tidak menyatu dengan kepala, seringkali dikira sebagai pari, padahal mereka tergolong sebagai cucut

Pada Elasmobranchii tidak ditemukan paru – paru dan kantong udara namun memiliki liver pengapung, yang mengisi sebagian besar rongga badan internal. Saluran intestin spiral yang berukuran besar atau pada spesies tertentu berbentuk seperti lembaran - lembaran kertas gulung yang panjang juga ditemukan pada rongga tubuh elasmobranchia sebagai salah satu organ pencernaan (Ferno dan Olsen, 1994).

Pengetahuan tentang taksonomi dan biologi cucut dan pari serta hewan bertulang rawan pada umumnya jauh tertinggal dibandingkan dengan pengetahuan atas ikan-ikan bertulang sejati komersial penting. Namun demikian, suatu kebangkitan yang berskala luas akhir-akhir ini dalam sistematika ikan-ikan bertulang rawan, menimbulkan adanya kaji-ulang secara ekstensif dan revisi atas sejumlah kelompok utama jenis ini. Dalam hal ini Compagno (1984), pada dua bagian bukunya mengenai cucut dan pari yang diterbitkan oleh FAO telah banyak memberikan sumbangan pengetahuan. Sangat sering data statistik cucut nasional, regional dan internasional tidak dikelompokkan menurut spesies dan disatukan

41

dengan hasil tangkapan pari. Sampai dengan tahun 2000, statistik perikanan Indonesia menyajikannya sebagai produksi cucut dan pari.

Penelitian mengenai ikan cucut dan pari (Elasmobranchii) relatif masih sedikit dibandingkan dengan jenis-jenis ikan ekonomis penting (bertulang sejati) lainnya, terutama yang berhubungan dengan identifikasi jenis. Beberapa penelitian mengenai identifikasi jenis cucut dan pari diantaranya di barat Pasifik Tengah dan di perairan landas benua sebelah utara dan timur laut Australia (Sainsbury et al., 1985), dan Last dan Stevens (1994) telah mengidentifikasikan jenis-jenis ikan cucut dan ikan pari di perairan Australia. Beberapa referensi penting mengenai identifikasi ikan cucut dikemukakan oleh Last dan Stevens (1994), Compagno (1984), Stevens (2004), dan Tarp dan Kailola (1984). Khusus di Indonesia penelitian mengenai ikan cucut dan pari serta perikanannya secara menyeluruh dan berkesinambungan belum pernah dilaksanakan.

Bab ini merupakan hasil penelitian khusus tentang identifikasi ikan cucut dan pari di Laut Jawa, dalam periode waktu mulai April 2001 sampai Desember 2004. Lokasi penelitian adalah sentra produksi ikan cucut dan pari sepanjang Pantai Utara Jawa. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu:

1) Mendapatkan data secara rinci tentang jenis-jenis cucut dan pari yang didaratkan di Laut Jawa.

2) Menghitung perbandingan jumlah jenis cucut dan pari berdasarkan lokasi penelitian.

4.2 Bahan dan metode

4.2.1 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laut Jawa dengan daerah sampling sepanjang Pantai Utara Jawa, yang mewakili wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Basis lokasi penelitian ini adalah pusat-pusat pendaratan ikan cucut yang berada di Jakarta (Muara Angke dan Muara Baru), Indramayu (Indramayu dan Cirebon), Tegal, Juana, dan Brondong. Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2001 sampai Desember 2004.

Lokasi penelitian adalah tempat-tempat pelelangan ikan (TPI) yang ada di pelabuhan perikanan di pantai utara Jawa dan mendaratkan ikan-ikan hasil

tangkapan di perairan Laut Jawa. TPI dipilih berdasarkan kriteria bahwa TPI tersebut dapat mewakili baik dari jumlah atau jenis cucut dan pari yang di daratkan, jumlah dan jenis kapal penangkap yang mendarat, serta rutinitas pendaratan yang terjadi. Selain itu, penelitian juga dilakukan di kapal penangkap komersial milik pengusaha dan nelayan dengan cara mengikuti kegiatan operasi penanngkapan. Kapal yang diikuti antara lain kapal jaring dogol, jaring insang pari (liongbun) dan pancing senggol.

Penelitian ini dilaksanakan oleh tim gabungan dan merupakan kerjasama dari berbagai instansi dalam dan luar negri antara lain : CSIRO Marine Science Australia, Murdoch University Perth Australia, Pusat Penelitian Oseanologi LIPI (P3O LIPI), dan Balai Riset Perikanan Laut Jakarta

Tim peneliti gabungan ini terdiri dari berbagai institusi dalam dan luar negeri diantaranya: dua orang dari CSIRO Marine Science Australia, dua orang dari Murdoch University Perth Australia, dua orang dari Pusat Penelitian Oseanologi LIPI (P3O LIPI), tujuh orang dari Balai Riset Perikanan Laut Jakarta. Dalam kegiatan penelitian, Tim ini dibagi menjadi dua, yaitu Tim A beranggotakan dari gabungan berbagai instansi, dan Tim B beranggotakan hanya dari Balai Riset Perikanan Laut. Penulis terlibat dalam kedua tim tersebut sebagai Peneliti Indonesia. Skema penelitian identifikasi jenis cucut dan pari secara detail dijelaskan pada Tabel 2.

4.2.2 Pengumpulan data

Identifikasi jenis ikan cucut dan pari dilakukan pada skala lapangan dan laboratorium. Identifikasi dilakukan dengan cara meneliti karakter–karakter pada tubuh ikan sebagai dasar identifikasi. Penggunaan kamera digital melalui sarana komputer digunakan sebagai bahan dokumentasi dan pengamatan kembali setelah penelitian yang dilakukan di lapangan. Pengumpulan spesimen yang dilanjutkan dengan proses pengawetan dan pelabelan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pertama spesimen dikumpulkan dan diawetkan dalam tong atau bak berukuran 1 x 2 meter di masing-masing lokasi, setelah spesimen tersebut terkumpul kemudian dibawa ke Balai Riset Perikanan Laut Jakarta, untuk penelitian lebih lanjut.

43

Tabel 2. Lokasi dan waktu penelitian identifikasi cucut dan pari di Laut Jawa tahun 2001- 2004

Tahun dan Bulan

LOKASI

JAKARTA INDRAMAYU TEGAL JUANA BRONDONG

2001 April A A Juli A November A Desember A 2002 Maret A April B Mei A B B Juni A B B Juli B B B Agustus A B B September B Oktober A B B November B B B Desember B B B 2003 Januari B Februari A Maret B April A Mei B B B Juni B B B B B Juli B B B Agustus B B B September A B B Oktober B B B November B B B Desember A B B 2004 Januari B B B B B Februari B B B B B Maret A B B B B April B B B B B Mei B B B B B Juni B B B B B Juli A B B B B Agustus B B B B B September B B B B B Oktober B B B B B November B B B B B Desember B B B B B Keterangan :

A = Tim A dua orang dari CSIRO Marine Science Australia, satu orang dari Murdoch University Perth Australia, satu orang dari Pusat Penelitian Oseanologi LIPI (P3O LIPI), dan satu dari Balai Riset Perikanan Laut. B = Tim B terdiri dari tujuh orang dari Balai Riset Perikanan Laut Jakarta.

Pengumpulan data komposisi ikan dilakukan dengan cara menghitung jumlah ekor masing–masing jenis ikan pada setiap lokasi penelitian. Data jenis dan komposisi ikan disimpan dalam komputer data base penelitian dalam bentuk file Microsoft excel dan word. Identifikasi jenis ikan cucut dan pari dilakukan dengan cara meneliti karakter–karakter pada tubuh ikan sebagai dasar identifikasi dengan mengacu pada berbagai pustaka (Last dan Stevens, 1994; Compagno, 1984; dan Stevens, 2004). Teknik identifikasi jenis ikan cucut dan pari dari ordo sampai dengan tingkat famili yang disarikan dari berbagai pustaka dan studi lapangan disajikan sebagai berikut:

KUNCI PENENTUAN ORDO, FAMILI CUCUT YANG TERDAPAT DI