• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil identifikasi jenis mikroplastik dalam air menggunakan alat FT-IR akan ditampilkan dalam bentuk diagram panjang gelombang hasil mikroskopi, sedangkan untuk data

jumlah dan bentuk mikroplastik akan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan

grafik. Banyaknya mikroplastik di air permukaan dinyatakan dalam item / m

3

. Jenis

polimer yang akan dianalisa dalam sampel diantaranya PP, PS, PE dan lainnya (Lusher,

et.al. 2013). Hasil pengamatan untuk bentuk mikroplastik akan disesuaikan berdasarkan

penelitian terdahulu diantaranya film, fragment, foam, fiber, granules, pellet (Virsek,

2016). Untuk menganalisa hubungan jumlah penduduk dibantaran sungai dengan jumlah

mikroplastik digunakan aplikasi SPSS dengan metode korelasi. Kelimpahan mikroplastik

dipetakan untuk mengetahui distribusi kelimpahan mikroplastik pada aliran Sungai Sei

Sikambing dan Sungai Sei Babura. Proses pengujian dan analisa sampel dapat dilihat

pada gambar di berikut ini.

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengujian dan Analisa Sampel air

sungai

Preparasi sampel 1. ukur sampel sebanyak 250 ml

2. disaring dengan kertas whattman no 42 3. tambahkan NaCl 30% sebanyak 400 ml, diamkan 1 malam

4. tambahkan H2O2 30% 10 ml, diamkan 2 malam 5. saring menggunakan kertas whattman no 42 dengan metode vacum

6. keringkan dalam desikator selama 1 malam 7. analisa

Uji FT-IR Mikroplastik dilihat jenisnya berdasarkan panjang gelombang Analisis Mikroskop

Mikroplastik diamati dibawah

mikroskopdengan menghitung jumlah dan melihat bentuk

Hasil Jumlah dan bentuk

mikroplastik (fragment, film, fiber, foam, granules, pellet)

Hasil Jenis polimer (PE,PP, PS

Analisa data

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Eksisting Sungai

4.1.1 Sungai Sei Babura

Sungai Sei Babura merupakan salah satu anak Sungai Deli yang berada di Kota Medan. Lokasi sampling Sungai Sei Babura berada di Kelurahan Kwala Bekala, Padang Bulan, dan Petisah Tengah. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat survey lokasi dan saat sampling sungai tersebut banyak terdapat sampah plastik di bantaran sungai dan di permukaan sungai namun Sungai Sei Babura masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari meskipun sungai tersebut terdapat banyak sampah plastik di bantaran sungai yang mana sungai tersebut tidak memiliki pembatas sungai sehingga secara langsung dapat mencemari sungai. sampah-sampah yang berada di sungai berasal dari kegiatan masyarakat.

Menurut Wijaya dan Yulinah (2019), sampah plastik yang berada di perairan terutama sungai kurang dapat terurai secara biologis melainkan akan terdegradasi menjadi bagian yang lebih kecil akibat sinar UV dan arus air.

4.1.2 Sungai Sei Sikambing

Sungai Sei Sikambing merupakan salah satu anak Sungai Deli di Kota Medan. Lokasi titik sampling Sungai Sei Sikambing berada di Kelurahan Karang Berombak dan Helvetia Timur. Hasil pengamatan saat survey dan sampling kondisi eksisting sungai banyak terdapat sampah dan terdapat pemukiman di bantaran sungai. Air Sungai Sei Sikambing berwarna kehitaman, sebagian pinggiran sungai memiliki pembatas sungai. Sampah-sampah yang berada di sungai dan pinggiran sungai berasal dari kegiatan masyarakat yang membuang sampah secara langsung. Menurut Andrady (2011), sampah plastik di air permukaan mengalami degradasi melalui berbagai proses seperti biodegradasi, degradasi fotolisis, degradasi hidrolisis. Hal tersebut terjadi dikarenakan sampah plastik sulit untuk diuraikan.

4.1.3 Kondisi Rona Lingkungan

Kondisi cuaca pada saat sampling yaitu cerah berawan dan suhu rata-rata 310C. Pengukuran kualitas air sungai digunakan untuk melihat kualitas air sungai, parameter yang di ukur yaitu suhu, DHL, dan DO.

Suhu rata-rata air sungai yang didapatkan di Sungai Sei Babura yaitu 290C sedangkan untuk Sungai Sei Sikambing 29,50C. Tingginya suhu kemungkinan disebabkan oleh paparan sinar matahari secara langsung ke badan sungai. Menurut Marlina dkk (2017), semakin banyak intensitas radiasi sinar matahari yang dipaparkan secara langsung ke badan sungai maka suhu air sungai akan meningkat. DO merupakan salah parameter yang digunakan untuk mengetahui beban pencemar air sungai, nilai rata-rata parameter DO di Sungai Sei Babura yaitu 4,96 mg/l sedangkan untuk Sungai Sei Sikambing yaitu 4,8 mg/l. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001 baku mutu untuk parameter DO pada kelas air sungai yaitu 4 mg/l sehingga kualitas air sungai untuk parameter DO masih berada dibawah baku mutu, semakin tinggi nilai DO maka kualitas air semakin baik.

4.2 Jumlah dan Bentuk Mikroplastik 4.2.1 Jumlah Mikroplastik

Setelah dilakukan preparasi sampel maka hasilnya diamati dibawah kaca pembesar untuk dilakukan penghitungan jumlah mikroplastik di setiap titik sampling. Adapun gambar hasil preparasi sampel Sungai Sei Babura dan Sungai Sei Sikambing dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.

Gambar 4.1 Hasil Preparasi Sampel Mikroplastik Sungai Sei Babura

Gambar 4.2 Hasil Preparasi Sampel Mikroplastik Sungai Sei Sikambing

Jumlah mikroplastik di Sungai Sei Babura dan Sungai Sei Sikambing berkisar antara 68 – 172 partikel/

Liter. Data jumlah mikroplastik yang ditemukan di lokasi sampling Sungai Sei Babura dan Sungai Sei Sikambing dapat dilihat pada gambar grafik 4.3.

Gambar 4.3 Jumlah Mikroplastik di Sungai Sei Babura dan Sungai Sei Sikambing Berdasarkan data dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah mikroplastik di lokasi sampling memiliki jumlah yang berbeda. Untuk Sungai Sei Babura Rata-rata mikroplastik yang ditemukan yaitu sebanyak 121 partikel/liter jumlah yang paling rendah ditemukan pada titik 1 yaitu sebanyak 68 partikel/liter, sedang untuk jumlah yang paling banyak ditemukan di titik 2 sebanyak 164 partikel/liter.

Berdasarkan titik sampling di Sungai Sei Babura, titik 1 terdapat lokasi pembuangan sampah masyarakat di pinggir sungai dan titik 2 terdapat aktivitas masyarakat yang menggunakan air sungai untuk mandi, cuci serta terdapat alat penyebrangan masyarakat berbahan kayu dan tali, dan pada titik 3 terdapat aktivitas masyarakat berupa mandi, cuci dan kakus serta pembuangan sampah sembarang ke sungai oleh masyarakat yang melewati jembatan.

Untuk Sungai Sei Sikambing rata-rata mikroplastik yang ditemukan yaitu sebanyak 115 partikel/liter.

Jumlah mikroplastik yang paling rendah ditemukan di titik 1 yaitu sebanyak 76 partikel/liter sedangkan yang paling banyak ditemukan pada titik 2 yaitu sebanyak 172 partikel/liter. Banyaknya mikroplastik yang ditemukan pada Sungai Sei Sikambing kemungkinan disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai tempat membuang sampah ke pinggiran dan badan sungai. Berdasarkan data Isma (2014), 95% dari total luas lahan Sungai Sei Sikambing digunakan untuk pemukiman.

Untuk melihat perbandingan hasil yang didapatkan dengan penelitian terdahulu pada beberapa lokasi yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

0 50 100 150 200

1 2 3

68

164

132 76

172

96

Partikel/Liter

Titik Sampling

Jumlah Mikroplastik di Sungai Sei Babura