Terdapat faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, yang ditinjau dari aspek manajemen proyek tersebut. Aspek manajemen proyek ini terdiri dari enam sub aspek manajemen kajian yaitu:
−Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan (X1).
−Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan /kontrak (X2).
−Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3).
−Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya (X4 ).
−Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5).
−Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) (X6).
Aspek manajemen ini menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009) dan oleh peneliti merupakan jumlah faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek sebagai variabel a.
Peneliti juga telah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek terdiri dari 6 sub aspek manajemen proyek kajian secara rinci yaitu:
2.7.1 Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan
Aspek ini terdiri dari 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan sebagai variabel X1. Penetapan sub faktor ini sebanyak 6 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa untuk menambahkan 2 faktor lagi penyebab keterlambatan proyek di Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Saran-saran dalam aspek perencanaan dan penjadwalan
pekerjaan yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber
1 Pembuatan lalu lintas kendaraan pengalihan sementara yang lama dari yang dijadwalkan sehingga pelaksanaan proyek tertunda.
− Assaf et al (2006) − Ahmed et al (2002) − Bordat et al (2004) dalam Final Report − Ralls (2007) − Wei (2011) dalam kuesioner tesisnya − Pusjatan- Balitbang PU Pakar-pakar tersebut berasal dari:
−instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanan jalan dan jembatan.
−general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN. −staff komersial yang
bekerja di kontraktor BUMN.
2 Kondisi lapangan (site) pelaksanaan pada abutment yang tidak terduga.
− Acharya et al (2006)
− Ahmed et al (2002 ) dalam Final Report − Al-Dubaisi (2000)
− Bordat et al (2004) dalam tesisnya
Pakar-pakar tersebut berasal dari:
−instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanan jalan dan jembatan.
−general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN. −staff komersial yang
bekerja di kontraktor BUMN.
Pakar-pakar tersebut sampai sekarang masih bekerja di instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanaan jalan dan jembatan, general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN dan staff komersial yang bekerja di kontraktor BUMN. Pakar-pakar tersebut menyatakan bahwa pembuatan lalu lintas kendaraan pengalihan sementara yang lama dari yang dijadwalkan sehingga pelaksanaan proyek tertunda, kondisi lapangan (site) pelaksanaan pada
abutment yang tidak terduga adalah salah satu faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh.
2.7.2 Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak)
Aspek ini terdiri dua belas sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan sebagai variabel X2. Penetapan sub faktor ini sebanyak 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009). Selain itu peneliti mendengar dari pakar-pakar berpengalaman di bidang proyek konstruksi jembatan yang menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa untuk menambahkan 4 faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Saran-saran aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber
1 Banyak dikeluarkan
addendum pada kontrak, karena perbedaan dokumen kontrak dengan kondisi tempat lokasi proyek (site).
Disetujui oleh pakar-pakar yang berasal dari:
−instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanan jalan dan jembatan. −general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN.
−staff komersial yang bekerja di kontraktor BUMN. −Acharya et al (2006) dalam kuesioner tesisnya −Al-Dubaisi (2000) dalam kuesioner tesisnya −Al-Juwairah (1997) dalam kuesioner tesisnya −Al-Najjar (2008) −Lee-Hoai (2008) −Wei (2010) dalam kuesioner tesisnya
2 Peralatan tidak sesuai kontrak.
− Sda −Menurut Al- Najjar
(2008) dalam kuesioner tesisnya −Assaf (2006) −Ahmed et al (2002)
dalam Final Report −Madjid (2006) dalam kuesioner tesisnya −Ralls (2007) −Al-Dubaisi (2000) 3 Terlambatnya merevisi dan persetujuan dokumen perencanaan dan bahan.
− Sda −Wei (2010) dalam
kuesioner tesisnya −Assaf et al (2006) dalam kuesioner tesisnya 4 Tidak menggunakan prosedur yg sistematis pada perencanaan dan dokumen.
− Sda −Menurut Al- Najjar
(2008) dalam kuesioner tesisnya
Tambahan 4 faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan tersebut adalah peralatan tidak sesuai kontrak, banyak dikeluarkan addendum pada kontrak, karena perbedaan dokumen kontrak dengan kondisi tempat lokasi proyek (site), terlambatnya merevisi dan persetujuan dokumen dan bahan dan tidak menggunakan prosedur yang sistematis pada perencanaan dan dokumen.
2.7.3 Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi
Aspek ini terdiri dari 9 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan sebagai variabel X3. Penetapan sub faktor ini sebanyak 9 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009).
2.7.4 Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya
Aspek ini terdiri dari 15 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan sebagai variabel X4. Penetapan sub faktor ini sebanyak 7 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa untuk menambahkan 8 faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 Saran-saran aspek kesiapan/penyiapan sumber daya yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber
1 Mesin dan alat kerja yang
tersedia di lapangan tidak dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah di plot.
Disetujui oleh pakar-pakar yang berasal dari:
−instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanan jalan dan jembatan. −general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN.
−staff komersial yang bekerja di
kontraktor BUMN.
− Al-Najjar et al (2008) dalam kuesioner tesisnya − Madjid (2006) dalam
kuesioner tesisnya − Ralls (2007) − Wei (2010) dalam
kuesioner tesisnya
2 Pemasangan alat yang
terlambat dan berdampak mundurnya rencana kerja.
− Sda − Ahmed et al (2002)
− Al-Najjar et al (2008) dalam kuesiner tesisnya
− Madjid (2006) − Ralls (2007)
− Wei (2010) 3 Terjadinya konflik antar
sesama personil di kontraktor. − Sda − Acharya (2006) − Madjid (2006) − Al-Najjar et al (2008) − Lee-Hoai (2008) − Ahmed et al (2002)
− Wei (2010) dalm kuesioner tesisnya
4 Pengiriman material/bahan
konstruksi terlambat sampai ke lapangan (site).
− Sda − Ahmed et al (2002) − Al-Najjar et al (2008) dalam kuesioner tesisnya − Al-Dubaisi (2000) − Assaf et al (2011) − Assaf et al (2006) − Madjid (2006) dalam kuesioner tesisnya
− Wei (2010) dalm kuesioner tesisnya − Bordat (2004) 5 Kurangnya pengalaman mekanik operator mengoperasikan pemakaian alat berteknologi tinggi di lapangan (site). −Sda − Assaf (2006) − Ahmed et al (2002 ) dalam Final Report − Madjid (2006) − Wei (2010) dalam kuesioner tesisnya
6 Rendahnya moral dan
motivasi (low morale and motivation).
−Sda − Madjid (2006)
7 Kurangnya mengalokasikan
daerah sekitar proyek sebelum pembuatan lalu lintas kendaraan pengalihan sementara. −Sda − Assaf (2006) − Ahmed et al (2002 ) dalam Final Report − Ralls (2007) 8 Kurangnya penggunaan
teknologi yang tepat dalam pelaksanaan proyek.
−Sda − Ahmed et al (2002 ) dalam
Final Report − Assaf (2006) − Madjid (2006) − Wei (2010) dalam kuesioner tesisnya − Acharya (2006)
2.7.5 Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan
Aspek ini terdiri dari 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan sebagai variabel X5. Penetapan sub faktor ini sebanyak 7 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa untuk menambahkan 1 faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Saran-saran aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber
1 Rusaknya bahan/material
ketika dibutuhkan segera (urgently).
Disetujui oleh pakar-pakar yang berasal dari:
−instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanan jalan dan jembatan. −general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN.
−staff komersial yang bekerja di kontraktor BUMN. − Assaf (2006) −Bordat (2004) dalam Final Report − Wei (2010) dalam kuesioner tesisnya
2.7.6 Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor)
Aspek ini terdiri dari 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan sebagai variabel X6. Penetapan sub faktor ini sebanyak 7 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa untuk menambahkan 1 faktor lagi penyebab keterlambatan proyek di Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Saran-saran aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber
1 Terjadinya perselisihan antara kontraktor dan pemilik (dispute
between contractor and owner).
Disetujui oleh pakar-pakar yang berasal dari:
−instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanan jalan dan jembatan.
−general superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN.
−staff komersial yang bekerja di kontraktor BUMN. −Al Dubaisi (2000) dalam kuesioner tesisnya −Assaf (2011) dalam kuesioner tesisnya