• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 59

4.3 Identifikasi Penyebab Masalah

Untuk mengidentifikasi penyebab defect pada proses produksi yaitu dengan cara mengidentifikasi akar penyebab permasalahan yang dilakukan secara

brainstorming dengan pihak perusahaan serta uraian proses produksi sehingga

70

yang efektif dan efisien. Alat bantu yang digunakan dalam mengidentifikasi akar masalah berupa Cause and effect (fishbone diagram).

Gambar 4.7 Diagram sebab akibat kecacatan berlubang pada proses rolling

(Sumber : Data Pengolahan Dokumen Perusahaan)

Berdasarkan diagram sebab akibat pada kecacatan berlubang pada proses

Rolling didapat penyebab pada faktor material yaitu terjadi korosi pada bahan

baku karena penyimpanan terlalu lama dan timbul pori – pori pada saat penyimpanan. Pada faktor manusia yaitu kurang teliti dalam memilih bahan baku, kurang merawat bahan baku pada saat bahan baku disimpan dan penglihatan kurang tajam / karyawan berkacamata. Pada faktor mesin yaitu suhu pada mesin pemanas terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pada permukaan material dan terjadi berlubang. Pada faktor lingkungannya yaitu ruangan penyimpanan sempit terjadi penumpukan material yang bisa menimbulkan kerusakan pada material dan

71

suhu pada lingkungan lembab menimbulkan material kropos dan berlubang. Dan faktor metode tidak ada sebab metode opersional kerja pada perusahaan sudah jelas.

Gambar 4.8 Diagram sebab akibat kecacatan gupil pada proses rolling

(Sumber : Data Pengolahan Dokumen Perusahaan)

Berdasarkan diagram sebab akibat pada kecacatan gupil pada proses

Rolling didapat penyebab pada faktor material yaitu terjadi korosi pada bahan

baku karena penyimpanan terlalu lama dan kandungan karbon lebih banyak menimbulkan material mudah patah. Pada faktor manusia yaitu kurang teliti dalam memilih bahan baku, kurang merawat bahan baku pada saat bahan baku disimpan dan penglihatan kurang tajam / karyawan berkacamata. Pada faktor mesin yaitu suhu pada mesin pemanas terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pada sisi – sisi material dan terjadi gupil, terjadi pergeseran material pada proses

72

lingkungannya yaitu ruangan penyimpanan sempit terjadi penumpukan material yang bisa menimbulkan kerusakan pada material dan suhu pada lingkungan lembab menimbulkan material kropos dan berlubang. Dan faktor metode tidak ada sebab metode opersional kerja pada perusahaan sudah jelas.

Gambar 4.9 Diagram sebab akibat kecacatan retak pada proses rolling

(Sumber : Data Pengolahan Dokumen Perusahaan)

Berdasarkan diagram sebab akibat pada kecacatan retak pada proses

Rolling didapat penyebab pada faktor material yaitu terjadi korosi pada bahan

baku karena penyimpanan terlalu lama dan kandungan karbon lebih banyak menimbulkan material mudah patah. Pada faktor manusia yaitu kurang teliti dalam memilih bahan baku, kurang merawat bahan baku pada saat bahan baku disimpan dan penglihatan kurang tajam / karyawan berkacamata. Pada faktor mesin yaitu suhu pada mesin pemanas terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pada permukaan material, pada proses rolling mengalami benturan material dengan mesin seingga terjadi keretakan pada material. Pada faktor lingkungannya yaitu

73

ruangan penyimpanan sempit terjadi penumpukan material yang bisa menimbulkan kerusakan pada material dan suhu pada lingkungan lembab menimbulkan material kropos dan mudah terjadi keretakan. Dan faktor metode tidak ada sebab metode opersional kerja pada perusahaan sudah jelas.

Gambar 4.10 Diagram sebab akibat kecacatan tidak simetris pada proses cutting

(Sumber : Data Pengolahan Dokumen Perusahaan)

Berdasarkan diagram sebab akibat pada kecacatan tidak simetris pada proses cutting didapat penyebab pada faktor material yaitu material berkarat pada saat penyimpanan terlalu lama dan kandungan karbon lebih banyak menimbulkan material mudah patah. Pada faktor manusia yaitu kurang teliti dalam mengukur material dan biasa yang dialami oleh pekerja tidak sehat saat pengukuran material, kurang konsentrasi pada saat pemotongan dan yang dialami oleh pekerja biasa mengantuk dan penglihatan kurang tajam / karyawan berkacamata. Pada faktor mesin yaitu pisau pemotong kurang tajam yang menimbulkan pemotongan tidak simetris, pada proses cutting mengalami kemacetan pada mesin seingga pemotongan tidak bisa maksimal. Pada faktor lingkungannya yaitu ruangan

74

penyimpanan sempit terjadi penumpukan material yang bisa menimbulkan kerusakan pada material dan suhu pada lingkungan lembab menimbulkan material mudah rapuh dan menyulitkan proses pemotongan. Dan faktor metode tidak ada sebab metode opersional kerja pada perusahaan sudah jelas.

Gambar 4.11 Diagram sebab akibat kecacatan bekas potongan tidak rata pada proses finishing

(Sumber : Data Pengolahan Dokumen Perusahaan)

Berdasarkan diagram sebab akibat pada kecacatan bekas potongan tidak rata pada proses finishing didapat penyebab pada faktor material yaitu terjadi korosi pada saat penyimpanan terlalu lama dan kandungan karbon lebih banyak menimbulkan material mudah patah. Pada faktor manusia yaitu kurang teliti dalam melakukan pemotongan material dan biasa yang dialami oleh pekerja tidak sehat saat pengukuran material dan penglihatan kurang tajam / karyawan berkacamata. Pada faktor mesin yaitu pisau pemotong tidak tajam yang menimbulkan pemotongan tidak rata. Pada faktor lingkungannya yaitu ruangan kotor dan mengganggu proses pemotongan material. Dan faktor metode tidak ada sebab metode opersional kerja pada perusahaan sudah jelas.

75

Berdasarkan hasil indentifikasi dengan menggunakan Fishbone diagram penyebab defect pada proses produksi selama 3 bulan dengan kecacatan pada

rolling sebesar 0,23% dimana kecacatan yang terjadi yaitu berlubang sebesar 10

lembar pelat baja, gupil sebesar 12 lembar pelat baja dan retak sebesar 10 lembar pelat baja, kecacatan pada cutting sebesar 0,82% dimana kecacatan yang terjadi yaitu tidak simetris sebesar 76 lembar pelat baja dan kecacatan pada finishing sebesar 0,13% dimana kecacatan yang terjadi yaitu bekas potongan tidak rata sebesar 12 lembar pelat baja dan prosentase jenis cacat yang dominan yaitu pada proses cutting sebesar 0,82% dimana kecacatan yang terjadi yaitu tidak simetris sebesar 76 lembar pelat baja.

Dokumen terkait