• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Penyebab Tidak Terpenuhinya Standar Kualitas Bahan Baku Rimpang Pabrikan Dengan Fish Bone Diagram

Dalam dokumen PERANCANGAN STANDAR PROSEDUR OPERASI (Halaman 44-49)

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IV- 9 sebanyak 2 kg/lubang

4.3 Identifikasi Penyebab Tidak Terpenuhinya Standar Kualitas Bahan Baku Rimpang Pabrikan Dengan Fish Bone Diagram

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petani klaster biofarmaka diketahui bahwa kualitas rimpang yang dihasilkan belum memenuhi standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan, yaitu PT. Sido Muncul. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor man, method, machine, material, dan environment. Pada kategori machine tidak terdapat masalah karena proses budidaya dilakukan secara manual. Masalah-masalah yang muncul pada faktor-faktor tersebut kemudian di-breakdown menggunakan fish bone diagram untuk diketahui akar penyebabnya. Fishbone diagram untuk

commit to user

IV-12

mengidentifikasi akar penyebab permasalahan tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan dari tiap-tiap faktor ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan

tidak terpenuhi Method Environment Material Man Kondisi lahan tidak bersih Terdapat gulma Prosedur budidaya tidak seragam Tidak ada SOP budidaya Penyemaian bibit tidak merata Teknik penyemaian di dalam tanah Kontrol terhadap kegiatan

budidaya tidak jelas

Tidak ada pencatatan kegiatan budidaya Tidak ada form kegiatan budidaya

Tidak menggunakan bibit unggul Kualitas bibit acak Tidak ada penggolongan kualitas (grade) bibit Asal-usul bibit

tidak jelas

Tidak ada pencatatan identitas bibit Tidak ada form identitas bibit

Kurangnya kesadaran menjalankan prosedur dengan benar

Kurangnya koordinasi antar anggota klaster Tampat penyimpanan

rimpang tidak layak

Penyimpanan rimpang kurang layak Rimpang tidak dikemas/ ditempatkan pada wadah bersih

Gambar 4.3 Fish Bone Diagram Penyebab Tidak Terpenuhinya Standar Kualitas Bahan

Baku Rimpang Pabrikan

Berikut adalah penjelasan dari fish bone diagram pada Gambar 4.3: 1. Masalah pada man

Gambar 4.4 merupakan fish bone diagram dari kategori man.

Standar kualitas bahan baku rimpan g pabrikan

tidak terpenuhi Man Kurangnya kesadaran menjalankan prosedur dengan benar Kurangnya koordinasi antar anggota klaster

Gambar 4.4 Fish Bone Diagram Kategori Man

Dari fish bone diagram pada Gambar 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa pada kategori man terdapat penyebab utama (primary cause) yang menyebabkan tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan. Hubungan sebab-akibat pada kategori man dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Primary Cause Secondary Cause Standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan tidak terpenuhi Kurangnya kesadaran untuk menjalankan prosedur dengan benar Effect Kurangnya koordinasi antar anggota klaster

commit to user

IV-13

Tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan pada kategori man disebabkan oleh primary cause dimana Primary cause tersebut disebabkan oleh secondary cause. Secondary cause inilah yang menjadi akar masalah. Akar masalah pada kategori man ini adalah kurangnya koordinasi antar pengurus klaster sehingga kesadaran untuk menjalankan prosedur budidaya dengan benar belum sepenuhnya terlaksana.

2. Masalah pada material

Fish bone diagram dari kategori material ditunjukkan pada Gambar 4.6.

S tan dar kualitas bahan baku rimp ang p abrikan

tid ak terp enuh i

Material

Tidak menggunakan bibit unggul

Kualitas bibit acak Tidak ada penggolongan kualitas (grade) bibit Asal-usul bibit

tidak jelas

Tidak ada pencatatan identitas bibit Tidak ada form identitas bibit

Gambar 4.6 Fish Bone Diagram Kategori Material

Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa pada kategori material terdapat tiga penyebab utama (primary cause) yang menyebabkan tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan. Hubungan sebab-akibat pada kategori material ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Secondary cause 1 Tidak ada fo rm identitas bibit Seconda ry cau se 2 Standar kualitas bahan baku rimpan g tidak terpenuhi Kualitas bibit acak Tidak ada pengg olongan kualitas (grade) bibit Effect

Primary cause S econdary cause

Asal usul bibit tidak jelas Tidak ada pen catatan identitas b ibit Primary cause Tidak menggun a-kan b ibit ungg ul Primary cause

Gambar 4.7 Bagan Sebab-Akibat pada Kategori Material

Akar masalah penyebab tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan pada kategori material adalah kegiatan budidaya yang tidak menggunakan bibit unggul, tidak adanya penggolongan kualitas (grade) bibit

commit to user

IV-14

yang menyebabkan kualitas bibit acak dan tidak adanya form identitas bibit yang menyebabkan asal-usul bibit menjadi tidak jelas.

3. Masalah pada method

Fish bone diagram dari kategori material ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan

tidak terpenuhi Method Prosedur budidaya tidak seragam Tidak ada SOP budidaya Penyemaian bibit tidak merata Teknik penyemaian di dalam tanah Kontrol terhadap kegiatan

budidaya tidak jelas

Tidak ada pencatatan kegiatan budidaya Tidak ada form kegiatan budidaya

Penyimpanan rimpang kurang layak Rimpang tidak dikemas/ ditempatkan pada wadah bersih

Gambar 4.8 Fish Bone Diagram Kategori Method

Dari fish bone diagram pada Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa pada kategori method terdapat tiga penyebab utama (primary cause) yang menyebabkan tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan. Hubungan sebab-akibat pada kategori method dapat dilihat pada Gambar 4.9. Secondary cause 2 Standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan tidak terpenuhi Prosedur kegiatan budidaya tidak seragam Peneyemaian bibit tidak merata Kontrol terhadap kegiatan budidaya tidak jelas Teknik penyemaian dalam tanah Tidak ada form kegiatan budidaya Effect Primary cause Primary cause Secondary cause 1 Secondary cause

Tidak ada SOP budidaya

Primary cause Secondary cause

Tidak ada pencatatan kegiatan budidaya

Penyimpanan rimpang tidak

layak

Primary cause Secondary cause 1

Rimpang tidak dikemas/ ditempatkan pada wadah

yang bersih

Gambar 4.9 Bagan Sebab-Akibat pada Kategori Method

Akar masalah pada kategori method ini adalah ketiadaan SOP yang menyebabkan prosedur kegiatan budidaya yang dilakukan tidak seragam, teknik penyemaian di dalam tanah yang menyebabkan penyemaian bibit

commit to user

IV-15

menjadi tidak merata, tidak adanya form kegiatan budidaya yang menyebabkan kontrol pada kegiatan budidaya menjadi tidak jelas, dan rimpang disimpan dengan tidak dikemas atau ditempatkan pada wadah bersih, rapat, dan kedap air sehingga mengakibatkan penyimpanan rimpang menjadi tidak layak, rimpang berpotensi berjamur.

4. Masalah pada environment

Fish bone diagram dari kategori environment ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan

tidak terpenuhi Environment Kondisi lahan tidak bersih Terdapat gulma Tampat penyimpanan rimpang tidak layak

Gambar 4.10 Fish Bone Diagram Kategori Environment

Dari Gambar 4.10 dapat diketahui bahwa pada kategori environment terdapat penyebab utama (primary cause) yang menyebabkan tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan. Hubungan sebab-akibat pada kategori environment ditunjukkan pada Gambar 4.11.

Standar kualitas bahan baku rimpang tidak

terpenuhi

Primary cause Secondary cause

Kondisi lahan tidak bersih Terdapat gulma Tempat penyimpanan rimpang tidak layak Primary cause Effect

Gambar 4.11 Bagan Sebab-Akibat pada Kategori Environment

Penyebab tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan pada

kategori environment adalah kondisi lahan yang tidak bersih yang disebabkan oleh adanya gulma serta tempat penyimpanan rimpang yang tidak layak. Kondisi lokasi penyimpanan rimpang dikatakan demikian karena pada proses penyimpanannya rimpang hanya diletakkan di tanah di luar ruangan. Hal tersebut mengakibatkan rimpang kotor, berpotensi berjamur, dan kesegarannya kurang terjaga.

commit to user

IV-16

4.4 Merancang SOP Budidaya Rimpang Temu Lawak Dengan Siklus Plan,

Dalam dokumen PERANCANGAN STANDAR PROSEDUR OPERASI (Halaman 44-49)

Dokumen terkait