• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen PERANCANGAN STANDAR PROSEDUR OPERASI (Halaman 28-34)

Bab ini akan membahas tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir. Metodologi ini berisi langkah-langkah yang dilakukan selama Tugas Akhir. Langkah-langkah tersebut disajikan pada Gambar 3.1.

Mulai

Studi Lapangan Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Menentukan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Melakukan Focus Group Discussion (FGD)

Mengidentifikasi akar penyebab tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan dengan fish bone diagram

Merancang SOP Budidaya Rimpang Temu Lawak dengan siklus PDCA a. Plan : menentukan rencana perbaikan

b. Do : melakukan implementasi/uji coba SOP pada salah satu petani c. Check : mengevaluasi hasil implementasi/uji coba

d. Action : menentukan tindak lanjut perbaikan

SOP Valid ?

Analisis dan Interpretasi Hasil

Kesimpulan dan Saran

Selesai Mengumpulkan data awal 1. Data Primer

a. Kondisi dan gambaran umum Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar b. Standar kualitas rimpang sebagai bahan baku pabrikan

c. Proses budidaya rimpang temu lawak di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar d. Prosedur budidaya rimpang temu lawak di B2P2TO-OT Tawangmangu

2. Data Sekunder

Dokumen tertulis Kementrian Pertanian tentang prosedur budidaya rimpang temu lawak

commit to user

III-2

3.1 Studi Lapangan

Studi lapangan dimulai pada bulan Maret 2012 di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT), dan sebuah perusahaan jamu. Tujuannya adalah untuk mempelajari segala proses dan prosedur budidaya tanaman obat rimpang mulai dari pembibitan hingga panen serta mengetahui proses kegiatan pengolahan tanaman obat rimpang menjadi produk obat kemasan yang siap dikonsumsi. Melalui studi lapangan ini dapat diidentifikasi topik permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian, yaitu tentang diperlukannya perbaikan teknik budidaya tanaman obat rimpang di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar demi meningkatkan kualitas hasil panen untuk memenuhi standar kualitas bahan baku pabrikan.

3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi pada tahap studi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari pustaka yang relevan dengan permasalahan yang ada sehingga penulis dapat memberikan solusi berdasarkan teori yang telah diterima. Setelah melihat permasalahan pada klaster yang berkaitan dengan continuous improvement dan prosedur budidaya tanaman obat rimpang temu lawak maka, jenis pustaka yang digunakan adalah buku dan jurnal yang membahas tentang kedua hal tersebut.

3.3 Perumusan Masalah

Pada tahap ini akan ditetapkan permasalahan yang akan dibahas untuk dicari pemecahan masalahnya. Setelah melakukan studi lapangan di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar, B2P2TO-OT Tawangmangu, dan sebuah perusahaan jamu maka, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut, yaitu bagaimana merancang Standar Prosedur Operasi Budidaya Rimpang Temu Lawak melalui siklus PDCA sebagai continuous improvement Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar agar kualitas hasil panennya terjamin dan memenuhi standar kualitas bahan baku pabrikan.

commit to user

III-3

3.4 Menentukan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada tahap ini ditentukan tujuan yang dicapai dan manfaat penelitian dalam penulisan laporan. Tujuan dan manfaat penelitian dibuat berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan sebelumnya.

1. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang Standar Prosedur Operasi Budidaya Rimpang Temu Lawak melalui siklus PDCA sebagai continuous improvement Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar agar kualitas hasil panennya terjamin dan memenuhi standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan.

2. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas hasil panen rimpang temu lawak Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar sehingga memenuhi standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan.

b. Mewujudkan sistem produksi yang berkelanjutan dan continuous improvement budidaya tanaman obat temu lawak di Klaster Biofarmaka Karanganyar.

c. Meningkatkan daya saing produk.

3.5 Mengumpulkan Data Awal

Klaster Biofarmaka Karanganyar beranggotakan 10 kelompok tani yang berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Objek pada penelitian ini adalah Kelompok Tani Sumber Rejeki dan Ngudi Makmur. Kedua kelompok tani tersebut menjadi perwakilan klaster dalam penelitian ini karena budidaya rimpang temu lawak klaster berpusat di kedua kelompok tani tersebut. Melalui studi lapangan dan studi pustaka yang telah dilakukan, data awal yang dikumpulkan dalam Tugas Akhir ini terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data yang diperoleh yaitu:

a. Kondisi dan gambaran umum Klaster Biofarmaka Karanganyar. b. Standar kualitas rimpang sebagai bahan baku pabrikan.

commit to user

III-4

c. Proses budidaya temu lawak di Klaster Biofarmaka Karanganyar mulai dari pembibitan hingga panen.

d. Prosedur budidaya rimpang temu lawak B2P2TO-OT Tawangmangu. 2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari hasil pengamatan sebelumnya dan mempunyai kaitan dengan objek yang akan diteliti. Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian bersumber pada dokumen tertulis Kementrian Pertanian tentang standar prosedur operasi budidaya rimpang temu lawak.

3.6 Melakukan Focus Group Discussion (FGD)

Setelah melakukan studi lapangan dan studi pustaka, diketahui perbedaan prosedur budidaya rimpang temu lawak antara Klaster Biofarmaka, B2P2TO-OT, dan Kementrian Pertanian berdasarkan data awal yang telah dikumpulkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan FGD dengan pihak klaster dan kelompok tani untuk mengetahui dan menentukan prosedur budidaya yang dapat diimplementasikan di klaster.

Setelah menentukan prosedur yang cocok untuk diimplementasikan di klaster, diketahui beberapa kendala teknis maupun non-teknis pada pelaksanaan prosedur budidaya rimpang temu lawak di Klaster Biofarmaka Karanganyar. Masalah tersebut akan diidentifikasi untuk diketahui akar penyebabnya.

3.7 Mengidentifikasi Akar Penyebab Tidak Terpenuhinya Standar Kualitas Bahan Baku Rimpang Pabrikan Dengan Fish Bone Diagram

Identifikasi masalah dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara. Pada proses identifikasi diketahui penyebab permasalahan pada pelaksanaan prosedur budidaya rimpang temu lawak yang meliputi faktor man, method, material, dan environment. Masalah yang muncul dari faktor-faktor tersebut di-breakdown menggunakan fish bone diagram sehingga muncul hubungan sebab akibat dan dapat diketahui akar masalah penyebab tidak terpenuhinya standar kualitas bahan baku rimpang pabrikan.

commit to user

III-5

3.8 Merancang SOP Budidaya Rimpang Temu Lawak Dengan Siklus Plan, Do, Check, and Action (PDCA)

Berikut ini adalah penjelasan masing-masing tahap siklus PDCA yang dilakukan: 1. Plan

Tahap Plan merupakan tahap perencanaan perbaikan berdasarkan akar-akar penyebab masalah yang telah diketahui, dengan tujuan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan target atau tujuan. Pada tahap ini ditentukan rencana perbaikan atas akar masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya.

2. Do

Tahap Do merupakan implementasi atau uji coba rencana perbaikan (Plan) yang dilakukan oleh subjek yang diteliti. Pada tahap ini dilakukan uji coba rancangan prosedur budidaya rimpang temu lawak oleh seorang petani di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar.

3. Check

Pada tahap Check dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan uji coba pada tahap Do. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan penyusunan tahap berikutnya, yaitu tahap Action.

4. Action

Tahap Action merupakan tindak lanjut dari tahap Check. Pada tahap ini disusun perbaikan atau langkah selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pada tahap Check, yaitu menstandardisasikan rancangan prosedur budidaya temu lawak dalam bentuk dokumen SOP Budidaya Rimpang Temu Lawak Klaster Biofarmaka Karanganyar. Selanjutnya, dilakukan validasi terhadap dokumen SOP yang telah dirancang.

3.9 Validasi Dokumen SOP

Validasi dokumen SOP dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada Ketua dan Seksi Usaha Klaster Biofarmaka Karanganyar untuk mengetahui apakah rancangan dokumen SOP Budidaya Rimpang Temu Lawak dapat dijalankan dan diimplementasikan dengan baik di klaster. Ketua dan Seksi Usaha akan memberikan saran dan perbaikan terhadap masing-masing rancangan dokumen. Formulir validasi dokumen SOP terdapat pada Lampiran II.

commit to user

III-6

3.10 Analisis dan Interpretasi Hasil

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interprestasi hasil pengolahan data yang telah dibuat. Data-data penelitian yang telah diolah, kemudian dianalisis dan dijadikan pedoman dalam melakukan perbaikan. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap prosedur budidaya rimpang temu lawak di Klaster Biofarmaka Karanganyar dan analisis Standar Prosedur Operasi Budidaya Rimpang Temu Lawak yang dihasilkan.

3.11 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini akan dilakuan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Selain itu pada tahap ini akan diberikan rekomendasi sebagai saran implementasi lebih lanjut untuk menyempurnakan teknik budidaya rimpang temu lawak di Klaster Biofarmaka Karanganyar agar hasil panennya dapat memenuhi standar kualitas bahan baku pabrikan.

commit to user

IV-1

BAB IV

Dalam dokumen PERANCANGAN STANDAR PROSEDUR OPERASI (Halaman 28-34)

Dokumen terkait