• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangerang Selatan

Sekretariat Jumlah

3.1. Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangerang Selatan

Sebagai lembaga teknis daerah yang berada dalam pemerintahan baru Kota Tangerang Selatan, saat ini Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan dalam memberikan pelayanan perijinan masih banyak dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang sifatnya internal maupun eksternal BP2T, di antaranya sebagai berikut:

3.1.1.Belum optimalnya kualitas SDA BP2T dibandingkan kebutuhan.

Jumlah Sumber Daya Aparatur (SDA) BP2T saat ini (2013) sebanyak 156 orang, terdiri dari 78 orang PNS dan 78 orang TKS. Jumlah tersebut, secara kuantitatif sebenarnya sudah cukup memadai, cuma secara kualitatif jumlah aparat yang menguasai teknis perijinan baru mencapai kurang lebih sekitar 60%. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur teknis yang ada di BP2T khususnya dalam menghadapi penyelenggaraan kegiatan PTSP/PTSA ditahun 2014 yang diperoleh melalui kegiatan workshop, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan khusus lainnya bagi seluruh

B

BAABB

3

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016

26 pegawai BP2T khususnya yang berada pada bagian pelayanan (frontoffice). Tahun 2011, gelombang masuknya Tenaga Kerja Sukarela (TKS) banyak dan tidak terkendali. Hal ini terkait dengan beberapa faktor eksternal yang ikut mempengaruhi hal tersebut. Persoalan kemudian muncul adalah ketika tenaga yang masuk tersebut ternyata tidak ditunjang dengan realitas kebutuhan obyektif di BP2T serta tidak memiliki kompetensi yang sesuai dan sedang dibutuhkan sehingga menimbulkan ketimpangan berupa kinerja yang tidak maksimal. Oleh karena itu khusus ditahun 2013 ini telah dilakukan upaya pengetatan dalam proses penerimaan TKS, dan lebih fokus untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas Sumber Daya Aparatur yang telah ada melalui berbagai pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis yang telah di programkan.

3.1.2. Belum optimalnya pelayanan administrasi perkantoran serta

belum memadainya sarana dan prasarana aparatur

Pelayanan administrasi perkantoran serta peningkatan sarana dan prasarana aparatur merupakan kegiatan rutin organisasi. Saat ini pelayanan administrasi perkantoran dirasa belum cukup memuaskan, masih sering ditemukannya berbagai permasalahan baik dari segi ketepatan waktu pelayanan, proses administrasi dokumen yang berbelit-belit dan sulit, dan biaya yang berbeda-beda. Demikian juga untuk sarana dan prasarana perkantoran masih perlu untuk

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016

27 ditingkatkan lagi baik secara kualitas maupun kuantitas dalam rangka mendukung pencapaian kinerja organisasi. Oleh karena itu secara bertahap dan berkelanjutan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap pelayanan administrasi dan sarana prasarana terus dilakukan setiap tahun, dan mulai tahun 2013 telah dicanangkan pembentukan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu/ Satu Atap (PTSP/PTSA) yang operasionalisasinya diharapkan berjalan diawal tahun 2014. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan kegiatan pelayanan perijinan yang lebih efektif, efisien, transparan dan menjamin kepastian dalam memberi pelayanan prima ke masyarakat.

3.1.3. Belum optimalnya pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang

Pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang saat ini masih belum optimal terutama dari segi ketepatan waktu penyampaian pertanggungjawaban keuangan dan administrasi pengelolaan barang yang disebabkan oleh rendahnya koordinasi antar bidang dilingkup Badan Pelayanan perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut berakibat terhadap adanya keterlambatan dalam pelaporan keuangan yang terkadang berimplikasi terhadap target capaian yang belum optimal. Oleh karena itu Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir hal tersebut melalui peningkatan kapasitas Sumber

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016

28 Daya Aparatur (SDA) BP2T khususnya bagi pegawai yang terlibat langsung menangani bidang keuangan dan pengelolaan barang dan jasa, penggunaan jasa konsultan, dan pengembangan sistem pelaporan keuangan, barang dan jasa yang ada.

3.1.4. Belum optimalnya disiplin pegawai dan penataan administrasi

kepegawaian

Pada dasarnya, setiap tahun penataan terhadap administrasi umum dan kepegawaian di Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan sudah relatif baik dan terus dilakukan penyempurnaan, hal itu tercermin dengan tersedianya dokumentasi absensi baik manual dan otomatis (finger print) yang mendata tingkat kehadiran pengawai BP2T setiap hari kerja, namun beberapa hal yang masih dirasa perlu ada penyempurnaan adalah tingkat kesadaran pegawai untuk datang tepat waktu dan sanksi tegas bagi mereka yang dianggap selalu lalai dalam melaksanakan kewajibannya, hal ini sudah tentu perlu ada koordinasi yang intensif dengan instansi terkait, oleh karena itu rangka optimalisasi pencapaian visi dan misi instansi dipandang perlu untuk waktu yang akan datang terus diperbaiki secara berkelanjutan beberapa hal baik

mencakup pengelolaan updating system data kepegawaian serta

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016

29

3.1.5. Belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan perijinan

Penyelenggaraan pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan merupakan satu rangkaian proses

yang dimulai pada Bidang Pelayanan Perijinan Pembangunan, Bidang

Pelayanan Perijinan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pengaduan, Bidang Data, Informasi dan Regulasi dan pada akhirnya sampai pada pimpinan BP2T melalui Bagian Sekretariat. Dalam proses kegiatan ini masih terkendala terutama di Bidang Pelayanan : ruang pelayanan perlu dioptimalkan sehingga proses pelayanan sesuai dengan mekanisme kerja bidang-bidang yang ada. Di sisi lain mekanisme kerja perlu dituangkan kedalam Standard Operating Procedure (SOP) dan alur kerja yang efektif dan efisien. Kendala lain yang dirasa sangat krusial adalah koordinasi yang belum maksimal dengan instansi lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan pelayanan perijinan. Oleh karena itu upaya perbaikan dan penyempurnaan baik

terhadap Sumber Daya Aparatur dan System Database yang ada terus

dilakukan hingga saat ini khususnya dalam menghadapi

penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Satu Atap (PTSP/PTSA) sehingga tercipta pelayanan kepada masyarakat secara optimal yang pada akhirnya berimplikasi terhadap peningkatan indeks kepuasan masyarakat.

Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2016

30

3.1.6. Belum optimalnya kualitas dan kuantitas regulasi perijinan

Optimalisasi kualitas pelayanan perijinan sangat ditentukan oleh kualitas regulasi perijinan baik dalam bentuk petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan. Kondisi saat ini regulasi perijinan yang dilaksanakan BP2T Kota Tangerang Selatan masih mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Tangerang, sehingga untuk waktu yang akan datang perlu menjadi perhatian serius dalam upaya menghasilkan peraturan yang lebih fokus pada pemberian pelayanan optimal ke masyarakat selaras dengan SOP serta nota kesepahaman antar SKPD lainnya dan diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan perijinan secara umum.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah: BP2T dan Keharusan

Dokumen terkait