Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
i Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Dokumen Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 yang merupakan penyempurnaan terhadap RENSTRA yang telah dibuat sebelumnya. Evaluasi RENSTRA Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Tangerang Selatan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 yang menjadi pedoman seluruh SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (RENSTRA).
Dokumen evaluasi RENSTRA Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan ini merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap dokumen RENSTRA sebelumnya, disesuaikan dengan program, kegiatan, target, sasaran, indikator kinerja serta kondisi saat ini yang berisikan uraian pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Walikota dan Wakil Walikota terpilih periode 2011-2016 selama 5 tahun kedepan sehingga keberhasilan pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut secara langsung menjadi tanggung jawab Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan yang diuraikan secara detil dalam bentuk matrik Program dan Kegiatan tahunan. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penyusunan evaluasi RENSTRA Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan 2011-2013, saya ucapkan terima kasih.
Serpong Utara, November 2013 Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan,
Drs. H. Dadang Sofyan, MM NIP.19610124 198603 1 006
K
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Landasan Hukum 6
1.3 Maksud dan Tujuan 9
1.3.1 Maksud 9
1.3.2 Tujuan 10
1.3.3 Sasaran 11
1.4 Sistematika 12
BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN BP2T KOTA TANGSEL 15
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BP2T 15
2.2. Sumber Daya BP2T 16
2.2.1. Kepegawaian 12
2.3. Kinerja Pelayanan Perijinan 20
2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan 21
Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI BP2T 25
3.1. Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangsel 25
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah 30
Dan Wakil Kepala Daerah
BP2T dan Keharusan Pelayanan Prima
3.3. Telaahan Rencana Strategis 33
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
iii
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS 36
3.5. Analisis Lingkungan Strategis 39
3.5.1. Analisis Lingkungan Internal 39
3.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal 39
3.5.3. Faktor Kunci Keberhasilan 40
3.5.4. Analisi SWOT 42
3.5.5. Penyusunan Peta Strategi Dengan BSC 46
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi BP2T Kota Tangsel 50
4.2. Tujuan dan Sasaran 53
4.2.1. Tujuan 53
4.2.1. Sasaran 53
4.3. Strategi dan Kebijakan BP2T Kota Tangsel 54
4.3.1 Strategi 54
4.3.2 Kebijakan 55
BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA 56
5.1. Program dan Kegiatan 57
5.2. Indikator Kinerja 58
BAB VI INDIKATOR YANG MENGACU KEPADA RPJMD 59
Indikator Kinerja dan Target 62
BAB VII PENUTUP 63
LAMPIRAN
Matriks Visi Misi Tujuan Sasaran Kebijakan dan Program
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
1
1.1. Latar Belakang
Secara teoritis, birokrasi Pemerintahan memiliki tiga fungsi utama,
yaitu fungsi Pelayanan berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan
yang berkorelasi langsung dengan masyarakat (public service), fungsi
Pembangunan yang berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan
yang menjalankan salah satu bidang tugas tertentu disektor pembangunan
(development), dan fungsi Pemerintahan Umum yang berhubungan dengan
rangkaian kegiatan organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas
pemerintahan umum (regulation and function) termasuk didalamnya
menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban umum.
Ketiga fungsi birokrasi pemerintahan tersebut menunjukkan bahwa
pelayanan publik yang dilaksanankan oleh pemerintah daerah cakupannya
sangatlah luas yaitu pelayanan yang mampu menghasilkan public goods
and services dan pelayanan yang meghasilkan peraturan
perundang-undangan atau kebijakan yang harus dipatuhi oleh masyarakat (fungsi
regulasi) seperti penyelenggaraan perijinan.
B
B
A
A
B
B
I
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
2 Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam hal pelayanan publik
yaitu adanya organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu
Pemerintah Daerah, penerima layananan (pelanggan) yaitu orang atau
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan dan terciptanya kepuasan
yang diberikan atau yang diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonomi baru di Provinsi
Banten yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
pada tanggal 26 November 2008. Pembentukannya merupakan pemekaran
dari Kabupaten Tangerang dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam
bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat
memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah agar dapat
memperpendek rentang kendali pemerintahan sehingga pelayanan publik
dapat meningkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2010 Tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang
Selatan maka dibentuklah Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(BPPT) dengan tugas pokok, fungsi dan taat kerja yang dijabarkan dalam
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 23 Tahun 2011 yaitu sebagai
lembaga teknis yang mempunya tugas pokok melaksanakan penyusunan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
3 Sehubungan dengan telah terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota
Tangerang Selatan untuk Periode Tahun 2011-2016 melalui proses
pemilihan langsung, maka berdasarkan pasal 14 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN), Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyusun dan menetapkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2011–2016
sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala
Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. RPJMD Kota Tangerang
Selatan tahun 2011-2016 ditetapkan melalui Peraturan Daerah yang
disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang
Selatan. Sebagaimana pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
dan pasal 151 Undang-Undang 32 tahun 2004, setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun Rencana Strategis
(RENSTRA) dan lampiran IV Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010. RENSTRA SKPD harus mengacu pada visi dan misi Kota
Tangerang Selatan yang tertera pada RPJMD, ini merupakan instrumen
yang dapat digunakan untuk lebih mengarahkan organisasi di dalam
mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan, yang merupakan
penjabaran atau turunan dari visi dan misi organisasi yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
4 Rencana strategis merupakan awal dari proses akuntabilitas suatu
lembaga kepada pihak-pihak yang terkait yang berkepentingan seperti;
masyarakat/ publik, DPRD, instansi yang terkait, dan Organisasi Non
Pemerintah di dalam mempertanggungjawabkan pencapaian sasaran dan
target yang telah ditetapkan. Rencana strategis juga memberikan fokus
terhadap isu-isu penting dan strategis yang dihadapi oleh organisasi serta
membantu di dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah dan
memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Rencana strategis
membantu pengambil keputusan di dalam memformulasikan dan
mengkomunikasikan secara jelas strategi yang perlu dilakukan untuk dapat
mencapai sasaran dan target yang telah disepakati bersama. Oleh karena
itu, Rencana strategis tersebut minimal harus mencakup kebijakan,
strategi dan program pembangunan yang perlu dilakukan untuk dapat
mensinergikan sumber daya dan potensi yang dimiliki dengan peluang
pengembangan wilayah yang dimiliki. Sumber daya tersebut bersifat
spesifik lokal yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia,
serta sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial. Di era otonomi
daerah ini, kemampuan pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
mengelola seluruh potensi yang ada akan sangat menentukan
perkembangan Kota Tangerang Selatan yang bermotto “Cerdas, Modern,
Religius” ini ke arah yang diinginkan.
Rencana Strategis (Renstra) Kantor Badan Pelayanan Perijinan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
5 perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun
(perencanaan jangka menengah). Perencanaan strategis ini
menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, cara pencapaian tujuan
sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis
dengan mengantisipasi perkembangan di masa mendatang. Kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah adalah capaian atas penyelenggaraan
urusan pemerintah daerah yang diukur dari masukan, proses, keluaran,
hasil, manfaat, dan/atau dampak. Perencanaan strategis menentukan
diarahkan kemana suatu organisasi untuk tahun kedepan atau tahun-tahun
berikutnya, bagaimana cara mengarahkannya dan bagaimana
mengevaluasi keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Secara umum
Renstra Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang
Selatan merupakan salah satu perangkat dasar pegukuran kinerja atas
pelayanan yang diberikan pada masyarakat di bidang perijinan yang di
evaluasi dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
setiap akhir tahun.
Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah adalah suatu
proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah dengan menggunakan sistem
pengukuran kinerja. Sistem pengukuran kinerja adalah sistem yang
digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara
sistematis, dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
6 Renstra SKPD dilakukan terhadap 3 aspek yaitu Kebijakan, Pelaksanaan
dan Hasil Renstra SKPD.
1. Aspek Kebijakan
Dalam pengendalian dan evaluasi kebijakan Renstra SKPD, kepala SKPD
melaporkan rancangan akhir Renstra SKPD kepada Kepala Bappeda,
kemudian kepala Bappeda melakukan verifikasi untuk menjamin bahwa
visi, misi, tujuan, strategi, kegijakan, program dan kegiatan SKPD
sesuai dengan RPJMD dan keterpaduan dengan Renstra SKPD lainnya.
2. Aspek Pelaksanaan
Dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD, kepala
SKPD melaporkan pelaksanaan Renstra SKPD kepada kepala daerah
melalui kepala Bappeda.
3. Aspek Hasil
Dalam evaluasi hasil Renstra SKPD, Kepala SKPD melaksanakan evaluasi
terhadap hasil Renstra SKPD. Kepala SKPD setiap bulan Januari
melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi kepada kepala daerah
melaui kepala Bappeda.
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(RENSTRA BP2T) Kota Tangerang Selatan ini dibuat dengan pendekatan
berdasarkan Sistem Manajemen Strategis (Strategic Management System)
dan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
7 sebagai instrumen bagi pelembagaan pelayananan partisipatif. Berikut ini
gambaran keterkaitan antar dokumen menurut Nomor 25 Tahun 2004.
Gambar 1
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL, DAERAH DAN SEKTOR
Dalam penyusunannya, Rencana Strategis (Renstra) Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2016 ini
berlandaskan hukum pada :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Pelayananan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
8
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang pembentukan
Propinsi Banten;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir dengan
undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah kepada Masyarakat;
9. Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kota/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
9 12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator
Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan
Terpadu di Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 06 Tahun 2010
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan;
17. Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T);
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1. Maksud
a. Penyusunan Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T)
untuk memberikan gambaran tentang kondisi Badan Pelayanan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
10
b. Memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam
menjalankan tugasnya dengan berbagai kendala, tantangan
dan peluang;
c. Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) sebagai
panduan bagi seluruh jajaran organisasi Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu (BP2T) dalam melaksanakan tugasnya dalam
kurun waktu lima tahun;
d. Renstra Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) sebagai
acuan untuk mewujudkan kinerja Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu (BP2T) dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun
waktu lima tahun;
1.3.2. Tujuan
a. Memberikan arah dan pedoman kepada seluruh jajaran
organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dalam
pencapaian Visi dan Misi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(BP2T);
b. Renstra diharapkan dapat memperbaiki kinerja seluruh jajaran
organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) yang
benar-benar terarah dalam pencapaian hasil dan target
pelayananan;
c. Renstra diharapkan dapat dijadikan sebagai tolok ukur kinerja
dan dievaluasi secara objektif sesuai dengan indikator yang
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
11 d. Renstra diharapkan sebagai pemacu seluruh jajaran organisasi
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) dalam
menghasilkan rencana yang lebih aspiratif dan aplikatif dalam
jangka waktu 5 tahun kedepan;
e. Renstra sebagai landasan operasional dalam penyusunan
program kegiatan yang mengacu pada visi dan misi Kota
Tangerang Selatan;
Rencana strategis ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk:
Penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD);
Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan SKPD;
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Penetapan Kinerja
(Tapkin);
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Publik (LAKIP);
1.3.3. Sasaran
Sasaran penyusunan Renstra Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
tangerang Selatan Tahun 2011-2016 adalah :
1. Tersusunnya perencanaan strategis Kantor Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Tangerang Selatan untuk lima tahun kedepan yang berisi
Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan kantor Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan;
2. Mengidentifikasi potensi, kendala atau permasalahan yang dihadapi
dalam pelayanan publik dan pengembangan pelayanan perijinan yang
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
12 3. Menentukan visi, visi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Tangerang Selatan
4. Menentikan strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran dalam mencapai visi
dan misi tersebut;
5. Merumuskan program dan kegiatan dalam pelayanan publik dan
pengembangan penyelenggaraan perijinan sesuai dengan prioritas dan
kebutuhan daerah;
6. Merumuskan mekanisme pengukuran dan evaluasi kinerja;
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Strategis BP2T Tahun 2011-2016 adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang adanya Renstra BP2T kemudian dasar
pemikiran dan dasar hukum yang yang melandasi penyusunan
rencana strategis. Serta memuat hubungan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Tangerang Selatan dengan Rencana
Strategis BP2T, juga maksud dan tujuan serta sistematika
penulisan dari Rencana Strategis BP2T Kota Tangerang Selatan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BP2T KOTA TANGERANG SELATAN
Bab ini memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) serta
struktur organisasi BP2T dalam penyelenggaraan urusan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
13 dimiliki BP2T dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, kinera
pelayanan BP2T dan mengulas hambatan-hambatan utama yang
masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi serta peluang melalui
Renstra BP2T ini.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BP2T.
Bab ini memuat seputar identifikasi permasalahan berdasarkan
Tugas dan Fungsi Pelayanan BP2T beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya, telaahan terhadap Visi, Misi, dan Program
Walikota dan Wakil Walikota Terpilih, juga dipaparkan apa saja
faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan BP2T yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan
wakil kepala daerah tersebut, yang kemudian menjadi salah satu
bahan perumusan isu strategis pelayanan BP2T.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, SASARAN DAN KEBIJAKAN
Bab ini berisi visi yang merupakan gambaran tentang masa depan
yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu,
kemudian misi dari BP2T yang merupakan pernyataan mengenai
hal-hal yang harus dicapai ke depan. Dan diuraikan mengenai
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai selama kurun waktu Tahun
2011-2016 sebagai hasil dari analisis SWOT serta indikator kinerja
yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
14 sasaran yang berupa kebijakan yang diambil oleh BP2T dalam
mencapai visi dan misinya.
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini berisi tentang rencana program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif berdasarkan
tujuan, sasaran dan indikator sasaran sebagaimana termuat dalam
bab sebelumnya.
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab ini berisi tentang indikator-indikator kinerja BP2T Kota
Tangerang Selatan dengan berlandaskan pada tujuan dan sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Tangerang Selatan yang telah ditetapkan.
BAB VII PENUTUP
Memuat kaidah pelaksanaan yang meliputi penjelasan antara lain
Renstra-SKPD merupakan pedoman dalam penyusunan
Renja-SKPD, dan merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan
atas kinerja tahunan dan tahunan, serta catatan dan harapan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
15
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BP2T
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2009, tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun
2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Pada
tanggal 30 Desember 2010 ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang
Selatan. Dengan keberadaan SKPD ini, diharapkan dapat meningkatkan
profesionalisme kinerja aparatur Pemerintah Kota Tangerang Selatan
dalam memberikan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan yang didasarkan
kepada nilai-nilai komitmen dan konsistensi, wewenang dan
tanggungjawab, integritas dan profesional, ketepatan/keakurasian dan
kecepatan, disiplin, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun 2011 Tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(BP2T), mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengarahkan, mengawasi, mengendalikan kegiatan di bidang pelayanan
perijinan terpadu sesuai kebijakan Pemerintah Daerah (Pasal 2 ayat (1)
Perwal Nomor 23 Tahun 2011).
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
16 Adapun Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang
Selatan adalah :
1. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan program kerja;
2. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja;
3. Pelaksanaan kegiatan;
4. Pembinaan pelaksanaan pengelolaan Pelayanan Perijinan
Terpadu;
5. Pengembangan sistem informasi Pelayanan Perijinan Terpadu;
6. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kebijakan program
kerja;
7. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi / lembaga lainnya
terkait dengan kegiatan Pelayanan Perijinan Terpadu;
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan;
2.2. Sumber Daya SKPD
2.2.1. Kepegawaian
Secara kuantitatif, BP2T memiliki pegawai yang cukup
memadai untuk suatu instansi pelayanan di daerah dengan 7
Kecamatan, yaitu sebanyak 155 orang, terdiri dari 78 orang Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan 77 orang Tenaga Kerja Sukarela (TKS).
(sumber : Subbag Umum & Kepegawaian) namun, jumlah TKS
mengalami kecenderungan bertambah seiring dengan
perkembangan dan kebutuhan pelayanan perijinan yang semakin
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
17
Tabel 1
Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
(sesuai Perda Nomor 6 Tahun 2010) PERIJINAN BIDANG
EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT SEKSI VERIFIKASI DAN
PENETAPAN
• Peraturan Daerah KotaTangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan.
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
18
Tabel 2
Jumlah Pejabat dan Staf BP2T
(Data:Subbag Umum dan Kepegawaian 2013)
Kekuatan Personil BP2T Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Peta Jabatan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
19
Tabel 4
Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
20 2.3. Kinerja Pelayanan Perijinan
Berbagai pelayanan baik perijinan maupun non perijinan diselenggarakan oleh
BP2T. Berikut adalah jenis-jenis pelayanan perijinan yang diselenggarakan beserta
dengan rekapitulasi permohonan ijin dan penerbitan SK perijinan sampai dengan
oktober tahun 2013.
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
21 Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan pelayanan di BP2T, masih dirasakan
belum optimal. Hal tersebut disebabkan beberapa hal, di antaranya permasalahan
kualitas dan kuantitas SDM, ketersedian dan peningkatan sarana dan prasarana
kerja serta pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang tepat sasaran, terarah dan
terpadu. Selain itu, regulasi dan prosedur operasi standar kerja menjadi hal yang
sangat penting bagi SKPD yang memberikan pelayanan yang efektif dan efisien dan
langsung kepada masyarakat seperti BP2T.
Berdasarkan PP 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah, terdapat indikator kinerja dalam Evaluasi Kemampuan
Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang terkait dengan aspek daya saing daerah
pada fokus iklim berinvestasi melalui kemudahan perijinan yang memiliki
keterkaitan erat dengan pelayanan perijinan yang diselenggarakan di BP2T Kota
Tangerang Selatan. Indikator tersebut adalah
a. Lamanya Proses Perijinan (rata-rata lama proses perijinan dalam hari);
b. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah;
c. Jumlah Perda yang mendukung Iklim Usaha;
Oleh karena itu, dalam perumusan program dan kegiatan BP2T harus selalu
dikaitkan dengan salah satu indikator-indikator kinerja tersebut selain berpedoman
dengan RPJMD Kota Tangerang Selatan 2011-2016.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Penyelenggaraan pelayanan terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan
perijinan dan non perijinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
22 dalam satu pintu dan satu tempat. Tujuan penyelenggaraannya adalah
untuk mempermudah proses pelayanan perijinan maupun non perijinan.
Namun, yang dimaksud dengan mempermudah di sini adalah dalam hal
efesiensi waktu. Pelayanan perijinan juga memiliki fungsi penting sebagai
pengendali pembangunan wilayah, terutama dalam hal penataan ruang
yang berkaitan erat dengan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan
hidup.
Pada tingkat nasional, kebijakan pengarusutamaan pembangunan
berkelanjutan yang memperhatikan kepentingan lingkungan hidup
sekaligus ekonomi dan sosial telah ditetapkan sebagai landasan
operasional pelaksanaan pembangunan. Pada tahun 2009 telah ditetapkan
pula Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang salah satu poin pentingnya adalah
mewajibkan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam
proses penyusunan atau evaluasi Rencana tata ruang wilayah beserta
rencana rincinya, RPJP, RPJM Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota; serta
kebijakan, rencana, dan atau program yang berpotensi menimbulkan
dampak dan / atau risiko lingkungan. KLHS sendiri didefinisikan sebagai
suatu rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan
atau kebijakan, rencana & program (KRP).
Berdasarkan KLHS RTRW Kota Tangerang Selatan, salah satu isu
utama adalah alih fungsi lahan serta okupasi kawasan lindung oleh
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
23 Selain itu, permasalahan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan juga
menjadi isu penting bagi Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah
urban. Pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) juga belum sesuai dengan
ketentuan, yaitu komposisi luas minimum sebesar 30 %, yang terdiri dari
20% RTH publik dan 10% RTH privat.
Dalam rancangan RTRW terdapat tujuan yang memberi perhatian khusus
terhadap pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, yaitu:
mewujudkan Kota Tangsel sebagai kawasan permukiman di
Jabodetabekpunjur, yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing,
dan berkelanjutan (liveable city);
mewujudkan penyelenggaraan fungsi-fungsi perekonomian
(perdagangan dan jasa) dan pendidikan berskala internasional,
nasional dan lokal.
Dalam penilaian implikasi kebijakan KLHS, dinyatakan bahwa kompleksitas
rencana pengembangan pusat-pusat perkotaan memerlukan adanya
kebijakan tata guna tanah dan administrasi pertanahan yang mampu
melakukan pengaturan alih fungsi lahan secara berimbang dan
mengarusutamakan isu lingkungan hidup. Dalam hal RTH, dicantumkan
bahwa nampaknya pihak Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan yang
tegas guna memenuhi kewajiban pemenuhan alokasi ruang terbuka hijau.
BP2T sebagai SKPD yang memiliki tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengarahkan, mengawasi, mengendalikan kegiatan di
bidang pelayanan perijinan terpadu sesuai kebijakan Pemerintah Daerah
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
24 utama penataan ruang tersebut. BP2T senantiasa menjadikan regulasi
maupun dokumen perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Daerah dan
Rencana Detail Tata Ruang harus dijadikan acuan, sehingga perijinan juga
menjadi pengendali terhadap penataan ruang dan menjadi salah satu
instrumen dalam upaya mengatasi isu dan permasalahan utama Kota.
Bahwa seiring dengan dinamika perkembangan kemajuan Kota Tangerang
Selatan yang sangat pesat menuntut BP2T untuk senantiasa berbenah
dalam memberikan pelayanan yang efisien dan efektif, memutus rantai
birokrasi yang berbelit belit antar SKPD, penyempurnaan kelembagaan,
meyiapkan SDM yang profesional dan handal, sarana dan prasarana yang
memerlukan pengembangan dan perbaikan secara terus menerus serta
sistem alur kerja (SOP) dan program kegiatan yang terarah, terpadu dan
tepat sasaran yang ditunjang dengan ketersediaan peraturan daerah. Oleh
karena itu kedepan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dituntut harus
mampu menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Satu Pintu dan Satu Atap
(PTSP/PTSA) di tahun 2014, sebagai solusi yang tepat dalam upaya
mereduksi dan menghilangkan barriers dalam kegiatan pelayanan
perijinan serta mewujudkan visi BP2T dalam memberikan pelayanan prima
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
25
3.1. Identifikasi Permasalahan BP2T Kota Tangerang Selatan
Sebagai lembaga teknis daerah yang berada dalam pemerintahan
baru Kota Tangerang Selatan, saat ini Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan dalam memberikan pelayanan perijinan masih
banyak dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang sifatnya internal
maupun eksternal BP2T, di antaranya sebagai berikut:
3.1.1.Belum optimalnya kualitas SDA BP2T dibandingkan kebutuhan.
Jumlah Sumber Daya Aparatur (SDA) BP2T saat ini (2013)
sebanyak 156 orang, terdiri dari 78 orang PNS dan 78 orang TKS.
Jumlah tersebut, secara kuantitatif sebenarnya sudah cukup
memadai, cuma secara kualitatif jumlah aparat yang menguasai
teknis perijinan baru mencapai kurang lebih sekitar 60%. Sehubungan
dengan hal tersebut, untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan
peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur teknis yang ada di BP2T
khususnya dalam menghadapi penyelenggaraan kegiatan PTSP/PTSA
ditahun 2014 yang diperoleh melalui kegiatan workshop, bimbingan
teknis, pendidikan dan pelatihan khusus lainnya bagi seluruh
B
B
A
A
B
B
3
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
26 pegawai BP2T khususnya yang berada pada bagian pelayanan
(frontoffice). Tahun 2011, gelombang masuknya Tenaga Kerja
Sukarela (TKS) banyak dan tidak terkendali. Hal ini terkait dengan
beberapa faktor eksternal yang ikut mempengaruhi hal tersebut.
Persoalan kemudian muncul adalah ketika tenaga yang masuk
tersebut ternyata tidak ditunjang dengan realitas kebutuhan obyektif
di BP2T serta tidak memiliki kompetensi yang sesuai dan sedang
dibutuhkan sehingga menimbulkan ketimpangan berupa kinerja yang
tidak maksimal. Oleh karena itu khusus ditahun 2013 ini telah
dilakukan upaya pengetatan dalam proses penerimaan TKS, dan lebih
fokus untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas Sumber Daya
Aparatur yang telah ada melalui berbagai pendidikan, pelatihan dan
bimbingan teknis yang telah di programkan.
3.1.2. Belum optimalnya pelayanan administrasi perkantoran serta
belum memadainya sarana dan prasarana aparatur
Pelayanan administrasi perkantoran serta peningkatan sarana
dan prasarana aparatur merupakan kegiatan rutin organisasi. Saat ini
pelayanan administrasi perkantoran dirasa belum cukup memuaskan,
masih sering ditemukannya berbagai permasalahan baik dari segi
ketepatan waktu pelayanan, proses administrasi dokumen yang
berbelit-belit dan sulit, dan biaya yang berbeda-beda. Demikian juga
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
27 ditingkatkan lagi baik secara kualitas maupun kuantitas dalam rangka
mendukung pencapaian kinerja organisasi. Oleh karena itu secara
bertahap dan berkelanjutan upaya perbaikan dan penyempurnaan
terhadap pelayanan administrasi dan sarana prasarana terus
dilakukan setiap tahun, dan mulai tahun 2013 telah dicanangkan
pembentukan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu/ Satu
Atap (PTSP/PTSA) yang operasionalisasinya diharapkan berjalan
diawal tahun 2014. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan
pelaksanaan kegiatan pelayanan perijinan yang lebih efektif, efisien,
transparan dan menjamin kepastian dalam memberi pelayanan prima
ke masyarakat.
3.1.3. Belum optimalnya pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang
Pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang saat ini masih
belum optimal terutama dari segi ketepatan waktu penyampaian
pertanggungjawaban keuangan dan administrasi pengelolaan barang
yang disebabkan oleh rendahnya koordinasi antar bidang dilingkup
Badan Pelayanan perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan. Hal
tersebut berakibat terhadap adanya keterlambatan dalam pelaporan
keuangan yang terkadang berimplikasi terhadap target capaian yang
belum optimal. Oleh karena itu Badan Pelayanan Perijinan terpadu
Kota Tangerang Selatan berupaya semaksimal mungkin untuk
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
28 Daya Aparatur (SDA) BP2T khususnya bagi pegawai yang terlibat
langsung menangani bidang keuangan dan pengelolaan barang dan
jasa, penggunaan jasa konsultan, dan pengembangan sistem
pelaporan keuangan, barang dan jasa yang ada.
3.1.4. Belum optimalnya disiplin pegawai dan penataan administrasi
kepegawaian
Pada dasarnya, setiap tahun penataan terhadap administrasi
umum dan kepegawaian di Badan Pelayanan Perijinan terpadu Kota
Tangerang Selatan dapat dikatakan sudah relatif baik dan terus
dilakukan penyempurnaan, hal itu tercermin dengan tersedianya
dokumentasi absensi baik manual dan otomatis (finger print) yang
mendata tingkat kehadiran pengawai BP2T setiap hari kerja, namun
beberapa hal yang masih dirasa perlu ada penyempurnaan adalah
tingkat kesadaran pegawai untuk datang tepat waktu dan sanksi tegas
bagi mereka yang dianggap selalu lalai dalam melaksanakan
kewajibannya, hal ini sudah tentu perlu ada koordinasi yang intensif
dengan instansi terkait, oleh karena itu rangka optimalisasi
pencapaian visi dan misi instansi dipandang perlu untuk waktu yang
akan datang terus diperbaiki secara berkelanjutan beberapa hal baik
mencakup pengelolaan updating system data kepegawaian serta
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
29
3.1.5. Belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan perijinan
Penyelenggaraan pelayanan pada Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Tangerang Selatan merupakan satu rangkaian proses
yang dimulai pada Bidang Pelayanan Perijinan Pembangunan, Bidang
Pelayanan Perijinan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Bidang
Pengawasan, Pengendalian dan Pengaduan, Bidang Data, Informasi
dan Regulasi dan pada akhirnya sampai pada pimpinan BP2T melalui
Bagian Sekretariat. Dalam proses kegiatan ini masih terkendala
terutama di Bidang Pelayanan : ruang pelayanan perlu dioptimalkan
sehingga proses pelayanan sesuai dengan mekanisme kerja
bidang-bidang yang ada. Di sisi lain mekanisme kerja perlu dituangkan
kedalam Standard Operating Procedure (SOP) dan alur kerja yang
efektif dan efisien. Kendala lain yang dirasa sangat krusial adalah
koordinasi yang belum maksimal dengan instansi lainnya baik secara
langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan pelayanan
perijinan. Oleh karena itu upaya perbaikan dan penyempurnaan baik
terhadap Sumber Daya Aparatur dan System Database yang ada terus
dilakukan hingga saat ini khususnya dalam menghadapi
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Satu Atap
(PTSP/PTSA) sehingga tercipta pelayanan kepada masyarakat secara
optimal yang pada akhirnya berimplikasi terhadap peningkatan indeks
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
30
3.1.6. Belum optimalnya kualitas dan kuantitas regulasi perijinan
Optimalisasi kualitas pelayanan perijinan sangat ditentukan
oleh kualitas regulasi perijinan baik dalam bentuk petunjuk
pelaksanaan maupun petunjuk teknis merupakan rambu-rambu yang
perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan.
Kondisi saat ini regulasi perijinan yang dilaksanakan BP2T Kota
Tangerang Selatan masih mengacu pada Peraturan Daerah (Perda)
dan Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Tangerang, sehingga untuk
waktu yang akan datang perlu menjadi perhatian serius dalam upaya
menghasilkan peraturan yang lebih fokus pada pemberian pelayanan
optimal ke masyarakat selaras dengan SOP serta nota kesepahaman
antar SKPD lainnya dan diharapkan akan berdampak pada
peningkatan kualitas layanan perijinan secara umum.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah: BP2T dan Keharusan
Pelayanan Prima
Visi Walikota dan Wakil Walikota adalah “Terwujudnya Kota
Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai, dan Asri”. Dalam rangka
mewujudkan visi tersebut, salah satu misi Walikota dan Wakil Walikota
Tangerang Selatan Terpilih yang menjadi rumusan dalam Rencana
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
31 adalah “Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih”.
Ini ditujukan untuk meningkatkan fungsi Pemerintahan dalam hal
peningkatan pelayanan perijinan kepada masyarakat Kota Tangerang
Selatan yang diorientasikan pada pemerataan kemajuan perekonomian dan
kesejahteraan sesuai dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Misi ini diarahkan pada peningkatan pembangunan sektor
pendapatan asli daerah dan penataan tata kota yang baik dalam sektor
perijinan sebagai mainstream yang dapat menciptakan stabilitas dan
pemerataan ekonomi dan didukung oleh sistem investasi dan pengembangan
sektor lain yang potensial.
Penyelenggaraan pelayanan prima yang terpadu di Kota Tangerang
Selatan adalah menjadi keharusan baik secara konstitusional maupun dalam
rangka menjawab realitas kebutuhan masyarakat. Dalam upaya
meningkatkan perekonomian dan menggiatkan sektor riil di Kota Tangerang
Selatan diperlukan kemudahan perijinan seperti kemudahan untuk
berinvestasi dan membuka usaha kerja. Namun, pada saat yang sama sering
kita mendengar berbagai keluhan dari para investor dan pelaku usaha yaitu
tidak memperoleh jaminan kepastian berusaha, kemudahan perizinan, serta
jaminan keamanan berusaha dalam rangka pengembangan iklim investasi
yang kondusif dan memberi kepastian/jaminan berusaha. Selama ini,
Pemerintah Kota dinilai belum memiliki inisiatif langsung bersentuhan
dengan investor, akibatnya investasi di Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
32 tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk
meyakinkan kepada para investor agar merasa nyaman dalam berinvestasi.
Beberapa Ketentuan / Peraturan yang menjamin penyelenggaraan
kegiatan pelayanan perijinan dan kemudahan investasi didaerah didasarkan
pada antara lain:
- Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1995, tentang Sistem Pelayanan Satu
Atap secara bertahap;
- Undang - Undang Nomor 25 tahun 2007, tentang Penanaman Modal;
- INPRES Nomor 3 tahun 2007,tentang Paket Kebijakan Investasi;
- Permendagri Nomor 24 tahun 2007, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP);
- Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, tentang Pedoman Tatalaksana
Pelayanan Umum;
- Permendagri Nomor 20 Tahun 2008, tentang Pedoman Organisasi dan
Tatakerja unit pelayanan perijinan terpadu di Daerah;
- Surat Mendagri Nomor 061/2671/SJ, tanggal 17 Juli 2009;
Pemerintah Kota Tangerang Selatan memiliki keinginan dan tujuan untuk
mendorong peningkatan kegiatan ekonomi daerah dan menarik investor
dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi tersebut. Investasi yang ada
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
33 berupa penanaman modal usaha masyarakat dalam upaya penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan ekonomi setempat.
Kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam bidang perijinan
diharapkan dapat menarik investasi dan mendorong peran serta masyarakat
agar ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan ekonomi
pembangunan. Beberapa faktor perijinan yang menghambat investor sebagai
pihak yang paling sering mengurus masalah perijinan pembangunan, dan
juga masyarakat pada umumnya, antara lain :
- Birokrasi perijinan yang panjang dan berbelit-belit,
- persyaratan yang memberatkan,
- Tidak transparan,
- Proses yang lama, dan
- Biaya tinggi.
3.3. Telaahan Rencana Strategis Pelayanan Satu Atap dan Satu Pintu
(PTSA/PTSP)
Agar penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, maka salah satu faktor terpenting yang sangat
dibutuhkan adalah tersedianya dana dan sumber-sumber keuangan yang
memadai.
Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber keuangan dapat dipenuhi dan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
34 penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan adalah seringnya masyarakat
melakukan/melaksanakan permintaan ijin (perijinan) yang sesuai dengan
lingkup kegiatannya/lingkup masalahnya kepada Pemerintah.
Sebagai timbal baliknya, Pemerintah Kota sebagai pemberi ijin harus dapat
melayani masyarakat sebaik mungkin bagi yang membutuhkan masalah
perijinan. Pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan/ mengurus
perijinan, dapat dilaksanakan sebaik mungkin apabila Pemerintah Kota
mempunyai suatu organisasi dan metoda yang baik mengenai tata cara
pemberian pelayanan perijinan kepada masyarakat
Salah satu sifat dan kecenderungan masyarakat yang akan dilayani adalah
bahwa pada dasarnya apabila mengurus/ menyelesaikan segala sesuatu
dengan pemerintah daerah ingin selalu dilayani secara lebih sederhana
cepat, tepat waktu, tepat biaya dan tepat bentuk (betul dan benar).
Sebagi upaya Pemerintah Daerah untuk memenuhi keinginan masyarakat
yang akan mengurus perijinan, maka Pemerintah Daerah harus dapat
meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat
Penyelenggaraan PTSP/ PTSA adalah sebuah satuan kerja di tingkat
pemerintahan kota/kabupaten yang memberikan pelayanan untuk
memproses berbagai dokumen publik, khususnya perijinan usaha dan
investasi. Perijinan usaha dan investasi yang selama ini mengandung
konotasi negatif : terlalu banyak, berbelit-belit, membutuhkan waktu lama
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
35 satu atap satu pintu (terpadu) yang memangkas beban administratif bagi
pemerintah daerah dan memudahkan pelaku usaha mendapatkan akses
sumberdaya untuk pengembangan usahanya.
Tujuan dari dibentuknya Penyelenggaraan PTSP/ PTSA untuk memberikan
kemudahan pada dunia usaha karena dapat menciptakan iklim kondusif yang
dapat meningkatkan kegairahan dunia usaha. Disamping melayani perijinan,
Penyelenggaraan PTSP/ PTSA dapat dijadikan sebagai sarana bagi
Pemerintah Daerah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan
masyarakat/publik. Melalui Pelayanan PTSP/ PTSA dengan seluruh
kelengkapannya, pengurusan perijinan usaha akan menjadi mudah dan
murah yang membuat pelaku usaha terhindar dari biaya ekonomi yang tinggi
yang biasanya terjadi pada saat proses pengurusan ijin.
Prinsip-Prinsip Pelayanan PTSP/ PTSA :
- Sederhana;
- Reliabilitas;
- Tanggung Jawab;
- Kecakapan Petugas;
- Kemudahan Akses;
- Ramah;
- Terbuka;
- Komunikasi Petugas dan Pelanggan;
- Kredibilitas;
- Kejelasan dan Kepastian;
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
36
- Mengerti Kebutuhan Pelanggan;
- Wujud Nyata;
- Efisien;
- Ekonomis;
Untuk kelancaran proses perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman
modal diperlukan suatu sistem berbasis Teknologi Informasi (TI) yang
handal. Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi ini diharapkan proses
perijinan dan komunikasi dengan dunia usaha dapat berjalan dengan lebih
efektif dan efisien.
Sistem informasi yang baik akan menjadi alat manajemen yang membantu
setiap tingkatan pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan
terbaik dengan berdasar pada data dan informasi yang dibangun secara
capat, akurat, benar dan lengkap. Oleh karena itu implementasi TI dalam
sistem informasi Pelayanan PTSP/PTSA menjadi salah satu solusi paling bijak
yang dapat ditempuh.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS
Berdasarkan rancangan RTRW Kota Tangerang Selatan, pengendalian
pemanfaatan ruang Kota Tangerang Selatan mencakup 1) arahan peraturan
zonasi, 2) arahan perizinan, 3)arahan pemberian insentif dan disinsentif, 4)
serta arahan sanksi. Dalam dokumen tersebut ditetapkan 3 (tiga) jenis pusat
pelayanan kota dengan rincian sebagai berikut:
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
37 2. Sub-pusat pelayanan kota (SPK)
3. Pusat lingkungan (PL)
Pusat Pelayanan Kota, meliputi:
a. PPK I sebagai pusat pemerintahan, pelayanan umum, perdagangan dan
jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi
diarahkan di Kecamatan Ciputat;
b. PPK II memiliki fungsi sebagai kegiatan pemerintahan, pelayanan
umum, perdagangan dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan
kepadatan sedang diarahkan di Kecamatan Serpong;
c. PPK III memiliki fungsi sebagai kegiatan pelayanan umum, perdagangan
dan jasa skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan tinggi
diarahkan di Kecamatan Pondok Aren.
Dalam hal rencana pola ruang, dalam RTRW telah ditetapkan rencana
pengembangan kawasan lindung, yaitu berupa:
1) Kawasan Perlindungan Setempat
2) Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3) Kawasan Rawan Bencana Alam
4) Kawasan Cagar Budaya
Sedangkan, rencana kawasan budidaya telah ditetapkan, yaitu berupa:
1) Kawasan Perumahan
2) Kawasan Perdagangan dan jasa
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
38
4) Kawasan Industri
5) Kawasan pariwisata
6) Kawasan Non Hijau
7) Kawasan Evakuasi Bencana
8) Kawasan Peruntukan Sektor Informal
9) Kawasan Peruntukan Lainnya
Dalam hal implikasi kebijakan KLHS terkait dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah, dinyatakan bahwa kompleksitas rencana pengembangan
pusat-pusat perkotaan memerlukan adanya kebijakan tata guna tanah dan
administrasi pertanahan yang mampu melakukan pengaturan alih fungsi
lahan secara berimbang dan mengarusutamakan isu lingkungan hidup. Selain
itu dalam hal RTH, Pemerintah Kota perlu membuat kebijakan yang tegas
guna memenuhi kewajiban pemenuhan alokasi ruang terbuka hijau.
BP2T memiliki peran sekaligus beban yang besar dalam mengatasi
permasalah utama penataan ruang tersebut dan harus senantiasa
menjadikan regulasi maupun dokumen perencanaan seperti Rencana Tata
Ruang Daerah dan Rencana Detail Tata Ruang harus dijadikan acuan,
sehingga perijinan juga menjadi pengendali terhadap penataan ruang dan
menjadi salah satu instrumen dalam upaya mengatasi isu dan permasalahan
utama Kota. Namun, masih terdapat permasalahan dalam menjalankan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
39 Daerah yang mengatur tentang retribusi, rencana detail tata ruang maupun
prosedur operasi standar.
3.5. Analisis Lingkungan Strategis
3.5.1 Analisis Lingkungan Internal
Dalam pencermatan kondisi internal dan data yang ada,
beberapa faktor yang dianggap merupakan kekuatan (strenghts) BP2T
adalah :
Memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas;
Memiliki regulasi dan kewenangan yang kuat;
Memiliki Sarana dan prasarana cukup memadai;
Memiliki Sumber Dana yang mendukung;
Dari pencermatan kondisi & data yang ada, beberapa faktor yang
dianggap merupakan kelemahan (weaknesses) BP2T adalah :
Masih rendahnya kuantitas dan kualitas aparatur;
Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung;
Belum optimalnya Sistem dan Data penunjang pelayanan;
Belum optimalnya regulasi dan kewenangan yang ada;
3.5.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Dari pencermatan kondisi eksternal & data yang ada, beberapa
faktor yang dianggap merupakan peluang (opportunities) bagi BP2T
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
40
Perkembangan Iklim Globalisasi dan perkembangan IPTEK yang
pesat;
Potensi sosial ekonomi yang cukup besar;
Apresiasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan cukup
tinggi;
Adanya kesempatan mengikuti program pendidikan dan
pelatihan pelayanan dari lembaga terkait;
Dari pencermatan kondisi eksternal & data yang ada, beberapa faktor
yang dianggap merupakan ancaman/tantangan (threats) bagi BP2T
adalah :
Intervensi pihak luar dalam proses pelayanan masih sangat tinggi
Percepatan Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi;
Belum maksimalnya kesadaran masyarakat akan arti penting
perijinan;
Respon dari dinas/instansi/lembaga terkait lainnya masih lemah;
3.5.3 Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan
Ada beberapa faktor kunci keberhasilan yang diharapkan
terwujud dalam pelaksanaan tugas BP2T Kota Tangerang Selatan
yaitu :
Optimalisasi komitmen bersama yang tinggi untuk mendorong
aparatur pelayanan mengikuti pendidikan dan pelatihan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
41
Optimalisasi kompetensi aparatur pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan;
Optimalisasi tugas dan fungsi dalam menghadapi iklim globalisasi
dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan;
Optimalisasi prosedur dan mekanisme pelayanan yang ada dalam
menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan;
Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana pendukung;
Optimalisasi peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan perijinan;
Optimalisasi koordinasi dengan dinas/instansi/lembaga terkait
Evaluasi kinerja kelembagaan dan aparatur dilakukan secara
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
42
3.5.4 Analisis SWOT : ALI, ALE,KAFI, KAFE, ASAP dan FKK
Tabel
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN STRATEGIS
KEKUATAN KELEMAHAN
Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi
yang jelas
Memiliki regulasi dan kewenangan
yang kuat
Memiliki Sarana dan prasarana yang
memadai
Memiliki sumber anggaran yang
memadai
Masih rendahnya kuantitas dan
kualitas aparatur
Belum optimalnya sarana dan
prasarana pendukung
Belum optimalnya Sistem dan
Data penunjang pelayanan
Belum optimalnya regulasi dan
kewenangan yang ada
PELUANG TANTANGAN
Perkembangan Iklim Globalisasi dan perkembangan IPTEK yang pesat
Potensi sosial ekonomi yang sangat besar
Apresiasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan cukup tinggi
Adanya kesempatan mengikuti
program pendidikan dan pelatihan pelayananan dari lembaga terkait.
Intervensi pihak luar dalam proses pelayanan masih sangat tinggi
Percepatan Pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi
Belum maksimalnya kesadaran
masyarakat akan arti penting perijinan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
43
Tabel
KAFI DAN KAFE
ALI Bobot Rating Score Rangking Kekuatan
Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi yang jelas 14 4 56 1
Memiliki regulasi dan kewenangan yang kuat 11 3 33 2
Memiliki Sarana dan prasarana yang memadai 13 2 26 3
Memiliki sumber anggran yang memadai 10 2 24 4
KELEMAHAN
Masih rendahnya kuantitas dan kualitas aparatur 15 4 60 1
Belum optimalnya sarana dan prasarana
Pendukung
12 2 24 4
Belum optimalnya Sistem dan Data penunjang
pelayanan
12 3 36 3
Belum optimalnya regulasi dan
kewenangan yang ada
13 4 52 2
100
ALE Bobot Rating Score Rangking Peluang
Iklim globalisasi dan perkembangan IPTEK yang pesat 11 4 44 2
Potensi Sosial ekonomi yang besar 15 3 60 1
Apresiasi masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan
cukup tinggi
10 3 30 4
Adanya kesempatan mengikuti pendidikan & latihan
pelayanan dari lembaga terkait
12 4 36 3
Tantangan/ Ancaman
Intervensi pihak luar dalam pelayanan masih sangat
tinggi
14 3 25 2
Pertumbuhan penduduk yang tinggi 11 3 33 4
Belum maksimalnya kesadaran masyarakat akan arti
penting perijinan
13 4 37 3
Respon dari dinas/instansi/lembaga terkait lainnya
masih rendah
12 3 36 1
100
Keterangan :
Bobot adalah dampak yang ditimbulkan pada keberhasilan organisasi masa kini dan masa depan.
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
44
Tabel
MATRIK KAFI VS KAFE
Kekuatan : (S) Kelemahan : (W)
Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi
yang jelas
Memiliki regulasi dan
kewenangan yang kuat
Memiliki Sarana dan prasarana yang
memadai
Memiliki sumber anggaran yang
memadai
Masih rendahnya kuantitas dan
kualitas aparatur
Belum optimalnya sarana dan
prasarana pendukung
Belum optimalnya Sistem dan
Data penunjang pelayanan
Belum optimalnya
regulasi dan
kewenangan yang ada
Peluang : (O)
Iklim globalisasi dan
perkembangan IPTEK yang pesat
Potensi sosial ekonomi yang
besar
Optimalisasi tugas dan fungsi
dalam menghadapi iklim globalisasi dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan
Optimalisasi komitmen bersama
yang tinggi untuk mendorong aparatur mengikuti Pendidikan dan pelatihan Pelayanan
Strategi W – O
Meningkatkan kompetensi
aparatur pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan
Optimalisasi penyediaan sarana
dan prasarana pendukung
Intervensi pihak luar
dalam proses pelayanan
Respon dari dinas/instansi
terkait lainnya masih lemah.
Strategi S – T :
Optimalisasi prosedur dan
mekanisme pelayanan yang ada dalam menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan
Optimalisasi pelayanan untuk
merespon percepatan
Optimalisasi koordinasi dengan
dinas/instansi yang terkait
Optimalisasi data penunjang
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
45
Tabel
ANALISIS STRATEGI DAN PILIHAN
ASUMSI STRATEGI KETERKAITAN DENGAN
Strategi
1. Optimalisasi tugas dan fungsi dalam
menghadapi iklim globalisasi dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan
3 3 4 4 3 3 3 4 3 30/2
2. Optimalisasi komitmen bersama yang tinggi untuk mendorong aparatur mengikuti Pendidikan dan pelatihan Pelayanan
4 4 4 4 4 3 3 4 4 34/1
S – T
1. Optimalisasi prosedur dan mekanisme pelayanan yang ada dalam menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan
2 3 4 4 3 4 4 3 3 30/2
1. Optimalisasi pelayanan perijinan untuk merespon percepatan pertumbuhan penduduk dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perijinan
3 3 3 4 2 2 2 4 2 25/4
W – O
1. Meningkatkan kompetensi aparatur pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan
4 4 4 4 4 3 3 4 4 34/1
2. Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang
4 3 4 4 4 3 3 3 2 30/2
3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
4 3 4 4 3 2 2 3 3 30/2
W – T
1. Optimalisasi koordinasi dengan dinas/instansi/lembaga terkait
4 4 3 3 3 2 2 2 3 26/3
2. Optimalisasi data penunjang pelayanan perijinan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
46
Tabel
FORMULASI TUJUAN
1. Optimalisasi komitmen bersama yang tinggi untuk
mendorong aparatur pelayanan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan pelayanan
2. Meningkatkan kompetensi aparatur pelayanan
melalui pendidikan dan pelatihan pelayanan
3. Optimalisasi tupoksi dalam menghadapi iklim
globalisasi dan pemanfaatan IPTEK dalam proses pelayanan
4. Optimalisasi prosedur dan mekanisme pelayanan
yang ada dalam menghadapi intervensi pihak luar dalam pelayanan
5. Optimalisasi penyediaan sarana dan prasarana
pendukung
6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan
7. Optimalisasi koordinasi dengan
dinas/instansi/lembaga terkait
8. Optimalisasi pelayanan perijinan untuk merespon
percepatan pertumbuhan penduduk dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perijinan
9. Optimalisasi data pelayanan perijinan
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
2. Mengembangkan sistem dan mekanisme pelayanan
yang partisipatif serta terintegrasi
3. Ketersediaan data/informasi dan dokumen
pelayanan yang komprehensif serta akurat
1. Meningkatkan Akuntabilitas dalam tata kelola
pemerintahan
2. Meningkatkan sistem dan mekanisme pelayanan
pelayanan perijinan terpadu dan terintegrasi
3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi
perijinan terpadu
i. Penyusunan Peta Strategi Dengan Balanced Scorecard
Balanced Score Card digunakan setelah didapatnya Tujuan
Evaluasi Rencana Strategis Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Tangerang Selatan 2011-2016
47 Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan serta sasaran
stratejik, indikator kinerja, target sasaran, Initiative, Realisasi (sasaran)
dalam prosentasi (Skoring), dari hasil derajat kinerja didapat
Kesimpulan.
Gambar
Hubungan Financial, Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth),
Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process), Pelanggan (Customer)
Tabel Derajat Kinerja :
Nomor Skala Derajat Kinerja
1 >70 Berhasil
2 >55 s/d 70 Cukup Berhasil