Nilai Tukar Petani
KOMUNIKASI DAN
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
2.3.1 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah
cakupan Kesesuaian Penataan Infrastruktur Dengan Konsep
Tata Ruang Perkotaan 90 90
Sumber : Hasil Pengolahan Data Bappelitbangda Kota Kotamobagu, 2018
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/ kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.
2.3.1 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah
Identifikasi permasalahan RKPD Tahun 2019 dari berbagai sumber, diantaranya adalah:
1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kota Kotamobagu.
2. Isu strategis dari Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya yang mempengaruhi Kota Kotamobagu
3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari:
a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kotamobagu 2008-2025.
b) Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang.
115
c) Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa RPJMD sebelumnya.
Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, oleh karenanya dibutuhkan ketepatan dalam melakukan identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan. identifikasi permasalahan pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2019 yang dibuat oleh setiap urusan berdasarkan urusan wajib, dan urusan pilihan serta gambaran solusi dari permasalahan dan tugas/fungsi tiap Perangkat Daerah (PD) serta gambaran solusi yang ditawarkan sesuai dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, yang dapat dilihat pada tabel 2.67 berikut.
116
NO PELAYANAN DASAR URUSAN WAJIB Permasalahan Gambaran Solusi indikator
I A Urusan Wajib Pendidikan
- Penyelenggaraan Pendidikan yang
kurang berkualitas Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan.
Angka melek huruf
- Jumlah satuan pendidikan PAUD dan Pendidikan Dasar yang terakreditasi
Mengoptimalkan pemberian bea siswa untuk mengikuti tugas belajar ikatan dinas bagi SDM kependidikan.
Angka rata-rata lama sekolah - Rendahnya penguasaan dan
pemanfaatan IT dalam pembelajaran Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada dalam rangka pembinaan, evaluasi dan monitoring serta penanganan masalah di bidang pendidikan.
- Fasilitas dan sarana penunjang
pendidikan termasuk pengembangan perpustakaan sebagai sarana minat dan budaya baca
Memperbaiki mekanisme pengumpulan data kinerja sehingga setiap indikator kinerja dapat didukung dengan data yang lebih akurat
- Kualitas tenaga pendidik yang belum
merata pada setiap sekolah Mengoptimalkan pemerataan akses memperoleh pendidikan, mutu serta tata kelola pada PAUD melalui; peningkatan pemahaman masyarakat terhadap PAUD, pengembangan potensi anak (golden age), peningkatan lembaga dan sarana prasarana PAUD
117
pelayanan mutu dasar antara lain dengan: meningkatkan kesadaran sebagian masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan dasar, pemenuhan standar sarana prasarana minimal pendidikan dasar,
meningkatkan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS)
Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan formal dan non formal
Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan
pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan
Meningkatkan pemerataan, akses, mutu dan
relevansi serta daya saing pendidikan non formal
Mengoptimalkan pemerataan, akses, mutu,
relevansi dan daya saing pendidikan menengah dengan; meningkatkan persentase sekolah yang memiliki standar sarana prasarana minimal
pendidikan menengah, peningkatan link and match antara sekolah dengan dunia usaha/dunia industri, meningkatkan pengelolaan kegiatan pembinaan kesiswaan, peningkatan sumberdaya sekolah dalam perencanaan dan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, meningkatkan minat
masyarakat terhadap pendidikan menengah kejuruan
118
kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya mengelola pembelajaran.
Meningkatkan sarana prasarana laboraturium dan
perpustakaan
Meningkatkan kualitas sekolah yang ada dengan
mengupayakan penambahan sekolah berstandar nasional, maupun sekolah berstandar internasional, sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah anakanak di kabupaten yang lebih memilih sekolah di kota/kabupaten perbatasan
B Urusan Wajib Kesehatan
- Pelayanan kesehatan murah dan bermutu belum sepenuhnya
menjangkau masyarakat khususnya masyarakat miskin
Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak melalui upaya; pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu, deteksi ibu hamil resiko tinggi, insentif bidankoordinator, dan pengadaan alat penunjang kinerja bidan
1. Persentasi Balita Gizi Buruk
- Rasio angka kematian ibu melahirkan masih tinggi
Peningkatan pelayanan kesehatan anak Balita 2. Prevalensi Balita Gizi Kurang
119
peta informasi masyarakat kurang gizi, pemberian tambahan makanan dan vitamin, penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya, peningkatan gizi lebih
- Meningkatnya prevalensi terjadinya penyakit yang disebabkan : varian penyakit baru yang menyebar, penyakit menular, penyakit akibat penyalagunaan obat, sanitasi dan udara yang kotor, Penyakit tidak menular
Meningkatkan status gizi masyarakat.dan peran serta masyarakat dalam penciptaan keluarga sadar gizi.
- Belum meratanya jaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan (JAMKESDA)
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular melalui; penyemprotan/fogging sarang nyamuk, pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging, pengadaan vaksin penyakit menular, pelayanan vaksinasi bagi balita & anak sekolah, pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, pencegahan penularan penyakit endemik/
epidemik, peningkatan surveillance epideminologi dan penaanggulangan wabah
- Peningkatan tipe rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan dikawasan bolaang mongondow raya
Pelayanan kesehatan penduduk miskin melalui; penanggulangan ISPA, penanggulangan penyakit cacingan
120
masyarakat dan upaya-upaya pencegahan/ penanggulangan penyakit menular (termasuk potensi KLB dan bencana).
- Masih kurangnya fasilitas penunjang
dalam pelaksanaan Posyandu Mewujudkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), lingkungan sehat melalui promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
- Peningkatan SDM Kesehatan Meningkatkan kualitas, pendayagunaan dan pemerataan tenaga kesehatan, serta kualitas pelayanan kesehatan
- Sarana dan prasarana rumah sakit
rujukan regional Meningkatkan sarana, jaringan, mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
- Prevalensi gizi buruk Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak dan
balita, penduduk usia lanjut, dan penduduk miskin
Meningkatkan pengawasan rumah
makan/restauran yang memenuhi standar mutu kesehatan makanan.
Menurunkan jumlah kasus kematian ibu
melahirkan dari keluarga kurang mampu.
Mengembangkan sistem manajemen pelayanan
kesehatan secara merata di berbagai unit pelayanan kesehatan pemerintah
Pengawasan peredaran makanan dan obat-obatan
yang
121 dan Penataan
Ruang
- Masih terdapat insfrastruktur jalan
dalam kondisi tidak baik Mengoptimalkan perencanaan, pengawasan dan pengendalian, pengelolaan sumberdaya air dan infrastruktur jalan dan jembatan
- Masih terdapat insfrastruktur jalan yang belum memiliki trotoar dan drainase
Meningkatkan efektifitas pembangunan jalan dan jembatan
- Kondisi jaringan drainase yang tidak
baik Peningkatan fungsi sarana dan prasarana sumber daya air untuk irigasi dan air baku yang dapat mendukung ketahanan pangan dan kebutuhan berbagai sektor
- Masih ada beberapa wilayah kelurahan yang terdeliniasi pemukiman kumuh
Meningkatkan kualitas saluran drainase yg dapat berfungsi dengan baik
- Prasarana dasar kawasan
permukiman belum terpenuhi seperti : sanitasi ( Air limbah domestik, persampahan, drainase), sarana prasarana pendidikan formal,
pengerukan dan normalisasi sungai, penataan lingkungan kumuh
Meningkatkan jumlah dan kualitas talud/bronjong
- Prasarana dasar kawasan
permukiman belum berfungsi dengan baik seperti : sanitasi ( Air limbah domestik, persampahan, drainase), air bersih, pasokan tenaga listrik, sarana prasarana pendidikan formal,
Pemeliharaan kondisi talud/bronjong agar tetap berfungsi dengan baik.
122 - Belum optimalnya pemanfaatan
dokumen tata ruang sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan
Meningkatkan pengelolaan prasarana pengaman banjir
- Tekanan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian yang menimbulkan dampat terhadap kelestarian lingkungan
Pemeliharaandaya dukung, kapasitas, dan kualitas pelayanan prasarana jalan dalam melancarkan distribusi barang dan jasa serta hasilproduksi
- Kurang optimalnya perencanaan wilayah pada kawasan strategis dan cepat tumbuh
Peningkatan pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan
- Lemahnya peraturan dan regulasi yang mengatur keberlangsungan dan kelestarian bukit sungai dan
sebagainya
Peningkatan infrastruktur perdesaan
- Belum adanya Peraturan yang
mengatur tentang penanaman pohon dan utilitas didaerah milik jalan
Peningkatan jalan akses menuju pusat-pusat
produksi, kawasan perkebunan, pertanian, industri, pariwisata dll. yang masih terbatas - Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Air (PAMSIMAS)
- Kurangnya tenaga teknis di Bidang
ke-PU-an Pembangunan dan pembenahan ruang terbuka hijau
- Belum adanya aturan yang mengatur
tentang pembebasan lahan untuk pekerjaan konstruksi
123 (bangunan dan gedung, panjang
sungai, talud, back log perumahan, drainase, sanitasi)
instansi vertikal.
- Kurangnya peralatan dalam bidang ke-binamargaan untuk peningkatan PAD
Peningkatan koordinasi dengan Pemprov dan Pemerintah Pusat.
- Belum adanya Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam
pembinaan penataan bangunan dan lingkungan
- Kurangnya SDM dibidang pengelolaan bahan-bahan kimia
Penyediaan ruang publikdanpedoman pemanfaatan ruang
- Fasilitas pendukung dalam
operasional lapangan dibidang air bersih (Kendaraan, ruangan dll)
Pengendalian permasalahan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukkannya
- Belum adanya sistem informasi
rekening air
- Perlu peningkatan upah bagi tenaga kontrak
- Kurangnya data pendukung dibidang
LH
- Tidak ada petugas lapangan untuk IPAL
- Belum optimal pengelolaan IPAL
- Belum adanya regulasi yang
124 jembatan
- Belum adanya masterplan RTH, Pemakaman Umum, ruang publik
- Belum adanya fasilitas pendukung operasional pemeliharaan lampu jalan (kendaraan skylift)
- Masih kurangnya informasi kepada
masyarakat tentang risiko bencana
- Perlu adanya regulasi untuk kegiatan
penanggulangan bencana
- Kurangnya sarana dan prasarana penunjang mitigasi, evakuasi dan penanggulangan bencana
- Kurangnya SDM yang terlatih dalam mitigasi dan penanggulangan
bencana
- Kurangnya ASN dibidang
penggulangan bencana
- Kurangnya anggaran
penganggulangan bencana di daerah
- Kurangnya kesejahteraan ASN dibidang penanggulangan bencana
125 Ketertiban
Umum, dan Perlindungan Masyarakat
1 Kesadaran hukum dan wawasan politik masyarakat secara umum masih rendah
Meningkatkan kemitraan pengembangan wawasan
kebangsaan dalam masyarakat identitas; Perasaan 2 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan
Legislatif
Meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Perasaan
memiliki atau sebaliknya,
perasaan alienasi; 3 Kurangnya kuantitas dan kualitas
satuan polisi pamong praja dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta penerapan peraturan daerah dan penegakkan peraturan walikota
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan
nilai-nilai luhur budaya bangsa Sistem
kepercayaan dan ideologi;
4 Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka
melaksanakan aktivitas operasional dilapangan
MelaksanaanPembinaan Ormas dan LSM;
Nilai-nilai dan tujuan-tujuan; 5 Perlunya penguatan kelembagaan,
manajemen dan SDM satuan polisi pamong praja dalam rangka
pelayanan masyarakat
MelaksanakanPelatihan Bela Negara; Sikap-sikap
terhadap anggota lain dalam masyarakat;
126 partai politik dan pemerintah daerah
dalam mengatasi permasalah daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan belum optimal
LSM mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas (misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, jaminan sosial); 7 Akses layanan dan perlindungan
hukum bagi semua masyarakat belum merata
Meningkatkan kemampuan deteksi dini bagi anggotaFKDM - Melaksaanakan operasional tim koordinasi dukungan kelancaran
Opini mengenai kinerja
pemerintah yang telah dilakukan terdahulu;
8 Penegakkan supremasi hukum masih lemah
Melaksaanakan operasional tim koordinasi dukungan kelancaran Keyakinan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya;
9 Kelurahan dan kecamatan belum berperan optimal dalam pelayanan dan pelaksanaan pembangunan skala lingkungan atau ditingkat masyarakat
Tingkat kepercayaan pada pemerintah;
127 antara pemerintah pada wilayah
bolaang mongondow raya belum optimal hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya; 1
1 Kurangnya Pembinaan ormas Harapan-harapan
yang ingin dicapai di masa depan;
1
2 Masih tingginya angka kriminalitas
1
3 Kesadaran hukum dan wawasan politik masyarakat secara umum masih rendah
E Urusan Wajib
Sosial
- Pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) belum optimal
Pembinaan anak terlantar,anak jalanan, anak cacat
dan anak nakal. Perasaan identitas; - Kerjasama pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam memberdayakan kelompok masalah kesejahteraan sosial belum efektif
Meningkatkan aktivitas pembinaan terhadap
penghuni panti asuhan/ panti jompo Perasaan memiliki atau sebaliknya,
perasaan alienasi; - Kemiskinan dan pengangguran relatif
tinggi perlu dikendalikan dan ditanggulangi
Meningkatkan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya
Sistem
kepercayaan dan ideologi;
128
kesejah-teraan sosial terhadap pelayanan sosial
dasar tujuan-tujuan;
- Belum ada fasilitas rumah singgah anak telantar dan anak yang berhadapan dengan hukum
Terjaminnya bantuan sosial dan meningkatkan
penanganan korban bencana alam dan sosial Sikap-sikap terhadap anggota lain dalam masyarakat; - Verifikasi dan validasi keluarga
miskin Peningkatan pengetahuan sumberdaya manusia, relawan dan pentingnya antisipasi dalam pra bencana, tanggap darurat dan paska bencana
Persepsi mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas (misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, jaminan sosial); - Belum adanya fasilitas pendukung
bagi penyandang disabilitas
Penyuluhan sosial untuk merubah perilaku
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan mengembangkan usaha yan
Opini mengenai kinerja
pemerintah yang telah dilakukan terdahulu;
129
lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya;
- Belum tersedianya fasilitas/sarpras
bagi tenaga pendamping sosial Tingkat
kepercayaan pada pemerintah; Kepuasaan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya; Harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan;
II URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR
A Urusan Wajib
Tenaga Kerja
- Ketersediaan lapangan kerja masih
terbatas Penyusunan program pelatihan yang sesuai kondisi
dan kebutuhan untuk memenuhi peluang yang ada. Angka partisipasi angkatan kerja - Tingkat pengangguran masih relatif
tinggi Koordinasi secara rutin dengan provinsi dan pusat
untuk pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK). Tingakt partisipasi angkatan kerja
130
tenagakerja melalui pendidikan dan pelatihan bagi
pencari kerja pengangguran terbuka
- Kurangnya sarana dan prasarana penunjang untuk peningkatan SDM Naker dan tenaga teknis/instruktur
Meningkatkan kesempatan kerja bagipencari kerja
lokal Rasio penduduk yangbekerja
- Belum terbentuknya dewan pengupahan daerah Kota Kotamobagu
Meningkatkan jaminan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
Laju
pertumbuhan PDB per tenaga kerja
Meningkatkan keterampilan, keahlian dan
kompetensi tenaga kerja dan produktivitas; Rasio kesempatan kerja terhadap
penduduk usia 15 tahun ke atas
Menciptakan suasana hubungan kerja yang
harmonis antara pekerja dan pemberi kerja Proporsi tenaga kerja yangberusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja
Meningkatkan kerja sama antar dunia usaha
dengan sekolah-sekolah kejuruan.
131
Jamsostek, dan Upah minimum Kota (UMK) B Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
- Masih adanya kasus kekerasan
terhadap anak Meningkatkan keserasian kebijakan kualitas anak dan perempuan
- Masih adanya kasus kekerasan
terhadap perempuan Meningkatkan penguatan pengarusutamaan gender dan anak
- Belum terpenuhinya hak sipil dan
kebebasan anak Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak
- Belum optimalnya peningkatan dan
pengembangan kualitas hidup perempuan
Meningkatkan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
- Kurangnya SDM dibidang PP dan PA Menjamin keadilan gender dalam berbagai peraturan daerah sesuai dengan perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publik
Menurunkan kesenjangan dalam pelaksanaan dan
pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki, yang diukur oleh angka GDI dan GEM
Menurunkan tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak;
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan
terhadap anak
132 - Industri yang mendukung pengolahan
produk turunan komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan masih sangat terbatas
Evaluasi pemantauan harga pangan bersama tim dan petugas pemantauan harga pangan tingkat kecamatan dan desa.
Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) - program-program penunjang
ketahanan pangan dan keamanan pangan masih kurang
Memperkuat cadangan pangan daerah melalui
pembangunan lumbung pangan. Penguatan cadangan pangan - Tidak ada penetapan cluster
(pengelompokan) komoditas unggulan pertanian dan perkebunan
Penanganan secara khusus masyarakat rawan pangan yang berada di daerah terpencil dan miskin atas bantuan pangan.
Penanggulangan daerah rawan pangan
- Akses pemasaran hasil-hasil
pertanian, perikanan dan perkebunan masih kurang
Mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pangan beragam, bergizi, berimbang, bermutu dan aman.
- Menurunnya tingkat konsumsi pangan non beras
Pengembangan produk pangan olahan yang memenuhi persyaratan mutu gizi seimbang dan pengembangan makanan tradisional unggulan
- Rendahnya konsumsi protein hewani, sayur-sayuran dan buah-buahan
Penyediaan stok bahan pangan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat -
Meningkatkan kemampuan masyarakat mengatasi kerawanan pangan
- Masih kurangnya cadangan pangan
pemerintah daerah
- Kurangnya koordinasi dalam
pengelolaan ketahanan pangan oleh instansi terkait
133 e Urusan Wajib Lingkungan Hidup f Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
g Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Belum optimalnya pengelolaan dana desa (Penetapan potensi desa, standar biaya, siskeudes, SDM, Sosialisasi peraturan perundang-undangan)
Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dalam
pengelolaan Dana Desa
Rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses kesempatan berusaha
(Penetapan potensi desa, standar biaya, siskeudes, SDM,
Sosialisasi peraturan perundang-undangan) Belum optimalnya pengelolaan PID Peningkatan pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan desa Perlunya peningkatan SDM
134 Penduduk dan
Keluarga Berencana
Masih adanya perkawinan dibawah
umur Meningkatkan kesadaran PUS dalam partisipasi KB Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pemakaian alat kontrasepsi Meningkatkanpeserta KB aktif, mandiri, dan peserta KB baru
Perlunya peningkatan SDM bagi
tenaga penyuluh KB, PPKBD dan Sub PPKBD
Meningkatkan partisipasi pria dalam ber-KB;
Meningkatkan pelayanan pada pasangan usia
subur yang belum terlayani KB
Meningkatkan persentase remaja yang memperoleh
informasi tentang kesehatan reproduksi
Meningkatkan jumlah tempat pelayanan KB non
pemerintah i Urusan Wajib Perhubungan j Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika k Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
135
dan UKM. PDRB
Promosi produk-produk UMKM baik didalam maupun di luar negeri masih kurang
Terciptanya iklim usaha kecil menengah yang kondusif
Laju inflasi Kurangnya Koperasi yang aktif Meningkatkan dukungan penyediaan permodalan UMKM
dan koperasi PDRB perkapita
Sentra-sentra kegiatan ekonomi yang telah terbentuk belum dikelola
dengan baik
Peningkatan kemampuan pengurus UMKM dan koperasi untuk melakukan perencanaan, pengelolaan,
pelaksanaan dan evaluasi Indeks gini
Mengoptimalkan sistem pendukung permodalan UMKM
dan koperasi Pemerataan
pendapatan versi bank dunia
Meningkatkan kualitas kelembagaan UMKM dan
koperasi dalam managemen organisasi Indeks willamson
Meningkatkan mutu pelaku usaha bidang
perdagangan kecil menengah serta kemampuan aparatur bidang perdagangan,
Presentasi PAD terhadap
pendapatan
Menciptakan langkah-langkah strategis dalam
rangka antisipasi pemberlakuan perdagangan bebas di dunia,
Bimbingan teknologi pengolahan bagi komoditi
potensi daerah serta mempermudah akses masyarakat terhadap modal dan pemasaran,
Pengawasan dan koordinasi kelancaran dan
efisiensi distribusi ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan masyarakat,
136
pengawasan terhadap barang beredar dan aktivitas pelaku usaha industri dan perdagangan
Meningkatkan perlindungan terhadap konsumen -
Mengembangkan sistem usaha dan lembaga
perdagangan yang efektif dan efisien, berpihak pada usaha kecil, menengah, dan koperasi
Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan
jasa, standarisasi mutu barang,
pengawasan,pengendalian distribusi barang kebutuhan pokok
Meningkatkan hubungan kerjasama antara
pedagang grosir dengan pengecer, sehingga saling menguntungkan - Meningkatkan tertib usaha pedagang kaki lima dan asongan
l Urusan Wajib
Penanaman Modal
Kurangnya investasi berskala nasional (PMA/PMDN) di daerah
Peningkatan kualitas promosi dalam rangka
memperkenalkan potensi dan peluang investasi kepada calon investor, baik melalui kegiatan potensi produk unggulan maupun pameran dalam dan luar negeri.
Belum optimalnya sistem aplikasi perizinan
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka memantapkan data potensi dan peluang investasi sesuai dengan kewenangan dan tugas.
137
Peningkatan peran pelaku ekonomi lokal baik berupa BUMD maupun non BUMD sehingga dapat menjadi patner-patner lokal yang tangguh dan dapat diandalkan bagi investor
Belum adanya RUPM investor yang akan berinvestasi.
Menciptakan lingkungan atau suasana yang kondusif
bagi pengembangan dunia usaha termasuk
pengembangan investasi yang terdiri dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang memahami
pentingnya pengembangan dunia usaha dan aturan yang mendukung pengembangannya.
Memanfaatkan potensi sumberdaya daerah dalam
pengembangan investasi, melalui pembangunan yang berorientasi pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru m Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga
Masih kurangnya organisasi kepemudaan yang aktif
Pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan program kegiatan urusan kepemudaan dan olahraga untuk pembangunan gelanggang atau balai remaja
Masih kurangnya wirausaha muda Meningkatnya kepedulian dan partisipasi generasi muda
dalam pembangunan daerah
Kurangnya fasilitas olahraga Peningkatan akses pemuda dalam kegiatan pembangunan
Kurangnya data wirausaha muda Meningkatnya daya tangkal pemuda terhadap pengaruh
138
penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda
Meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat
nasional dan daerah, untuk mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
pembangunan kepemudaan
Meningkatkan prestasi olahraga pelajar, mahasiswa, dan
masyarakat di tingkat nasional dan daerah
Penyelenggaraan kompetisi olahraga secara teratur,
berjenjang, dan berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia olahraga, baik di lingkungan pemerintah maupun masyarakat, di tingkat nasional maupun di daerah
Meningkatkan peran dunia usaha, lembaga pemerintah
dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Provinsi dan kota baik untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, maupun industri olahraga
Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang
di Kabupaten Kampar secara berkelanjutan sebagai bagian dalam penyusunan program pembangunan pada pemuda dan olah raga.
Berbagai kegiatan terkait penghargaan terhadap atlit