• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah

Dalam dokumen DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR (Halaman 125-153)

Nilai Tukar Petani

KOMUNIKASI DAN

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah

cakupan Kesesuaian Penataan Infrastruktur Dengan Konsep

Tata Ruang Perkotaan 90 90

Sumber : Hasil Pengolahan Data Bappelitbangda Kota Kotamobagu, 2018

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/ kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.

2.3.1 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah

Identifikasi permasalahan RKPD Tahun 2019 dari berbagai sumber, diantaranya adalah:

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kota Kotamobagu.

2. Isu strategis dari Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya yang mempengaruhi Kota Kotamobagu

3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari:

a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Kotamobagu 2008-2025.

b) Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang.

115

c) Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa RPJMD sebelumnya.

Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, oleh karenanya dibutuhkan ketepatan dalam melakukan identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan. identifikasi permasalahan pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2019 yang dibuat oleh setiap urusan berdasarkan urusan wajib, dan urusan pilihan serta gambaran solusi dari permasalahan dan tugas/fungsi tiap Perangkat Daerah (PD) serta gambaran solusi yang ditawarkan sesuai dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, yang dapat dilihat pada tabel 2.67 berikut.

116

NO PELAYANAN DASAR URUSAN WAJIB Permasalahan Gambaran Solusi indikator

I A Urusan Wajib Pendidikan

- Penyelenggaraan Pendidikan yang

kurang berkualitas Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan.

Angka melek huruf

- Jumlah satuan pendidikan PAUD dan Pendidikan Dasar yang terakreditasi

Mengoptimalkan pemberian bea siswa untuk mengikuti tugas belajar ikatan dinas bagi SDM kependidikan.

Angka rata-rata lama sekolah - Rendahnya penguasaan dan

pemanfaatan IT dalam pembelajaran Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada dalam rangka pembinaan, evaluasi dan monitoring serta penanganan masalah di bidang pendidikan.

- Fasilitas dan sarana penunjang

pendidikan termasuk pengembangan perpustakaan sebagai sarana minat dan budaya baca

Memperbaiki mekanisme pengumpulan data kinerja sehingga setiap indikator kinerja dapat didukung dengan data yang lebih akurat

- Kualitas tenaga pendidik yang belum

merata pada setiap sekolah Mengoptimalkan pemerataan akses memperoleh pendidikan, mutu serta tata kelola pada PAUD melalui; peningkatan pemahaman masyarakat terhadap PAUD, pengembangan potensi anak (golden age), peningkatan lembaga dan sarana prasarana PAUD

117

pelayanan mutu dasar antara lain dengan: meningkatkan kesadaran sebagian masyarakat terhadap pentingnya

pendidikan dasar, pemenuhan standar sarana prasarana minimal pendidikan dasar,

meningkatkan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS)

Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga

kependidikan pada pendidikan formal dan non formal

Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan

pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan

Meningkatkan pemerataan, akses, mutu dan

relevansi serta daya saing pendidikan non formal

Mengoptimalkan pemerataan, akses, mutu,

relevansi dan daya saing pendidikan menengah dengan; meningkatkan persentase sekolah yang memiliki standar sarana prasarana minimal

pendidikan menengah, peningkatan link and match antara sekolah dengan dunia usaha/dunia industri, meningkatkan pengelolaan kegiatan pembinaan kesiswaan, peningkatan sumberdaya sekolah dalam perencanaan dan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, meningkatkan minat

masyarakat terhadap pendidikan menengah kejuruan

118

kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya mengelola pembelajaran.

Meningkatkan sarana prasarana laboraturium dan

perpustakaan

Meningkatkan kualitas sekolah yang ada dengan

mengupayakan penambahan sekolah berstandar nasional, maupun sekolah berstandar internasional, sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah anakanak di kabupaten yang lebih memilih sekolah di kota/kabupaten perbatasan

B Urusan Wajib Kesehatan

- Pelayanan kesehatan murah dan bermutu belum sepenuhnya

menjangkau masyarakat khususnya masyarakat miskin

Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak melalui upaya; pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu, deteksi ibu hamil resiko tinggi, insentif bidankoordinator, dan pengadaan alat penunjang kinerja bidan

1. Persentasi Balita Gizi Buruk

- Rasio angka kematian ibu melahirkan masih tinggi

Peningkatan pelayanan kesehatan anak Balita 2. Prevalensi Balita Gizi Kurang

119

peta informasi masyarakat kurang gizi, pemberian tambahan makanan dan vitamin, penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya, peningkatan gizi lebih

- Meningkatnya prevalensi terjadinya penyakit yang disebabkan : varian penyakit baru yang menyebar, penyakit menular, penyakit akibat penyalagunaan obat, sanitasi dan udara yang kotor, Penyakit tidak menular

Meningkatkan status gizi masyarakat.dan peran serta masyarakat dalam penciptaan keluarga sadar gizi.

- Belum meratanya jaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan (JAMKESDA)

Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular melalui; penyemprotan/fogging sarang nyamuk, pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging, pengadaan vaksin penyakit menular, pelayanan vaksinasi bagi balita & anak sekolah, pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, pencegahan penularan penyakit endemik/

epidemik, peningkatan surveillance epideminologi dan penaanggulangan wabah

- Peningkatan tipe rumah sakit sebagai rumah sakit rujukan dikawasan bolaang mongondow raya

Pelayanan kesehatan penduduk miskin melalui; penanggulangan ISPA, penanggulangan penyakit cacingan

120

masyarakat dan upaya-upaya pencegahan/ penanggulangan penyakit menular (termasuk potensi KLB dan bencana).

- Masih kurangnya fasilitas penunjang

dalam pelaksanaan Posyandu Mewujudkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), lingkungan sehat melalui promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

- Peningkatan SDM Kesehatan Meningkatkan kualitas, pendayagunaan dan pemerataan tenaga kesehatan, serta kualitas pelayanan kesehatan

- Sarana dan prasarana rumah sakit

rujukan regional Meningkatkan sarana, jaringan, mutu pelayanan kesehatan Puskesmas

- Prevalensi gizi buruk Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak dan

balita, penduduk usia lanjut, dan penduduk miskin

Meningkatkan pengawasan rumah

makan/restauran yang memenuhi standar mutu kesehatan makanan.

Menurunkan jumlah kasus kematian ibu

melahirkan dari keluarga kurang mampu.

Mengembangkan sistem manajemen pelayanan

kesehatan secara merata di berbagai unit pelayanan kesehatan pemerintah

Pengawasan peredaran makanan dan obat-obatan

yang

121 dan Penataan

Ruang

- Masih terdapat insfrastruktur jalan

dalam kondisi tidak baik Mengoptimalkan perencanaan, pengawasan dan pengendalian, pengelolaan sumberdaya air dan infrastruktur jalan dan jembatan

- Masih terdapat insfrastruktur jalan yang belum memiliki trotoar dan drainase

Meningkatkan efektifitas pembangunan jalan dan jembatan

- Kondisi jaringan drainase yang tidak

baik Peningkatan fungsi sarana dan prasarana sumber daya air untuk irigasi dan air baku yang dapat mendukung ketahanan pangan dan kebutuhan berbagai sektor

- Masih ada beberapa wilayah kelurahan yang terdeliniasi pemukiman kumuh

Meningkatkan kualitas saluran drainase yg dapat berfungsi dengan baik

- Prasarana dasar kawasan

permukiman belum terpenuhi seperti : sanitasi ( Air limbah domestik, persampahan, drainase), sarana prasarana pendidikan formal,

pengerukan dan normalisasi sungai, penataan lingkungan kumuh

Meningkatkan jumlah dan kualitas talud/bronjong

- Prasarana dasar kawasan

permukiman belum berfungsi dengan baik seperti : sanitasi ( Air limbah domestik, persampahan, drainase), air bersih, pasokan tenaga listrik, sarana prasarana pendidikan formal,

Pemeliharaan kondisi talud/bronjong agar tetap berfungsi dengan baik.

122 - Belum optimalnya pemanfaatan

dokumen tata ruang sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan

Meningkatkan pengelolaan prasarana pengaman banjir

- Tekanan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian yang menimbulkan dampat terhadap kelestarian lingkungan

Pemeliharaandaya dukung, kapasitas, dan kualitas pelayanan prasarana jalan dalam melancarkan distribusi barang dan jasa serta hasilproduksi

- Kurang optimalnya perencanaan wilayah pada kawasan strategis dan cepat tumbuh

Peningkatan pola pengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan

- Lemahnya peraturan dan regulasi yang mengatur keberlangsungan dan kelestarian bukit sungai dan

sebagainya

Peningkatan infrastruktur perdesaan

- Belum adanya Peraturan yang

mengatur tentang penanaman pohon dan utilitas didaerah milik jalan

Peningkatan jalan akses menuju pusat-pusat

produksi, kawasan perkebunan, pertanian, industri, pariwisata dll. yang masih terbatas - Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Air (PAMSIMAS)

- Kurangnya tenaga teknis di Bidang

ke-PU-an Pembangunan dan pembenahan ruang terbuka hijau

- Belum adanya aturan yang mengatur

tentang pembebasan lahan untuk pekerjaan konstruksi

123 (bangunan dan gedung, panjang

sungai, talud, back log perumahan, drainase, sanitasi)

instansi vertikal.

- Kurangnya peralatan dalam bidang ke-binamargaan untuk peningkatan PAD

Peningkatan koordinasi dengan Pemprov dan Pemerintah Pusat.

- Belum adanya Tim Ahli Bangunan Gedung yang bertugas dalam

pembinaan penataan bangunan dan lingkungan

- Kurangnya SDM dibidang pengelolaan bahan-bahan kimia

Penyediaan ruang publikdanpedoman pemanfaatan ruang

- Fasilitas pendukung dalam

operasional lapangan dibidang air bersih (Kendaraan, ruangan dll)

Pengendalian permasalahan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukkannya

- Belum adanya sistem informasi

rekening air

- Perlu peningkatan upah bagi tenaga kontrak

- Kurangnya data pendukung dibidang

LH

- Tidak ada petugas lapangan untuk IPAL

- Belum optimal pengelolaan IPAL

- Belum adanya regulasi yang

124 jembatan

- Belum adanya masterplan RTH, Pemakaman Umum, ruang publik

- Belum adanya fasilitas pendukung operasional pemeliharaan lampu jalan (kendaraan skylift)

- Masih kurangnya informasi kepada

masyarakat tentang risiko bencana

- Perlu adanya regulasi untuk kegiatan

penanggulangan bencana

- Kurangnya sarana dan prasarana penunjang mitigasi, evakuasi dan penanggulangan bencana

- Kurangnya SDM yang terlatih dalam mitigasi dan penanggulangan

bencana

- Kurangnya ASN dibidang

penggulangan bencana

- Kurangnya anggaran

penganggulangan bencana di daerah

- Kurangnya kesejahteraan ASN dibidang penanggulangan bencana

125 Ketertiban

Umum, dan Perlindungan Masyarakat

1 Kesadaran hukum dan wawasan politik masyarakat secara umum masih rendah

Meningkatkan kemitraan pengembangan wawasan

kebangsaan dalam masyarakat identitas; Perasaan 2 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan

Legislatif

Meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Perasaan

memiliki atau sebaliknya,

perasaan alienasi; 3 Kurangnya kuantitas dan kualitas

satuan polisi pamong praja dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta penerapan peraturan daerah dan penegakkan peraturan walikota

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan

nilai-nilai luhur budaya bangsa Sistem

kepercayaan dan ideologi;

4 Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka

melaksanakan aktivitas operasional dilapangan

MelaksanaanPembinaan Ormas dan LSM;

Nilai-nilai dan tujuan-tujuan; 5 Perlunya penguatan kelembagaan,

manajemen dan SDM satuan polisi pamong praja dalam rangka

pelayanan masyarakat

MelaksanakanPelatihan Bela Negara; Sikap-sikap

terhadap anggota lain dalam masyarakat;

126 partai politik dan pemerintah daerah

dalam mengatasi permasalah daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan belum optimal

LSM mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas (misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, jaminan sosial); 7 Akses layanan dan perlindungan

hukum bagi semua masyarakat belum merata

Meningkatkan kemampuan deteksi dini bagi anggotaFKDM - Melaksaanakan operasional tim koordinasi dukungan kelancaran

Opini mengenai kinerja

pemerintah yang telah dilakukan terdahulu;

8 Penegakkan supremasi hukum masih lemah

Melaksaanakan operasional tim koordinasi dukungan kelancaran Keyakinan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya;

9 Kelurahan dan kecamatan belum berperan optimal dalam pelayanan dan pelaksanaan pembangunan skala lingkungan atau ditingkat masyarakat

Tingkat kepercayaan pada pemerintah;

127 antara pemerintah pada wilayah

bolaang mongondow raya belum optimal hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya; 1

1 Kurangnya Pembinaan ormas Harapan-harapan

yang ingin dicapai di masa depan;

1

2 Masih tingginya angka kriminalitas

1

3 Kesadaran hukum dan wawasan politik masyarakat secara umum masih rendah

E Urusan Wajib

Sosial

- Pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) belum optimal

Pembinaan anak terlantar,anak jalanan, anak cacat

dan anak nakal. Perasaan identitas; - Kerjasama pemerintah, swasta dan

masyarakat dalam memberdayakan kelompok masalah kesejahteraan sosial belum efektif

Meningkatkan aktivitas pembinaan terhadap

penghuni panti asuhan/ panti jompo Perasaan memiliki atau sebaliknya,

perasaan alienasi; - Kemiskinan dan pengangguran relatif

tinggi perlu dikendalikan dan ditanggulangi

Meningkatkan pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya

Sistem

kepercayaan dan ideologi;

128

kesejah-teraan sosial terhadap pelayanan sosial

dasar tujuan-tujuan;

- Belum ada fasilitas rumah singgah anak telantar dan anak yang berhadapan dengan hukum

Terjaminnya bantuan sosial dan meningkatkan

penanganan korban bencana alam dan sosial Sikap-sikap terhadap anggota lain dalam masyarakat; - Verifikasi dan validasi keluarga

miskin Peningkatan pengetahuan sumberdaya manusia, relawan dan pentingnya antisipasi dalam pra bencana, tanggap darurat dan paska bencana

Persepsi mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas (misalnya pekerjaan, pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, jaminan sosial); - Belum adanya fasilitas pendukung

bagi penyandang disabilitas

Penyuluhan sosial untuk merubah perilaku

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan mengembangkan usaha yan

Opini mengenai kinerja

pemerintah yang telah dilakukan terdahulu;

129

lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya;

- Belum tersedianya fasilitas/sarpras

bagi tenaga pendamping sosial Tingkat

kepercayaan pada pemerintah; Kepuasaan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya; Harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan;

II URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR

A Urusan Wajib

Tenaga Kerja

- Ketersediaan lapangan kerja masih

terbatas Penyusunan program pelatihan yang sesuai kondisi

dan kebutuhan untuk memenuhi peluang yang ada. Angka partisipasi angkatan kerja - Tingkat pengangguran masih relatif

tinggi Koordinasi secara rutin dengan provinsi dan pusat

untuk pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK). Tingakt partisipasi angkatan kerja

130

tenagakerja melalui pendidikan dan pelatihan bagi

pencari kerja pengangguran terbuka

- Kurangnya sarana dan prasarana penunjang untuk peningkatan SDM Naker dan tenaga teknis/instruktur

Meningkatkan kesempatan kerja bagipencari kerja

lokal Rasio penduduk yangbekerja

- Belum terbentuknya dewan pengupahan daerah Kota Kotamobagu

Meningkatkan jaminan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Laju

pertumbuhan PDB per tenaga kerja

Meningkatkan keterampilan, keahlian dan

kompetensi tenaga kerja dan produktivitas; Rasio kesempatan kerja terhadap

penduduk usia 15 tahun ke atas

Menciptakan suasana hubungan kerja yang

harmonis antara pekerja dan pemberi kerja Proporsi tenaga kerja yangberusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja

Meningkatkan kerja sama antar dunia usaha

dengan sekolah-sekolah kejuruan.

131

Jamsostek, dan Upah minimum Kota (UMK) B Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

- Masih adanya kasus kekerasan

terhadap anak Meningkatkan keserasian kebijakan kualitas anak dan perempuan

- Masih adanya kasus kekerasan

terhadap perempuan Meningkatkan penguatan pengarusutamaan gender dan anak

- Belum terpenuhinya hak sipil dan

kebebasan anak Meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak

- Belum optimalnya peningkatan dan

pengembangan kualitas hidup perempuan

Meningkatkan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

- Kurangnya SDM dibidang PP dan PA Menjamin keadilan gender dalam berbagai peraturan daerah sesuai dengan perundangan, program pembangunan, dan kebijakan publik

Menurunkan kesenjangan dalam pelaksanaan dan

pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki, yang diukur oleh angka GDI dan GEM

Menurunkan tindak kekerasan terhadap

perempuan dan anak;

Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan

terhadap anak

132 - Industri yang mendukung pengolahan

produk turunan komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan masih sangat terbatas

Evaluasi pemantauan harga pangan bersama tim dan petugas pemantauan harga pangan tingkat kecamatan dan desa.

Pencapaian skor pola pangan harapan (PPH) - program-program penunjang

ketahanan pangan dan keamanan pangan masih kurang

Memperkuat cadangan pangan daerah melalui

pembangunan lumbung pangan. Penguatan cadangan pangan - Tidak ada penetapan cluster

(pengelompokan) komoditas unggulan pertanian dan perkebunan

Penanganan secara khusus masyarakat rawan pangan yang berada di daerah terpencil dan miskin atas bantuan pangan.

Penanggulangan daerah rawan pangan

- Akses pemasaran hasil-hasil

pertanian, perikanan dan perkebunan masih kurang

Mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pangan beragam, bergizi, berimbang, bermutu dan aman.

- Menurunnya tingkat konsumsi pangan non beras

Pengembangan produk pangan olahan yang memenuhi persyaratan mutu gizi seimbang dan pengembangan makanan tradisional unggulan

- Rendahnya konsumsi protein hewani, sayur-sayuran dan buah-buahan

Penyediaan stok bahan pangan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat -

Meningkatkan kemampuan masyarakat mengatasi kerawanan pangan

- Masih kurangnya cadangan pangan

pemerintah daerah

- Kurangnya koordinasi dalam

pengelolaan ketahanan pangan oleh instansi terkait

133 e Urusan Wajib Lingkungan Hidup f Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

g Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Belum optimalnya pengelolaan dana desa (Penetapan potensi desa, standar biaya, siskeudes, SDM, Sosialisasi peraturan perundang-undangan)

Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dalam

pengelolaan Dana Desa

Rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses kesempatan berusaha

(Penetapan potensi desa, standar biaya, siskeudes, SDM,

Sosialisasi peraturan perundang-undangan) Belum optimalnya pengelolaan PID Peningkatan pembangunan, pemanfaatan dan

pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan desa Perlunya peningkatan SDM

134 Penduduk dan

Keluarga Berencana

Masih adanya perkawinan dibawah

umur Meningkatkan kesadaran PUS dalam partisipasi KB Kurangnya pemahaman masyarakat

tentang pemakaian alat kontrasepsi Meningkatkanpeserta KB aktif, mandiri, dan peserta KB baru

Perlunya peningkatan SDM bagi

tenaga penyuluh KB, PPKBD dan Sub PPKBD

Meningkatkan partisipasi pria dalam ber-KB;

Meningkatkan pelayanan pada pasangan usia

subur yang belum terlayani KB

Meningkatkan persentase remaja yang memperoleh

informasi tentang kesehatan reproduksi

Meningkatkan jumlah tempat pelayanan KB non

pemerintah i Urusan Wajib Perhubungan j Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika k Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

135

dan UKM. PDRB

Promosi produk-produk UMKM baik didalam maupun di luar negeri masih kurang

Terciptanya iklim usaha kecil menengah yang kondusif

Laju inflasi Kurangnya Koperasi yang aktif Meningkatkan dukungan penyediaan permodalan UMKM

dan koperasi PDRB perkapita

Sentra-sentra kegiatan ekonomi yang telah terbentuk belum dikelola

dengan baik

Peningkatan kemampuan pengurus UMKM dan koperasi untuk melakukan perencanaan, pengelolaan,

pelaksanaan dan evaluasi Indeks gini

Mengoptimalkan sistem pendukung permodalan UMKM

dan koperasi Pemerataan

pendapatan versi bank dunia

Meningkatkan kualitas kelembagaan UMKM dan

koperasi dalam managemen organisasi Indeks willamson

Meningkatkan mutu pelaku usaha bidang

perdagangan kecil menengah serta kemampuan aparatur bidang perdagangan,

Presentasi PAD terhadap

pendapatan

Menciptakan langkah-langkah strategis dalam

rangka antisipasi pemberlakuan perdagangan bebas di dunia,

Bimbingan teknologi pengolahan bagi komoditi

potensi daerah serta mempermudah akses masyarakat terhadap modal dan pemasaran,

Pengawasan dan koordinasi kelancaran dan

efisiensi distribusi ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan masyarakat,

136

pengawasan terhadap barang beredar dan aktivitas pelaku usaha industri dan perdagangan

Meningkatkan perlindungan terhadap konsumen -

Mengembangkan sistem usaha dan lembaga

perdagangan yang efektif dan efisien, berpihak pada usaha kecil, menengah, dan koperasi

Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan

jasa, standarisasi mutu barang,

pengawasan,pengendalian distribusi barang kebutuhan pokok

Meningkatkan hubungan kerjasama antara

pedagang grosir dengan pengecer, sehingga saling menguntungkan - Meningkatkan tertib usaha pedagang kaki lima dan asongan

l Urusan Wajib

Penanaman Modal

Kurangnya investasi berskala nasional (PMA/PMDN) di daerah

Peningkatan kualitas promosi dalam rangka

memperkenalkan potensi dan peluang investasi kepada calon investor, baik melalui kegiatan potensi produk unggulan maupun pameran dalam dan luar negeri.

Belum optimalnya sistem aplikasi perizinan

Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka memantapkan data potensi dan peluang investasi sesuai dengan kewenangan dan tugas.

137

Peningkatan peran pelaku ekonomi lokal baik berupa BUMD maupun non BUMD sehingga dapat menjadi patner-patner lokal yang tangguh dan dapat diandalkan bagi investor

Belum adanya RUPM investor yang akan berinvestasi.

Menciptakan lingkungan atau suasana yang kondusif

bagi pengembangan dunia usaha termasuk

pengembangan investasi yang terdiri dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang memahami

pentingnya pengembangan dunia usaha dan aturan yang mendukung pengembangannya.

Memanfaatkan potensi sumberdaya daerah dalam

pengembangan investasi, melalui pembangunan yang berorientasi pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru m Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga

Masih kurangnya organisasi kepemudaan yang aktif

Pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan program kegiatan urusan kepemudaan dan olahraga untuk pembangunan gelanggang atau balai remaja

Masih kurangnya wirausaha muda Meningkatnya kepedulian dan partisipasi generasi muda

dalam pembangunan daerah

Kurangnya fasilitas olahraga Peningkatan akses pemuda dalam kegiatan pembangunan

Kurangnya data wirausaha muda Meningkatnya daya tangkal pemuda terhadap pengaruh

138

penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda

Meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat

nasional dan daerah, untuk mengembangkan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

pembangunan kepemudaan

Meningkatkan prestasi olahraga pelajar, mahasiswa, dan

masyarakat di tingkat nasional dan daerah

Penyelenggaraan kompetisi olahraga secara teratur,

berjenjang, dan berkesinambungan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya

manusia olahraga, baik di lingkungan pemerintah maupun masyarakat, di tingkat nasional maupun di daerah

Meningkatkan peran dunia usaha, lembaga pemerintah

dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Provinsi dan kota baik untuk olahraga pelajar, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, maupun industri olahraga

Melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang

di Kabupaten Kampar secara berkelanjutan sebagai bagian dalam penyusunan program pembangunan pada pemuda dan olah raga.

Berbagai kegiatan terkait penghargaan terhadap atlit

Dalam dokumen DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR (Halaman 125-153)

Dokumen terkait