Tahap 6. Menyusun Rencana Pengembangan Kawasan Ekowisata Pesisir 6.1 Data
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.3 Identifikasi Potensi Ekologis Obyek dan atraksi.
Suatu daerah memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah ekowisata apabila daerah tersebut mempunyai kekhasan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Daya tarik Kawasan Pesisir Nuhuroa berupa pemandangan alam, pantai berpasir putih, ekosistem mangrove, lamun, terumbu karang dengan aneka ikan hias di perairan sekelilingnya serta gugusan pulau-pulau kecil yang masih alami (Lampiran 4). Daya tarik sumberdaya alam tersebut merupakan unsur supply bagi ekowisata di Kawasan Pesisir Nuhuroa.
Pantai berpasir. Hampir di sepanjang kawasan pesisir Kecamatan PP. Kei Kecil, Kei Kecil Barat dan Dullah Utara baik yang di wilayah daratan maupun di pulau-pulau kecilnya, merupakan tipe pantai yang landai dan berpasir putih. Hasil pengamatan terhadap kondisi pantai tertera pada Tabel 15.
(1) Pantai Ngurbloat
Pantai Ngurbloat terletak di Desa Ngilngof Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 5°23’40.27”LS dan 132°22’80.50”BT. Pantai Ngurbloat merupakan pantai berpasir putih yang sangat halus dan berbatasan langsung dengan Pantai Ngursarnadan di sebelah utara, di sebelah selatan merupakan pantai berbatu dengan formasi barringtonia. Pantai ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang ramai dikunjungi saat hari minggu atau hari libur.
(2) Pantai Ngursarnadan
Pantai Ngursarnadan terletak di Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°23’40.15”LS dan 132°22’80.91”BT. Pantai Ngursarnadan merupakan pantai berpasir putih yang sangat halus yang berbatasan dengan Pantai Ngurbloat di sebelah selatan, di sebelah utara merupakan pantai berbatu dengan formasi barringtonia. Pantai ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang ramai dikunjungi saat hari minggu atau hari libur, di pantai ini telah terdapat sebuah cottages.
(3) Pantai Nadiun Ohoidertawun
Pantai Nadiun Ohoidertawun terdapat di Desa Ohoidertawun Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°22’20.26”LS dan 132°23’40.28”BT. Selain merupakan pantai berpasir putih yang luas pada saat surut, di sebelah utara pantai ini juga memiliki pantai berbatu terjal dengan ketinggian sekitar 10 - 12 meter. Di sepanjang dinding tebing terdapat gambar dan lukisan purbakala yang belum diketahui siapa penulis dan kapan lukisan tersebut dibuat. Pantai ini juga memiliki benteng pertahanan Jepang dengan ketinggian 1 meter di bawah tanah. Pantai Nadiun merupakan salah satu lokasi wisata di Nuhuroa yang ramai dikunjungi setiap hari minggu atau libur, di pantai ini telah terdapat cottage yaitu savana cottages.
Tabel 15 Kondisi pantai berpasir
Kondisi Pantai Berpasir
Lokasi Kedalaman perairan (m) Tipe pantai Lebar pantai (m) Material dasar perairan Kecepatan arus (m/dt) Kemiringan pantai (0) Kecerahan perairan (%) Penutupan lahan pantai Biota berbahaya Ketersediaan air tawar (jarak/km) 1. Pantai Ngurbloat 1.03 – 2.53 Pasir putih 51 Pasir 0.047 50 100 Kelapa, cemara, bintagor, lahan terbuka
Tidak ada Tidak tersedia
(ada air payau), air tawar pada jarak 3 km 2. Pantai Ngursarnadan 0.38 – 3.0 Pasir putih 47 Pasir 0.019 50 100 Kelapa, lahan terbuka
Tidak ada Tidak tersedia
(ada air payau) 3. Pantai Nadiun Ohoidertawun 0.20 – 2.0 Pasir putih 600 - 700 Pasir 0.019 – 0.079 50 100 Kelapa, lahan terbuka
Tidak ada Tidak tersedia
(ada air payau)
4. Pantai Difur 2.0 – 3.0 Pasir
putih sedikit karang 23.50 Karang berpasir 0.06 50 100 Kelapa, lahan terbuka
Tidak ada Tidak tersedia
(ada air payau) 5. Pantai Nam Indah 1.6 – 3.5 Pasir putih sedikit karang 23 Karang berpasir 0.03 90 100 Bintagor, lahan terbuka
Tidak ada Tidak ada
6. Pantai Elomel
1.6 – 3.5 Pantai
berbatu
1 batu 0.03 90 100 Hutan Tidak ada Tidak ada
.
Gambar 12 Peta sebaran pantai berpasir dan berbatu di Nuhuroa
(4) Pantai Difur
Pantai Difur terletak di sebelah timur Desa Labetawi Kecamatan Dullah Utara pada posisi 05°19’20.25”LS dan 132°28’80.43”BT. Pantai Difur merupakan pantai berpasir putih dengan butiran pasir agak kasar bila di bandingkan dengan Pantai Ngurbloat, Ngursarnadan dan Nadiun ohoidertawun. Sebelah timur Pantai Difur berhadapan dengan Pantai Nam indah, kedua pantai ini terletak bersebelahan pada teluk. Sebelah selatan pantai Difur merupakan pantai berbatu dengan formasi barringtonia.
Kondisi pantai di sebelah utara pantai ini telah mengalami kerusakan yang cukup parah disebabkan aktifitas pengalian pasir, sehingga terdapat kolam-kolam air, hal ini mempercepat terjadinya abrasi dan instrusi air laut di lokasi ini.
(5) Pantai Nam indah
Pantai Nam indah terletak di sebelah utara Desa Ohoitahit Kecamatan Dullah Utara pada posisi 05°19’20.30”LS dan 132°28’80.13”BT. Pantai Nam indah merupakan pantai berpasir putih yang terletak pada teluk terbuka. Pantai ini juga merupakan salah satu lokasi wisata yang terdapat di Nuhuroa.
(6) Pantai Elomel
Pantai Elomel terletak di Desa Sathean Kecamatan Kei Kecil, merupakan pantai berbatu dan terletak pada teluk semi tertutup dan terdapat beberapa pulau kecil diantaranya pulau kapal. Pantai ini merupakan salah satu lokasi wisata yang menawarkan view berupa perairan, pulau kecil, aktifitas nelayan tradisional dan budidaya ikan.
Mangrove. Keberadaan mangrove di Pesisir Nuhuroa menyebar pada beberapa lokasi di antaranya di Teluk Sorbai dan Teluk Tamngil. Kondisi ekosistem mangrove tertera pada Tabel 16. Ekosistem mangrove Teluk Sorbai terletak di Desa Evu Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°28’20.16”LS dan 132°25’20.44”BT. Ekosistem mangrove di Teluk Sorbai secara administrasi terbagi atas dua kecamatan yaitu Kecamatan PP. Kei Kecil dan Kei Kecil Barat. Kesadaran masyarakat pada desa-desa sekitar dalam menjaga ekosistem ini baik, misalnya tidak menebang pohon untuk pemanfaatan kayu bakar, cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan yakni memasang bubu di lorong aliran air, serta peletakan alat pancing yang dipasang pada pagi atau malam hari kemudian dicek sore atau pagi hari berikutnya. Teluk Sorbai merupakan sebaran mangrove terbesar di Maluku Tenggara, di lokasi ini dapat dijumpai aneka burung. Sedangkan ekosistem mangrove Teluk Tamngil terletak di Desa Rumadian Kecamatan PP. Kei Kecil pada posisi 05°25’80.33”LS dan 132°24’60.23”BT.
Tabel 16 Kondisi mangrove Kondisi mangrove No Lokasi Ketebalan mangrove (m) Kerapatan mangrove (100m2)
Jenis mangrove Pasang surut
(m)
Obyek biota
1. Teluk Sorbai 500 – 1500 15 - 25 Avicenia alba,
Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal, Rhyzophora mucronata, Rhyzophora stylosa, Soneratia alba Xylocarpus granatum
1 – 1.5 Ikan, udang, kepiting,
moluska, reptil biawak
(Varamus salvator)
burung (bangau).
2. Teluk Tamngil 600 15 - 25 Bruguiera gymnorhiza,
Rhyzophora mucronata, Rhyzophora stylosa, Soneratia alba, Xylocarpus granatum Ceriops tagal
1.5 – 2.5 Ikan, kepiting, teripang,
reptil, burung.
Lamun. Hamparan lamun di Pesisir Nuhuroa tersebar tidak merata, kondisi ekosistem lamun tertera pada Tabel 17.
Gambar 14 Peta sebaran lamun di Nuhuroa.
Tabel 17 Kondisi lamun
Kondisi ekosistem lamun Lokasi
Tutupan lamun (%)
Kecerahan perairan (%)
Jenis ikan Jenis lamun Jenis
substrat
Kecepatan arus (cm/dt)
Kedalaman lamun (m)
1. Ngurbloat 61.3 100 53 Cymodocea serrulata,
Halodule uninervis, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii, Halodule pinifolia Enhalus acoroides Pasir berkarang 3.5 – 9.9 1.7
2. Ngursarnadan 56.8 100 93 Cymodocea serrulata,
Halodule uninervis, Halophila ovalis Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides Pasir berkarang 1.9 – 7.9 1.8
Lamun yang terdapat di Pantai Ngurbloat Desa Ngilngof Kecamatan PP. Kei Kecil teramati pada titik awal tumbuhnya lamun yaitu posisi 05°23’40.20”LS dan 132°22’80.71”BT sampai 05°23’40.35”LS dan 132°22’80.24”BT dan jarak 100 meter tegak lurus garis pantai pada posisi 05°23’40.19”LS dan 132°22’80.51”BT dan 05°23’40.34”LS dan 132°22’20.35”BT. Spesies ikan yang teramati sebanyak 34 spesies yang termasuk dalam 17 famili. Sedangkan ekosistem lamun yang terdapat di Pantai Ngursarnadan Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei Kecil teramati pada titik awal tumbuhnya lamun yaitu posisi 05°22’80.29”LS dan 132°22’80.91”BT sampai 05°23’40.79”LS dan 132°22’80.88”BT dan jarak 150 meter tegak lurus garis pantai pada posisi 05°22’80.29”LS dan 132°22’80.70”BT sampai 05°23’40.80”LS dan 132°22’80.65”BT. Spesies lamun yang teramati diantaranya merupakan spesies- spesies yang memiliki daya tarik wisata yaitu Cymodocea serrulata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium dan Thalassodendron. Sedangkan spesies ikan yang dijumpai sebanyak 34 spesies termasuk 17 famili, ini merupakan salah satu potensi dalam pengembangan wisata yakni aktifitas memancing.
Karang. Hamparan terumbu karang di Nuhuroa tersebar hampir merata di seluruh kawasan pesisir pulau-pulaunya. Kondisi terumbu karang diantaranya tertera pada Tabel 18.
(1) Pulau Haeh reef slope zone
Pengamatan karang di perairan Pulau Haeh Kecamatan PP. Kei Kecil dengan posisi transek 05°24’60.46”LS dan 132°22’20.18”BT. Spesies ikan yang dijumpai sebanyak 160 spesies terdiri dari ikan hias 84 spesies dan ikan konsumsi 76 spesies yang termasuk 75 genera dan 27 famili. Dari keenam lokasi karang, reef slope zone
pulau Haeh merupakan lokasi dengan jumlah spesies ikan karang terbanyak. Menurut Yulianda (2007), persentase tutupan komunitas karang >75% dan jumlah spesies ikan >100 termasuk kategori sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata bahari kategori wisata selam.
Tabel 18 Kondisi terumbu karang
Kondisi terumbu karang Lokasi Kecerahan perairan (%) Tutupan komunitas karang (%) Jenis life form Jenis ikan karang Kecepatan arus (cm/dt) Kedalaman terumbu karang (m) Lebar hamparan datar karang (m) 1. P. Haeh RSZ > 80 82.84 14 160 8.59 14 229 2. Ohoililir RFZ 100 79.94 9 73 7.2 3.0 200 3. Ohoililir RSZ > 80 58.34 13 76 8.0 12 255 4. Ohoidertawun RSZ > 80 75.92 15 151 12.85 11 372 5. P. Adranan RSZ > 80 64.84 14 151 4.90 13 317 6. P. Bair RFZ 100 80.90 7 76 1 2.5 50
Gambar 15 Peta Sebaran Terumbu Karang
(2) Ohoililir reef flat zone
Karang yang teramati pada reef flat zone Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei Kecil terletak pada posisi 05°22’80.32”LS dan 132°22’80.87”BT, berada sekitar 7 meter dari garis pantai. Spesies ikan yang teramati sebanyak 73 spesies terdiri dari ikan hias 42 spesies dan ikan konsumsi 31 spesies, termasuk 45 genera dan 19 famili. Menurut Yulianda (2007), penutupan komunitas karang > 75% dan jumlah spesies ikan karang >50 termasuk kategori sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata kategori wisata snorkeling.
(3) Ohoililir reef slope zone
Karang yang teramati pada reef slope zone Desa Ohoililir Kecamatan PP. Kei Kecil terletak pada posisi 05°23’40.17”LS dan 132°22’80.10”BT. Spesies ikan karang yang dijumpai sebanyak 76 spesies terdiri dari ikan hias 35 spesies dan ikan konsumsi 41 spesies yang termasuk dalam 47 genera dan 21 famili.
(4) Ohoidertawun reef slope zone
Pengamatan karang di perairan Ohoidertawun Kecamatan PP. Kei Kecil dilakukan pada posisi 05°21’60.69”LS dan 132°23’40.18”BT. Pengamatan ikan karang dilakukan di lokasi yang sama terhadap pengukuran persentase penutupan karang. Berdasarkan pengamatan dijumpai 151 spesies ikan yang tergolong dalam 78 genera dan 29 famili berupa ikan hias 74 spesies dan ikan konsumsi 77. Kondisi ini menurut Yulianda (2007), sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata bahari kategori wisata selam.
(5) Pulau Adranan reef slope zone
Pulau Adranan merupakan pulau kecil yang dikelilingi pantai pasir putih berjarak kurang lebih 15 menit dari Desa Namser menggunakan speedboat. Pada waktu sore pulau ini biasanya banyak disinggahi burung. Pengamatan karang dilakukan kurang lebih berjarak 20 meter dari garis pantai. Posisi lintang dan bujur transek ini adalah 05°18’60.11”LS dan 132°27’00.15”BT terletak di Kecamatan Dullah Utara. Dijumpai 151 spesies ikan karang di pulau ini, terdiri dari 78 spesies ikan hias dan dan 73 spesies ikan konsumsi yang tergolong dalam 74 genera dan 27 famili.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 P. H aeh (14 m) Oho ililir FSZ (3m ) Ohoi lilir R SZ (1 2m ) Ohoi derta wun R SZ (1 1m) P. A dran an RS Z (13 m) P. B air (2 .5m ) Hard Corals Algae Other Faunas Algae Abiotik (6) Pulau Bair reef flat zone
Pengamatan dilakukan diantara pulau-pulau kecil yang terdapat di dalam Pulau Bair pada posisi 05°15’60.93”LS dan 132°25’20.42”BT. Spesies ikan yang teramati sebanyak 76 spesies terdiri dari 36 spesies ikan hias dan 40 spesies ikan konsumsi, tergolong dalam 44 genera dan 19 famili. Pulau Bair merupakan lokasi yang tenang dengan banyak pulau-pulau kecilnya dikelilingi oleh dinding batu serta anggrek. Cocok dikembangkan sebagai lokasi kayaking dan snorkeling dengan jumlah pengunjung yang terbatas. Secara ringkas, hasil pengamatan insitu terhadap kondisi tutupan komunitas karang di 6 lokasi disajikan pada Gambar 16.
Gambar 16 Persentase tutupan komunitas karang
Secara keseluruhan hasil identifikasi ekologis dari lokasi-lokasi tersebut berpotensi dikembangkan sebagai kawasan ekowisata bahari (Tabel 19). Setiap lokasi memiliki potensi ekologis berupa sumberdaya pesisir yang dapat merupakan aset utama dalam pengembangan ekowisata bahari, dengan demikian lokasi-lokasi tersebut berpotensi sebagai lokasi wisata.
Tabel 19 Rekapitulasi potensi ekologis
Potensi Ekologis Total
No Lokasi Pantai Berpasir* /Berbatu**
Mangrove Lamun Karang
1. Pantai Ngurbloat 1* 0 1 0 2
2. Pantai Ngursarnadan 1* 0 1 1 3
3. Pantai Nadiun 1* 0 0 1 2
4. Pantai Difur 1* 0 0 0 1
5. Pantai Nam indah 1* 0 0 0 1
6. Pantai Elomel 1** 0 0 0 1 7. Pulau Haeh 0 0 0 1 1 8. Pulau Adranan 1 0 0 1 2 9. Pulau Bair 0 0 0 1 1 10. Teluk Sorbai 0 1 0 0 1 11. Teluk Tamngil 0 1 0 0 1
Ket : 1* = Pantai berpasir 0 = Tidak ada
1** = Pantai berbatu 1 = Ada
Kesesuaian ekowisata. Penentuan kategori kesesuaian Pesisir Nuhuroa untuk kegiatan wisata pantai dan bahari, sangat dipengaruhi oleh kondisi biofisik kawasan. Hal ini berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan kondisi biofisik kawasan. Atau dengan kata lain, apabila wisatawan berminat melakukan kegiatan tertentu seperti berenang, menyelam atau memancing, mereka dapat memilih lokasi- lokasi tertentu yang sesuai untuk aktifitas wisata tersebut. Penentuan kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisata pantai dan wisata bahari di pesisir Nuhuroa menggunakan data primer dan data sekunder sebagai atribut pada peta-peta tematik berdasarkan paramater kesesuaian lahan ekowisata bahari untuk setiap kategori wisata menurut Yulianda (2007). Adapun kisaran atau interval nilai kelas kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari yang digunakan yaitu sangat sesuai (S1); 80-100%, dan cukup sesuai (S2); 60-<80% dengan luas kelas kesesuaian wisata untuk setiap kategori wisata tertera pada Tabel 20 dan uraiannya.
Tabel 20 Luas kesesuaian obyek dan atraksi ekowisata
Wisata Pantai Wisata Bahari
Rekreasi Mangrove Lamun Snorkeling Selam
Lokasi S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 1. Pantai Ngurbloat 1.508m - - - 31326m2 14165m2 - - - - 2. Pantai Ngursarnadan 1.690m - - - 74018m2 28202m2 35675m2 20226m2 40356m2 59041m2 3. Pantai Nadiun 2.421m - - - 107237m2 226246m2 4. Pantai Difur 700m 400m - - - -
5. Pantai Nam indah 800m 300m - - - -
6. Pantai Elomel - 250 - - - - 7. Pulau Haeh - - - 37540m2 62306m2 8. Pulau Adranan 467m - - - 52232m2 33756m2 9. Pulau Bair - - - 9173m2 14860m2 - - 10. Teluk Sorbai - - 13.442m 1.852m - - - - 11. Teluk Tamngil - - 1.882m 300m - - - - Ket: S1 = Sangat sesuai S2 = Cukup sesuai
Analisis kesesuaian diperoleh hasil bahwa untuk kategori wisata mangrove, lamun, snorkeling dan selam pada setiap lokasi memiliki 2 (dua) kelas kesesuaian yaitu S1 (sangat sesuai) dan S2 (cukup sesuai) dengan luas daerah S1 dan S2 yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa setiap obyek dan atraksi pada lokasi ini dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata dengan kelas sangat sesuai dan cukup sesuai. Pada kategori wisata rekreasi dari ketujuh lokasi terdapat dua (2) lokasi yang memiliki dua kelas kesesuaian wisata S1 dan S2 yaitu Pantai Difur dan Nam indah dengan luas daerah kesesuaian yang berbeda. Keempat lokasi lainnya yakni Pantai Ngurbloat, Ngursarnadan, Nadiun dan Pulau Adranan memiliki satu (1) kelas kesesuaian wisata yaitu S1 (sangat sesuai), artinya pantai berpasir yang terdapat di setiap lokasi ini sangat sesuai dikembangkan sebagai kawasan rekreasi. Sedangkan Pantai Elomel memiliki satu (1) kelas kesesuaian yaitu S2 (cukup sesuai) untuk aktifitas wisata renang dan olahraga air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap lokasi berpotensi dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Rekapitulasi peta kesesuaian wisata yang terdapat di Pesisir Nuhuroa tertera pada Gambar 17.
Wisata pantai. Wisata pantai merupakan aktifitas wisata yang dilakukan di sisi bentang darat dan perairan tepi pantai, yaitu kegiatan wisata berupa olahraga susur pantai, bola volly pantai, bersepeda pantai, panjat tebing pada dinding terjal pantai (cliff), menelusuri gua pantai, bermain layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan- jalan melihat pemandangan, berenang dan sebagainya. Wisata pantai disini dikategorikan menjadi dua yaitu rekreasi dan wisata mangrove.
Analisa kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi menunjukan bahwa enam lokasi berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata pantai. Kelima lokasi ini umumnya memiliki beberapa kesamaan dalam aktifitas wisata yang dilakukan seperti berenang dan menikmati pemandangan alam, namun juga terdapat perbedaan aktifitas yang dilakukan karena keunikan dan karekteristik ekologi setiap lokasi. Adapun aktifitas wisata pantai yang dapat dilakukan di setiap kawasan wisata pantai tertera pada Tabel 21. Sedangkan kesesuaian wisata mangrove pada dua lokasi dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata mangrove. Aktifitas wisata yang dapat dilakukan di lokasi wisata mangrove tertera pada Tabel 22.
Gambar 17 Peta kesesuaian wisata
Tabel 21 Aktifitas wisata pada wisata pantai
Lokasi Aktifitas wisata Keterangan
1. Pantai Ngurbloat Olahraga susur pantai, volly
pantai, bersepeda pantai, bermain layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan- jalan melihat pemandangan, berenang, menikmati sunset dll.
Sangat cocok untuk berjemur karena butiran pasir di pantai ini sangat halus
2. Pantai Ngursarnadan Olahraga susur pantai, volly
pantai, bersepeda pantai, bermain layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan- jalan melihat pemandangan, berenang, menikmati sunset dll.
Sangat cocok untuk berjemur karena butiran pasir di pantai ini sangat halus
3. Pantai Nadiun Olahraga susur pantai,
bersepeda pantai, bermain layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan-jalan melihat pemandangan, berenang, panjat tebing dll.
Terdapat area yang cocok untuk berjemur juga untuk aktifitas panjat tebing
4. Pantai Difur Bermain layang-layang,
berjalan-jalan melihat pemandangan, berenang, dll.
Kurang cocok untuk berjemur karena butiran pasir di pantai ini agak kasar serta luas pantai berpasir yang sempit.
5. Pantai Nam indah Olahraga susur pantai, bermain
layang-layang, berkemah, berjemur, berjalan-jalan melihat pemandangan, berenang, dll.
Kurang cocok untuk berjemur karena butiran pasir di pantai ini agak kasar serta luas pantai berpasir yang sempit.
6. Pantai Elomel Melihat pemandangan pulau
kecil dan aktifitas nelayan, berenang, berperahu dan memancing.
Tidak cocok untuk berjemur karena merupakan pantai berbatu.
Tabel 22 Aktifitas wisata pada wisata mangrove
Lokasi Aktifitas wisata Keterangan
1. Teluk Sorbai Pengamatan burung, memancing,
berperahu, wisata edukasi, melihat aktifitas nelayan tradisional, dll.
Aktifitas wisata dapat dilakukan setiap saat, tanpa dibatasi pasut.
2. Teluk Tamngil Pengamatan burung, memancing,
berperahu, wisata edukasi dll.
Aktifitas wisata tidak dapat dilakukan setiap saat, karena dibatasi pasut.
Aneka satwa seperti kepiting, ketam kenari, udang, biawak, serta beberapa jenis burung dan anggrek dapat dijumpai di lokasi ini. Pengamatan burung cocok dilakukan saat sore, saat burung kembali ke sarangnya. Burung yang teramati di Teluk Sorbai diantaranya terdapat beberapa jenis yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 yaitu bangau putih (Bubulcus ibis), bangau hitam (Ciconia episcopus), kakatua putih (Cacatua alba), kakatua hijau, nuri (Eos histrio), elang (Hinecopernis longicauda), kelelawar (Rousettus sp), tekukur (Streptopelia cinensis), pelikan (Pelecanus cospicillatus) dan sesap madu (Meliphagidae). Burung yang teramati di teluk Tamngil antara lain bangau putih (Bubulcus ibis), bangau hitam (Ciconia episcopus), pelikan (Pelecanus cospicillatus), tekukur (Streptopelia cinensis), kakatua putih (Cacatua alba), sesak madu (Meliphagidae), Aplonea metalica, burung srijantung (Dicrurus sp), tetengket sawah (Halcyon chloris) dan beberapa jenis burung lainnya. Khusus burung pelikan pengamatan sebaiknya dilakukan bulan September-Oktober atau awal Januari- Februari saat burung ini bermigrasi. Informasi yang diperoleh bahwa tahun 2005 jumlah burung sekitar 5-0 ekor, namun tahun 2006 meningkat yaitu sekitar 100 ekor, yang dapat dijumpai pada setiap jalan air. Untuk bangau jumlahnya sudah berkurang, disebabkan habitatnya yang rusak.
Wisata bahari. Wisata bahari merupakan wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut (seascape), antara lain memancing (fishing), bersampan yang meliputi mendayung (boating) dan berlayar (sailing), menyelam meliputi selam dan snorkeling, berselancar angin (wind surfing), serta berparasut (parasailing). Wisata bahari disini terbagi menjadi tiga kategori yaitu wisata lamun, selam dan snokeling (Yulianda, 2007).
Kesesuaian ekosistem lamun di Pantai Ngurbloat dan Nugursarnadan berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata lamun. Spesies ikan yang teramati di Pantai Ngursarnadan sebanyak 93 spesies, lebih banyak dari jumlah spesies yang dijumpai di Ngurbloat (53 spesies). Ini dapat dipengaruhi oleh kondisi karang yang rusak berdasarkan hasil pengamatan karang di Ngurbloat. Umumnya kondisi karang yang terdapat di Ngursarnadan lebih baik daripada di Ngurbloat. Ini menyebabkan jumlah 81
ikan lebih banyak dijumpai di Ngursarnadan, karena diketahui bahwa ekosistem karang dan lamun merupakan ekosistem penting bagi biota laut yaitu sebagai tempat mencari makan (feeding ground), bertelur (spawning ground) dan pembesaran (nursery ground). Dari potensi yang terdapat di kawasan ini dapat dikembangkan aktifitas wisata lamun sebagai berikut:
Tabel 23 Aktifitas wisata pada wisata lamun
Lokasi Aktifitas wisata
1. Pantai Ngurbloat Memancing, wisata edukasi dan berperahu
2. Pantai Ngursarnadan Memancing, wisata edukasi dan berperahu
Kesesuaian wisata selam pada empat lokasi pengamatan karang (Ohoililir reef slope zone, Pulau Haeh reef slope zone, Ohodertawun reef slope zone, dan Pulau Adranan reef slope zone menunjukan bahwa setiap lokasi berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata selam. Daya tarik yang dimiliki berupa panorama bawah laut yang dihiasi aneka jenis life form, jenis ikan karang dan tutupan komunitas karang.
Untuk kesesuaian wisata snorkeling pada dua lokasi pengamatan (Ohoililir reef flat zone dan Pulau Bair reef flat zone), berpotensi dikembangkan sebagai lokasi wisata snorkeling. Daya tarik yang dimiliki berupa pemandangan bawah air seperti aneka jenis life form dan jenis ikan karang. Tutupan komunitas karang terbanyak di Ohoililir RFZ adalah hard coral sebesar 66.84% bila dibandingkan dengan komunitas karang lainnya dengan spesies ikan yang teramati sebanyak 73 spesies. Kesadaran masyarakat dalam menjaga ekosistem pesisir di desa Ohoililir tergolong cukup baik, ini dibuktikan dengan kondisi karang yang masih baik bila dibandingkan dengan ekosistem karang di Pantai Ngurbloat yang mengalami kerusakan akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Potensi yang dimiliki Oholilir RFZ, maka aktifitas wisata yang dapat dilakukan berupa snorkeling, memancing dan berperahu.
Pulau Bair memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan pulau-pulau lain yang terdapat di Nuhuroa. Keunikannya adalah bila diperhatikan dari luar, yang teramati hanyalah satu pulau saja, namun bila dilihat lebih dekat terdapat jalur masuk
kedalam pulau baik di sisi utara maupun selatan. Pada sisi utara, pasut sangat diperhatikan saat melewati jalur ini, sebab jalur ini hanya memiliki lebar sekitar 2 meter dengan kedalaman 1-2 meter saat pasang tertinggi. Sisi selatan memiliki jalan masuk yang agak lebar sekitar 5-6 meter serta kedalaman 2-3 meter. Kedalaman rata- rata perairan di pulau-pulau kecil yang terdapat di dalam Pulau Bair adalah 2-3 meter