• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap 6. Menyusun Rencana Pengembangan Kawasan Ekowisata Pesisir 6.1 Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Potensi Pengunjung

Potensi Pengunjung. Sebagai kawasan ekowisata, Nuhuroa memiliki karakteristik obyek wisata yang spesifik, dimana peminatnya juga terbatas pada wisatawan yang mempunyai ketertarikan tersendiri terhadap obyek wisata berupa panorama alam yang ditawarkan di kawasan Nuhuroa. Sejauh ini, Nuhuroa telah diminati oleh wisatawan, baik yang berasal dari mancanegara maupun nusantara, walaupun jumlahnya masih relatif sedikit. Kurangnya permintaan wisatawan ke kawasan ini dapat disebabkan berbagai faktor misalnya selera atau juga masalah manajemen seperti kurangnya promosi dalam menawarkan obyek wisata yang ada di kawasan ini. Pengamatan lapangan menunjukan bahwa baik pemerintah daerah dalam hal ini dinas pariwisata maupun pihak swasta belum optimal dalam mengembangkan potensi pariwisata di daerah ini.

Berdasarkan informasi dari masyarakat dan pengelola penginapan yang ada di lokasi penelitian, biasanya jumlah wisatawan cukup banyak terjadi pada bulan Juli sampai September. Hal ini dapat disebabkan pada bulan tersebut merupakan masa libur musim panas bagi wisatawan yang berasal dari negara-negara Eropa, dan juga libur musim dingin bagi wisatawan yang berasal dari Australia dan New Zealand. Identifikasi wisman menunjukan bahwa 80% wisman yang mengunjungi Nuhuroa berasal dari Belanda dan sisanya 20% berasal dari USA. Ini disebabkan karena umumnya promosi atau informasi hanya ke negara-negara tersebut. Pada bulan-bulan lainnya, permintaan rata-rata per-hari hanya sekitar satu sampai dua orang saja bahkan tidak ada. Kondisi ini dapat terlihat pada data jumlah wisatawan mancanegara ke Maluku pada Tahun 2005-2006 dan Nuhuroa pada Tahun 2006 (Lampiran 1), yang mengalami puncaknya pada bulan Juli sampai September.

Profil Wisatawan. Persentase tingkat pendidikan wisatawan domestik terbesar 41% yaitu SMU, sedangkan wisatawan mancanegara tingkat pendidikan terbesar 60% adalah sarjana muda (bachelor). Sebagian besar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Nuhuroa (60%) mempunyai pekerjaan lain-lain, sebagian besar

wisatawan domestik (41%) adalah pegawai negeri (PNS). Kondisi ini dapat menjadi gambaran bahwa masyarakat yang bermatapencaharian sebagai pegawai negeri, secara keuangan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berwisata di daerah tersebut, disamping kebutuhan untuk bersantai dari rutinitas pekerjaan yang dijalani. Jumlah pelajar dan mahasiswa juga cukup besar yaitu 24% dari wisatawan domestik. Hal ini disebabkan beberapa alasan, antara lain penelitian dilakukan pada saat masa liburan, meningkatnya wisata rombongan, jarak yang dekat dan biaya yang murah.

Berdasarkan survei yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar wisatawan yang berwisata ke pesisir Nuhuroa berada pada kelompok umur dewasa (40-49 tahun), yaitu sebesar 29% wisatawan domestik dan 60% untuk wisatawan mancanegara. Dilihat dari jenis kelamin, wisatawan laki-laki mancanegara jumlahnya lebih banyak dari wanita yaitu 80:20, sedangkan wisatawan domestik wanita lebih banyak dibandingkan wisatawan laki-laki, walaupun dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok 52:47. Hal ini dapat menggambarkan berbagai hal, diantaranya kecenderungan sifat wanita yang kurang menyukai tantangan untuk berwisata ke tempat-tempat yang kondisinya alami, atau mungkin juga kecenderungan sifat wanita yang lebih berhemat untuk melakukan kegiatan lainnya dibandingkan untuk berwisata.

Pengalaman dan Motivasi Wisatawan. Kedatangan wisatawan ke Kawasan Pesisir Nuhuroa merupakan tujuan utama bagi wisatawan domestik daripada persinggahan (71:29), sedangkan bagi wisatawan mancanegara umumnya tujuan kedatangan ke Nuhuroa sebagai tempat persinggahan dibandingkan tujuan utama (60:40). Ini disebabkan umumnya wisatawan mancanegara ke Nuhuroa untuk mengunjungi keluarga pada saat musim libur, misalnya wisatawan Belanda. Sebanyak 40% kedatangan wisatawan mancanegara ke Nuhuroa sebagai tujuan utama untuk berlibur. Hasil wawancara terhadap wisatawan mancanegara dan pengelola penginapan, diperoleh informasi bahwa tujuan utama kedatangan wisman ke Nuhuroa adalah untuk berlibur dan menikmati panorama pantai yang masih alami. Ini menunjukan bahwa motivasi wisman tergolong pasar wisata berhari libur (Wahab

dkk, 1997), yaitu motivasi seperti ingin menghindarkan diri dari suatu iklim, tekanan 51

pekerjaan, hal-hal rutin dan ingin mengubah situasi hidup, melihat pemandangan alam serta mungkin ingin berganti sementara pergaulan dengan orang-orang sekitarnya. Menurut wisman, Nuhuroa merupakan salah satu destinasi yang diminati pada waktu musim panas (Juni-Agustus), kedatangan mereka umumnya berulangkali. Dapat dikelompokan bahwa kelompok wisatawan ini tergolong vacationist (pelaku hiburan), meliputi semua orang yang kurang lebih suka bepergian ke negara atau kawasan yang sama setiap tahun, kelompok ini umumnya terdiri dari orang-orang yang sudah berkeluarga.

Bagi wisman yang baru pertamakali ke Nuhuroa dan merupakan tujuan utama, umumnya memperoleh informasi dari teman-teman yang sudah pernah ke Nuhuroa. Adanya kenyataan ini berarti kawasan pesisir Nuhuroa merupakan kawasan wisata yang mulai diminati oleh wisatawan mancanegara, sehingga untuk ke depan perlu adanya peningkatan dalam promosi agar dapat menjadi tujuan utama dari kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Nuhuroa. Berdasarkan sumber informasi wisata ke Kawasan Pesisir Nuhuroa, ternyata teman dan keluarga merupakan sumber yang paling dominan, baik untuk wisman (80%) maupun wisatawan domestik 94%. Hal ini membuktikan bahwa word of mouth masih sangat berperan dalam pariwisata (Pitana dan Gayatri, 2005). Untuk wisman 20% informasi wisata Nuhuroa diketahui dari internet. Tidak ada wisatawan domestik yang mendapatkan informasi tentang daerah wisata di kawasan ini dari biro perjalanan, organisasi dan internet, karena wisatawan domestik yang menjadi responden merupakan masyarakat yang berdomosili di Kabupaten Maluku Tenggara dan sekitarnya. Hanya 6% wisatawan domestik yang mengetahui informasi Wisata Nuhuroa dari media cetak.

Motivasi kunjungan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini bagi wisatawan mancanegara terutama adalah lingkungan yang sepi dan alami (60%) serta potensi alamnya (40%). Sedangkan untuk wisatawan domestik motivasi kunjungan terutama karena potensi alamnya (47%) serta lingkungan yang sepi dan alami (41%). Faktor yang paling menarik dari kawasan wisata di pesisir Nuhuroa menurut wisatawan adalah karena alam dan terumbu karangnya, wisman (40%) dan wisatawan domestik (59%). Menurut wisman (100%) view di pesisir Nuhuroa sangat indah, sedangkan

18 0 0 0 0 0 0 0 41 41 60 40 0 10 20 30 40 50 60 Berp erah u Vie w Divi ng Snork elin g Sur fing Bere nang P ers en ta se Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

wisatawan domestik 47%. Dilihat dari segi aksesibilitas, 60% wisman mengatakan aksesibilitas di Nuhuroa cukup dan 20% sangat sulit. Bagi wisatawan domestik 47% mudah dan 6% mengemukakan aksesibilitas di Nuhuroa sangat sulit. Hal ini disebabkan minimnya angkutan umum ke lokasi, walaupun terdapat angkutan umum ke lokasi namun umumnya pada hari libur sulit diperoleh sehingga untuk mencapai lokasi wisatawan biasanya menyewa mobil pulang pergi sebesar Rp 100.000. Untuk faktor lain seperti keamanan dan kenyamanan, 60% wisman berpendapat baik sedangkan 35% wisatawan domestik mengatakan cukup. Sementara fasilitas wisata dirasa belum memadai bagi wisatawan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan perbandingan wisman dan wisatawan domestik (40:52). Fasilitas wisata, obyek dan atraksi merupakan unsur-unsur utama komponen produk wisata. Fasilitas wisata sangat diperlukan untuk menjadikan obyek dan atraksi wisata berdaya guna bagi wisatawan, sedangkan aksesibilitas mencakup kemudahan-kemudahan untuk mencapai destinasi.

Jenis Aktifitas Wisatawan. Aktifitas wisatawan yang terbanyak adalah berenang. Jumlah wisatawan yang melakukan aktifitas berenang lebih banyak berasal dari mancanegara (60%) dibandingkan wisatawan domestik (41%).

Gambar 8 Jenis aktifitas wisatawan

Aktifitas lain yang dilakukan adalah menikmati pemandangan alam dengan perbandingan wisman dan wisatawan domestik (40:41). Aktifitas yang paling sedikit dilakukan wisatawan adalah berperahu, dimana hanya dilakukan oleh wisatawan domestik. Sedikitnya wisatawan yang berperahu disebabkan karena belum adanya fasilitas perahu yang disewakan dan umumnya wisatawan yang berperahu sudah mengenal pemilik perahu. Sebab itu perlunya fasilitas perahu karena adanya keinginan wisatawan khususnya wisman yang ingin berperahu ke pulau-pulau kecil untuk berkeliling menikmati pemandangan di sekitar perairan.

Aktifitas lainnya seperti diving dan snorkeling belum ada. Hal ini disebabkan belum tersedianya fasilitas untuk melakukan aktifitas tersebut seperti peralatan selam dan snorkeling. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah dibutuhkan ketrampilan khusus untuk melakukan kedua aktifitas wisata tersebut. Padahal dari hasil survei didapatkan bahwa lokasi diving hampir terdapat di setiap lokasi wisata sedangkan

snorkeling hanya pada lokasi tertentu. Ini menunjukan bahwa unsur supply ekowisata bahari berupa daya tarik dan potensi sumberdaya alam Nuhuroa tersedia, sehingga diperlukan sumberdaya manusia yang handal untuk mengembangkan aktifitas wisata berbasis SDA pesisir dengan memperhatikan aspek ekologi sehingga keberlanjutan sumberdaya dan ekowisata terjamin.

Pendapat Wisatawan tentang Ekowisata di Nuhuroa. Sebanyak 100% wisatawan domestik menyatakan setuju dengan pengelolaan wisata berkonsep ekowisata di daerah ini. Untuk wisman 60% menyatakan setuju dengan pengelolaan wisata berkonsep ekowisata, 20% tidak setuju dan 20% lagi tidak menyatakan pendapat karena tidak melihat adanya konsep ekowisata dalam pengelolaan wisata di kawasan ini, dalam arti mereka menyetujui ekowisata bila pengelolaan wisata di kawasan ini sudah menerapkan konsep ekowisata. Berdasarkan motivasi dan aktifitas wisatawan, menunjukkan adanya perbedaan motivasi dan aktifitas antara wisman dan wisnus. Motivasi wisman ke Nuhuroa disebabkan karena potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang dimiliki serta aktifitas yang banyak dilakukan berupa aktifitas wisata bahari seperti berenang, selam dan berperahu yang lebih berorientasi laut. Sedangkan motivasi dan aktifitas wisnus yaitu untuk menikmati pemandangan alam.

Hal ini menunjukan bahwa dalam pengembangan ekowisata, perlu disediakan ruang, aktifitas dan fasilitas yang mengakomodasi motivasi pengunjung baik wisman dan wisnus. Wisman lebih menyukai potensi pesisir dengan aktifitas bahari. Sebab itu perlu disediakan fasilitas-fasilitas seperti peralatan selam dan snorkeling, perahu, serta fasilitas penginapan berupa resort dengan ciri khas Kei. Sedangkan wisnus lebih berorientasi pada aktifitas rekreasi yang dilakukan di pantai.