BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Inception Phase (Fase Permulaan)
4.1.1 Project Management Workflow
4.1.1.1 Identifikasi Sistem Berjalan
1. Profil Badan Pendidikan & Pelatihan Sekolah Khusus Tandur
Childhood Centre
Sebuah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan dengan Model Quantum Pedagogis menggunakan prinsip TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, lalu Rayakan) semua bermakna dan bertujuan yang memberikan pelayanan bagi anak usia dini dan anak berkebutuhan khusus.
Mengawali memberikan layanan pada awal juli 2008 dengan SK. Diknas No : 20/11-Dindik 2008 meliputi bidang program : 1. Pendidikan dan pelatihan serta layanan terapis bagi anak
penyandang autis, ADD/DHD, mental retarded, speedelay, learning difficulty, miss concentration, sensori therapis. Etc.
2. Pendidikan dan pelatihan bagi anak usia dini dengan model pendekatan ekspresi, simulasi dan presentasi melalui
maternal reflektif metod serta pembelajaran yang
bermain, dan bernyanyi.
3. Pelayanan bina bakat melalui kegiatan seni tari, seni lukis,
seni teater, seni musik, seni vokal, seni qiraatul Qur‟an, seni
pidato, seni bela diri, keterampilan budi daya dan life skill.
4. Trainning Centre memberikan pelatihan kebugaran, berwirausaha, baca tulis Al-Qur‟an Bitartila dengan sistem 5
(lima) kali pertemuan pandai.
5. Pelatihan How to creative problem solving and decision making.
6. Layanan konsultasi pendidikan, konsultasi psikologis, dan konsultasi keluarga.
A. Visi, Misi, Core Value, Core Bussines
Visi :
Menjadi badan pendidikan dan pelatihan anak berkebutuhan khusus yang beretika, berestetika, cerdas dan mandiri.
Misi :
a. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memberikan penguatan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik .
b. Memberi pelayanan terapi yang menyehatkan, mencerdaskan dan berbudaya.
c. Mengantarkan anak berkebutuhan khusus menuju kemandirian.
Core Value :
Komunikatif, Partisipatif, Inovatif, Motivatif.
Core Busines :
Memberikan layanan pendidikan, pelatihan dan terapi bagi anak berkebutuhan khusus.
B. Logo Sekolah
Gambar 4.1 Logo Tandur (Sumber : Sekolah Khusus Tandur)
C. Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Sekolah Khusus Tandur (Sumber : Sekolah Khusus Tandur)
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang penulis lakukan yaitu identifikasi terhadap masalah yang terjadi di Sekolah Khusus Tandur Childhood Centre. Penulis menemukan permasalahan yang ada di bagian penilaian hasil terapi yaitu sekolah tidak memiliki sistem penilaian hasil terapi anak autis yang terkomputerisasi atau masih dilakukan dengan cara manual.
Pada sistem yang berjalan saat ini, ketika sekolah melakukan proses penganalisaan penilaian, guru / terapis selaku pengambil keputusan hanya menganalisa dari data yang tersedia pada
database instrumen penilaian anak, lalu data anak dicocokkan dengan standar kriteria yang dimiliki sekolah dalam menilai hasil terapi anak autis apakah anak autis ini sudah mampu untuk naik kelas tingkat selanjutnya. Dengan cara ini proses pengambilan keputusan akan berjalan lama dan kurang efektif. Belum adanya sistem informasi yang memproses penganalisaan penilaian secara terkomputerisasi juga menyebabkan terjadinya proses penilaian berulang pada hasil terapi lainnya. Apabila terjadi kesalahan dalam analisa penilaian hasil terapi, dimana daya jangkau dari anak autis yang dipilih tidak sesuai dengan standarisasi sekolah, maka akan merugikan sekolah itu sendiri, serta rasa ketikdakpuasan orang tua murid.
Sistem yang berjalan saat ini tidak efektif, karena kepala
sekolah serta yayasan kesulitan melakukan monitoring
(pemantauan) terhadap penilaian tersebut disebabkan masih menggunakan cara manual.
Dari permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa diperlukannya sebuah aplikasi penilaian hasil terapi anak autis
yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan dapat berlangsung cepat, efektif dan hasil yang didapatkan sesuai dengan standar kriteria yang dimiliki Sekolah Khusus Tandur.
3. Analisa dan Pemahaman Sistem Berjalan
Sistem penilaian hasil terapi anak autis yang telah berjalan di Sekolah Khusus Tandur Chilhood Centre ialah sebagai berikut :
Guru Khusus / Terapis memulai
mengajar
siswanya Guru Khusus / Terapis mendata hasil terapi siswa
Dokumen hasil penilaian terapi sementara dikelas Guru khusus / terapis menghitung hasil penilaian
Guru, terapis kepala sekolah melakukan musyarwarah tentang
penilaian siswanya
Guru khusus / terapis menginput hasil penilaian kedalam buku besar /legger
Approval hasil
musyawarah Penulisan laporan penilaian terapi
anak ke dalam raport
Dokumen Hasil Terapi Siswa
Gambar 4.3 Sistem yang Sedang Berjalan
Keterangan Gambar 4.3 :
Dari gambar tersebut menjelaskan proses yang sedang berjalan ketika guru & terapis melakukan penilaian kepada siswanya yakni anak autis. Dimana proses awal dimulai dari guru-guru kelas khusus maupun terapis yang memberikan pelajaran, pengarahan serta terapi kepada anak autis agar anak didiknya mengalami perubahan kearah yang lebih baik lagi. Setelah guru kelas dan
terapis memberikan bimbingan, pada saat yang bersamaan pula guru kelas dan terapis pun melakukan penilaian kepada siswa dengan cara pengamatan langsung didalam kelas dan menginput hasil penilaian kedalam lembar penilaian untuk selanjutnya akan dilakukan proses penghitungan. Penilaian tidak berhenti disini, guru dan terapis pun melakukan musyawarah kepada kepala sekolah untuk mufakat menghasilkan nilai yang objektif serta penilaian subjektif pun juga ada dalam menganalisa kelayakan siswa untuk naik tingkat kekelas berikutnya. Setelah selesai, barulah guru-guru menulis hasil terapi siswa kedalam rapot.
4. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan
Pada sub bab ini akan dijelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem yang diusulkan dan sistem yang sedang berjalan.
a. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan
a). Kelebihan sistem berjalan :
1. Pendokumentasian dokumen lengkap dalam bentuk
hardcopy.
2. Pembuatan form atau dokumen-dokumen sudah
menggunakan komputer, hanya saja penggunaan komputer tersebut terbatas penyimpanan data dan media pencetakan dokumen biasa.
1. Penggunaan sistem manual tidak efisien dan tidak efektif karena masih mengandalkan Microsoft Excel dan buku besar. 2. Sering terjadinya kesalahpahaman/kesimpangsiuran dalam
identifikasi penilaian siswa karena tidak semua hasil penilaian masuk kedalam database siswa.
3. Penilaian yang dilakukan bersifat subjektif dan masih manual.