• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden adalah profil terkait objek penelitian yang dapat memberikan hasil penelitian mengenai Analisis Profitabilitas Usahatani Cengkeh dan Implikasi terhadap Kesejahteraan Petani. Dimana responden dalam penelitian ini adalah seluruh petani cengkeh yang ada di Kelurahan Mannanti yang telah ditetapkan sebanyak 27 responden.

Identitas responden dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki petani yang berhubungan dengan kegiatan usahatani meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan identitas responden sebagai berikut:

5.1.1 Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam melakukan usahatani. Umur berhubungan dengan cara berfikir petani dan bekerja dalam mengelola usahataninya dengan baik. Pada umumnya petani yang berusia muda memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan mudah mengadopsi hal-hal baru. Berbeda dengan petani yang berusia lebih tua cenderung sulit memberikan pandangan maupun penjelasan yang dapat mengubah cara berpikirnya karena memiliki banyak pengalaman dalam melakukan usahatani. Hal ini sesuai dengan teori Soekartawi (2003) mengemukakan bahwa rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua dan sangat berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian

42 Indonesia, petani berusia tua biasanya cenderung sangat konservatif (memelihara) menyikapi perubahan terhadap inovasi teknologi. Komposisi penduduk suatu wilayah tidak lepas dari perhitungan angka beban tanggungan yaitu kelompok umur 1-14 tahun dianggap sebagai kelompok yang belum produktif, kelompok umur 15-65 tahun sebagai kelompok umur yang produktif dan kelompok umur 64 tahun ke atas sebagai kelompok yang tidak produktif (Yuri dan Nasri, 2014). Adapun umur responden petani cengkeh di Kelurahan Mannanti dapat dilihat pada Tabel 5.berikut:

Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Umur Petani di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

No. Umur Responden

(tahun) Jumlah (orang) Presentase (%) 1 33-42 13 48 2 43-52 6 22 3 53-62 7 26 4 63-72 1 4 Jumlah 27 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Tabel 5. menunjukkan bahwa rata-rata responden paling banyak berumur 33-42 tahun dengan jumlah sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 48% dan responden paling sedikit berumur 63-72 tahun dengan jumlah 1 orang dengan persentase sebesar 4% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan teori Yuri dan Nasri (2014) umur petani yang ada di Kelurahan Mannanti dominan masih produktif yaitu berusia 33-42 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 48% yang merupakan umur ideal untuk melakukan perubahan dalam membudidayakan tanaman pertanian dan melakukan

43 usahataninya dengan baik. Sedangkan petani yang berusia 63-72 orang kurang mampu melakukan usahatani dengan maksimal sebagian besar petani telah melimpahkan usahataninya kepada anaknya atau keluarga untuk mengelola lahan tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa petani di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai merupakan umur yang produktif untuk melakukan usahatani dengan maksimal.

5.1.2 Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan memegang peranan penting terutama bagi petani dimana hal tersebut berkaitan dengan kemampuan petani untuk berfikir dan mengelola usahataninya. Pendidikan merupakan suatu hal yang diperlukan petani untuk menunjang terlaksananya kegiatan usahatani agar kesejahteraannya dapat dicapai. Menurut Hidayat, et.all. (2003) tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani akan menunjukan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas bagi petani untuk menerapkan apa yang diperoleh agar meningkatkan usahataninya. Petani yang memiliki pendidikan yang tinggi relatif lebih cepat dan mudah dalam melaksanakan adopsi inovasi. Untuk mengetahui tingkat pendidikan petani di Kelurahan Mannanti dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

No. Pendidikan Responden Jumlah (orang) Presentase (%)

1 SD 5 19

2 SMP 11 41

3 SMA 10 37

4 D3 1 4

Jumlah 27 100

44 Tabel 6. menunjukkan bahwa identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai bervariasi mulai dari tingkat SD sebanyak 5 orang (19%), SMP paling yang paling dominan yaitu sebanyak 11 orang (41%), SMA sebanyak 10 orang (37%) dan untuk perguruan tinggi (D3) sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar (4%).

Berdasarkan teori Hidayat, et.all. (2003) menunjukkan bahwa pendidikan responden di kelurahan Mannanti pada tingkat sekolah dasar (SD) memiliki pengetahuan yang sangat dasar dan minim dimana petani cenderung mengikuti kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun yang akan berpengaruh dalam mengambil sebuah keputusan untuk mengembangkan cara budidaya cengkeh yang baik. Tingkat pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) memiliki tingkat pengetahuan dan wawasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat SD, tingkat pengetahuan SMP memiliki daya serap yang lambat terhadap perkembangan teknologi sehingga terjadi kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama dalam mengadopsi inovasi yang baru. Sementara itu tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA) memiliki pengetahuan yang spesifik dalam melakukan usahatani dengan mempertimbangkan pola pikir dalam pengambilan keputusan dan mampu mengadopsi inovasi teknologi yang ada. Perguruan tinggi diploma 3 memiliki tingkat pengetahuan yang luas dan mampu menyesuaikan perubahan teknologi yang ada agar tidak tertinggal serta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk diterapkan di lapangan sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh responden sebagian besar tamatan SMP

45 sehingga petani di Kelurahan Mannanti dari segi pendidikan masih kurang dalam melakukan usahatani.

5.1.3 Pengalaman Usahatani

Pengalaman berusahatani adalah lamanya waktu yang telah ditempuh petani selama berusahatani yang dinyatakan dalam tahun (Ketut, et. all., 2015). Pengalaman usahatani secara tidak langsung merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha terutama dalam bidang pertanian. Semakin lama seseorang melakukan usahatani maka semakin luas pengalaman yang diperoleh petani. Fadhla (2017) tingkat pengalaman akan memberikan perubahan pada keterampilan kerja seorang petani kearah yang lebih efektif karena makin tinggi pengalaman maka semakin efisien petani tersebut mengalokasikan biaya produksi dan penggunaan tenaga kerja yang lebih baik. Petani yang memiliki pengalaman kerja yang lebih lama akan lebih mudah mengantisipasi berbagai masalah yang akan dihadapi dalam mengelola usahataninya (Fadhla, 2017). Lamanya pengalaman berusahatani diukur mulai sejak petani aktif secara mandiri sampai dilakukan penelitian. Adapun klasifikasi identitas responden berdasarkan pengalam berusahatani dapat dilihat pada Tabel 7. di bawah ini :

Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

No. Pengalaman Berusahatan (tahun) Jumlah (Orang) presentase (%)

1 10-14 9 33,33

2 15-19 7 25,93

3 20-24 8 29,63

4 25-29 3 11,11

Jumlah 27 100

46 Pengalaman dalam berusahatani cengkeh di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe berkisar 10-29 tahun. Dari tabel 7. Dapat dilihat bahwa pengalaman berusahatani mulai dari 10-14 tahun berjumlah 9 orang (33,33%), 15-19 tahun berjumlah 7 orang (25,93%), 20-24 tahun berjumlah 8 orang (29,63%) dan 25-29 tahun berjumlah 3 orang (11,11%).

Berdasarkan data yang diperoleh di Kelurahan Mannanti petani pada umumnya sudah cukup berpengalaman dilihat dari rata-rata pengalaman berusahatani lebih dari 10 tahun. Petani yang memiliki pengalaman usahatani yang lama memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan petani yang baru saja melakukan usahatani sehingga petani mampu mengatasi masalah dalam berusahatani. Pengalaman usahatani dapat dijadikan sebagai landasan dalam memperoleh hasil produksi dan pendapatan cengkeh di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam satu atap yang merupakan tanggungan keluarga. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Mandang, 2020). Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Soekartawi, 2006). Adapun

47 jumlah tanggungan keluarga petani cengkeh di Kelurahan Mannanti sebagai berikut:

Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Cengkeh di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

No. Tanggungan Keluarga

(orang) Jumlah (orang) Presentase (%)

1 1-2 9 33,33

2 3-4 14 51,85

3 5-6 4 14,81

Jumlah 27 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Tabel 8. menunjukkan bahwa tanggungan keluarga setiap petani berbeda-beda yang paling dominan yaitu 3-4 orang tanggungan dengan jumlah sebanyak 14 orang (51,85%), sedangkan 1-2 jumlah tanggungan keluarga sebanyak 9 orang dengan persentase (33,33%) dan paling sedikit 5-6 tanggungan dengan jumlah sebanyak 4 orang (14,81%). Hal ini menandakan bahwa jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi kinerja kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Petani yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang banyak dapat membantu mengurangi penggunaan tenaga kerja luar.

5.1.5 Luas Lahan Responden

Luas lahan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani, luas lahan akan mempengaruhi besarnya produksi yang diusahakan dan kesejahteraan yang mereka peroleh (Mandang, 2020). Petani responden memiliki luas lahan yang berbeda tergantung dari kemampuan petani

48 untuk mengolahnya. Adapun jumlah luas lahan yang dimiliki petani cengkeh yang diambil sebagai responden dapat dilihat pada Tabel 9. Berikut ini:

Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang) Presentase (%)

1 0,5-1,0 22 81,48

2 1,5-2,0 5 18,52

Jumlah 27 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Luas lahan responden di Kelurahan Mannanti berkisar 0,5-2,0 ha. Tabel 9. menunjukkka luas lahan yang dimiliki petani responden dari 0,5-1,0 ha sebanyak 22 orang (81,48%) dan 1,5-2,0 ha sebanyak 5 orang dengan presentase (18,52%).

Luas lahan merupakan faktor penentu tinggi rendahnya produksi dan pendapatan yang diperoleh petani. Semakin luas lahan petani maka semakin besar pula produksinya begitupun sebaliknya, semakin rendah luas lahan maka semakin sedikit produksi yang diperoleh dimana juga berpengaruh terhadap pendapatan petani.

Berdasarkan teori tersebut menunjukkan bahwa petani cengkeh di Kelurahan Mannanti pada kisaran luas tanam 0,5-2,0 ha telah memenuhi syarat bahwa semakin luas lahan maka semakin besar produksi cengkeh yang diperoleh. Pada kisaran 0,5-1,0 ha ini mendominasi luas lahan usahatani cengkeh di Kelurahan Mannanti.

Dokumen terkait