• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Industri rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa berjumlah 30 produsen. Berikut identitas responden pada usaha produksi tape singkong, dapat dilihat pada Tabel 6.

a. Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan salah satu variabel penentu tingkat kemajuan suatu wilayah, makin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi dalam suatu wilayah, maka tingkat kemajuan wilayah tersebut cenderung lebih tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.Tingkat Pendidikan Responden pada Usaha Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No. Pendidikan Jumlah Pengrajin Persentase

1. Tidak Sekolah 8 26.60

2. SD 13 43.30

3. SLTP 4 13.30

4. SLTA 5 16.60

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden didominasi oleh tamatan SD 13 orang atau 35.50 %, Tidak Sekolah 8 orang atau 25.00 %, SLTA 5 orang atau 20.00 % dan SLTP 4 orang atau 19.50 %. Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap suatu usaha yang akan dikelolah, apabila disiplin ilmu yang

35 dimiliki sesuai dengan usaha yang dilakukan maka berpengaruh terhadap proses kerja atau adopsi inovasi.

b. Tingkat Umur Responden

Umur sangat mempengaruhi fisik dalam bekerja dan berfikir. Responden yang berumur mudah mempunyai kemampuan yang lebih besar dari responden yang lebih tua, yang mudah cenderung menerima hal - hal yang baru untuk menambah pengalaman, sedangkan yang berusia tua mempunyai kapasitas mengolah usahanya lebih baik dan sangat berhati-hati bertindak dikarenakan lebih

banyak pengalaman dirasakan. Keadaan umur responden dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Umur Responden pada Usaha Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No. Pendidikan Jumlah Pengrajin Persentase

1. 25-35 4 13.30

2. 36-46 15 50.00

3. 47-57 11 36.60

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat umur reponden antara 25 sampai 35 tahun sebanyak 4 orang atau 13.30 %, umur antara 36 sampai 46 tahun sebanyak 15 orang atau 50.00 % dan umur 47 sampai 57 tahun sebanyak 11 orang atau 36.60 %. Hal ini menerangkan bahwa 30 responden yang memproduksi tape singkong tergolong dalam kategori produktif.

36 c. Tingkat Pengalaman Responden

Setiap pengrajin yang memulai atau menjalankan usahanya mempunyai latar belakang yang memotivasinya untuk menjalankan usahanya tersebut sehingga usaha tersebut tetap berjalan atau eksis berproduksi. Tingkat pengalaman responden dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 8. Tingkat Pengalaman Responden pada Usaha Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

No. Tingkat Pengalaman Responden

Jumlah Pengrajin Persentase

1. 1-10 21 70.00

2. 11-21 6 20.00

3. 22-32 3 10.00

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pengalaman pengrajin dalam memproduksi tape singkong antara 1 sampai 10 tahun sebanyak 21 orang atau 70.00 %, antara 11 sampai 21 tahun sebanyak 6 orang atau 20.00 % dan tingkat pengalaman responden antara 22 sampai 32 tahun sebanyak 3 orang atau 10.00 %.

Hal ini dapat di jelaskan bahwa rata-rata jumlah responden pada tingkat pengalaman dalam produksi tape singkong berada pada tingkatan 10 tahun keatas dengan artian pengalaman dalam usaha tape singkong cukup maksimal dan sudah berpengalaman.

37 5.2 Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan mentah yang diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam suatu industri rumah tangga. Ketersediaan bahan baku secara cukup dan berkelanjutan akan menjamin suatu perusahaan untuk bisa berproduksi dalam waktu yang relatif lama. Dalam melakukan pengolahan singkong menjadi tape singkong bahan baku utama yang digunakan adalah ubi kayu dan bahan yang ditambahkan adalah ragi tape sedangkan peralatan yang digunakan yaitu kompor, pisau, baskom, dan panci.

Ketersediaan bahan baku untuk setiap industri rumah tangga tape singkong cukup maksimal sehingga dapat di kelola dan dikembangkan menjadi produk tape singkong.

5.3 Proses Produksi Tape Singkong

Kegiatan produksi dilakukan dengan menggunakan alat sederhana dan tidak menggunakan biaya yang banyak, hanya pada saat pengupaan kulit ubi kayu serta menghilangkan kulit arinya menggunakan tenaga kerja yang cukup kuat dan teliti.

Uraian kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi tape singkong adalah sebagai berikut :

a. Pengupasan

Ubi kayu yang telah dipilih dikupas, dan sebelumnya, dipotong terlebih dahulu pada masing-masing ujungnya, setelah di kupas dan dipotong pada masing-masing ujungnya, ubi kayu tersebut ditempatkan pada suatu wadah yaitu baskom.

38 b. Pencucian

Ubi kayu yang telah dikupas kemudiaan dicuci dengan air sehingga bersih dari kotoran, kemudiaan dibilas dengan air bersih sebanyak 7 kali pencucian sehingga kotoran yang melekat pada ubi kayu benar-benar bersih.

c. Pemotongan

Singkong yang telah dicuci kemudiaan dipotong menjadi 3 bagian dalam

1 singkong, dan apabila hasil panen singkong kecil, tidak perlu dipotong.

d. Pengupasan Kulit Ari Pada Singkong

Proses pengupasan kulit ari pada singkong bertujuan pada saat singkong difermentasikan dengan menggunakan ragi, singkong tersebut akan cepat mengalami proses pemasakan karena telah dikupas bagian luar kulit singkong yang kasar.

e. Pengukusan

Pengukusan pada singkong dilakukan pada saat singkong telah dipotong dan dikupas kulit arinya, pengukusan dilakukan dengan waktu 1 jam untuk memperoleh pengukusan yang benar-benar matang dan lembek.

d. Pendinginan

Setelah singkong dikukus selanjutnya singkong didinginkan dengan waktu 15 menit untuk selanjutnya diberi ragi tape.

39 e. Fermentasi

Singkong yang telah didinginkan selanjutnya ditaburi ragi tape dengan perbandingan 80 kg singkong 50 biji ragi tape, kemudian setelah singkong diberi ragi tape selanjutnya ditutupi dengan daun pisang dan difermentasikan selama 3 malam.

f. Pengemasan

Kemasan adalah wadah atau pembungkus, bagi produk pangan yang mempunyai peranan penting dalam upaya mempertahankan mutu dan keamanan pangan serta meningkatkan daya tarik produk. Sebelum dikemas produk tape singkong diangin-anginkan sampai dingin, kemudian diletakkan ke wadah untuk pedagang keliling dengan menggunakan wadah daun pisang, sedangkan untuk dipasarkan ditoko atau supermarket dikemas dengan menggunakan plastik makanan ( plastik produk ) yang berfungsi mencegah masuknya bau dan bakteri dan rasa asin dari luar, tetapi dapat melewatkan oksigen sepenuhnya. Daya tahan tape singkong yang telah difermentasikan dapat bertahan kira-kira 5 hari sampai 1 minggu tergantung proses pengemasan dan penyimpanan yang baik.

Singkong

40

Gambar. 2 Alur Proses Produksi Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa

5.4 Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong di Kecamatan

Dokumen terkait