• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Dalam dokumen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Halaman 26-42)

r. Provisi r. Provisions

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk

memastikan informasi memadai telah

diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan untuk memungkinkan para

pengguna memahami sifat, waktu dan total yang terkait dengan informasi tersebut. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Effective January 1, 2011, the Company adopted PSAK No. 57 (Revised 2009),

“Provisions, Contingent Liabilities, and

Contingent Assets”. This revised PSAK is to be applied prospectively and provides that

appropriate recognition criteria and

measurement basis are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets, and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to the financial statements to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information. The adoption of the revised PSAK has no significant impact in the Company’s financial statements.

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.

Provisions are recognized when the Company has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode

pelaporan dan disesuaikan untuk

mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.

s. Instrumen Keuangan s. Financial Instruments

Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006)

“Instrumen Keuangan: Penyajian dan

Pengungkapan” (“PSAK No. 50”) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” (“PSAK No. 55”), yang menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

Effective January 1, 2010, the Company adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and

Disclosures” (“PSAK No. 50”) and

PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”

(“PSAK No. 55”), which superseded

PSAK No. 50, “Accounting for Investments in certain Securities” and PSAK No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen

keuangan dan informasi yang harus

diungkapkan di dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut.

PSAK No. 50 (Revised 2006) prescribes the requirements for the presentation of financial instruments and information that should be disclosed in the financial statements, whereas PSAK No. 55 (Revised 2006) prescribes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This standard provides for the definitions and characteristics of a derivative, the categories of financial instruments, recognition and

measurement, hedge accounting and

determination of hedging relationships, among others. These revised PSAKs have been applied prospectively. The transaction costs of those already existing contracts at the time these standards were adopted were not considered in the calculation of effective interest of such contracts.

i. Aset keuangan Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif.

Pada tanggal 1 Januari 2010,

Perusahaan tidak memiliki aset keuangan selain kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, aset tidak lancar lainnya - pinjaman karyawan dan aset tidak

lancar lainnya - uang jaminan.

Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika dibolehkan dan sesuai, akan mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.

i. Financial assets Initial recognition

Financial assets within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2006) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, available-for-sale financial assets, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge.

On January 1, 2010, the Company did not has financial assets other than cash and cash equivalents, accounts receivable - trade, accounts receivable - others, other non-current assets - loan to employees and other non-current assets - security deposits. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates the classification of those assets at the end of each financial period.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

i Aset keuangan (lanjutan)

Pengakuan awal (lanjutan)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar, namun dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung

dengan perolehan aset keuangan

tersebut.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah

pengakuan awal tergantung pada

klasifikasinya sebagai berikut:

(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi termasuk aset keuangan untuk dijual dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset derivatif diklasifikasikan sebagai kelompok untuk dijual kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan Perusahaan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui sebagai laba atau rugi.

Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

i. Financial assets (continued) Initial recognition (continued)

When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value, but in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, the related fair values is added with the transactions cost that are directly attributable to the acquisition of financial assets.

Subsequent measurement

The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows:

(a) Financial assets at fair value through profit or loss

Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Derivative assets are classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the Company’s statements of financial position at fair value with gains or losses recognized as profit or loss.

The Company did not has financial assets at fair value through profit or loss as of December 31, 2011 and 2010.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

i Aset keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan dan kerugian terkait diakui sebagai laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang

dihentikan pengakuannya atau

mengalami penurunan nilai, demikian juga melalui proses amortisasi. Perusahaan memiliki kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, aset tidak lancar lainnya - pinjaman karyawan dan aset tidak lancar lainnya - uang jaminan lainnya dalam kategori ini.

(c) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (“HTM”)

Aset keuangan non derivatif dengan

pembayaran tetap atau telah

ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat netonya.

i. Financial assets (continued)

Subsequent measurement (continued)

(b) Loan and receivables

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. After initial measurement, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method, and gains and losses are recognized in profit or loss when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

The Company has cash and cash

equivalents, accounts receivable - trade, accounts receivable - other, other non-current assets - loan to employees and other non-current assets - security deposits are classified under this category.

(c) Held-to-maturity (“HTM”) investments Non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities are classified as HTM when the Company has the positive intention and ability to hold them to maturity. After initial measurement, HTM investments are measured at amortized cost using the effective interest rate method. This method uses an effective interest rate that exactly discounted estimated future cash receipts through the expected life of the financial asset to the net carrying amount of the financial asset.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

i. Aset keuangan (lanjutan) i. Financial assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal

(lanjutan) Subsequent measurement (continued)

c. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (“HTM”) (lanjutan)

c. Held-to-maturity (“HTM”) investments (continued)

Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika investasi

dihentikan pengakuannya atau

mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Gains or losses are recognized in the profit or loss when the investments are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Perusahaan tidak mempunyai

investasi HTM pada tanggal

31 Desember 2011 dan 2010.

The Company did not has any HTM investments as of December 31, 2011 and 2010.

d. Aset keuangan tersedia untuk dijual d. Available-For-Sale (“AFS”) financial

assets

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif akan direklasifikasi sebagai laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

AFS financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in any of the three preceding categories. After initial measurement, AFS financial assets are measured at fair value with unrealized gains or losses recognized in the shareholders’ equity until the investment is derecognized. At that time, the cumulative gain or loss previously recognized in equity will be reclassified to profit or loss as a reclassification adjustment.

Perusahaan memiliki investasi jangka panjang - penyertaan saham - tersedia untuk dijual.

The Company has long-term

investment - investment share - available-for-sale.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

i. Aset keuangan (lanjutan) i. Financial assets (continued)

Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa, terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut

atau menanggung kewajiban untuk

membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a)

Perusahaan secara substansial

mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki

seluruh risiko dan manfaat atas

kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Derecognition

A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the financial asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Apabila Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan dan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut dan juga tidak mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Perusahaan sebesar keterlibatannya yang berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.

When the Company has transferred its rights to receive cash flows from a financial asset or has entered into a pass-through arrangement, and has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, the asset is recognized to the extent of the Company’s continuing involvement in the asset.

Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan.

Continuing involvement that takes the form of a guarantee over the transferred asset, is measured at the lower of the original carrying amount of the asset and the maximum amount of consideration that the Company could be required to repay.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

i. Aset keuangan (lanjutan) i. Financial assets (continued)

Penghentian pangakuan (lanjutan) Derecognition (continued)

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan total dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi dengan liabilitas baru yang ditanggung; dan (ii) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui sebagai laba atau rugi.

On derecognition of a financial asset in its entirety, the difference between the carrying amount and the sum of (i) the consideration received, including any new assets obtained less any new liabilities assumed, and (ii) any cumulative gain or loss which had been recognized in the shareholders’ equity, should be recognized as profit or loss.

Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi

keuangan, Perusahaan mengevaluasi

apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari salah satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Impairment of financial assets

At each statements of financial position date, the Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred ‘loss event’) and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok,

terdapat kemungkinan bahwa pihak

peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization and where observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Instrumen Keuangan (lanjutan) s. Financial Instruments (continued)

i. Aset keuangan (lanjutan) i. Financial assets (continued)

Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)

Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual.

Financial assets carried at amortized cost For loans and receivables carried at amortized cost, the Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.

Jika Perusahaan menentukan tidak

terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and that group of financial assets is collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, total kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus

kas masa datang (tidak termasuk

ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).

If there is an objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference

Dalam dokumen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Halaman 26-42)

Dokumen terkait