• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam dokumen SGRO Laporan Keuangan Interim 2015 Q2 (Halaman 39-43)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES

u. Imbalan kerja karyawan u. Employee benefits

Grup mengakui kewajiban imbalan kerja

sesuai dengan Undang-undang

Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal

25 Maret 2003. Undang-undang ini

mewajibkan Grup untuk mengakui imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, di bawah

peraturan perundang-undangan atau

peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja, dan imbalan kompensasi berbasis ekuitas. Perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang- undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.

The Group recognizes employees’ benefits

liabilities in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the Law). This Law requires the Group to provide all employee benefits under formal and informal plans or agreements, under legislative

requirements or through industry

arrangements, including post-employment benefits, short-term and other long-term

employees’ benefits, termination benefits, and equity compensation benefits. The calculation

of liability of employees’ benefits based on the Law is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial method.

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK 24 (Revisi 2013), adalah keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain dan dilaporkan dalam saldo laba. Sebelum 1 Januari 2015, keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi- asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban menggunakan “Pendekatan Koridor”, yaitu apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. PSAK 24 yang direvisi

tersebut menyebabkan keuntungan atau

kerugian aktuarial dibebankan seluruhnya dalam saldo laba.

Effective January 1, 2015, the Group applies

PSAK 24 (Revised 2013), “Employees’ Benefits”. Revision on PSAK 24 (Revised

2013), is actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are fully charged or credited through other comprehensive income and reported in retained earnings. Before January 1, 2015, actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized as income or expense using Corridor Approach”, that is when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefit obligations at that date. The actuarial gains or losses in excess of the said 10% threshold are recognized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. The revised PSAK 24 caused to actuarial gains or losses are fully charged in retained earnings.

Penyisihan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja rata- rata yang diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat tersebut. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan.

Provisions made pertaining to past service costs are deferred and amortized over the expected average remaining service years of the qualified employees. On the other hand, provisions for current service costs are directly charged to operations of the current year.

v. Pengakuan pendapatan dan beban v. Revenue and expense recognition

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal.

Pendapatan diukur pada nilai wajar

pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat, dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Grup menelaah pengaturan pendapatannya melalui kriteria tertentu untuk menentukan apakah bertindak sebagai prinsipal atau agen. Grup berkesimpulan bahwa Grup bertindak sebagai prinsipal dalam semua pengaturan pendapatan.

Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be reliably measured. Revenue is measured at the fair value of the consideration received, excluding discounts, rebates, and Value Added Taxes

(“VAT”). The Group assesses its revenue

arrangements against specific criteria in order to determine if it is acting as principal or agent. The Group has concluded that it is acting as a principal in all of its revenue arrangements.

Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:

The following specific recognition criteria must also be met before revenue is recognized:

Penjualan barang Sale of goods

Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Grup diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan

waktunya dengan pengiriman dan

penerimaannya.

Revenue from sales arising from physical

delivery of the Group’s products is recognized when the significant risks and rewards of ownership of the goods have passed to the buyer, which generally coincide with their delivery and acceptance.

Pendapatan/beban bunga Interest income/expense

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif (“SBE”), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

For all financial instruments measured at amortized cost, interest income or expense is recorded using the effective interest rate

(“EIR”), which is the rate that exactly

discounts the estimated future cash payments or receipts over the expected life of the financial instrument, where appropriate, or a shorter period, to the net carrying amount of the financial asset or liability.

Pengakuan beban Expense recognition

Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual). Expenses are recognized when they are incurred (accrual basis).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

w. Informasi segmen w. Segment information

Untuk tujuan manajemen, Grup dibagi menjadi dua segmen operasi berdasarkan produk dan jasa yang dikelola secara independen oleh

masing-masing pengelola segmen yang

bertanggung jawab atas kinerja dari masing- masing segmen. Para pengelola segmen

melaporkan secara langsung kepada

manajemen Perusahaan yang secara teratur mengkaji laba segmen sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya ke masing- masing segmen dan untuk menilai kinerja segmen. Pengungkapan tambahan pada

masing-masing segmen terdapat dalam

Catatan 35, termasuk faktor yang digunakan

untuk mengidentifikasi segmen yang

dilaporkan dan dasar pengukuran informasi segmen.

For management purposes, the Group is organized into two operating segments based on its products and services which are independently managed by the respective segment managers responsible for the performance of the respective segments under their charge. The segment managers report directly to the management who regularly reviews the segment results in order to allocate resources to the segments and to assess the segment performance. Additional disclosures on each of these segments are shown in Note 35, including the factors used to identify the reportable segments and the measurement basis of segment information.

x. Laba per saham x. Earnings per share

Laba per saham dasar dihitung dengan

membagi laba periode berjalan yang

diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham

yang beredar selama periode yang

bersangkutan. Rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebesar 1.890.000.000 saham (angka penuh).

Basic net earnings per share is computed by dividing income for the period attributable to equity holders of the parent by the weighted average number of issued and fully paid shares during the period. Weighted average number of outstanding shares in 2015 and 2014 are 1,890,000,000 shares (full amount).

Perusahaan tidak mempunyai saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014. Oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi

dan penghasilan komprehensif lain

konsolidasian.

The Company has no dilutive ordinary shares as of June 30, 2015 and December 31, 2014. Accordingly, no diluted earnings per share is calculated and presented in the consolidated

statement of income and other

comprehensive income.

y. Penerapan pernyataan standar akuntansi baru

y. The implementation of new statement of accounting standards

Standar akuntansi baru yang telah diterbitkan atau direvisi berlaku efektif 1 Januari 2015:

The following new accounting standards that have been issued or amended effective January 1, 2015:

i) PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan

i) PSAK 1 (Revised 2013), “Presentation of

Financial Statements”

ii) PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan

Keuangan Tersendiri” ii) PSAK 4 (Revised Financial Statements” 2013), “Separate

iii) PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”

iii) PSAK 15 (Revised 2013), “Investments in

y. Penerapan pernyataan standar akuntansi baru (lanjutan)

y. The implementation of new statement of accounting standards (continued)

Standar akuntansi baru yang telah diterbitkan atau direvisi berlaku efektif 1 Januari 2015: (lanjutan)

The following new accounting standards that have been issued or amended effective January 1, 2015: (continued)

iv) PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak

Penghasilan” iv) PSAK 46 (Revised 2014), “Income Taxes”

v) PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”

v) PSAK 48 (Revised 2014), “Impairment of

Assets” vi) PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen

Keuangan: Penyajian” vi) PSAK 50 (Revised 2014), “Financial Instrument: Presentation”

vii) PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” vii) PSAK 55 (Revised 2014), “Financial Instrument: Recognition and

Measurement”

viii) PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen

Keuangan: Pengungkapan” viii)PSAK 60 (Revised 2014), “Financial Instrument: Disclosures”

ix) PSAK 65: “Laporan Keuangan

Konsolidasi” ix) PSAK 65: “Consolidated Financial Statements”

x) PSAK 66: “Pengaturan Bersama”

xi) PSAK 67: “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”

x) PSAK 66: “Joint Arrangements”

xi) PSAK 67: “Disclosure of Interest in Other

Entities”

xii) PSAK 68: “Pengukuran Nilai Wajar xii) PSAK 68: “Fair Value Measurement”

Revisi PSAK tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi laporan keuangan konsolidasian.

The revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.

3. PERUBAHAN DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI 3. CHANGES IN ACCOUNTING POLICIES

Efektif tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja” (Catatan 2u).

Effective January 1, 2015, the Group applies PSAK 24 (Revised 2013), “Employees’ Benefits” (Note 2u).

Laporan posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal 1 Januari 2014 yang telah disajikan kembali adalah sebagai berikut:

The Group’s consolidated statement of financial

position as at January 1, 2014 which has been restated is as follows: Penyesuaian atas penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)

Dilaporkan Adjustment due

sebelumnya/ to adoption of

As previously PSAK 24 Setelah penyesuaian/

reported (Revised 2013) As adjustment

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS

Aset pajak tangguhan 75.195.771 (536.157) 74.659.614 Deferred tax assets

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES

Liabilitas imbalan kerja 97.247.211 (1.461.580) 95.785.631 Employee benefits liability - net

3. PERUBAHAN DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI

Dalam dokumen SGRO Laporan Keuangan Interim 2015 Q2 (Halaman 39-43)

Dokumen terkait