• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

2.3. Ilustrasi Tebel I-O

Secara ringkas dapat ditulis menjadi :

j j j i ij V X x + =

=1 ; untuk j = 1, 2, 3 dst (2.4)

dimana Vjadalah input primer (nilai tambah bruto) dari sektor j.

2.5.2. Asumsi-Asumsi Keterbatasan Model Input-Output

Terdapat tiga asumsi atau prinsip dasar dalam menyusun tabel I-O yaitu :

1. Keseragaman (Homogenitas)

Suatu prinsip dimana output hanya dihasilkan secara tunggal, yang berarti bahwa setiap sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan

n n nn n n n n

X

V

X

X

X

X

V

X

X

X

X

V

X

X

X

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

...

...

.

.

...

...

...

...

2 1 2 2 2 22 12 1 1 1 21 11

jasa dengan susunan input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang berbeda.

2. Kesebandingan (Proportionality)

Suatu prinsip dimana hubungan antara output dan input pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.

3. Penjumlahan (Additivitas)

Suatu asumsi bahwa total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada masing-masing kegiatan.

2.5.3. Analisis Dampak Penyebaran

Analisis dampak penyebaran terbagi dua yaitu koefisien penyebaran (daya penyebaran ke belakang) untuk mengetahui distribusi manfaat dari perkembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input, dan kepekaan penyebaran (daya penyebaran ke depan) yang bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan satu sektor terhadap sektor-sekor lainnya melalui mekanisme pasar output

2.5.4. Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan biasa digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi

keterkaitan kebelakang (backward lingkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan (forward lingkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri atau sektor dalam penjualan total penjualan output yang dihasilkan.

Berdasarkan konsep ini dapat diketahui besarnya pertumbuhan suatu sektor yang dapat menstimulir petumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme induksi. Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsungnya ditunjukkan dari matrik kebalikan leontif.

2.5.5. Analisis Pengganda (Multiplier)

Analisis mutiplier atau analisis dampak berganda memperlihatkan rangkaian pengaruh suatu sektor baik secara langsung, tidak langsung atau induksi tehadap sektor lain dalam perekonomian. Hal ini berbeda dengan analisis keterkaitan yang tidak dapat memperlihatkan rangkaian pengaruh keterkaitan atar sektor dalam peekonomian.

Analisis pengganda ini terbagi menjadi pengganda output, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja, dan pengganda tipe I dan II. Pengganda output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek awal (initial efect), yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter. Pengganda pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat adanya perubahan output dalam perekonomian. Pengganda tenaga kerja menunjukkan

perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Sedangkan pengganda tipe I dan II digunakan untuk mengukur efek dari output pendapatan maupun tenaga kerja masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan, dan tenaga kerja yang ada disuatu negara atau wilayah.

2.6. Penelitian Terdahulu

Dengan semakin berkembangnya dan semakin banyaknya industri tekstil di Indonesia, serta semakin banyaknya masalah yang timbul pada industri ini maka banyak yang tertarik untuk membahas atau melakukan penelitian di bidang industri tekstil.

Prihartini (2004) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor tekstil Indonesia ke Singapura menggunakan metode analisis OLS dan variabel dummy. Hasil analisisnya adalah secara parsial variabel harga riil di Indonesia dan dummy tidak nyata mempengaruhi ekspor benang tekstil Indonesia ke Singapura. Variabel harga riil di Singapura, pendapatan perkapita Singapura dan nilai tukar riil Indonesia. Singapura mempengaruhi ekspor benang tekstil Indonesia ke Singapura secara nyata. Sedangkan variabel harga riil di Indonesia, harga riil di Singapura dan nilai tukar riil tidak nyata mempengaruhi ekspor kain

tenunan kapas namun variabel pendapatan per kapita Singapura dan dummy

mempengaruhi ekspor kain tenunan kapas Indonesia ke Singapura secara nyata. Variabel harga riil di Singapura berhubungan negatif dengan volume ekspor benang tekstil Indonesia ke Singapura karena komoditi barang tekstil Indonesia

memiliki harga rata-rata lebih tinggi dari Cina. Variabel dummy menunjukkan hubungan negatif dengan volume ekspor Indonesia ke Singapura.

Kusumawardani (2005) melakukan penelitian menganalisis perkembangan ekspor TPT dan peran pasar kuota bagi Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif atau kualitatif dan metode OLS berdasarkan hasil penelitian, kebijakan kuota dalam proses implementasi dan cara pengaturannya untuk jenis kuota tetap dan kuota pertumbuhan telah berjalan sebagaimana semestinya. Adanya pasar kuota di Indonesia membawa dampak yang positif dan negatif terhambat perkembangan ekspor TPT.

Yulaekha (2005) menganalisis produktivitas Industri TPT Indonesia pada periode tahun 1983-2002 dengan regresi berganda menggunakan alat OLS. Produktivitas dihitung dengan menggunakan penurunan dari produk total yaitu produk marginal dan produk rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi bahan baku (R) dan energi (M) ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan output tekstil dan produk tekstil Indonesia dengan nilai koefisien sebesar 1,51 dan 3,44. sedangkan tenaga kerja, kapital dan dummy krisis memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan output. Produkstivitas yang terbesar adalah energi (PRM = 22,2596) dan bisa dikatakan bahwa terjadi efisiensi dalam penggunaan energi sehingga meskipun secara kuantitatif penggunaan faktor produksi ini lebih sedikit namun ternyata dapat menghasilkan output yang lebih besar.Pada penelitian ini, yang akan diteliti adalah komoditi tekstil karena dari segi Produk Domestik Bruto komoditi ini merupakan salah satu komoditi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi walaupun

menunjukkan kenaikkan dalam peranannya terhadap PDB, produksi industri tekstil menurun. Oleh karena itu peneliti akan membahas penurunan yang terjadi di sektor tersebut. Penelitian yang berjudul ” Analisis Dampak Penurunan Ekspor Industri Tekstil terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia” ini mempunyai perbedaan dengan penelitian lain yaitu peneliti akan meneliti penurunan ekspor tekstil, selain itu belum ada peneliti lain yang meneliti tekstil dengan menggunakan metode Sistem Neraca Sosial Ekonomi.

Penelitian yang dilakukan oleh Musliha (2006) mengenai dampak ekspor CPO terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa adanya peningkatan ekspor mengakibatkan peningkatan output, pendapatan dan tenaga kerja masing- masing sebesar Rp 7,66 triliun, Rp 947,58 milyar dan 205.436 jiwa tenaga kerja. Penelitian tersebut mengasumsikan bahwa terjadi peningkatan ekspor sektor CPO adalah sebesar Rp 3,85 triliun. Analisis yang dilakukan adalah analisis Input- Output sisi permintaan.

2.6. Kerangka Pemikiran Konseptual

Pembangunan ekonomi merupakan suatu kegiatan yang akan selalu dilaksanakan oleh suatu wilayah atau negara di dunia ini. Indonesia sebagai negara berkembang selalu melaksanakan pembangunan ekonomi diwilayahnya. Pembangunan ekonomi di Indonesia menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan positif pada perekonomian Indonesia. Harapan Peningkatan perekonomian sangat mendorong pemerintah untuk menyusun suatu perencanaan pembangunan di segala bidang bersifat multi dimensi dan komperhensif.

Salah satu perkembangan perekonomian di Indonesia adalah terjadinya peningkatan ekspor sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) secara signifikan dari tahun 2001-2005. Peningkatan ekspor di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ini akan memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat dianalisis dengan menggunakan tabel Input-Output.

Penggunaan analisis tabel I-O dalam perencanaan perekonomian secara simultan dapat melukiskan hubungan permintaan dan penawaran pada tingkat yang seimbang serta dapat diketahui pengaruh suatu sektor terhadap sektor lainnya menyangkut tenaga kerja, pendapatan dan lain-lain. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian berikutnya yang sesuai dengan bidang perencanaan wilayah dan bahan masukan dan pertimbangan aparat perencana pembangunan agar mempermudah dalam menyusun tahapan pembangunan secara sistematis, terintegrasi secara serasi, selaras dan seimbang. Secara sederhana, konsep pemikiran konseptual dapat digambarkan pada Gambar 2.4. :

Keterangan : : Hal yang dianalisis

: Hal yang tidak dianalisis

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran. Perekonomian Indonesia Analisis Keterkaitan Analisis Penyebaran Analisis Pengganda (Multiplier) Multiplier Pendapatan

Multiplier Output Multiplier

Tenaga Kerja

Pembangunan Ekonomi Indonesia Tabel I-O Indonesia 2003

Migas Pertanian Non Migas Industri Pertambangan Lainnya Peningkatan Ekspor TPT Tekstil dan Produk

Tekstil (TPT) Ekspor

3.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian mengenai dampak peningkatan ekspor sektor industri tekstil dan produk tekstil dalam perekonomian Indonesia memerlukan data sekunder untuk menjadi sumber informasi dalam menganalisis permasalahan penelitian tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang telah tersedia pada instansi-instansi yang terkait, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), dan perpustakaan LSI IPB. Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel I-O tahun 2003, data ekspor, tenaga kerja, dan data-data lainnya yang masih terkait dengan penelitian ini.

3.2. Lingkup dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama 5 bulan, dari Februari 2007 hingga Juni 2007. Karena penelitian ini menggunakan data sekunder maka lokasi penelitiannya hanya pada tempat sumber-sumber data.

3.3. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang digunakan untuk menghitung beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis Input-Output berupa tabel yang terdiri dari baris dan kolom, isian sepanjang baris memuat

pengalokasian output yang dihasilkan suatu sektor dalam proses produksi, sedangkan isian sepanjang kolom memuat struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam proses produksi, baik input antara maupun input

primer. Dalam pengolahan datanya didukung dengan program Grimp 7.2 dan

MicrosoftExcel.

3.3.1. Koefisien Input

Koefisien input atau koefisien teknologi merupakan perbandingan antara

jumlah output sektor i yang digunakan dalam sektor j ( Xij) dengan input dari sektor i yang dibutuhkan untuk menghaslkan satu unit output sektor j, yang dapat dirumuskan menjadi :

(3.1)

Dokumen terkait