• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILUSTRASI TRANSAKS

Dalam dokumen Akuntansi Pemerintahan Indonesia Jilid12 (Halaman 67-75)

Untuk menggambarkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam pemerintahan daerah yang disederhanakan, maka untuk memudahkan akan diilustrasikan sebagai berikut:

Contoh 1

Kabupaten Makmur, pada tahun 2005 baru pertama kali mengadakan inventarisasi dan dihasilkan data sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

Kas di Kas Daerah Rp 5.000

Persediaan 2.000

Aset Tetap 3.000

Dana Cadangan 1.000

Hutang Jangka Pendek 1.500 Hutang Jangka Panjang 2.500

7

Buatlah persamaan akuntansi pemerintah atas inventarisasi yang dilakukan oleh Kabupaten Makmur!

Dari soal contoh 1, kita dapat menyusun persamaan akuntansi sesuai dengan data hasil inventarisasi neraca awal Kabupaten Makmur sebagai berikut:

(dalam jutaan rupiah)

Kas di Kas Daerah Persedia- an Aset Tetap Dana Cadang- an Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Panjang Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cad. DEBET (Rp) KREDIT (Rp) 5.000 2.000 3.000 1.000 1.500 2.500 5.500 500 1.000

Neraca awal singkat atas transaksi pencatatan tersebut adalah sebagai berikut: Kabupaten Makmur

Neraca Awal Per 31 Desember 2005

(dalam jutaan rupiah)

Aset Kewajiban

Aset Lancar Hutang Jangka Pendek Rp 1.500

Kas di Kas Daerah Rp 5.000 Hutang Jangka Panjang 2.500

Persediaan 2.000 Total Kewajiban 4.000

Total Aset Lancar 7.000 Ekuitas Dana

Aset Tetap dan Lainnya Ekuitas Dana Lancar 5.500

Aset Tetap 3.000 Ekuitas Dana Investasi 500

Dana Cadangan 1.000 Ekuitas Dana Cadangan 1.000

Total Aset Tetap dan Lainnya 4.000 Total Ekuitas Dana 7.000

Jumlah Aset Rp 11.000 Jumlah Kewajiban dan

Ekuitas Rp 11.000

Untuk mengecek ketepatan angka-angka dalam ekuitas dana, maka digunakan persamaan sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

Ekuitas Dana Lancar (EDL) = Aset Lancar – Kewajiban Jangka Pendek = Rp 7.000 – Rp 1.500

= Rp 5.500

Ekuitas Dana Investasi (EDI) = Aset Tetap – Kewajiban Jangka Panjang = Rp 3.000 – Rp 2.500

= Rp 500

Ekuitas Dana Cadangan (EDC) = Dana Cadangan = Rp 1.000

Berikut ini adalah neraca awal Kabupaten Makmur dengan rincian akun ekuitas dana.

8

Kabupaten Makmur Neraca Awal Per 31 Desember 2005

(dalam jutaan rupiah)

Aset Kewajiban

Aset Lancar Hutang Jangka Pendek Rp 1.500

Kas di Kas Daerah Rp 5.000 Hutang Jangka Panjang 2.500

Persediaan 2.000 Total Kewajiban 4.000

Total Aset Lancar 7.000 Ekuitas Dana

Aset Tetap dan Lainnya Ekuitas Dana Lancar

Aset Tetap 3.000 SiLPA 5.000

Dana Cadangan 1.000 Cadangan Persediaan 2.000 Total Aset Tetap dan Lainnya 4.000 Dana YHD untuk Pembayaran

Hutang Jangka Pendek (1.500)

Ekuitas Dana Investasi

Diinvestasikan dalam Aset

Tetap 3.000

Dana YHD untuk Pembayaran

Hutang Jangka Panjang (2.500)

Ekuitas Dana Cadangan

Diinvestasikan dalam Dana

Cadangan 1.000

Total Ekuitas Dana 7.000

Total Aset Rp 11.000 Jumlah Kewajiban dan

Ekuitas Rp 11.000

Ket: YHD= Yang Harus Disediakan Contoh 2

Selama Tahun 2006, APBD Kabupaten Makmur ditetapkan dan direalisasikan sebagai berikut:

(dalam jutaan rupiah)

Pos APBD APBD Realisasi APBD

Pendapatan Rp 19.000 Rp 20.000

Belanja Operasi 16.000 15.000

Belanja Modal /Aset Tetap 10.000 10.000

Surplus/(Defisit) (7.000) (5.000)

Penerimaan Pembiayaan_ dari Hutang Jangka Panjang 8.000 7.000 Pengeluaran Pembiayaan_ Pembentukan Dana Cadangan (7.000) (5.000)

Sisa Lebih/(Kurang Pembiayaan) 1.000 2.000

SiLPA /(SiKPA) (6.000) (3.000)

Secara deskriptif, transaksi akuntansi keuangan yang terjadi pada Kabupaten Makmur dalam tahun 2006 dapat diikhtisarkan sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

A. Inventarisasi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 11.000

B. Realisasi pendapatan asli Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 20.000 C. Realisasi belanja operasi Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 15.000 D. Realisasi belanja modal Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 10.000

9

E. Korolari: pengakuan aset atas realisasi belanja modal Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 10.000

F. Realisasi penerimaan pembiayaan dari hutang jangka panjang Rp 7.000 G. Korolari: pengakuan hutang jangka panjang Rp 7.000

H. Pengeluaran pembiayaan berupa pembentukan dana cadangan pemerintah daerah untuk pembuatan bandara di Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur Rp 5.000

I. Korolari: pengakuan atas penambahan dana cadangan Rp 5.000

Bagaimanakah pengaruh dari realisasi APBD Kabupaten Makmur terhadap persamaan akuntansi pemerintah Kabupaten Makmur?

Penjelasan Transaksi A

Transaksi A adalah berupa pencatatan neraca awal, yang berasal dari inventarisasi aset dan kewajiban. Dalam transaksi ini dicatat aset yang bisa diidentifikasi serta kewajiban yang dimiliki oleh Kabupaten Makmur pada akhir tahun 2005. Selisih antara total aset dan kewajiban, masing-masing akan diidentifikasi dan dikelompokkan ke dalam ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan. Penjelasan atas transaksi pertama ini telah diuraikan di Contoh 1. Penjelasan Transaksi B

Transaksi B adalah realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Makmur sesuai dengan APBD. Untuk tahun 2006, realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Makmur adalah Rp 20.000. Transaksi yang terjadi atas realisasi anggaran tersebut akan menambah aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur berupa kas sebesar Rp 20.000 di sebelah Debet, sementara di sebelah kredit akan menambah jumlah ekuitas dana lancar (SiLPA) sebesar Rp 20.000. Transaksi realisasi pendapatan pemerintah ini hanya akan menambah kas dan tidak mengubah komposisi aset lainnya.

Penjelasan Transaksi C

Transaksi B adalah realisasi belanja operasi pemerintah Kabupaten Makmur sesuai dengan APBD. Untuk tahun 2006, realisasi belanja operasi pemerintah Kabupaten Makmur adalah Rp 15.000. Transaksi yang terjadi atas realisasi anggaran tersebut akan mengurangi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur berupa kas sebesar Rp 15.000 di sebelah Debet, sementara di sebelah kredit akan mengurangi jumlah ekuitas dana lancar (SiLPA) sebesar Rp 15.000. Transaksi realisasi belanja operasi pemerintah ini hanya akan mengurangi kas, tidak mengubah komposisi aset lainnya. Sebagai lawannya, transaksi realisasi belanja operasi pemerintah akan mengurangi ekuitas dana lancar (SiLPA).

Persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan rupiah)

Tran- saksi Kas di Kas Daerah Persedia- an Aset Tetap Dana Cadangan Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Panjang Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Cadangan Keterangan Transaksi DEBET (Rp) KREDIT (Rp) A 5.000 2.000 3.000 1.000 1.500 2.500 5.500 500 1.000 Neraca Awal B 20.000 20.000 Pendapatan 25.000 2.000 3.000 1.000 1.500 2.500 25.500 500 1.000 C (15.000) (15.000) Belanja Operasi 10.000 2.000 3.000 1.000 1.500 2.500 10.500 500 1.000 D (10.000) (10.000) Belanja Modal 0 2.000 3.000 1.000 1.500 2.500 500 500 1.000 E 10.000 10.000 Belanja Modal:

Pengakuan Aset Tetap

0 2.000 13.000 1.000 1.500 2.500 500 10.500 1.000 F 7.000 7.000 Penerimaan Pembiayaan dari Hutang Jangka Panjang 7.000 2.000 13.000 1.000 1.500 2.500 7.500 10.500 1.000 G 7.000 (7.000) Pengakuan Hutang Jangka Panjang 7.000 2.000 13.000 1.000 1.500 9.500 7.500 3.500 1.000 H (5.000) (5.000) Pengeluaran Pembiayaan 2.000 2.000 13.000 1.000 1.500 9.500 2.500 3.500 1.000 I 5.000 5.000 Pencatatan Penambahan Dana Cadangan 2.000 2.000 13.000 6.000 1.500 9.500 2.500 3.500 6.000

Penjelasan Transaksi D

Transaksi D adalah realisasi belanja modal pemerintah Kabupaten Makmur sesuai dengan APBD. Untuk tahun 2006, realisasi belanja modal pemerintah Kabupaten Makmur adalah Rp 10.000. Transaksi yang terjadi atas realisasi anggaran tersebut akan mengurangi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur berupa kas sebesar Rp 10.000 di sebelah Debet, sementara di sebelah kredit akan mengurangi jumlah ekuitas dana lancar (SiLPA) sebesar Rp 10.000. Transaksi realisasi belanja operasi pemerintah ini bukan hanya akan mengurangi kas, tetapi juga akan mengubah komposisi aset lainnya, yaitu bertambahnya aset tetap sebagai akibat belanja modal. Sebagai lawannya, transaksi realisasi belanja modal pemerintah akan mengurangi ekuitas dana lancar (SiLPA) Rp 10.000.

Penjelasan Transaksi E

Transaksi pengakuan aset tetap dan pengakuan hutang jangka panjang merupakan transaksi yang berbeda dengan transaksi yang terjadi di sektor swasta. Transaksi belanja modal sebesar Rp 10.000 akan mempengaruhi akun kas di sisi Debet, berupa pengurangan kas, dan ekuitas dana lancar berupa bertambahnya belanja modal sebesar Rp 10.000. Bertambahnya belanja secara langsung akan berpengaruh terhadap SiLPA di akhir periode. Pencatatan transaksi dengan metode ini hanya akan mempengaruhi aset berupa kas dan ekuitas dana berupa SiLPA. Sementara untuk pengakuan adanya aset terhadap transaksi ini memerlukan satu tahap pencatatan transaksi sebagai aset. Pengakuan atas aset sebagai penambahan aset tetap sebesar Rp 10.000, dan diimbangi dengan penambahan atas ekuitas dana investasi untuk pos Ekuitas Dana Investasi- Diinvestasikan Dalam Aset Tetap sebesar Rp 10.000. Oleh karena itu, untuk mencatat transaksi ini dilakukan 2 langkah, yaitu 1) mengakui penurunan kas dan penambahan belanja modal sebesar Rp 10.000, dan 2) mengakui penambahan aset tetap Rp 10.000 dan penambahan Ekuitas Dana Investasi-Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp 10.000. Langkah yang kedua di dalam akuntansi pemerintahan dikenal dengan jurnal korolari.

Masalah lain yang muncul adalah pertanyaan, ”Mengapa pencatatan transaksi tidak langsung mengurangi kas dan menambah aset tetap sebesar Rp 10.000?” Apabila pencatatan dalam persamaan akuntansi dilakukan dengan cara ini, maka akan mengakibatkan 1) tidak tercatatnya belanja modal, 2) tidak tercatatnya penambahan didalam Ekuitas dana Investasi-Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Untuk mengatasi kelemahan karena pencatatan model sektor swasta, maka dalam persamaan akuntansi pemerintah pencatatan harus dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama mencatat pengeluaran kas dan penambahan belanja modal atau realisasi belanja modal, dan tahap kedua mengakui penambahan aset tetap dan penambahan Ekuitas Dana Investasi-Diinvestasikan dalam Aset Tetap.

12

Penjelasan Transaksi F

Transaksi F adalah realisasi penerimaan pembiayaan pemerintah Kabupaten Makmur sesuai dengan APBD. Untuk tahun 2006, realisasi penerimaan pembiayaan pemerintah Kabupaten Makmur adalah Rp 7.000 yang berasal dari hutang jangka panjang. Transaksi yang terjadi atas realisasi anggaran tersebut akan menambah aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur berupa kas sebesar Rp 7.000 di sebelah Debet, sementara di sebelah kredit akan menambah jumlah ekuitas dana lancar (SiLPA) sebesar Rp 7.000. Transaksi realisasi belanja operasi pemerintah ini bukan hanya akan menambah ekuitas dana lancar (SiLPA), tetapi juga akan mengubah komposisi kewajiban jangka panjang, yaitu bertambahnya kewajiban jangka panjang sebagai akibat dari penerimaan pembiayaan, yang perlu dibayar di masa yang akan datang.

Penjelasan Transaksi G

Transaksi ini adalah kasus penerimaan kas dari penerimaan pembiayaan atau realisasi pendapatan pembiayaan. Transaksi penerimaan pembiayaan sebesar Rp 7.000 berasal dari hutang jangka panjang akan mempengaruhi akun kas di sisi Debet, berupa penambahan kas, dan ekuitas dana lancar berupa bertambahnya penerimaan pembiayaan sebesar Rp 7.000. Bertambahnya penerimaan pembiayaan secara langsung akan berpengaruh terhadap SiLPA pada akhir periode. Pencatatan transaksi dengan metode ini hanya akan mempengaruhi aset berupa kas dan ekuitas dana berupa SiLPA. Sementara untuk pengakuan adanya hutang jangka panjang terhadap transaksi ini memerlukan satu tahap pencatatan transaksi sebagai hutang jangka panjang. Pengakuan atas transaksi pembiayaan sebagai penambahan hutang jangka panjang sebesar Rp 7.000, dan diimbangi dengan penambahan atas Ekuitas Dana Investasi-Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang sebesar Rp 7.000.

Muncul pertanyaan, ”Mengapa pencatatan transaksi tersebut tidak langsung menambah kas dan hutang jangka panjang masing-masing sebesar Rp 7.000, seperti halnya di persamaan akuntansi sektor swasta?” Apabila pencatatan dalam persamaan akuntansi dilakukan dengan cara ini, maka akan mengakibatkan 1) tidak tercatatnya penerimaan pembiayaan, 2) tidak tercatatnya penambahan didalam Ekuitas Dana Investasi-Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang. Untuk mengatasi kelemahan karena pencatatan model sektor swasta tersebut, maka dalam persamaan akuntansi pemerintah pencatatan harus dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama mencatat penerimaan kas dan penambahan penerimaan pembiayaan atau realisasi penerimaan pembiyaan dari hutang jangka panjang, dan tahap kedua adalah mengakui penambahan kewajiban jangka panjang dan penambahan Ekuitas Dana Investasi-Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang.

13

Penjelasan Transaksi H

Transaksi H adalah realisasi pengeluaran pembiayaan pemerintah Kabupaten Makmur sesuai dengan APBD untuk membentuk dana cadangan. Untuk tahun 2006, realisasi pengeluaran pembiayaan pemerintah Kabupaten Makmur adalah Rp 5.000. Transaksi yang terjadi atas realisasi anggaran tersebut akan mengurangi aset Pemerintah Daerah Kabupaten Makmur berupa kas sebesar Rp 5.000 di sebelah Debet, sementara di sebelah kredit akan mengurangi jumlah ekuitas dana lancar (SiLPA) sebesar Rp 5.000. Transaksi realisasi belanja pembiayaan pemerintah ini bukan hanya akan mengurangi kas, tetapi akan mengubah komposisi aset lainnya berupa perubahan pada dana cadangan. Sebagai lawannya, transaksi realisasi belanja operasi pemerintah akan mengurangi ekuitas dana lancar (SiLPA) sebesar Rp 5.000.

Penjelasan Transaksi I

Transaksi pengakuan dana cadangan dan pengakuan penambahan atas ekuitas dana cadangan merupakan transaksi yang berbeda dengan transaksi yang terjadi di sektor swasta. Transaksi belanja pembiayaan sebesar Rp 5.000 akan mempengaruhi akun kas di sisi Debet, berupa pengurangan kas, dan ekuitas dana lancar berupa bertambahnya ekuitas dana cadangan sebesar Rp 5.000. Bertambahnya belanja pembiayaan secara langsung akan berpengaruh terhadap SiLPA di akhir periode. Pencatatan transaksi dengan metode ini hanya akan mempengaruhi aset berupa kas dan ekuitas dana cadangan. Sementara untuk pengakuan adanya aset berupa dana cadangan terhadap transaksi ini memerlukan satu tahap pencatatan transaksi lagi. Pengakuan atas dana cadangan sebesar Rp 5.000, perlu diimbangi dengan penambahan atas ekuitas dana cadangan Rp 5.000. Oleh karena itu langkah untuk mencatat transaksi ini dilakukan sebanyak 2 langkah, yaitu 1) mengakui penurunan kas dan penambahan belanja pembiayaan sebesar Rp 5.000, dan 2) mengakui penambahan dana cadangan Rp 10.000 dan penambahan ekuitas dana cadangan sebesar Rp 10.000.

Masalah lain yang muncul adalah pertanyaan, ”Mengapa pencatatan transaksi tidak langsung mengurangi kas dan menambah dana cadangan sebesar Rp 5.000?” Apabila pencatatan dalam persamaan akuntansi dilakukan dengan cara ini, maka akan mengakibatkan 1) tidak tercatatnya belanja pembiayaan, 2) tidak tercatatnya penambahan didalam ekuitas dana cadangan. Untuk mengatasi kelemahan karena pencatatan model sektor swasta, maka dalam persamaan akuntansi pemerintah pencatatan harus dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama mencatat pengeluaran kas dan penambahan belanja pembiayaan atau realisasi belanja pembiayaan, dan tahap kedua mengakui penambahan dana cadangan dan penambahan ekuitas dana cadangan.

14

Dalam dokumen Akuntansi Pemerintahan Indonesia Jilid12 (Halaman 67-75)

Dokumen terkait