• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi awal dari Strategi Intervensi Pemasaran

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN 2014 (Halaman 33-37)

KONDISI SAAT INI

5. Implementasi awal dari Strategi Intervensi Pemasaran

Pengembangan pasar dari produk CCDP-IFAD ini selama hampir 2 tahun di beberapa tempat telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dapat dilihat dari

1) Peningkatan kualitas, hampir semua PIU Kabupaten/Kota memprogramkan peningkatan kualitas produk yang dilakukan melalui pelatihan, pengadaan peralatan, pembangunan rumah produksi dan kemasan

2) Perubahan segmetasi , dilihat dari pembahasan strategi intervensi pemasaran di beberapa lokasi telah berubah terutama segmen geografis, yang semula lokal menjadi kota, kabupaten, propinsi bahkan nasional di Kota Bitung produk cumi baik frozen maupun olahan berupa cumi tanpa tulang dan kepala segmen diarahkan ke Kota Manado dan nasional, di Ambon ikan asap cair juga sudah menembus pasar di Belanda walaupun pada even terentu saja, Sei Ikan dan dendeng ikan di Kupang yang awalnya untuk lokal akan diarahkan ke lebih luas, pada skala kota, Provinsi bahkan nasional. Ikan Gastor di Merauke sudah dilakukan penjualan ke Surabaya secara rutin, sama halnya juga dengan Ternate Ikan Cakalang Fufu sudah dipasarkan ke Surabaya. Produk-produk premium seperti Rumput Laut kering Maluku Tenggara jenis Euchema cotoni melalui mitra dipasarkan ke Surabaya dan Jakarta, Kepiting soka saat ini jumlah produk belum memenuhi permintaan yang cukup tinggi, jumlah yang dihasikan perkelompok masih terbatas 50 kg sementara permintaan jauh melebihi kapasitas yang ada, Hasil olahan rajungan bahkan untuk konsumsi Ekspor ke Amerika Serikat walapun melalui mitra.

3) Inovasi Produk, beberapa kabupaten telah melakukan inovasi seperti Ambon dengan produk ikan Tuna dan Cakalang asap cair, di Kupang dengan dikembangkannya Sei Ikan dan Dendeng ikan, di Bitung cumi-cumi yang pada awalnya dijual dalam bentuk apa adanya, sekarang diolah menjadi cumi tanpa kepala dan tanpa tulang, rajungan di Kubu Raya yang awalnya dijual dalam bentuk aslinya, sekarang sudah diolah dengan dilakukan perebusan dan diambil dagingnya. Inovasi-inovasi ini dilakukan melalui pendampingan konsultan pemasaran dan Tenaga Pendamping (TPD) dalam usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

4) Pemasaran, Usaha terobosan agar pemasaran dilakukan secara kontinu telah dirintis oleh PIU dan konsultan pemasaran, penjajagan bahkan penandatangan MOU untuk pemasaran telah dilakukan, Maluku Tenggara dalam rangka menjamin pembelian produk sudah menandatangan MOU dengan UD. Tjoan Lie sekitar 200 ton permusim rumput laut kering dapat dijual. Kupang, Makassar, Merauke, Pare-pare, Kubu Raya, Bitung, Gorontalo Utara dan Ternate sudah menandatangani MOU untuk pemasaran yang sedang melakukan penjajagan adalah Lombok Barat dan Yapen. Secara rutin saat ini Kubu Raya sudah melakukan penjualan dengan jumlah cukup banyak terutama rajungan mencapai 4 ton daging rajungan, produk-produk olahan dari Kubu Raya sudah menembus 6 (enam)Pasar super market yang besar dan modern di Pontianak dan 2 (dua) toko oleh-oleh.

5) Promosi, karena kegiatan promosi ini mahal sedangkan produk ini umumnya baru dikenal, maka promosi dilakukan secara door to door, penjualan langsung, melalui pameran dan memperkenalkan atau menjual pada even-even yang dihadiri banyak orang, juga dilakukan melalui mitra-mitra.

Strategi Intervensi pemasaran ini juga akan diikuti dengan rencana pembangunan infrastruktur, pembahasan rantai nilai yang dilakukan mulai dari persiapan produksi sampai kepada pemasaran akan membutuhkan sarana dan prasarana sehingga kualitas produk mempunyai mutu yang cukup tinggi, distribusi pemasaran dan lainnya juga membutuhkan sarana sehingga dapat menekan ongkos produksi, dan dapat bersaing di pasar. Untuk meningkatkan kemampuan pelatihan, intervensi yang dilakukan mulai dari pelatihan teknis, manajemen, sampai on the job training dapat dilakukan.

Harapan didalam pengembangan pemasaran pada tahun 2016 produk-produk unggulan dari kelompok ini sudah secara kontinu memasok kebutuhan pasar dan sampai proyek ini selesai dan tidak ada pendampinga lagi kelompok pengembangan usaha sudah mandiri dan bahkan lebih berkembang lagi.

4.3. PERKEMBANGAN KEGIATAN PEMASARAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA

Untuk memastikan peningkatan dalam pendapatan rumah tangga kelompok masayarakat yang tergabung dari proyek secara berkelanjutan, maka diantara banyak kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat maka akan dipilih komoditas unggulan yang menguntungkan sesuai dengan identifikasi peluang pasar, yang akan dilihat dalam skala lokal, regional dan nasional. Identifikas peluang-peluang pasar ini juga akan melihat beberapa komoditas pada skala lokal telah jenuh tetapi jika diangkat pada skala regional dan nasional akan menguntungkan.

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Banyak hal yang terkait dengan masalah dalam pemasaran produk dari kelompok masyarakat antara lain; keterbatasan informasi pasar dari pembeli, Kualitas dan kuantitas produk akan sangat berpengaruh dalam pemasaran, apakah kualitas produk sudah memenuhi standard dari pembeli dan secara kuantitas apakah suplai dapat dilakukan secara kontinyu. Pembeli dari luar daerah tidak akan mencari sampai ke daerah jika produk tidak memenuhi syarat mengenai volume dan kualitas yang memadai serta harga dan waktu yang tepat. Produsen juga tidak akan berinvestasi atau mengembangkan produksi mereka kecuali jika ada pembeli yang potensial terutama untuk produk yang mudah rusak, seperti ikan, dimana musim produksi perikanan segar memiliki waktu produksi yang pendek.

Gambara dalam satu (1) tahun perkembangan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan dapat dilihat dari volume penjualan yang dapat dilakukan pada setiap kabupaten. Keberadaan para konsultan selaku fasilator di masing-masing kabupaten akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemasaran komoditi dan produk unggulan di masing-masing kabupaten/kota

Tabel. 7

Kegiatan Pemasaran Komoditas Unggulan

Dan Produk Turunannya Sampai Bulan Oktober-November 2014

NO KABUPATEN/ KOTA

KOMODITAS/PRODUK TUJUAN PEMASARAN

VOLUME PEMASARAN DALAM 1 BULAN

1. MERAUKE IKAN ASIN GASTOR SURABAYA 10-15 TON

2. YAPEN 3. RUMPUT LAUT dan MIE RUMPUT LAUT

1. Surabaya dan lokal Setiap 2 bl 500 kg 400-500 bks

3 TERNATE CAKALANG FUFU Ternate dsk 600 kg

4 AMBON TUNA ASAP CAIR Lokal dan event2 200 bungkus 5

MALUKU TENGGARA

RUMPUT LAUT KERING UD. Tjoan Lie (sdh ada Mou)

Setiap musim dalam 150 -200 TON 6 KUPANG - SEI IKAN

- DENDENG IKAN

10 mitra di kupang Market trial dan rata 20 bks per mitra 7. LOMBOK

BARAT

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

8

MAKASSAR

1. BANDENG DAN BANDENG TANPA DURI 2. UDANG 3. UDANG EBI 4. OTAK-OTAK IKAN - Pedagang/pengepul Konsumen - Di Warung - Di Rumah Makan/ Restoran -1. 500 kg -2. 200 Kg/bulan -3. 50 KG/Bulan - 30 kg/bulan 9 PARE-PARE 1. TERI 2. ABON  - Makassar, sidrap

dsk 1. 750– 1250 liter teri kering 2. 250-300 BKS 10

BITUNG 1. CUMI CURAH

2. CUMI TANPA TULANG DAN KEPALA

3. CAKALANG FILET 4. TONGKOL BEKU 5. TONGKOL FUFU

Jakarta dan Manado 1. 10 ton 2. 800 KG 3. 4000 KG 4. 16.000 Kg 5. 4.000 Kg 11. GORONTALO UTARA 1. Ikan Kuwe 2. Cakalang/Tuna 3. Rumput laut Kebutuhan lokal 1. 4 ton/bl 2. 2 ton/bl 12. KUBU RAYA 1. DAGING RAJUNGAN

2. KEPITING SOKA 3. KERUPUK UDANG 4. ABON EBI S. TERASI BUBUK 6. STICK RAJUNGAN 1. PT. BORNEO 2.PONTIANAK 3.- 6 supermarket - Toko oleh2 1. 0,5 – 4 TON 2. 50 KG 3. 20-30 Kg 4. 10 – 20 Kg 5. 10 -20 Kg 6. 10-20 Kg

Kelompok Usaha CCDP-IFAD ini baru terbentuk pada akhir bulan desember 2013, dan kemudian dilakukan analisis serta diminta agar kelompok, DOB dengan fasilitasi konsultan untuk memilih komoditas unggulan pada beberapa desa yang baru membentuk kelompok, karena desa yang sudah kelompok usaha sudah dianggap dapat mencerminkan perkembangan ekonomi kelautan dan perikanan di lokasi CCDP-IFAD. Komoditas unggulan yang terbentuk ini pada awalnya kita dapat mebagi 2 (dua) kategori yaitu;

- Usaha-usaha yang sudah dilakukan atai dimulai sebelumnya dan tinggal melanjutkan, kelompok ini juga terbagi atas 2 (dua) bagian juga, yaitu kelompok yang sudah cukup berkembang dan kelompok yang tidak berkembang

- Kelompok usaha kedua yaitu yang baru terbentuk, artinya dimulai dari awal, karenanya dibutuhkan pelatihan awal agar kelompok ini dapat memulai usahanya Lebih lanjut juga perkembangan kelompok-kelompok usaha unggulan ini ternyata sangat dipengaruhi oleh pemilihan komoditas unggulan itu sendiri, jika dilihat dari perkembangannya kelompok ini dapat dilihat dalam pengelompokan dibawah ini;

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

- Kelompok usaha yang memproduksi komoditas unggulan yang dianggap premium atau punya nilai pemasaran yang tinggi, ini bisa dilihat produk yang bisa dipasarkan dengan jumlah yang cukup tinggi, seperti Maluku Tengara dengan rumput laut, Bitung dengan cumi-cumi dan tongkol beku, Kubu Raya dengan rajungan, kepting soka dan produk olahan lainnya, ikan teri di Pare-pare, udang ebi dan otak-otak ikan di Makassar

- Kelompok usaha yang mempunyai potensi untuk berkembang antara lain Ikan Gastor dan Tepung Ikan di Merauke, rumput laut di Lombok Barat, Yapen, dan Gorontalo utara, Pengolahan rumput laut di Lombok Barat dan Maluku Tenggara, Ikan fufu di Ternate,Tuna loin di Gorontalo Utara

- Kelompok Usaha yang mempunyai inovasi dan memiliki peluang pasar cukup tinggi Tuna asap cair di Ambon, Sei ikan dan dendeng ikan di Kupang, Mie rumput laut dan di Yapen

Tingkat perkembangan pengembangan usaha dengan indikator pemasaran komoditas unggulan ini akan sangat dipengaruhi oleh

1. Pemilihan komoditas dan produk ungulan, hendaknya komoditas dan unggulan yang dipilih dengan potensi pasar yang cukup tinggi, tentunya validasi pasar yang meupakan survey pasar harus mencapai sasaran.

2. Rencana Strategi intervensi pemasaran ini harus dilakukan secermat mungkin, dan usaha-usaha perbaikan harus dilkukan secara bertahap, mulai dari

pemilihan segment, peningkatan kualitas produk,

3. Penetrasi pasar harus dilakukan, karena produk adalah baru maka kemitraan untuk melakukan pengembangan usaha harus dilakukan.

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN 2014 (Halaman 33-37)

Dokumen terkait