• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN 2014"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

LAPORAN TAHUNAN

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT-IFAD

LAPORAN TAHUNAN 2014

Oleh

:

Ir. Ansori Zawawi, Msi, MMA

KONSULTAN PEMASARAN PMO

KOMPONEN 2

(3)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

1. EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN)

Kegiatan pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya kelautan perikanan yang dikembangkan dalam program CCDP-IFAD merupakan bagian dari komponen 2 (dua), kegiatan sampai tahun 2017 telah dicoba disusun suatu usulan road map komponen 2 CCDP-IFAD walaupun secara tentative tapi sudah berdasarkan Project Implementation Manual (PIM) yang dibagi dalam beberapa tahap yaitu; Persiapan pengembangan usaha, Penyusunan Rencana Strategi Pengembangan Usaha, Tahap Pelaksanaan Pengembangan Usaha, Tahap peningkatan kapasitas usaha dan Tahap kemandirian, diharapkan pada tahapan terakhir ini kelompok usaha tidak tergantung lagi dengan proyek.

Untuk menuju kepada setiap tahapan ini pada tahun 2014 telah disusun dan 11 kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan pengembangan usaha yang merupakan kegiatan yang berkaitan dengan komponen 1 dan komponen 3. Pelaksanaan kegiatan ini telah dilaksanakan secara menyeluruh di semua PIU Kabupaten/Kota. Selain itu juga agar kegiatan ini mecapai sasaran yang diharapkan telah disusun seperangkat acuan berupa Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur dan Rantai Nilai komponen 2, serta beberapa panduan antara lain panduan penyusunan workshop rantai nilai, pemilihan komoditas unggulan dan pembangunan infrastruktur, panduan penyusunan proposal, panduan penyusunan bisnis plan dan strategi intervensi pemasaran.

Pemilihan komoditas unggulan telah disusun di 12 Kabupaten/Kota dan telah menghasilkan 36 komoditas/produk unggulan, agar komoditas unggulan ini dapat diproduksi dengan standar mutu dan dapat dipasarkan dan dikembangkan, yang kemudian diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan telah disusun Rencana Strategi Intervensi Pemasaran di 12 Kabupaten/Kota. Diharapkan rencana ini pada tahun 2015 dapat diimplementasikan.

Penyusunan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran ini adalah rangkaian dari penyusunan rantai nilai, kemudian dilakukan survey pasar untuk mengetahui karakteristik pasar yang kemudian dilakukan validasi peluang pasar. Hasilnya merupakan bahan untuk menyusun Rencana Strategi Intervensi Pemasaran. Materi dari Rencana ini meliputi Rencana pemasaran, Rencana kebutuhan pelatihan dan Rencana usulan pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur untuk mendukung berlangsungnya kegiatan perekonomian berbasis seumberdaya kelautan, pada tahun 2014 dibangun telah 39 bangunan dan peralatan, yang mencakup bangunan kedai pesisir tipe A, B dan C, moda transportasi /komoditas, peralatan dari kedai pesisir. Diharapkan pada tahun 2015

(4)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

seluruh bangunan dan peralatan ini sudah dimanfaatkan dan dioperasionalkan melalui kemitraan

Sampai akhir tahun telah difasilitasi kemitraan antara kelompok, PIU disatu pihak dengan pengusaha dan Perguruan tinggi di pihak lain. Telah terdapat 33 perjanjian kerjasama yang sudah ditandatangani dan 21 dalam persiapan. Lingkup dari kemitraan ini mencakup pemasaran produk dan pelatihan, diharapkan pada tahun 2015 ini kemitraan didalam pemanfaatan dan operasionalisasi infrastruktur sudah terwujud dan dilaksanakan

Perkembangan kegiatan usaha dalam kelompok usaha komoditas dan produk unggulan ini cukup menggembirakan, penjualan sudah mulai dan berkembang, dari volume penjualan cukup memberikan kemajuan di beberapa lokasi seperti Maluku Tenggara komoditas rumput laut sudah dibeli oleh mitra dalam jumlah banyak, di Kubu Raya dengan komoditas rajungan sudah bermitra dan merupakan komoditas ekspor, kepiting soka sangat diminati, di Bitung komoditas cumi sera ikan fufu sangat berpotensi untuk dikembangkan, demikian halnya juga ikan fufu di Ternate. Produk-produk olahan juga semakin meningkat penjualannya seperti yang ditunjukkan di Makassar, Bitung, Ternate, Yapen, Merauke, Pare-pare, Lombok Barat dan Gorontalo utara dan sudah bekerjasama dengan pengusaha toko setempat. Produk-produk inovasi yang dikembangkan di Ambon dengan ikan asap cair dan Kupang dengan sei dan dendeng ikan cukup digemari dan punya peluang pasar tinggi. Komoditas unggulan dalam bentuk ikan yang cukup menonjol dan punya potensi yang baik adalah Gorontalo Utara, Bitung, Ternate, Yapen, Merauke dan Maluku Tenggara.

Untuk tahun 2015 ini kegiatan komponen 2 akan diarahkan kepada Tahap Pengembangan usaha yang antara lain kegiatannya difokuskankepada peningkatan kualitas produk agar standar, promosi dalam arti pengenalan produk sudah harus jalan, penjualan dalam bentuk langsung atau melalui mitra sudah harus terelisasi dalam jumlah yang sesuai dengan target dari masing-masing PIU. Kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, kegiatan fasilitasi pengembangan dan perluasa pasar sudah diintensifkan. Infrastruktur yang telah dibangun agar segera operasonal dalam menudkung peningkatan kualitas produksi dan volume produk. Kegiatan-kegiatan evaluasitetap berjalan dalam rangka memperbaiki dan menyesuaikan keadaan di pasar.

2.

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia dan IFAD telah mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) yang bekerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (CCDP-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP) merupakan kerjasama

(5)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD berdasarkan Financing Agreement

antara Pemerintah Republik Indonesia

Semua lokasi Proyek terletak di kawasan timur Indonesia. Hal ini sesuai dengan

Country Strategic Opportunities Programme (COSOP) dari IFAD untuk memfokuskan proyek pada daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Proyek ini terkonsentrasi pada sejumlah kabupaten/kota tertentu yang memiliki wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki kondisi sosial/budaya beragam, yang merupakan masyarakat miskin namun memiliki potensi sumber daya dan akses pasar yang baik. Tiga belas kabupaten/kota, dalam 10 propinsi, telah terpilih untuk menjadi lokasi proyek ini berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya.

Ada 3 (tiga) kompenen dalam proyek ini meliputi komponen 1 Pemberdayaan masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, komponen 2, Pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang dan komponen 3 Manajemen Proyek. Untuk keberhasilan proyek ini lebih lanjut maka pola pemberdayaan diikuti dengan pengembangan pemasaran produk-produk unggulan yang terkait dengan komponen 2. Pendekatan dalam pengembangan pemasaran ini mencakup (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, dan pengetahuan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. Kedua pendekatan ini kemudian dijabarkan dalam Strategi Intervensi pengembangan pemasaran. Strategi ini akan menyusun langkah-langkah persiapan produksi, proses produksi, penjualan dan promosi. Diharapkan dalam strategi ini dapat diketahui seara jelas produk yang dibutuhkan pasar.

Tujuan dari proyek CCDP-IFAD ini adalah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sedangkan sasaran dari proyek ini adalah; Terfasilitasinya 70.000 rumah tangga di 180 desa pesisir dan pulau-pulau kecil di 12 kabupaten/kota. Indikator keberhasilan proyek ini terutama terkait dengan komponen 2 antara lain ;

• 70% fasilitas, layanan jasa dan prasarana yang didanai proyek, beroperasi dan digunakan oleh para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendukung peningkatan produksi dan pemasaran hasil usaha kelautan dan perikanan;

• 20 kegiatan yang didanai dari Komponen 2 Proyek PMP, mendorong adanya bisnis-bisnis baru dan memberikan manfaat bagi desa sasaran;

• Rata-rata 300 rumah tangga di setiap kabupaten/kota secara aktif berpartisipasi dalam rantai pasok (supply chain) produk berpotensi tinggi yang menjadi prioritas, yang diukur dua tahun setelah intervensi Proyek PMP dimulai dan keikutsertaan mereka terus berlanjut;

(6)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

• Sekurang-kurangnya empat pembeli (buyers) secara aktif membeli produk di setiap kabupaten/kota dalam sekurangkurangnya dua pertiga rantai pasok yang diprioritaskan;

3. PENCAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN KOMPONEN 2 – CCDP-IFAD TAHUN 2014

3.1. Road Map Kegiatan Komponen 2 (dua)

Kegiatan komponen 2 berpedoman kepada Pedoman Teknis Proyek Pembangunan asyarakat Pesisir (PMP) dan Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir yang merupakan penjabaran dari Project Implementation Unit (PIM) CCDP-IFAD). Sasaran dari komponen 2 ini untuk membangun kapasitas kabupaten/kota sasaran untuk mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang jadi sasaran melalui (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, keterampilan dan kepemimpinan dan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai nilai (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan.

a. Sub-Komponen 2.1

Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota. Dana pembangunan kabupaten/kota untuk perikanan skala kecil, atau fasilitas akan dikelola oleh PIU dan digunakan untuk menyediakan prasarana utama guna mendukung kegiatan yang inovatif, misalnya pabrik es mini untuk mendukung kumpulan nelayan skala kecil. Dukungan juga akan diberikan untuk pengelolaan pengetahuan, pelatihan, kepemimpinan, dan pembuatan kegiatan proyek yang lebih baik.

b. Sub-Komponen 2.2

Dukungan Pemasaran tata niaga dan Rantai nilai (supply chain and value added ). Komponen ini akan mengidentifikasi, menyusun dan mendukung pembangunan dari berbagai rantai nilai (value chain), menghubungkan produsen di desa pesisir ke pasar, mengemas produk sesuai dengan klusterisasi, meningkatkan kualitas, standarisasi dan peningkatan nilai tambah produk. 70% fasilitas, layanan jasa dan prasarana yang didanai proyek, beroperasi dan digunakan oleh para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendukung peningkatan produksi dan pemasaran hasil usaha kelautan dan perikanan;

Indikator keberhasilan dalam menyelenggarakan komponen 2 ini adalah sebagai berikut 1) 20 kegiatan yang didanai dari Komponen 2 Proyek PMP, mendorong adanya

(7)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

2) Rata-rata 300 rumah tangga di setiap kabupaten/kota secara aktif berpartisipasi dalam rantai nilai (supply chain) produk berpotensi tinggi yang menjadi prioritas, yang diukur dua tahun setelah intervensi Proyek PMP dimulai dan keikutsertaan mereka terus berlanjut;

3) Sekurang-kurangnya empat pembeli (buyers) secara aktif membeli produk di setiap kabupaten/kota dalam sekurangkurangnya dua pertiga rantai pasok yang diprioritaskan;

Untuk mencapai hal tersebut maka di setiap PIU akan dilakukan penyusunan perencanaan yang berkaitan dengan Rantai Nilai, Validasi pasar dan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran. Perencanaan ini adalah dalam rangka bagaimana melakukan pemilihan produk-produk unggulan, membangun infrastruktur dan kebutuhan pelatihan.

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan kita dapat mengetahui potensi dan permasalahan yang ada pada setiap Kabupaten/Kota, kemudian kita coba memetakan langkah-langkah yangakan dilakukan didalam rangka pengembagan CCDP-IFAD ini sampai 5 (lima) tahun kedepan. Secara umum dapat digambarkan dalam diagram Road map secara diagramatis untuk sebagai berikut;

1. PERSIAPAN PENGEMBANGAN USAHA a. Pembentukan Kel Pengem Usaha b. Penyus Value Chain dan 3 komoditas

unggulan

c. Identifikasi Peluang pasar d. Pemb Infrastruktur awal 2013

2. PENYUS RENCANA INTERVENSI PENEGEMBANGAN USAHA

a. Strategi Pemasaran, Renc Pemb Infra struktur, Renc Pelatihan

b. Inisiasi Kemitraan

2014

3. TAHAP PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA

a. Pengenalan produk b. Peningkatan kualitas produk c. Perbaikan saluran distribusi d. Penandatangan MOU e. Penjualan Produk

f. Pembang Infrastruktur (persiapan, proses, pasca, pengangkutan) produksi g. Pelatihan2

2015

4. TAHAP PENINGKATAN KAPASITAS USAHA a. Promosi produk ke lebih luas

b. Perbaikan sistem Penjualan produk c. Kualitas produk standar & Kontinue d. Harga bersaing

e. Distribusi barang terjamin dengan kualitas yang sama

2015 + 2016

5. TAHAP KEMANDIRIAN USAHA

a. Memperluas Segmen

b. Sudah berani menetapkan positioning c. Meningkatkan nilai produksi

d. Memperluas Jaringan Pasar/Peluang pasar yg belum terlayani

e. Differensiasi produk 2016 + 2017

ROAD MAP PENGEMBANGAN USAHA DAN RANTAI NILAI CCDP-IFAD

Dalam road map tersebut akan dapat dilihat langkah-langkah untuk mencapai sasaran sampai kepada bagaimana setelah proyek ini selesai, maka para kelompok masyarakat sudah bisa mandiri;

1. Tahap Persiapan Pengembangan Usaha tahun 2013

2. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Usaha, Pembangunan awal dan pelatihan awal, tahun 2014

(8)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

3. Tahap Pelaksanaan pengembangan usaha tahun 2015 4. Tahap Peningkatan Kapasitas Usaha tahun 2016 5. Tahap Pengembangan Usaha tahun 2017

3.2. Kegiatan komponen 2 dan Keterkaitan dengan Komponen 1 dan 3.

Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan di 12 lokasi CCDP-IFAD, telah dsusun serangkaian kegiatan di dalam tahun anggaran 2014 yang mencakup 3 (tiga) komponen, yaitu komponen 1 berupa kegiatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat serta pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, komponen 2 berupa kegiatan Pembangunan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan, dan komponen 3, berupa kegiatan Manajemen Proyek. Kegiatan tersebut mencakup:

1. Market Awareness, yang merupakan kegiatan terkait dengan komponen 1 Kunjungan lapangan dalam rangka penyadaran pasar sebelum terbentuknya kelompok usaha di masyarakat

2. Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran

Pembinaan kepada kelompok usaha dari pengalaman produsen atau nara sumber kemudian ditindak lanjuti dengan kunjungan lapangan kepada kegiatan yang berhasil mengembangkan lebih dahulu produk perikanan dan kelautan

3. Dukungan infrastruktur dan pengembangan usaha bagi Kab/kota

Pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan analisis rantai nilai dan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran

4. Pertemuan dalam rangka Pengembangan Pasar (Market and Vale chain) Pertemuan yang melibatkan produsen, pembeli atau perusahaan serta stakeholder lain terkait market and value chain

5. Validasi peluang pasar

Kegiatan validasi peluang pasar termasuk mengidentifikasi peluang pasar yang prioritas bagi pembeli dan produsen untuk adanya intermediasi dan kerjasama dalam startegi pengembangan usaha

6. TOT bagi staf pengelola tentang teknis dan Isu-isu Pemasaran

Merupakan kegiatan TOT bagi staf PIU dalam hal teknis dan isu-isu marketing terkait dengan komoditas unggulan / prioritas

7. Pengembangan pasar bagi produsen skala kecil dan perwakilan pokmas

Pertemuan sekaligus studi tour bagi perwakilan pokmas dan desa dalam rangka pengembangan pasar 2 x masing-masing kota

8. Pelatihan market oriented bagi produsen skala kecil (level desa)

Bimtek yang dilaksanakan dengan tujuan peningkatan produksi, kualitas, teknologi paska panen, bisnis dan pasar bagi pokmas

(9)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Kegiatan untuk memfasilitasi temu usaha dalam rangka pengembangan alternative usaha bagi masyarakat pesisir serta pengembangan jejaring pemasaran

10.Demplot Teknologi produksi dan pasca panen

Merupakan penerapan inovasi teknologi yang diharapkan dapat mempercepat proses produksi.

11.Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi (didalam nya juga terdapat kegiat an koordinasi pemantap an value chain)

Merupakan kegiatan dari komponen 3 yang merupakan pertemuan antar stakeholders baik dari koponen 1 , 2 dan 3. Koordinasi dan untuk komponen dua lebih dititikberatkan kepada Bimbingan Teknis Rantai Nilai dan Pembangunan Infrastruktur

Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD dalam komponen 2 Pembangunan ekonomi Berbasis kelautan dan perikanan juga didalamnya terkait dengan kegiatan dalam komponen 1 dan komponen 3, dapat dilihat dalam table dibawah ini.

Tabel.1 Daftar Kegiatan Tahun 2014

KOMPONEN 1 KOMPONEN 2 KOMPONEN 3

Market Awareness Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran

Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi (didalamnya terdapat kegiatan koordinasi pemantapan value chain) Dokumentasi dan Publikasi tentang Success

Story (kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya oleh PIU)

Dukungan Infrastruktur dan Pengem bangan Usaha Bagi Kab./Kota (District Marine Development Fund / Development Of Mariculture)

Pertemuan dalam Rangka Pengem bangan Pasar (Market and Value Chain)

Validasi Peluang Pasar

TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran

Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas

Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa)

Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Demplot Teknologi Produksi dan Pasca Panen

(10)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

3.3. PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS, PANDUAN-PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMASARAN

Dalam rangka melaksanakan kegiatan CCDP-IFAD di setiap Kabupaten maka perlu disusun petunjuk teknis, panduan yang merupakan acuan di dalam pelaksanaan, acuan ini mencakup pelaksanaan dari kegiatan yang menjadi acuan PIU serta acuan dari para konsultan untuk memformulasikan kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan value chain meliputi;

1. Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Pemasaran, yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Nomor : 07A/PER-DJKP3K/2013

2. Penyusunan Panduan Penyusunan Proposal Infrastruktur Komponen 2, yang tertuang dalam Surat Direktur PMO kepada PIU, yang isinya merupakan acuan didalam menyusun proposal infrastruktur.

3. Panduan Penilaian Usulan Proposal Komponen 2 Pembangunan Infrastruktur CCDP-IFAD

4. Penyusunan konsep aplikasi Value chain dan Pemasaran, yang isinya adalah panduan bagi para PIU,Konsultan Pemasaran didalam menyusun Komoditas unggulan dan menganalisis rantai nilai bagi setiap komoditas

5. Penyusunan Aplikasi rantai nilai yang digunakan saat Bimbingan Teknis dan Workshop Penyusunan Rantai nilai dan Pembangunan Infrastrutur

6. Kerangka Acuan Survey Peluang Pasar

7. Panduan Penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran dan Infrastruktur 8. Panduan Penyususunan Usulan Kegiatan komponen 2 Tahun Angaran 2015

3.4. REVIEW HASIL STUDI PEMASARAN DI 12 LOKASI CCDP-IFAD

Pada akhir tahun 2013 telah dilakukan Studi Pemasaran di 12 Kabupaten/Kota lokasi CCDP-IFAD, Sesuai dengan Kerangka Acuan Hasil studi ini melakukan Identifikasi dan menentukan komoditas kelautan dan perikanan yang mempunyai prospek yang baik di desa CCDP – IFAD dengan kriteria; memiliki potensi terbesar untuk desa-desa proyek; dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok desa. Berdasarkan hasil studi yang dilaksanakan dan workshop yang dilaksanakan, ada beberapa komoditas serta pemasalahan yang masih perlu peninjaun kembali pelaksanaan di lapangan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan langkah-langkah review hasil studi yang mencakup;

1. Review hasil studi dari konsultan pemasaran PIU

2. Pembahasan pada tingkat Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (DOB) 3. Pembahasan pada tingkat PIU

4. Pembahasan pada Workshop Value chain dan Pembangunan Infrastruktur yang dihadiri oleh PMO, PIU dan stake holders

(11)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Dari hasil studi ini yang telah dilakukan beberapa hal yang masih menjadi kendala antara lain adalah di beberapa tempat basis pengembangan tidak dilakukan pada desa CCDP-IFAD, komoditas yang dihasilkan juga beberapa diantaranya juga tidak berbasis kelompok, dalam analisa rantai nilai juga masih bersifat umum tidak dilakukan pertahapan seperti yang dikemukakan dalam proses rantai nilai. OLeh karenanya perlu dilakukan beberapa kali review seperti yang dijelaskan diatas. Hasil dari review ini terutama terkait dengan pemilihan komoditas ungulan seperti dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel. 2

Perbandingan Hasil Studi, Review dan Workshop Pemasaran

No. KABUPATEN/ KOTA

HASIL STUDI RIVIEW KONSULTAN WORKSHOP 1. KUPANG Cakalang, Tuna, Kakap

Kerapu

kembung, lajang, nipi, kuwe 1.Tuna,2. Kuwe, 3.Kembung 2. LOMBOK BARAT Tongkol, Rajungan, .Udang Rebon tongkol, udang, rajungan dan kepiting.

1.Rumpt laut, 2.Tongkol, 3.Udang rebon

3. MAKASSAR Udang (Udang Windu, Udang Putih), Tenggiri, Abon, Bandeng, Nila

Udang, tenggiri, abon ikan lele, ikan bandeng dan Ikan nila

1. Bandeng, 2. Udang, 3. Tuna

4. Pare-pare Abon Tuna, Ikan Pelagis, Teri, Rumput Laut.

Ikan Pelagis, Ikan Asin Teri dan Rumput Laut

1. Ikan Teri, 2. Tuna 3. Pelagis kecil

5. Bitung Kerapu, Cumi-cumi, Kuwe, Kembung

kerapu, kuwe, kembung dan cumi-cumi

1. Tongkol, 2. Cumi 3. Cakalang

6. Ternate Ikan Cakalang, Ikan Dasar Ikan Asap "Fufu", Abon Ikan "Grampati"

IkanTongkol, Ikan Pelagis Kecil, Ikan Cakalang, Ikan Kerapu, Ikan Tuna.

Cakalang, Tongkol, Pelagis kecil

7. Yapen tuna-cakalang, kakap merah, teripang, kerapu, lobster dan rumput laut

1. Tongkol, 2. Rumput laut 3. Pelagis kecil

8. Merauke Terlalu banyak komoditas dan tidak ada pilihan

Ikan Gastor Kakap, Manyung, Udang, kepting dan Tenggiri.

1. Ikan gabus Toraja, 2. dang laut 3. Kakap

9. Ambon Tuna, Cakalang dan Tongkol, Ikan Layang, Kembung ikan asar

ikan Tuna, Tongkol, Cakalang, Layang dan Kerapu

1. Cakalang, 2. Tuna3. Layang

10. Maluku Tenggara

Rumput laut, Cakalang, Kakap merah, Kuwe, ikan Kerapu.

Rumput laut, cakalang, ikan kakap merah, ikan kuwe dan ikan kerapu

1. Rumput Laut, 2. Kakap Merah 3. Kerapu

11. Kubu Raya Kepiting bakau, Rajungan, udang ( Jerbung, Krosok rebon, Windu, Vanname)

Kepiting, Rajungan, Udang jerbung, udang rebon, udang vanname

1. Udang jerbung, 2. Kepting, kepiting soka 3. Rajungan

12. Gorontalo Utara

Ikan Kuwe, Rumput Laut, Ikan Karang, Kepiting

KJA Ikan Kuwe, Rumput Laut, Ikan Karang, Kepiting Rajungan Ikan Cakalang dan tongkol

1. Kuwe, 2. Rumput laut 3. Cakalang/Tuna

(12)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

3.5. FASILITASI KEPADA KONSULTAN PIU KABUPATEN/KOTA

Pemerian tugas Konsultan Pemasaran Nasional dan Kabupaten/Kota adalah menjembatani, mengkoordinasikan, memastikan bahwa kegiatan pengembangan usaha sebagai yang diamanatkan dalam Project Implementation Manual yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Nomor 07a/Per-Djkp3k/2013 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir.

Beberapa tujuan dari Pengembangan Usaha dan Value Chain atau yang biasa disebut dengan komponen 2 dalam pembagian kelompok proyek CCDP-IFAD, adalah;

1. Meningkatkan kapasitas dan kelembagaan kabupaten/ kota secara berkelanjutan sehingga dapat mendorong peningkatkan pendapatan rumah tangga dalam masyarakat masyarakat sasaran proyek khususnya dan masyarakat pesisir dan pulau kecil pada umumnya.

2. Menyediakan infrastruktur yang dapat memberikan dukungan kepada pemasaran produk di desa proyek maupun di bagian lain di Kabupaten/kota. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu disusun suatu langkah-langkah kegiatan menyamakan persepsi, pemikiran dan konsep yang sama antara Konsultan Nasioal dan Konsultan Pemasaran PIU Kabupaten/Kota antara lain;

a. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan tahun angaran 2014

b. Penyamaan persepsi melalui penyampaian materi dan Teori tentang Sistem Pemasaran dan konsep Value chain, dimaksudkan agar terdapat kesamaan terhadap lingkup pekerjaan, materi pekerjaan

c. Bimbingan Teknis Penyusunan Rantai Nilai dan Pemilihan Komoditas Unggulan d. Penyampaian Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan

Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir.

e. Penyampaian Metode Penyusunan Usulan Proposal Pembangunan Infrastruktur serta mekanime usulan dan persetujuan Proposal

f. Bimbingan Teknis Penyusunan Bisnis Plan untuk Pembangunan Infrastruktur g. Bimbingan Teknis dalam rangka Penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran h. Koordinasi di dalam menyiapkan perencanaan Pengembangan Usaha tahun 2015

Didalam menjalankan fungsi-fungsi fasilitasi, koordinasi, bimbingan dan … yang intinya adalah bagaimana

3.6. PELAKSANAAN VALIDASI PELUANG PASAR

Kegiatan validasi peluang pasar bertujuan untuk melakukan penilaian atas kondisi pasar saat ini dan peluang untuk mengembangkan pasar serta kemungkinan membuka kemitraan dalam pengembangan pasar bagi komoditas dan produk unggulan

(13)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

pada setiap kabupaten. Sasaran kegiatan validasi peluang pasar adalah produsen (termasuk pokmas pengolahan CCDP-IFAD), pembeli atau perusahaan serta stakeholder lain terkait Market and Value Chain pengembangan komoditas dan produk unggulan dan hasil keluaran yang diharapkan dari validasi peluang pasar adalah tersusun suatu hasil evaluasi peluang pasar sebagai masukan bagi penyusunan strategi intervensi pasar, rencana pengembangan komponen 2 serta terjaring kemitraan dengan pelaku usaha sektor perikanan dalam pengembangan pasar proyek CCD-IFAD

Lingkup kegiatan validasi peluang pasarmeliputi :

a. Survey Peluang Pasar dan Produk yang berkembang saat ini

Mengamati kondisi peluang pasar saat ini melalui kegiata pengumpulan, pencatatan, dan analisa data yang berhubungan dengan permasalahan tertentu dalam pemasaran produk

b. Pelaporan Hasi Survey

-1. Hasil survey peluang pasar

-2. Rancangan Strategi Intervensi Pengembangan Usaha dan Intervensi pengembangan infrastruktur

c. Pelaksanaan kegiatan Workshop Validasi Peluang Pasar, melibatkan pemangku kepentingan antara lai; produsen, pemasar atau pembeli terdiri dari pengusaha atau juga calon mitra

Kegiatan validasi peluang pasar ini merupakan kegiatan tahunan , dalam arti setiap tahun dilakukan validasi pasar, hasil validasi ini kemudian dijadikan masukan untuk menyusun Strategi Intervensi Pemasaran. Pelaksanaan kegiatan pada setiap PIU

Kabupaten/Kota dapat dilihat dalam table di bawah ini

Tabel. 3

Pelaksanaan kegiatan Validasi Peluang Pasar Di 12 PIU Kabupaten/Kota No KABUPATEN/ KOTA WAKTU PELAKSANAAN STAKEHOLDERS KESIMPULAN

3. AMBON 22 Agustus Pengusaha, Dinas terkait, PT, LSM, Pokmas

Tingkat konsumsi ikan di Ambon terbesar Indoesia, Permintaan terhadap olahan tinggi, pada saat tertentu suplai bahan bahan baku urang, perbaikan kualitas diperlukan

4. MALUKU TENGGARA

22-23 Oktober Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

- Komoditas Rumput laut melimpah dan peluang pasar tinggi, kemitraan sudah terbetuk

- Peluang pasar tinggi dan suplai bahan baku terjamin

- Produk olahan siap saji juga meningkat, - Kualitas produk perlu ditingkatkan

5. TERNATE 1 Oktober

2014

Pengusaha, Dinas terkait, PT, LSM, Pokmas

Potensi Pasar lokal seperti Hotel, Restoran agar dioptimalkan, disamping kemitraan yang diharapkan dapat menembus pasar keluar Maluku Utara

(14)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

MERAUKE 19 DES PT, Pengusaha mitra CCDP-IFAD Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Pasar selalu tersedia bagi produk yang ditawarkan. Produk mulai diterima dipasaran lokal, maupun eksport ketika layak dikonsumsi oleh konsumen secara rutin serta memberikan kesan positif.

YAPEN 2 Desember Pengusaha, PT, LSM, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

kepastian pasar terhadap komoditas i unggulan tingkat kabupaten Yapen masih sangat penting. Pasar yang diharapkan bagi pasar produk-produk kelompok, tetap diharapkan tersedia dan dengan suatu kepastian harga komoditas dipasar. Untuk itu Kemitraan dengan pengusaha yang dapat menampung produk sebagai alternative pemasaran

6. KUPANG 13 Agustus Pengusaha, Mitra, DOB, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Adanya peluang pasar yang pada skala lokal dan regional dan peluang adanya intermediasai dan kemitraan

7. LOMBOK BARAT

9 Juni Univ Mataram, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Untuk Produk Olahan, Pasar saat ini masih terbatas dikarenakan persaingan produk yang sejenis cukup bayak, diperlukan peningkatan kualitas produk yang standar, promosi yang efektif dan pemilihan segmen yang tepat, Untuk Rumput laut pasar masih terbuka.

8. MAKASSAR 24 September Pengusaha mitra CCDP-IFAD Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Berdasarkan validasi pasar maka akan dilakukan strategi berupa

1. Penetrasi pasar,

2. Pengembangan produk Pasar baru 3. Pengembangan pasar.

4. Diversifikasi Product / Market Expansion

9. PARE-PARE UM Pare2, Pokmas , PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Pemanfaatan Rumah produksi, Penyediaan mesin pengering utk ikan, Optimasi PPI sebagai tempat suplai dan distribusi kegiatan perikanan.

10. GORONTALO UTARA

30 September Pengusaha, Mitra, DOB, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Permintaan terhadap komoditas perikanan cukup tinggi, tetapi harus ada dukungan cold storage, dan pabrik es.

11. BITUNG 29-30 September

Pengusaha, Mitra, DOB, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD

Peluang Pasar komoditas unggulan permitaan pasar pada skala lokal, regional dan nasional cukup tinggi. Pemasaran harus dilakukan secara intensif sesuai dengan segmen yang dibidik

12 KUBU RAYA 22 Oktober DOB,Pedagang, Perusahaan, Pokmas, Dinas Instansi, PIU, Konsultan

Komoditi Kepiting soka dan rajungan berpotensi untu dipasarkan skala regional dan nasional, Produk olahan dengan peningkatan kualitas dapat bersaing di pasar lokal dan regional

3.7. KEGIATAN PERTEMUAN BISNIS DALAM RANGKA PENGEMBAGAN USAHA

Kegiatan pertemuan dalam rangka membuka jaringan pengembangan usaha serta untuk memperkenalkan produk-produk dari kelompok CCDP-IFAD kepada dunia usaha, serta unuk membuka jaringan kemitraan, maka telah dilakukan serangkaian kegatan yang mencakup :

(15)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

1. Pertemuan dalam Rangka Pengem bangan Pasar (Market and Value Chain).

Pertemuan dalam rangka membahas konsep konsep pemasaran, berupa melaukan kajian terhadap komoditas unggulan dan analisis terhadap antai nilai dari masing-masing komoditi serta infrastruktur yang dibutuhkan

2. Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas

Pertemuan ini bertujuan untuk mempertemuan berbagai pihak mulai dari produsen, pembeli atau perusahaan serta stakeholder terkait Market and Value Chain, kegiatan ini untuk melakukan komunikasi antara kelompok masyarakat dengan pengusaha yang sudah berhasil. Kegiatan ini juga dilakukan dengan melaksanakan study tour bagi kelompok masyarakat untuk melihat kegatan produksi dari yang sudah berhasil dilakukan oleh pengusaha. Diharapkan dari kegiatan ini dapat membuka wawasan kelompok masyarakat untuk memperbaiki mutu produk dari kelompok

3. Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Kegiatan ini untuk mempertemukan secara intensif antara pengusaha yang bergerak di bidang pemasaran maupun produksi dengan kelompok usaha CCDP-IFAD sebagai produsen. Dalam pertemuan ini diharapkan adanya saling pengertian apa yang dibutuhkan oleh para pengsuha, dalam arti produk apa yang dibutuhkan oleh pengusaha yang layak dipasarkan dan bagaimana spesifikasi dari produk tersebut. Harapan lain adalah adanya rintisan untuk melakukan transaksi perdagangan atau juga sudah dibicarakan kerjasama dalam bidang penjualan produk CCDP-IFAD

Peserta dari Pengembangan usaha ini bervariasi, tetapi yang hadir adalah para Pengusaha calon pembeli, yang diharapkan dapat berminat untuk membeli dan sekaligus bermitra, para Kelompok Masyarakat sebagai produsen dan PIU, Konsultan yang membuka akses, sekaligus menjadi fasilitator antara pengusaha dan produsen

Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengembangan usaha dapat dilihat pada table dibawah ini

(16)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Tabel. 4

Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Pengembangan Usaha Di 12 PIU Kabupaten/Kota

No. KABUPATEN/KOTA Pengembangan Pasar (Market and

Value Chain)

Pengembangan Pasar Produsen

Skala Kecil

Temu Usaha AIG dan Jaringan

Pemasaran 1 Ambon 14 Maret 3-4 Oktober

24-25 Oktober

28-30 November 2 Maluku Tenggara 3 Desember 18-19 Juni dan

23-24 Oktober

29 – 30 November 3 Ternate 5 Juli 2014 30 September 12 – 13 Juni 4 Merauke 8 Mei 10 – 11 September 12 – 13 September 5 Yapen 3 Oktober 9 – 10 Oktober 7 – 8 Oktober 6 Kupang 28 Mei 2014 17-19 Juli dan

14-16 Agustus

23-25 Juni 7 Lombok Barat 10 September 26 s/d 28 Juni 3 Oktober 8 Makassar 30 April 26-28 juni dan

20 – 22 Agustus

27-29Oktober 9 Pare-pare 5 Juni 11-13 Juni 2014

dan 19 – 21 Juni

22 - 24 Juni 2014 10 Gorontalo Utara 20 Agustus 24 – 26 September 1 Oktober 11 Bitung 23-24 oktober

dan 30-31 oktober

13-14 november 12 Kubu Raya 27 Juni 11 – 13 September 21 Agustus

3.8. KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA

Dalam kegiatan CCDP-IFAD khususnya berkaitan dengan Pengembangan Usaha, maka peningkatan kapasitas sumberdaya manusia juga menjadi perhatian utama, pembentukan kelompok-kelompok usaha yang terdiri dari usaha-usaha yang baru dibentuk maupun usaha-usaha yang sudah ada dan akan dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengembangkan usaha ini maka tentunya dibutuhkan produk yang berkualitas, hyginies, menarik, semua ini harus melalui proses pelatihan. Ada beberapa jenis pelatihan yang dapat dikembangkan antara lain :

a. Pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk b. Pelatihan manajemen pengembangan usaha

(17)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

c. Pelatihan didalam merubah cara berfikir yang berorientasi kepada kualitas dan pasar.

Dalam tahun 2014 ini pelatihan mencakup 3 (tiga) aspek, yang didalam setiap pelatihan ini ketiga jenis pelatihan tersebut ada dalam masing-masing kegiatan pelatihan yang mencakup :

1. Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran

Kegiatan bimtek teknis dan knowledge sharing pemasaran ditujukan agar dapat mengetahui teknis dan issues yang berkembang dalam pemasaran, serta adanya sharing dalam pengalaman dari pengusaha kepada kelompok-kelompok produsen. Selain itu juga ada kunjungan ke Lokasi produksi yang sudah berkembang agar juga terjadi penambahan wawasan dan pengetahuan praktis.

2. TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar para pengelola proyek CCD-IFAD memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengembangan usaha. Pelatihan ditujukan untuk Staf PIU , staf PMO, TPD, berkaitan dengan pemanfaatan dan pengunaan value chain, rencana stratetgi pemasaran, secara khusus juga mencakup teknis dan isu-isu pemasaran antara lain Managemen Rumah Kemasan, Managemen Kedai pesisir, Teknik komunikasi, Teknik Negoisasi, hal-hal lain yang perlu

dikembangkan

3. Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa)

Upaya peningkatan kapasitas Pokmas dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan skill memproduksi prodak unggulan yang siap diterima di pasar. Butuh kegiatan bimbingan teknis yang focus pada pengembangan prodak yang siap di pasarkan.Kegiatan paltihan market orientes pada lingkup desa dibuat untuk peningkatan produksi, kualitas, teknologi pasca panen, bisnis dan pasar bagi pokmas.

Pelatihan teknis seyogranya diberikan dalam hubungan kemitraan dengan para calon pembeli tertarik, terutama pada aspek pasca panen, sehingga kebutuhan calon atau pembeli sebagai mitra dapat diketahui spesifikasinya. Pelatihan ini juga dapat dilakukan oleh mitra dalam rangka meningkatkan kualitas barang yang bisa diterima pembeli. Peserta pada kegiatan ini adalah diutamakan pokmas-pokmas pengolahan yang ada disembilan desa sasaran CCDP-IFAD. Lokasi pelaksanaan kegiatan berpusat di pondok-pondok informasi

Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya manusia ini dapat diihat pada table dibawah ini

(18)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Tabel.5

Pelaksanaan Pelatihan pada 12 PIU Kabupaten/Kota CCDP-IFAD

No. KABUPATEN/KOTA Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran

TOT Staf Pengelola tentang

Teknis dan Isu-isu Pemasaran

Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil

(Level Desa) 1 Ambon 10-11 Maret 20-21 Maret 7 – 11 Agustus

2 Maluku Tenggara 2-3 Juni 7 – 8 Juli 20 Okt - 4 Nov

3 Ternate 10 – 11 Juli 25 – 27 Maret 18 – 27 September

4 Merauke 5-6 September 19 September 12 – 28 November

5 Yapen 21 – 22 November 3-4 Juni 14 – 23 Oktober

6 Kupang 10 - 12 April 29 - 31 Mei 9 - 1 Oktober

7 Lombok Barat 21 s/d 23 MEI 13 s/d 15 Mei 14s/d16 Oktober dan 3 Nov di 8 desa

8 Makassar 18-22 Juni 15-17 April 20 – 31 Oktober

9 Pare-pare 8 - 10 Mei 10 - 12 April 13-16 Oktober dan 20 - 23 Oktober

10 Gorontalo Utara 12-14 Maret 5-7 Maret 14, dan 26-9 November

11 Bitung 30 Sept-1 Okt 21-22 oktober

12 Kubu Raya 14 Agustus 13-14 November 06-17 Oktober

4. RANTAI NILAI, STRATEGI INERVENSI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA 4.1. KAJIAN RANTAI NILA (VALUE CHAIN), PEMILIHAN KOMODITAS UNGGULAN DAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Hal yang terpenting didalam paska pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah menjaga agar kegiatan ekonomi yang mulai dikembangkan sejak dimulainya pemberdayaan masyarakat agar dapat berlanjut terus, sehingga perkembangan ekonomi di pedasaan terus tumbuh. Konsep-konsep pemberdayaan umumnya yang dikembangkan selama ini kurang menyentuh untuk menjaga agar ekonomi dapat terus tumbuh dan

(19)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

berkembang, menyadari permasalahan ini maka dalam pola pemberdayaan masyarakat pesisir CCDP-IFAD dikembangkan suatu pendekatan yang mendorong keberlanjutan kegiatan ekonomi melalui kegiatan pemberdayaan pemasaran berbasis Kelautan dan Perikanan. Sasaran dalam pendekatan ini meliputi (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, keterampilan dan kepemimpinan dan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. Kegiatan pada komponen ini lebih dititik beratkan kepada pemasaran produk unggulan agar kegiatan ekonomi dapat berkelanjutan. Didalam tujuan secara menyeluruh kegiatan CCDP-IFAD ini tercermin dalam outcomenya yaitu; : (i) rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut, (ii) perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan / kelautan skala kecil, dan (iii) proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat.

Untuk memastikan peningkatan dalam pendapatan kelompok masayarakat secara berkelanjutan, diantara banyak kegiatan maka akan dipilih komoditas unggulan yang menguntungkan sesuai dengan identifikasi peluang pasar dilihat dalam skala lokal, regional dan nasional. Identifikasi peluang-peluang pasar ini juga akan melihat beberapa komoditas pada skala lokal telah jenuh tetapi jika diangkat pada skala regional dan nasional akan menguntungkan. Untuk hal tersebut dalam jangka menengah , peluang pasar dengan potensi produk dengan rantai nilai terbesar akan diperkenalkan dalam proyek di kabupaten/kota dan didorong oleh permintaan pasar yang kuat dan dengan keterlibatan aktif dari usaha yang ada sudah aktif

Banyak hal yang terkait dengan masalah dalam pemasaran produk dari kelompok masyarakat antara lain; keterbatasan informasi pasar , Kualitas dan kuantitas produk yang belum memenuhi standard dan secara kuantitas apakah suplai dapat dilakukan secara kontinyu. Pembeli dari luar daerah tidak akan mencari sampai ke daerah jika produk tidak memenuhi syarat kualitas dan volume yang memadai serta harga dan waktu yang tepat. Hambatan lain adalah adanya pesaing di tempat lain, yang mengembangkan produk sama, juga input produk seperti bahan baku dan benih yang berkuaitas oleh karenanya diperlukan suatu analisis untuk membangun produk agar dapat dicapai dengan kualitas prima dan harga bersaing. Jadi diperlukan pendekatan ekonomi yang lebih sistimatis yang terkoordinasi untuk menghilangkan atau memperkecil berbagai hambatan, meningkatkan daya saing dalam arti produk yang yang dihasilkan berkualitas baik, harga lebih bersaing dan pasar menerima dalam arti pembeli potensial tersedia. Pendekatan secara menyeluruh ini dalam kegiatan Proyek CCD IFAD dilakukan dengan menganalisis RANTAI NILAI dan pemasaran kemudian menyusun strategi intervensi pada kegiatan ekonomi yang diprioritaskan sebagai komoditas ungulan.

(20)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Rantai Nilai adalah pendekatan untuk mengembangkan usaha agar mempunyai keunggulan, Pendekatan ini diciptakan oleh Michael E. Porter yang didalamnya merupakan seluruh rangkaian kegiatan yang menciptakan, membangun, dan mengembangkan produk sejak awal proses produksi sampai konsumen akhir (end-user). Kegiatan

1. Kegiatan utama Rantai Nilai didalam usaha produk perikanan dan kelautan khususnya didalam proyek CCDP-IFAD mencakup;

a. Logistik Masuk (Inbound logistics); terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya, dapat diartikan sebagai, bahan baku seperti benih, pakan dan lainnya

b. Proses Operasional; Merupakan kegiatan penciptaan nilai yang mengubah input menjadi produk akhir, contohnya adalah pembesaran ikan di keramba, selama dalam selang waktu tertentu kegiatan membesarkan ikan tersebut adalah kegiatan operasi

c. Logistik Keluar (outbond logistics); Adalah kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk menyampaikan produk yang telah selesai kepada konsumen ( distribusi ke tempat penjualan ), termasuk didalamnya seperti, transportasi, pembangunan cold storage, pergudangan, pemenuhan pesanan, dll

d. Pemasaran dan Penjualan; Merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mendapatkan pembeli untuk membeli produk atau juga kegiatan yang berhubungan membantu pelanggan untuk dapat membeli produk yang dihasilkan, termasuk pemilihan jalur, branding, kemasan, promosi, penetapan harga, dll.

e. Service (Pelayanan); Adalah kegiatan-kegiatan yang menjaga (mempertahankan produk, jika sudah ada nama), memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan dan meningkatkan nilai dari produk, termasuk customer support, servis perbaikan, dll.

2. Kegiatan pendukung (Support Activity)

Kegiatan Pendukung (Support Activity) merupakan kegiatan-kegiatan mendukung aktivitas utama dan memungkinkan aktivitas utama berlangsung. Yang termasuk aktivitas-aktivitas pendukung adalah:

a. Kegiatan yang berkaitan dengan administrasi, keuangan dan manajemen, dalam CCDP-IFAD telah diinisias pelatihan sederhana kepada kelompok usaha untuk membukukan pendapatan dan pengeluaran dan dikenalkan tabugan-tabungan

(21)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

kelompok sebagai cadagan modal usaha. Juga diinisiasi grameen bank dan pendirian koperasi atau bergabung dengan koperasi pesisir yang sudah ada. b. Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia, dalam CCDP-IFAD disediakan

serangkaian pelatihan, kebutuhan pelatihan juga dilakukan melalui rantai nilai. Ada beberapa pelatihan yang sudah dilakukan antara lain mencakup pelatihan teknis pengolahan, pelatihan pemasaran, manajemen, bahkan pelatihan teknis untuk meningkatkan kualitas produk akan dilakukan langsung di lapangan serta on the job training.

c. Pengembangan Teknologi, dilakukan melalui kegiatan percontohan yang hampi sama dengan demplot, tapi ini atas kebutuhan untuk mendukung proses produksi, di masing-masing kabupaten dikembangkan model in, juga dapat dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk memperbaiki atau mengenalkan inovasi baru, seperti pembuatan ikan asap cair di Ambon.

d. Pengadaan adalah kegiatan yang melibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan utama. Kegiatan ini dilaksanakan oleh masing-masing PIU didalam pembangunan infrastruktur.

3. Implementasi Rantai Nilai (Value chain) di 12 Kabupaten/Kota

Pelaksanaan dari kegiatan Rantai Nilai dan pembangunan Infrastruktur mempunyai tujuan;

• Menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok usaha dan rumah tangga di desa sasaran. Untuk berinvestasi secara menguntungkan dalam produksi dan pemasaran

• Mengidentifikasi sejumlah kecil rantai nilai produk berpotensi tinggi di desa-desa sasaran menerapkan strategi intervensi yang fleksibel namun sistematis

 Menghapus hambatan penting lainnya, dan menerapkan sistematis intervensi pilihan

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan Kajian rantai nilai ini merupakan kelanjutan dari studi yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi di 12 Kabupaten/Kota yang dilakukan secara bottom up, dimulai dari penelahaan oleh DOB atau Komite Masyarakat Pesisir di masing-masing Kabupaten/Kota, yang melakukan list

(22)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

terhadap komoditas yang diunggulkan, kemudian dilakukan pembahasan bersama dengan PIU, Konsultan dan TPD untuk menentukan 5 (lima) komoditas ungulan, kemdian dilakukan workshop untuk membahas komoditas unggulan ini menjadi 3 (tiga) komoditas, yang secara berurutan tahapan tersebut meliputi beberapa tahapan mencakup (dapat dilihat dalam skema dibawah:

-1. Mengidentifikasi hingga lima komoditas unggulan yang memiliki potensi tinggi dan menjanjikan dari setiap kabupaten/kota, kemudian Mereview, menyeleksi, dan memvalidasi hingga tiga komoditas unggulan yang terpilih berpotensi tinggi per kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari pihak pembeli dan kelompok-kelompok usaha meliputi; (i) Identifikasi potensi input dalam proses produksi meliputi jenis, ketersediaan, kualitas dan kuantitas serta hambatan dalam persediaan, (ii) Identifikasi dalam proses produksi yang efisien dan mampu meninngkatan kemampuan produksi dalam mencapai target kualitas dan kuantitas yang memadai, (iii) pengembangan kemampuan dalam mendistribusi dan pemeliharaan produk agar tetap baik.

-2. Merekomendasikan dalam jangka pendek dalam memulai kegiatan usaha yang mencakup 3 (tiga) komoditas unggulan dan turunannya, rekomendasi pembangunan infrastruktur awal untuk mempercepat pengembangan usaha, pelatihan yang dibutuhkan

-3. Menyiapkan usulan proposal pembangunan infrastruktur untuk mengembagkan kegiatan usaha 3 (tiga) usaha komoditas unggulan

KOMPONEN I LIST KOMODITAS 5 (LIMA) KOMODITAS 3 (TIGA) KOMODITAS UNGGULAN

ANALISIS PARETO

1. PERSIAPAN PRODUKSI 2. PRODUKSI

3. PASCA PRODUKSI /PASCA PANEN 4. PROSESSING (INOVASI PRODUK) 5. INOVASI KEMASAN / LABELLING 6. STRATEGI PEMASARAN DAN BAURAN

PEMASARAN

PEMBANGUNANINFRASTRUKTUR “ KATA KUNCI KARENA KEBUTUHAN

BUKAN KEINGINAN”

RANTAI NILAI

USULAN PROPOSAL

(23)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Untuk memilih komoditas unggulan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang dipengaruhi antara lain komoditas perikanan terutama penangkapan kegiatannya tidaklah sepanjang tahun bisa dilakukan, komoditas perikanan mudah rusak, para kelompok yang tergabung dalam kelompok usaha CCDP-IFAD adalah masyarakat nelayan dan pesisir yang secara ekonomi, kemampuan dan keahlian yang terbatas, oleh karenanya ditentukan beberapa pertimbangan yang mencakup ;

• Bahan komoditas yang tersedia ada sepanjang tahun, atau yang terpanjang rentang waktu produksi, sehingga jika akan dijadikan bahan baku produk turunan tidak terlalu menganggu produksi

• Akses pasar mudah, dalam arti mudah untuk dipasarkan, komoditas perikanan cepat membusuk diperlukan rantai dingin yang cukup, bila di beberapa tempat kurang tersedia maka akan mengganggu kualitas produk

• Teknologi untuk produksi tidak terlalu sulit untuk kelompok, teknologi mudah diadaptasi oleh para anggota kelompok

• Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, hal ini disebabkan CCDP-IFAD tidak memberikan bantuan dalam bentuk modal uang, tetapi yang dibantu berupa perlengkapan produksi dan infrastruktur

• Sumberdaya manusia cukup,

Hasil pembahasan dalam 12 kabupaten/kota telah dapat diidentifikasi komoditas-komoditas unggulan, kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan ini tidaklah semata-mata berupa komoditas perikanan unggulan semata, tetapi juga dapat dipromosikan produk-produk turunan dari komoditas unggulan antara lain dapat kita lihat dalam table

(24)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Tabel : 6 Komoditas Unggulan

No. KABUPATEN/KOTA KOMODITAS UNGGULAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS

1. Yapen 1. Tongkol, 2. Rumput laut 3.

Pelagis kecil

1. Pabrik es mini, 2. Rumah produksi 2. Merauke 1. Ikan gabus Toraja, 2. dang

laut 3. Kakap

1. Pabrik mini tepung ikan, 2. Rumah produksi, 3. Aat tangkap udang 4. Perahu ketingting

3. Ambon 1. Cakalang, 2. Tuna3.

Layang

1. Rumah produksi, 2. Kedai Pemasaran dan kemasan 3. Alat angkut

4. Maluku Tenggara 1. Rumput Laut, 2. Kakap Merah 3. Kerapu

1. Rumah Produksi, 2. Peralatan pengeringan RL, 3. Alat Transportasi 6. Kupang 1. Tuna, 2. Kue, 3. Kembung 1. Rumah Produksi, 2. Kedai Pemasaran

dan rumah kemasan, 3. Alat Angkut 4. Alat Pemisah tulang

7. Lombok 1. Rumput Laut, 2.

Tongkol/Tuna 3. Udang kecil

1. Mini Plant Rumput laut, 2. Kedai Pemsaran dan Rumah Kemasan

3. Rumah Produksi

8. Makassar 1. Bandeng, 2. Udang, 3. Tuna 1. Rumah pendingin, 2. Cold chain 3. Rumah Produksi, 4. Rumah kemasan 9. Pare-pare 1. Ikan Teri, 2. Tuna 3. Pelagis

kecil

1. Pengering ikan teri, 2. Rumah produksi, 3. Rumah kemasan 4. Renovasi pasar tradisional 10. Gorontalo Utara 1. Kuwe, 2. Rumput Laut

3. Cakalang/Tuna

1. Pabrik es mini, 2. Rumah produksi 3. Fasilitas pengering RL

11. Bitung 1. Tongkol, 2. Cumi

3. Cakalang

1. Peralatan penangkap ikan, 2. Rumah produksi 3. Rumah kemasan 4. Alat transportasi 5. Kedai pemasaran 12. Kubu Raya 1. Udang jerbung, 2. Kepting,

kepiting soka 3. Rajungan

1. Freezer 2. Small Jetties 3. Rumah Produksi 4. Jalan Produksi

5. Outlet di Bandara

Lokasi CCDP-IFAD ini sebagian berada di wilayah Indonesia Bagian Timur maka komoditas yang menjadi unggulan adalah komoditas yang pada umumnya ada di wilayah timur, seperti Tuna, cakalang, tongkol, dan ikan pelagis kecil, Rumput Laut dan yang agak berbeda adalah di Makassar yang umumnya nelayan adalah para petambak polykultur seperti bandeng dan udang yang diusahakan secara tradisional. Juga kubu raya satu-satunya kabupaten di wilayah Indonesia Bagian Barat, komoditas unggulan bertumpu kepada sumberdaya pesisir seperti udang kecil, kepiting. Produk-produk unggulan ini tidak semua dipasarkan dalam bentuk komoditas yang fresh atau di frozen, tetapi banyak

(25)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

diantaranya dilakukan pengolahan sebagai produk turunan, sehingga memberikan nilai tambah bagi kelompok dan dapat memperluas kesempatan kerja.

Produk turunan ini sangat bervariasi, untuk ikan tuna pada umumnya dibuat menjadi abon, bakso ikan, nugget ikan, untuk cakalang dibuat produk ikan fufu, udang juga dibuat terasi, kerupuk beberapa diantaranya juga dilakukan inovasi produk seperti ikan asap cair, sei ikan, dendeng ikan, untuk cumi juga diakukan pengolahan cumi tanpa kepala dan tulang, ikan asin gastor. Beberapa diantaranya komoditas unggulan ini merupakan produk premium yang sangat laku idpasar sehingga mudah untuk memasarkan antara lain rumput laut di Maluku Tenggara, Gorontalo Utara, produk rumput laut ini mudah dipasarkan . Produk unggulan di Kubu Raya juga segment nya untuk eksport seperti rajungan, sementara kepiting bakau dan kepiting soka dipasakan ke luar propinsi.

Infrastruktur yang dibutuhkan juga adalah masih tahap kebutuan awal agar produksi lebih kearah perbaikan peningkatan produksi seperti rumah produksi dan perbaikan kualitas kemasan. Saat ini produk yang dihasilkan masih terbatas jumlahnya sehingga dengan adanya rumah produksi dapat meningkatkan jumlah produk, kualitas dan keamanan produk serta dibuat kemasan lebih baik. Beberapa kota seperti Ambon, Kupang juga akan membangun kedai pemasaran yang diharapkan semua produk kelompok dan produk UKM dari kabupaten/kota dapat dipasarkan melalui kedai pemasaran ini.

Komoditas unggulan ini diharapkan dapat mendorong produk lain di desa-desa tetangga atau diwilayah kabupaten, karena pengembangan komoditas ungulan melalui CCDP-IFAD ini juga dapat dinikmati atau memberikan dampak yang positif bagi pengembangan kegiatan ekonomi Kabupaten. Produk-produk unggulan di Lokasi CDDP-IFAD baik produk berupa komoditas ikan fresh maupun produk turunan masih dikelola secara tradisional, karenanya dalam program pemberdayaan pemasaran ini sentuhan-sentuhan perbaikan kualitas dan inovasi menjadi perhatian utama, teknologi produksi, teknologi penanganan paska panen, peningkatan dalam metode pemasaran diberikan dalam pelatihan-pelatihan, demikian juga sarana dan prasarana terus ditingkatkan berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan. Harapan bahwa perkembangan kegiatan ekonomi di pesisir dapat terus berlanjut dan tidak bergantung kepada kehadiran proyek CCDP-IFAD saja.

4.2. STRATEGI INTERVENSI PEMASRAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Ada 3 (tiga) kompenen dalam proyek ini meliputi komponen 1 Pemberdayaan masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, komponen 2, Pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang dan komponen 3 Manajemen Proyek.

(26)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Untuk keberhasilan proyek ini lebih lanjut maka pola pemberdayaan diikuti dengan pengembangan pemasaran produk-produk unggulan yang terkait dengan komponen 2. Pendekatan dalam pengembangan pemasaran ini mencakup (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, dan pengetahuan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. Kedua pendekatan ini kemudian dijabarkan dalam Strategi Intervensi pengembangan pemasaran. Strategi ini akan menyusun langkah-langkah persiapan produksi, proses produksi, penjualan dan promosi. Diharapkan dalam strategi ini dapat diketahui seara jelas produk yang dibutuhkan pasar.

Pendekatan pemberdayaan pemasaran bagi produk kegiatan pengembangan usaha kelompok masyarakat baru pertama kali dilakukan secara intensif dengan pendampingan, oleh karenanya acuan kepada program lain masih terbatas. Pendekatan dalam CCDP-IFAD ini pengembangan usaha dan kelompok-kelompok akan dipilih 3 (tiga) komoditas pengembangan usaha beserta turunan usaha pengolahannya. Tiga komoditas ini akan dilakukan review, validasi hingga tiga rantai nilai yang berpotensi tinggi per kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari pihak pembeli dan kelompok-kelompok usaha. Langkah selanjutnya adalah Mengembangkan strategi intervensi terperinci yang dituju untuk masing-masing rantai nilai produk unggulan. Proses ini harus memiliki keterlibatan erat pembeli yang potensial dan merupakan mitra atau calon mitra, produsen , kelompok perusahaan dan lainnya. Strategi Intervensi ini berisi berupa strategi pemasaran yang dijabarkan kedalam bauran pemasaran, rencana pembangunan infra struktur dan rencana pelatihan yang dijabarkan dalam rencana aksi pertahun sampai tahun 2017. Strategi Intervensi pemasaran akan menjadi acuan setiap PIU dalam menyusun rencana kegiatan. Perubahan pasar yang kadangkal terjadi maka Strategi intervensi pemasaran dan hasil rantai nilai akan ditinjau dan diperbarui secara berkala melibatkan para pemangku kepentingan, minimal sekali dalam setahun, untuk menggambarkan peluang dan perubahan yang terjadi di pasar serta keberhasilan dan kegagalan yang dihadapi dalam kegiatan sebelumnya.

1. Langkah – langkah penyusunan strategi intervensi

Kegiatan penyusunan strategi pemasaran ini dilakukan melalui langkah-langkah; a. Identifikasi Peluang Pasar dan Strategi Intervensi, Kegiatan ini terdiri dari: (i)

Validasi Peluang Pasar dan dengan melakukan penilaian peluang pasar kabupaten/kota untuk mengidentifikasi peluang pasar jangka pendek dari produk-produk saat ini dan keunggulan komparatif bagi produsen dan nelayan atau kelompok usaha masyarakat di kabupaten/kota dan desa sasaran; dan, kedua kemudian menyelenggarakan lokakarya peluang pasar dan validasi strategi intervensi dan pertemuan dengan calon pembeli dan produsen/kelompok produsen yang tertarik, (ii) Merekam Pencatatan Industri

(27)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

dan Perencanaan Aksi Bersama – termasuk: pasar tengah-tahunan dan persiapan dan diseminasi pengarahan rantai nilai; survei pelacakan rantai nilai tahunan untuk setiap rantai nilai kabupaten/kota yang diprioritaskan;

b. Analisis dari kondisi komoditas unggulan dan turunannnya meliputi; (i) Identifikasi dalam proses produksi antara lain kualitas dan kuantitas produk, ketersediaan bahan baku, kemasan serta hambatan lain seperti persaiangan, (ii) Identifikasi dalam proses produksi yang efisien dan mampu meninngkatan kemampuan produksi dalam mencapai target kualitas dan kuantitas yang memadai, (iii) Identifikasi terhadap segmen produk ungggulan dan segmen yang diharapkan setelah adanya perbaikan terhadap kualitas dan kuantitas produk serta kemasan (iv) Identifikasi dan pengembangan terhadap jaringan distribusi dan alat angkut yang dapat digunakan agar produk sampai kepada konsumen tetap terjaga kualitas dan efisien.

c. Penyusunan Rancangan Strategi Intervensi pemasaran, Identifikasi dari kondisi produk yang dihasilkan merupakan persepsi dari sisi penawaran, dan Identifikasi dari peluang pasar yang merupakan keinginan dari pembeli, konsumen, merupakan masukan atau rekomendasi dari penyusunan rancangan strategi intervensi pemasaran. Rekomendasi ini diformulasikan kedalam Rencana Strategi Pemasaran, Rencana Pembangunan Infrastruktur, Rencana Pelatihan dan Action Plan 2014-2017

Kerangka pemkiran dari Penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini

STRATEGI PEMASARAN

1. TENTUKAN TUJUAN 2. PILIH TARGET PASAR 3. STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PEMB INFRASTRUKTUR 1. KEBUTUHAN 2. TAHAPAN SSURVEI PELUANG PASAR EVALUASI DATA KONDISI SAAT INI -KOMODITAS UNGGULAN -PRODUK PENGOLAHAN -KUALITAS -PEMASARAN - KELOMPOK ANALISIS 1. ANALISIS PRODUKSI DAN KUALITAS 2. AN PASOKAN BAHAN BAKU 3. AN SEGMENTASI 4. ANALISA PELUANG PASAR 5. ANALISA MARKET SHARE 6. ANALISA DISTRIBUSI 7. ANALISA PERSAINGAN 8. ANALISA TATA NIAGA STRATEGI INTERVENSI SAMPAI TH 2017

TATA NIAGA DAN KELEMBAGAAN RENCANA STRATEGI INTERVENSI PENGEMBAGAN USAHA

(28)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Sesuai dengan karakteristik komoditas kelompok ifad berupa pengenalan dan pertumbuhan maka analisis akan difokuskan kepada

2. Melakukan Analisis terhadap faktor-faltor yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran yang mencakup

• Kualitas produk mencakup mutu dan kemasan

• Segmentasi

• Peluang pasar

• Distribusi dan jaringan

• Pasokan bahan baku

• Persaingan

• Tata niaga

3. Penentuan Segmentasi, Targeting, Positioning

Segmentation: Adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.

Targeting: Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar.

Positioning: Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya.

a. Analisis segmentasi

1) Segmentasi pasar membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup

2) Mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani pasar ke segmen-segmen atau kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.

3) Segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar kelompok b. Menetapkan Targeting

Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa segmen yang dituju dengan Kriteria memilih Target

(29)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

1) segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi KELOMPOK. Dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang 2) Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan

kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen

3) Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. KELOMPOK harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.

Secara diagramatis pemilihan target dapat dilihat dibawah ini

PILIHAN TARGET PASAR ANALISIS SEGMENTASI KEMAMPUAN 1. SDM 2. MODAL 3. TEKNOLOGI KEMAMPUAN PERSAINGAN SUPLAI BAHAN BAKU PELUANG PASAR

c. Penetapan Pemilihan Potioning

1) Penentuan posisi menurut atribut memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, Misalnya Disneyland sebagai taman hiburan terbesar di dunia.

2) Penentuan posisi menurut manfaat Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jamank koboi Old West.

(30)

Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

3) Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.

4) Penentuan posisi menurut pemakai Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. / KOMUNITAS . Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.

5) Penentuan posisi menurut pesaing Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park. 6) Penentuan posisi menurut kategori produk Disini produk diposisikan sebagai

pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya: Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.

7) Penentuan posisi harga atau kualitas Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah.

Secara diagram dapat dilihat dalam gambar dibawah ini

POSITIONING

menciptakan kesesuaianbrand image yang ditangkap olehkonsumen dengan brand identity

dari produk yang dibangun atau diciptakan oleh produsen.

. PILIHAN SEGMEN

. TARGET YANG AKAN DITUJU

. PPPOSISI DALAM

PERSAINGAN . PELUANG PASAR

PENENTUAN POSISITIONIG, Menurut : 1. ATRIBUT 2. MANFAAT 3. PENGGUNAAN/ PENERAPAN 4. SIAPA KEL PEMAKAI 5. PESAING 6. KATEGORI PRODUK 7. HARGA

Referensi

Dokumen terkait

Didasari oleh penguasaan atas pengetahuan atas fungsi-fungsi bahasa serta ragam dan larasnya, keterampilan ejaaan-tanda baca, kalimat, paragraf, dan jenis wacana,

Berdasarkan latar belakang dan research gap dari penelitian terdahulu, maka penelitian ini menganalisis pengaruh makroekonomi yaitu nilai tukar, suku bunga, inflasi dan

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran dengan model Context Based Learning (CBL) pada

Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan memperkecil gesekan dan keausan diantara permukaan-perrnukaan yang bergerak relatif satu sama lain dengan menempatkan bahan

Dengan menggunakan metoda pengukuran waktu (Methods Time Measurement) atau MTM adalah merupakan pendekatan untuk menilai lama waktu atau durasi waktu kerja

Dengan tunduk pada hukum setempat yang berlaku, saya dengan ini menyetujui agar PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, perusahaan induknya atau afiliasi-afiliasinya (termasuk

Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan cuaca suatu wilayah adalah .... suhu udara dan arah angin B. kelembaban udara dan waktu C. tekanan udara dan pencahayaan D. angin dan arus

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa citra yang terbentuk melalui konstruksi media dalam pemberitaan di surat kabar selama periode Januari – Desember 2013 adalah