BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.12 Implementasi Ayat Al-Qur’an
Yang artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
Qs. Al - Ashr 101: 1-3
(٢) (١) (۳)
Yang artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Q.S Asy – Syarh 94: 7
ۡبَصنٱَف َت ۡغ َرَف اَذِإَف ٧ )
(
Yang artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
Implementasi dalam penelitian :
Pada kegiatan produksi terdapat faktor-faktor produksi yang dapat menunjang kelancaran kegiatan produksi itu sendiri. Al-qur’an telah menerangkan faktor-faktor produksi yang di antaraya adalah alam, kerja manusia, ilmu dan waktu.
Dari keempat faktor tersebut waktu yang merupakan faktor proses terpenting dari produksi (Q.S Al-ashr 101:1). Dalam Surat Al – Ashr ayat 3, bahwa amilu sholihat adalah kerja manusia yang berupa pekerjaan kebajikan termasuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan secara professional, dan sebaik - baiknya.
Sehingga pada tahapan penelitian ini dilakukan mempercepat waktu tempuh dari hauler dengan cara merubah geometri jalan yang hasilnya diharapkan dapat meningkatkan produksi. Hal ini dilakukan guna mendapatkan kegiatan produksi yang efektif, dimana dalam surat Asy – Syarh ayat 7 memerintahkan manusia agar selalu produktif dan melakukan segala sesuatu dengan efektif dengan tujuan mencegah dari faktor kelalaian, boros dan tidak tepat sasaran.
Al-Qur’an juga menjelaskan bahwasanya ALLAH Subhanu Wa Ta’ala sudah menyediakan alam semesta ini untuk manusia, agar dapat dimanfaatkan dengan baik, sebagai sarana dan modal dasar untuk berproduksi dengan tujuan kemashalahatan bersama seluruh umat manusia (Q.S Huud 11:61).
32 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi data di dalam penelitian ini adalah data geometri jalan angkut Pit Tutupan dan waktu siklus alat angkut dan alat gali. Sampel data yang diambil adalah geometri Jalan Buton dan alat gali yang dijadikan sampel untuk pengambilan data adalah Komatsu PC 2000 (EX 1740) dan Hitachi EX2500 (EX 721) serta alat angkut Komatsu HD 785-7.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Adaro Indonesia, Kabupaten Tanjung.
Penelitian difokuskan pada Jalan Buton (Hauling Road) sebelum menuju ke arah disposal IPD. Penelitian dimulai pada tanggal 6 Agustus 2018 sampai 6 Oktober 2018.
Gambar 3.1 Peta jalan di area South Tutupan 1 (PT PAMA) (Sumber : PT. Pama Persada)
3.3 Sumber Data
Data yang diambil harus benar, akurat, dan lengkap serta relevan dengan permasalahan yang ada. Data diambil seperti berikut :
Data Primer
Data primer merupakan data hasil pengamatan yang diamati langsung di lapangan. Secara umum data yang dikumpulkan dengan cara bertanya langsung kepada para karyawan perusahaan tentang kondisi lapangan, pencatatan data yang langsung diamati dan pengambilan foto kondisi lapangan. Beberapa data primer yang diambil yaitu :
Pengukuran geometri jalan angkut tambang.
Jumlah bucket dalam mengisi hauler.
Cycle time alat angkut.
Dokumentasi pribadi di lapangan.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai literatur yang ada dan meminta langsung data pendukung ke perusahaan. Beberapa data sekunder yang didapatkan yaitu:
Peta Topografi
Efisiensi kerja alat
Spesifikasi peralatan
Travel speed alat angkut
Cycle time alat gali
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian ini adalah:
GPS Geodetic Trimble R6
GPS Geodetic ini digunakan untuk mengumpulkan data geometri jalan angkut.
34
Gambar 3.2 GPS Geodetic Trimble R6
Gambar 3.3 GPS Geodetic Trimble R6
Ewacs Pro
Merupakan suatu sistem dispatch untuk mendapatkan data cycle time alat gali, cycle time alat angkut, dan kecepatan rata-rata alat angkut.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan melakukan observasi lapangan.
Setelah melakukan observasi lapangan, dilakukan pengambilan data geometri jalan menggunakan GPS Geodetic Trimble R6. Selain mengumpulkan data geometri jalan, pengambilan data yang lain adalah pengamatan dan pencatatan waktu edar (cycle time) alat angkut.
Parameter waktu siklus alat angkut yang diamati oleh penulis terdiri dari waktu manuver kosong, waktu manuver isi, dan waktu dumping. Waktu dumping dimulai dari bak alat angkut terangkat sampai posisi semula.
Selain pengumpulan data primer seperti geometri jalan dan cycle time alat angkut, dilakukan pula pengumpulan data sekunder seperti efisiensi kerja alat dan spesifikasi alat yang didapatkan dari sumber Handbook alat yang dijadikan objek pengamatan. Sedangkan data kecepatan alat angkut didapatkan dari sistem dispatch menggunakan ewacs pro.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya adalah melakukan pengolahan atas data-data tersebut (Gambar 3.4) :
1. Geometri Jalan Angkut
Data yang telah diperoleh oleh GPS Geodetic Trimble R6, selanjutnya diolah menggunakan software surpac 6.3. Hasil yang didapatkan dari pengolahan tersebut adalah titik koordinat jalan angkut yang diamati, panjang jalan angkut, dan grade jalan angkut.
2. Loading Time dan Travel Time Alat Angkut
Saat melakukan pengamatan untuk mendapatkan data saat melakukan pengamatan untuk mendapatkan data cycle time tidak mencatat waktu pengisian material ke dalam alat angkut dan waktu travelling alat angkut. Sehingga harus dilakukan perhitungan dari data yang telah diambil agar mendapatkan nilai cycle time alat angkut.
Loading Time didapatkan dari hasil perkalian antara cycle time loader dengan jumlah bucket dalam mengisi vessel HD. Travel Time didapatkan dengan cara membagi jarak angkut dengan kecepatan rata-rata alat angkut, untuk mendapat estimasi travel time lebih rinci keadaan unit hauler dalam keadaan bermuatan dan kosong digunakan perhitungan rimpull. Setelah didapatkan nilai loading time dan travel time didapatkan besaran cycle time alat angkut.
36
3. Produktivitas Alat Angkut
Produktivitas alat angkut didapatkan dengan beberapa tahapan perhitungan yaitu:
Menghitung kapasitas aktual dari bucket loader
Mencari kapasitas alat angkut
Mencari berapa banyak pemuatan bucket dengan cara kapasitas alat angkut dibagi dengan kapasitas volume bucket aktual.
Mencari ritase dari alat angkut
Mendapatkan produktivitas alat angkut dimana ritase dikalikan dengan kapasitas alat angkut.
4. Produktivitas Digger
Produktivitas digger didapatkan dengan cara mengalikan produktivitas hauler dengan jumlah unit hauler yang dibutuhkan.
5. Perhitungan Biaya Pelurusan Jalan Buton
Perhitungan asumsi biaya pelurusan Jalan Buton didapatkan dari biaya kepemilikan dan biaya operasi alat berat serta waktu kerja aktual alat tersebut.
Perhitungan biaya operasi alat berat yang digunakan berdasarkan Komatsu Spesifications Handbook.
6. Perhitungan Penghematan Biaya dari Peningkatan Produktivitas Hauler Setelah Pelurusan Jalan dan Periode Pengembalian
Perhitungan penghematan biaya dari peningkatan produktivitias hauler didapatkan dari biaya kepemilikan serta biaya operasi Komatsu HD 785 dikalikan dengan penambahan produktivitas hauler. Berdasarkan pendekatan empirisi perhitungan periode pengembalian biaya dihitung dalam 3 kondisi, yaitu kondisi aktual, kondisi jarak yang sama, dan kondisi optimal (mengerahkan jumlah fleet maksimum dalam jalan tersebut).
Diagram 3.1 Bagan Alir Penelitian
Selesai Analisis Data
Studi Literatur ( artikel, buku, jurnal)
Orientasi Lapangan
Data Primer :
Pengukuran geometri jalan angkut tambang
Jumlah bucket dalam mengisi hauler
Cycle time alat angkut
Dokumentasi di lapangan
Data Sekunder :
Peta Topografi
Efective working hour
Spesifikasi peralatan
Travel speed alat angkut
Cycle time alat muat
Pengambilan Data
Pengolahan Data
38
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi geometri jalan angkut dan faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan alat angkut. Lokasi penelitian berada pada Jalan Buton sebelum menuju ke arah disposal IPD. Berdasarkan analisa peneliti adanya tikungan pada jalan dapat mengurangi kecepatan dari alat angkut. Oleh sebab itu dilakukan pelurusan Jalan Buton untuk meningkatkan kecepatan rata – rata alat angkut dari front kerja area penambangan menuju disposal IPD. Untuk memudahkan pembahasan pada bab keempat ini penulis akan membuat kerangka berpikir serta penjelasan yang akan dibahas pada bab keempat ini beserta data – data yang digunakan.
Diagram 4.1 Tahap pengolahan data Pengamatan Geometri
Jalan dan Faktor - Faktor yang mempengaruhi kecepatan alat angkut
Penentuan faktor
A. Hasil Penelitian
4.1 Situasi dan Kondisi Lapangan
Kegiatan pengupasan overburden pada Pit South Tutupan daerah Low wall Timur mengerahkan 4 fleet pada bulan Agustus - September 2018 (Gambar 4.1).
Beberapa fleet menggunakan alat gali muat yang berbeda, untuk fleet EX1740 dan EX1756 digunakan alat gali muat jenis Komatsu PC 2000, sedangkan untuk fleet EX721 dan EX725 digunakan alat gali muat jenis Hitachi EX2500. Dari 4 fleet tersebut peneliti hanya mengamati 2 fleet yaitu EX721 dan EX1740 yang akan dijadikan objek observasi peningkatan travel speed pada Jalan Buton.
Jenis Litologi :
- Low Wall : Sandstone, Batu Lempung, Greensand Stone - High Wall : Shale, Serpih
Pengupasan overburden pada fleet EX721 dari front penambangan pada Jalan Mitsubishi diangkut menuju IPD (Inpit Disposal) pada Jalan Buton yang berjarak ± 6,3 km. Sedangkan Pengupasan overburden pada fleet EX1740 dari front penambangan pada Jalan Mitsubishi diangkut menuju IPD (Inpit Disposal) pada Jalan Buton yang berjarak ± 6,2 km (Gambar 4.2).
40
Gambar 4.1 Peta jalan di area South Tutupan 1 (PT PAMA) Sumber : PT. Pama Persada
240 m 480 m
Gambar 4.2 Lokasi front penambangan EX721 dan EX1740 menuju IPD Sumber : PT Pama Persada
42
Gambar 4.4 Lokasi Penelitian tampak atas Jalan Buton Sumber : PT. Adaro Indonesia
Lokasi Penelitian : Jalan Buton
Gambar 4.3 Lokasi Penelitian Jalan Buton Sumber : PT. Pama Persada
13.56
Grafik 4.1 Beda elevasi di lokasi penelitian
Perhitungan grade aktual di lokasi penelitian :
=
6 = 5 %
Panjang jarak Jalan Buton sebesar 687 meter dan mempunyai lebar Jalan sebesar 28 meter.
4.2 Alasan Pemilihan Low Wall Timur Jalan Buton
Dikarenakan belum tercapainya travel speed pada fleet 1740 dan 721. Dan juga travel speed di daerah low wall timur paling rendah dibandingkan yang lain serta untuk meningkatkan produksi pada disposal IPD. Dan didapatkan cluster Jalan Buton mempunyai kecepatan rata-rata terendah dalam bulan Agustus.
Tabel 4.1 Tabel kecepatan rata-rata
Cluster Jalan
44
4.3 Proses Pelurusan Badan Jalan Buton
Pada tanggal 4 September 2018 sore mulai di proses pelurusan badan Jalan pada segmen beda elevasi menuju disposal. Segmen beda elevasi sebelum pelurusan Jalan. Pengerjaan pelurusan Jalan Dimulai Pada Tanggal 4 September 2018 Shift malam, dan berakhir pada 7 September 2018 Shift Malam.
Menggunakan beberapa alat support : 1 unit Bulldozer Komatsu BD 155 A 1 unit Excavator Komatsu PC 200
1 unit Vibratory roller Bomag BW 211D – 40 1 unit Grader Komatsu GD 825 A
Gambar 4. 5 Segmen Jalan sebelum Pelurusan Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dapat dilihat ketika segmen Jalan Buton terdapat beda elevasi atau tanjakan terdapat desain jalan yang berliku sehingga menyebabkan turunnya kecepatan unit hauler yang berpengaruh pada travel time alat angkut dan menyebabkan rendahnya cycle time unit hauler. Oleh karena itu dinganggap hal ini yang paling mempengaruhi kecepatan rata-rata unit hauler pada Jalan Buton.
1
• Pasang patok pelurusan jalan (Gambar 4.7 dan Gambar 4.8).2
• Mendorong bundwall dengan menggunakan bulldozer pada sisi unit hauler kosongan dahulu agar tidak mengganggu sisi muatan unit hauler untuk beroperasi pada tanjakan (Gambar 4.9 dan Gambar 4.10).
3
• Pastikan area pelurusan jalan sudah tidak ada spoil dan landasan keras.
4
• Lakukan pemadatan awal dengan vibratory roller sebelum ditimbun agar base jalan padat (Gambar 4.11).
5
• Timbun area pelurusan jalan dengan material bagus sesuai ketinggian dan pelurusan (Gambar 4.12 dan Gambar 4.13).
6
• Lakukan perataan dengan menggunakan bulldozer (Gambar 4.14, Gambar 4.15 dan Gambar 4.16).
7
• Lakukan pemadatan timbunan dengan vibratory roller (Gambar 4.17).
8
• Lakukan scrab menggunakan grader untuk membentuk crossfall dan jalur air (Gambar 4.18).
9
• Bentuk kembali pelurusan bundwall yang standar dengan excavator back hoe (Gambar 4.19).
Diagram 4.2 Proses Pelurusan Jalan Buton
46
Proses pengerjaan pelurusan badan jalan : 1. Pasang patok pelurusan jalan.
Gambar 4.6 Pemasangan Patok Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.7 Pemasangan Patok Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Mendorong bundwall dengan menggunakan bulldozer pada sisi unit hauler kosongan dahulu agar tidak mengganggu sisi muatan unit hauler untuk beroperasi pada tanjakan.
Gambar 4.8 Mendorong Bundwall Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.9 Mendorong Bundwall Sumber : Dokumentasi Pribadi
48
3. Pastikan area pelurusan jalan sudah tidak ada spoil dan landasan keras.
4. Lakukan pemadatan awal dengan vibratory roller sebelum ditimbun agar base jalan padat.
Gambar 4.10 Pemadatan Awal Sumber : Dokumentasi Pribadi
5. Timbun area pelurusan jalan dengan material bagus sesuai ketinggian dan pelurusan.
Gambar 4.11 Penimbunan Material Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.12Penimbunan Material Sumber : Dokumentasi Pribadi
6. Lakukan perataan dengan menggunakan bulldozer.
Gambar 4.13 Pemerataan dengan Bulldozer Sumber : Dokumentasi Pribadi
50
Gambar 4.14 Pemerataan dengan Bulldozer Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.15 Pemerataan dengan Bulldozer Sumber : Dokumentasi Pribadi
7. Lakukan pemadatan timbunan dengan vibratory roller.
Gambar 4.16 Pemadatan Setelah perataan Sumber : Dokumentasi Pribadi
8. Lakukan scrab menggunakan Grader untuk membentuk crossfall dan jalur air.
Gambar 4.17 Pembuatan Jalur air dan Crossfall Sumber : Dokumentasi Pribadi
52
9. Bentuk kembali pelurusan bundwall yang standar dengan excavator back hoe.
Gambar 4.18 Pembuatan Bundwall Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sesudah Pelurusan Jalan :
Gambar 4.19 Sesudah Pelurusan Jalan Sumber : Dokumentasi Pribadi
Foto dari drone sebelum pelurusan jalan :
Gambar 4.20 Segmen jalan sebelum pelurusan Sumber : PT.Pama Persada
Foto dari drone sesudah pelurusan jalan :
Gambar 4.21 Segmen jalan sesudah pelurusan Sumber : PT.Pama Persada
54 Koordinat titik pada segmen jalan yang diteliti :
Gambar 4.22 Koordinat Jalan Buton Sumber : PT Adaro Indonesia
Gambar 4. 23 Koordinat Jalan Buton Sumber : PT Adaro Indonesia
56
Didapatkan dari software surpac titik koordinat Jalan Buton Y = 11396.128, X=
5369.169, dan Z = 9.019 (Gambar 4.22) sampai Y = 11967.151, X = 5600.727, dan Z = 42.663 (Gambar 4.23).
Pengukuran segmen Jalan Buton seluruhnya dengan cara membagi menjadi 2 segmen (Gambar 4.24):
1. Segmen Jalan Buton sampai simpang Geomembran dengan jarak 1089,884 meter (Gambar 4.25).
2. Segmen simpang Geomembran menuju arah disposal dengan jarak 687,903 meter (Gambar 4.25).
Total panjang seluruh segmen Jalan Buton sampai arah disposal : 1777,787 meter (Gambar 4.25).
:
Panjang Jalan Buton menggunakan software surpac
Gambar 4.24 Panjang Segmen Jalan Buton Sumber : PT Adaro Indonesia
58
Panjang Jalan Buton menggunakan software surpac
Gambar 4.25 Panjang Seluruh Segmen Jalan Buton Sumber : PT. Adaro Indonesia
Pengukuran jalan menggunakan GPS Trimble, lalu diolah menggunakan software surpac 6.3, didapatkan Panjang Jalan pada segmen Beda elevasi sebelum pelurusan, yaitu 687,90 meter (Gambar 4.26).
Pengukuran jalan menggunakan GPS Trimble, lalu diolah menggunakan software surpac 6.3, didapatkan panjang jalan pada segmen beda elevasi setelah pelurusan, yaitu 666,63 meter (Gambar 4.27).
Didapatkan dari pelurusan segmen jalan buton terdapat pengurangan jarak yaitu, sebagai berikut :
Sebelum pelurusan : 687,90 meter Sesudah pelurusan : 666,63 meter Sehingga terdapat pengurangan Jarak : 687,90 meter - 666,62 meter = 21,27 meter
60 Pengukuran jalan sebelum pelurusan menggunakan Software Surpac :
Gambar 4.26 Panjang Segmen Jalan Sumber : PT. Adaro Indonesia
Gambar 4.27 Panjang Segmen Jalan Sumber : PT. Adaro Indonesia
62
EMPTY SPEED LOADED SPEED AVG Speed
Speed Aktual Jalan Buton (km/jam)
Agustus September Achievement
Grafik 4.2 speed HD 785 aktual Jalan Buton Sumber : PT. Pama Persada
Selisih kecepatan :
Muatan : 19,56 - 18,84 = 0,72 km/jam Kosongan : 20,83 – 19,70 = 1,13 km/jam Rata – rata : 20,20 – 19,27 = 0,93 km/jam
Setelah dilakukan pelurusan badan jalan pada segmen Jalan Buton didapatkan pengurangan panjang sebesar 21,27 meter dan peningkatan kecepatan rata-rata sebesar 0,93 km/jam ( Achievement 104,82%).
4.4 Perhitungan Penambahan Produktivitas hauler
Gambar 4.28 Fleet EX1740 (Komatsu PC 2000) Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.29 Fleet EX721 (Hitachi EX2500) Sumber : Dokumentasi Pribadi
Didapatkan kapasitas bucket untuk Hitachi EX2500 sebesar 15 . Sedangkan kapasitas bucket untuk Komatsu PC2000 sebesar 12 .
Gambar 4. 30 Bucket Hitachi EX2500 Sumber : Hitachi EX2500-6 Specifications Handbook
Tabel 4.2 Tabel Bucket Komatsu PC2000 Sumber : Komatsu PC2000 Specifications Handbook
64
1 EX721 EX2500 0.83 15 12.45
2 EX721 EX2500 0.83 15 12.45
3 EX1740 PC2000 0.83 12 9.96
4 EX1740 PC2000 0.83 12 9.96
No Type DIGGER Job Eff (E) Cap Cap (LCM)
Handbook
1 EX721 EX2500 9.5
2 EX721 EX2500 9.5
3 EX1740 PC2000 7.6
4 EX1740 PC2000 7.6
No Type DIGGER Cap (q1)
(BCM)
1 EX721 EX2500 9.5 1.1 10.45
2 EX721 EX2500 9.5 1.1 10.45
3 EX1740 PC2000 7.6 1.1 8.36
4 EX1740 PC2000 7.6 1.1 8.36
No Type DIGGER Cap (q1) q ( q1 x K)
(BCM)
Fill Factor (K)
Ketika telah didapatkan kapasitas bucket tiap alat berat maka dikali dengan Job Effisiensi sehingga menghasilkan kapasitas loose cubic meter (LCM).
Tabel 4.3 kapasitas LCM (loose cubic meter)
Lalu setelah didapatkan kapasitas LCM (loose cubic meter) dikali dengan berat jenis overburden dalam keadaan loose dan dibagi oleh berat jenis overburden dalam keadaan bank. Sehingga dihasilkan kapasitas (q1) dalam BCM (bank cubic meter).
Tabel 4.4 kapasitas q1 dalam BCM (bank cubic meter)
Ketika telah didapatkan kapasitas dalam BCM lalu dikali dengan bucket fill factor sehingga mendapatkan kapasitas volume bucket aktual.
Tabel 4.5 kapasitas bucket sesungguhnya (q)
1 EX721 EX2500 42 10.45 4
2 EX721 EX2500 42 10.45 4
3 EX1740 PC2000 42 8.36 5
4 EX1740 PC2000 42 8.36 5
No Type DIGGER Truck Avg
(Kap Vessel) q ( q1 x K) PASS (std)
EX721 EX1740
36.00 35.00
Kemudian mencari kapasitas vessel HD 785 dengan cara konversi dari ton menjadi BCM dengan cara maksimum muatan yang dapat diterima hauler dibagi dengan Bank density OB didapatkan hasil :
Rata-rata muatan 93.65 Ton BCM =
= 6
= 42 BCM
Ketika telah didapatkan kapasitas vessel HD 785 dalam bentuk BCM kemudian mencari berapa kali pemuatan bucket untuk dapat memenuhi kapasitas vessel HD 785 dengan cara kapasitas vessel HD 785 (BCM) dibagi dengan kapasitas volume bucket aktual.
Tabel 4.6 Pemuatan memenuhi kapasitas vessel HD 785
Selanjutnya didapatkan rata-rata cycle time loader dalam satu siklus dari bulan Agustus – September 2018 didapatkan untuk loader Hitachi EX2500 (EX721) yaitu 36 detik dan loader Komatsu PC2000 (EX1740) yaitu 35 detik.
Tabel 4.7 cycle time loader EX721 dan EX1740
Kemudian hasil cycle time loader dalam detik di konversi dalam bentuk menit dibagi 60, lalu dikali pemuatan bucket untuk dapat memenuhi kapasitas vessel HD 785 (Pass). Hasil cycle time loader menit dikali dengan (Pass) didapatkan waktu loading time.
66
1 EX721 EX2500 36 0.6 4 2.4
2 EX721 EX2500 36 0.6 4 2.4
3 EX1740 PC2000 35 0.58 5 2.92
4 EX1740 PC2000 35 0.58 5 2.92
Cycle
3 EX1740 PC2000 2.92 0.8 0.1 0.58 3.25
4 EX1740 PC2000 2.92 0.8 0.1 0.58 3.25
1st Dump
(Mnt) Cycle Time Loading - Exchange + 1st dump
Tabel 4 8 waktu pemuatan loading time
Hasil loading time tersebut ditambah waktu manuver HD 785 (menit) dan waktu dumping pertama (menit) dan dikurangi oleh waktu satu siklus loader (menit) didapatkan waktu loading – exchange + 1st dump (menit).
Tabel 4.9 loading – exchange + 1st dump
Hal berikutnya yang dilakukan yaitu mencari jarak dari front menuju disposal.
Didapatkan jarak rata-rata di Bulan Agustus sebesar 6,23 km untuk EX721 dan 6,1 km untuk EX1740. Sedangkan pada Bulan September 2018 jarak rata-rata sebesar 6,31 km untuk EX721 dan 6,12 km untuk EX1740.
Tabel 4.10 Jarak fleet EX721 dan EX1740 Bulan Agustus dan September 2018
Loading – Exchange +1st dump = loading time (menit) + manuver HD 785 (menit) + 1st dump (menit) – cycle time (menit)
Avg Speed Travel time (L+E) km/hr (mnt)
1 EX721 EX2500 Agustus 6.23 19.27 38.80
2 EX721 EX2500 September 6.31 20.2 37.49
3 EX1740 PC2000 Agustus 6.1 19.27 37.99
4 EX1740 PC2000 September 6.12 20.2 36.36
No Type DIGGER Bulan Distance
(km)
(m) (km) jam detik
1 LP - A 203.4 0.2034 -0.64% 14213.7 -2021.5 12192.2 1 10.8 0.018833 67.8 2 A - B 208.7 0.2087 -0.96% 14213.7 -3032.3 11181.4 2 15.1 0.013821 49.75629 3 B - C 227.5 0.2275 -1.71% 14213.7 -5401.2 8812.5 3 20.1 0.011318 40.74627 4 C - D 263.61 0.26361 -7.89% 14213.7 -24921.4 -10707.7 4 27.3 0.009656 34.76176 5 D - E 252.67 0.25267 -6.03% 14213.7 -19046.4 -4832.7 4 27.3 0.009255 33.31912 6 E - F 229 0.229 4.37% 14213.7 13803.1 28016.8 2 15.1 0.015166 54.59603 7 F- G 200 0.2 4.70% 14213.7 14845.4 29059.1 3 20.1 0.00995 35.8209 8 G - H 284.53 0.28453 8.18% 14213.7 25837.3 40051.0 2 15.1 0.018843 67.83497 9 H - I 276.38 0.27638 7.54% 14213.7 23815.8 38029.5 2 15.1 0.018303 65.89192 10 I - J 234.81 0.23481 5.89% 14213.7 18604.2 32817.9 2 15.1 0.01555 55.98119 11 J - K 210.64 0.21064 1.16% 14213.7 3664.0 17877.7 3 20.1 0.01048 37.72657 12 K - L 207.3 0.2073 7.82% 14213.7 24700.3 38914.0 2 15.1 0.013728 49.42252 13 L - M 204.09 0.20409 5.20% 14213.7 16424.7 30638.4 2 15.1 0.013516 48.65722 14 M - N 233.34 0.23334 0.44% 14213.7 1389.8 15603.5 3 20.1 0.011609 41.79224 15 N - O 240.17 0.24017 1.79% 14213.7 5653.9 19867.6 3 20.1 0.011949 43.01552 16 O - P 204.33 0.20433 8.07% 14213.7 25489.9 39703.6 2 15.1 0.013532 48.71444 17 P - Q 242.4 0.2424 7.61% 14213.7 24036.9 38250.6 2 15.1 0.016053 57.79073 18 Q - R 200 0.2 6.76% 14213.7 21352.1 35565.8 2 15.1 0.013245 47.68212 19 R - S 220.19 0.22019 6.87% 14213.7 21699.6 35913.3 2 15.1 0.014582 52.49563 20 S - T 266.31 0.26631 -3.76% 14213.7 -11876.3 2337.4 3 20.1 0.013249 47.69731 21 T - U 203.22 0.20322 -5.41% 14213.7 -17088 -2874.3 4 27.3 0.007444 26.79824 22 U - V 250.5 0.2505 -0.70% 14213.7 -2211.0 12002.7 4 27.3 0.009176 33.03297 23 V -W 204.47 0.20447 6.99% 14213.7 22078.6 36292.3 2 15.1 0.013541 48.74781 24 W - X 206.3 0.2063 1.06% 14213.7 3348.1 17561.8 3 20.1 0.010264 36.94925 25 X - Y 230.22 0.23022 4.22% 14213.7 13329.3 27543.0 3 20.1 0.011454 41.23343 26 Y - Z 205.4 0.2054 5.95% 14213.7 18793.7 33007.4 3 20.1 0.010219 36.78806 27 Z - A' 206.17 0.20617 6.20% 14213.7 19583.3 33797.0 2 15.1 0.013654 49.15311 28 A' - DP 200 0.2 1.50% 14213.7 4737.9 18951.6 1 10.1 0.019802 71.28713 1325.493 22.09 Waktu tempuh teoritis keadaan bermuatan setelah perbaikan jalan
RP utk
Setelah didapatkan kecepatan rata-rata dan jarak rata-rata dari 2 fleet tersebut pada Bulan Agustus – September 2018 hal yang dilakukan kemudian adalah mencari travel time (loading + empty) dalam waktu menit, yaitu dengan cara :
Tabel 4 11 Travel Time
Untuk mendapat estimasi travel time lebih rinci keadaan unit hauler dalam keadaan bermuatan dan kosong digunakan perhitungan rimpull [4] yaitu :
Tabel 4.12 Waktu tempuh teoritis keadaan bermuatan berdasarkan perhitungan rimpull
T
ravel Time = 𝐷𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒𝐴𝑣𝑔 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 𝑋 𝑋 2
68
(m) (km) jam detik
1 A - LP 203.4 0.2034 0.64% 6023.7 818.3 6842.0 2 15.1 0.01347 48.49272
2 B - A 208.7 0.2087 0.96% 6023.7 1227.5 7251.2 3 20.1 0.010383 37.3791
3 C - B 227.5 0.2275 1.71% 6023.7 2289.0 8312.7 3 20.1 0.011318 40.74627
4 D - C 263.61 0.26361 7.89% 6023.7 10561.6 16585.3 2 15.1 0.017458 62.84742
5 E - D 252.67 0.25267 6.03% 6023.7 8071.8 14095.5 3 20.1 0.012571 45.25433
6 F - E 229 0.229 -4.37% 6023.7 -5849.7 174.0 5 36.2 0.006326 22.77348
7 G - F 200 0.2 -4.70% 6023.7 -6291.4 -267.7 5 36.2 0.005525 19.8895
8 H - G 284.53 0.28453 -8.18% 6023.7 -10949.7 -4926.0 5 36.2 0.00786 28.2958
9 I - H 276.38 0.27638 -7.54% 6023.7 -10093.0 -4069.3 5 36.2 0.007635 27.4853
10 J - I 234.81 0.23481 -5.89% 6023.7 -7884.4 -1860.7 5 36.2 0.006486 23.35127
11 K - J 210.64 0.21064 -1.16% 6023.7 -1552.8 4470.9 5 36.2 0.005819 20.94762
12 L - K 207.3 0.2073 -7.82% 6023.7 -10467.9 -4444.2 5 36.2 0.005727 20.61547 13 M - L 204.09 0.20409 -5.02% 6023.7 -6719.8 -696.1 5 36.2 0.005638 20.29624 14 N - M 233.34 0.23334 -0.44% 6023.7 -589.0 5434.7 5 36.2 0.006446 23.20508 15 O - N 240.17 0.24017 -1.79% 6023.7 -2396.1 3627.6 5 36.2 0.006635 23.88431 16 P - O 204.33 0.20433 -8.07% 6023.7 -10802.5 -4778.8 5 36.2 0.005644 20.32011 17 Q - P 242.4 0.2424 -7.61% 6023.7 -10186.7 -4163.0 5 36.2 0.006696 24.10608 18 R - Q 200 0.2 -6.76% 6023.7 -9048.9 -3025.2 5 36.2 0.005525 19.8895 19 S - R 220.19 0.22019 -6.87% 6023.7 -9196.2 -3172.5 5 36.2 0.006083 21.89735 20 T - S 266.31 0.26631 3.76% 6023.7 5033.1 11056.8 2 15.1 0.017636 63.49113 21 U - T 203.22 0.20322 5.41% 6023.7 7241.8 13265.5 2 15.1 0.013458 48.4498 22 V - U 250.5 0.2505 0.70% 6023.7 937.0 6960.7 3 20.1 0.012463 44.86567 23 W -V 204.47 0.20447 -6.99% 6023.7 -9356.8 -3333.1 4 27.3 0.00749 26.96308 24 X - W 206.3 0.2063 -1.06% 6023.7 -1418.9 4604.8 4 27.3 0.007557 27.2044 25 Y - X 230.22 0.23022 -4.22% 6023.7 -5648.9 374.8 4 27.3 0.008433 30.35868 26 Z - Y 205.4 0.2054 -5.95% 6023.7 -7964.7 -1941.0 4 27.3 0.007524 27.08571 27 A' - Z 206.17 0.20617 -6.20% 6023.7 -8299.3 -2275.6 3 20.1 0.010257 36.92597 28 DP - A' 200 0.2 -1.50% 6023.7 -2007.9 4015.8 1 10.79 0.018536 66.72845 923.7499 15.40 Waktu tempuh teoritis keadaan kosong setelah perbaikan jalan
Total
Tabel 4.13 Waktu tempuh teoritis keadaan kosong berdasarkan perhitungan rimpull
Didapatkan untuk digger EX 721 waktu tempuh teoritis keadaan bermuatan setelah perbaikan jalan yaitu 22,09 menit (Tabel 4.12) sedangkan untuk waktu tempuh teoritis keadaan kosong setelah perbaikan jalan yaitu 15,40 menit (Tabel 4.13). Sehingga total travel time hauler yang dibutuhkan setelah perbaikan jalan yaitu 37,49 menit.
Tabel 4.14 Waktu tempuh teoritis keadaan bermuatan berdasarkan perhitungan rimpull
70
(mnt) (20 s) (30 s) (Menit) (Menit)
1 EX721 EX2500 Agustus 6.23 38.8 0.3 0.5 2.72 42.35
2 EX721 EX2500 September 6.31 37.49 0.3 0.5 2.72 41.04
3 EX1740 PC2000 Agustus 6.1 37.99 0.3 0.5 3.25 42.07
4 EX1740 PC2000 September 6.12 36.36 0.3 0.5 3.25 40.44
Distance
1 B - A 208.7 0.2087 0.96% 6023.7 1227.5 7251.2 2 15.1 0.013821 49.75629
2 C - B 227.5 0.2275 1.71% 6023.7 2289.0 8312.7 3 20.1 0.011318 40.74627
3 D - C 263.61 0.26361 7.89% 6023.7 10561.6 16585.3 2 15.1 0.017458 62.84742
4 E - D 252.67 0.25267 6.03% 6023.7 8071.8 14095.5 3 20.1 0.012571 45.25433
5 F - E 229 0.229 -4.37% 6023.7 -5849.7 174.0 5 36.2 0.006326 22.77348
6 G - F 200 0.2 -4.70% 6023.7 -6291.4 -267.7 5 36.2 0.005525 19.8895
7 H - G 284.53 0.28453 -8.18% 6023.7 -10949.7 -4926.0 5 36.2 0.00786 28.2958
8 I - H 276.38 0.27638 -7.54% 6023.7 -10093.0 -4069.3 5 36.2 0.007635 27.4853
9 J - I 234.81 0.23481 -5.89% 6023.7 -7884.4 -1860.7 5 36.2 0.006486 23.35127
10 K - J 210.64 0.21064 -1.16% 6023.7 -1552.8 4470.9 5 36.2 0.005819 20.94762
11 L - K 207.3 0.2073 -7.82% 6023.7 -10467.9 -4444.2 5 36.2 0.005727 20.61547 12 M - L 204.09 0.20409 -5.02% 6023.7 -6719.8 -696.1 5 36.2 0.005638 20.29624 13 N - M 233.34 0.23334 -0.44% 6023.7 -589.0 5434.7 5 36.2 0.006446 23.20508 14 O - N 240.17 0.24017 -1.79% 6023.7 -2396.1 3627.6 5 36.2 0.006635 23.88431 15 P - O 204.33 0.20433 -8.07% 6023.7 -10802.5 -4778.8 5 36.2 0.005644 20.32011 16 Q - P 242.4 0.2424 -7.61% 6023.7 -10186.7 -4163.0 5 36.2 0.006696 24.10608
17 R - Q 200 0.2 -6.76% 6023.7 -9048.9 -3025.2 5 36.2 0.005525 19.8895
18 S - R 220.19 0.22019 -6.87% 6023.7 -9196.2 -3172.5 5 36.2 0.006083 21.89735 19 T - S 266.31 0.26631 3.76% 6023.7 5033.1 11056.8 2 15.5 0.017181 61.85265 20 U - T 203.22 0.20322 5.41% 6023.7 7241.8 13265.5 2 15.5 0.013111 47.19948 21 V - U 250.5 0.2505 0.70% 6023.7 937.0 6960.7 3 20.1 0.012463 44.86567 22 W -V 204.47 0.20447 -6.99% 6023.7 -9356.8 -3333.1 4 27.3 0.00749 26.96308 23 X - W 206.3 0.2063 -1.06% 6023.7 -1418.9 4604.8 4 27.3 0.007557 27.2044 24 Y - X 230.22 0.23022 -4.22% 6023.7 -5648.9 374.8 4 27.3 0.008433 30.35868 25 Z - Y 205.4 0.2054 -5.95% 6023.7 -7964.7 -1941.0 4 27.4 0.007496 26.98686 26 A' - Z 206.17 0.20617 -6.20% 6023.7 -8299.3 -2275.6 2 15.1 0.013654 49.15311 27 DP - A' 200 0.2 -1.50% 6023.7 -2007.9 4015.8 1 10.82 0.018484 66.54344 896.6888 14.94 Kec
(km/Jam)
Waktu
Waktu tempuh teoritis keadaan kosong setelah perbaikan jalan No Segmen
Tabel 4.15 Waktu tempuh teoritis keadaan kosong berdasarkan perhitungan rimpull
Sedangkan untuk digger EX 1740 waktu tempuh teoritis keadaan bermuatan setelah perbaikan jalan yaitu 21,42 menit (Tabel 4.14) sedangkan untuk waktu tempuh teoritis keadaan kosong setelah perbaikan jalan yaitu 14,94 menit (Tabel 4.15). Sehingga total travel time hauler yang dibutuhkan setelah perbaikan jalan yaitu 36,36 menit.
Ketika telah didapatkan waktu travel time (menit) dan loading – exchange +1st dump baru dapat dilakukan mencari cycle time HD 785 dengan cara :
Tabel 4.16 Cycle Time hauler
Cycle Time Hauler = Travel Time (menit) + Spoting (menit) + Dumping (menit) – (loading – exchange +1st dump)
Ritase PDVTY Haul
(ea) (BCM/hr)
1 EX721 EX2500 Agustus 1.42 42 59.51
2 EX721 EX2500 September 1.46 42 61.41
3 EX1740 PC2000 Agustus 1.43 42 59.9
4 EX1740 PC2000 September 1.48 42 62.31
Bulan
Tabel 4.17 Jumlah Ritase hauler
Setelah didapatkan ritase hauler kemudian di kali oleh kapasitas vessel hauler (BCM) dan didapatkan produktivitas hauler BCM/jam.
Tabel 4.18 Productivity Hauler
Dari tabel tersebut dapat dilihat penambahan produktivitas hauler/jam/unit hauler.
Tabel 4.19 Penambahan produktivitas hauler
Dengan adanya pelurusan badan Jalan Buton maka dapat di asumsikan penambahan produktivitas hauler sebesar 1,90 BCM/jam/unit hauler pada EX721 dan 2,41 BCM/jam/unit hauler pada EX1740.
(Menit) (ea)
1 EX721 EX2500 Agustus 6.23 42.35 1.42
2 EX721 EX2500 September 6.31 41.04 1.46
3 EX1740 PC2000 Agustus 6.1 42.07 1.43
4 EX1740 PC2000 September 6.12 40.44 1.48
CT Truck Ritase
No Type DIGGER Bulan Distance
(km)
Ritase =
60𝐶𝑇 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘
72
(menit) (50 s) (5 s) (Mnt) (Menit)
1 EX721 EX2500 2.4 0.8 0.1 0.6 2.72
2 EX721 EX2500 2.4 0.8 0.1 0.6 2.72
3 EX1740 PC2000 2.92 0.8 0.1 0.58 3.25
4 EX1740 PC2000 2.92 0.8 0.1 0.58 3.25
1st Dump
(Mnt) Cycle Time Loading - Exchange + 1st dump
1 EX721 EX2500 Agustus 6.23 38.8 0.3 0.5 2.72 42.35
2 EX721 EX2500 September 6.31 37.49 0.3 0.5 2.72 41.04
3 EX1740 PC2000 Agustus 6.1 37.99 0.3 0.5 3.25 42.07
4 EX1740 PC2000 September 6.12 36.36 0.3 0.5 3.25 40.44
Distance
Perhitungan Produktivitas Digger :
Mencari loading – exchange + 1st dump dengan cara :
Tabel 4.20 loading – exchange +1st dump
Kemudian mencari cycle time hauler dengan cara :
Tabel 4.21 Cycle Time Hauler
Setelah di dapatkan waktu loading – exchange +1st dump (menit) dan cycle time hauler (menit) maka dilakukan pembagian dengan cara cycle time hauler (menit) : loading – exchange +1st dump (menit) yang menghasilkan berapa jumlah unit hauler yang dibutuhkan.
Loading – Exchange +1st dump = loading time (menit) + manuver HD 785 (menit) + 1st dump (menit) – cycle time (menit)
Cycle Time Hauler = Travel Time (menit) + Spoting (menit) + Dumping (menit) – (loading – exchange +1st dump)
(Menit) (Menit) (ea)
1 EX721 EX2500 42.35 2.72 16
2 EX721 EX2500 41.04 2.72 16
3 EX1740 PC2000 42.07 3.25 13
4 EX1740 PC2000 40.44 3.25 13
4 EX1740 PC2000 40.44 3.25 13