• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Etika Bisnis Syariah pada Pelayanan di Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi

HASIL PENELITIAN

B. Implementasi Etika Bisnis Syariah pada Pelayanan di Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi

Sebagaimana telah disebutkan di atas, Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah non bank yang pengoperasiannya tidak jauh berbeda dengan koperasi syariah yang bergerak dalam sektor menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat bawah yang berlandaskan etika bisnis syariah. Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi ini merupakan koperasi syariah pertama di Bukittinggi. Yang berdiri pada tanggal 31 Januari 2006. Tempat yang strategis berada di tengah-tengah pasar tradisional membuat Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi ini berpeluang dalam mengembangkan bisnisnya. Salah satu sasaran utama mereka adalah masyarakat yang berdagang di pasar lereng dan pasar bawah. Etika bisnis syariah merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Artinya etika bisnis syariah merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan bisnis suatu perusahaan.48 Sedangkan pelayanan adalah kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak pada pihak lain yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produksi fisik maupun tidak.

48Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 35-36

50

Setiap harinya aktivitas melayani menjadi salah-satu bagian penting yang harus dilakukan baik pengelola maupun karyawan di Baitul Maal Wa Tamwil Al-hijrah Bukittinggi kepada masyarakat yang datang atau biasa disebut sebagai nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan yang diberikan oleh pimpinan/karyawan Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi kepada nasabah. Dalam etika bisnis Islam untuk melaksanakan bisnisnya semua kegiatan harus berpatokan kepada Al-Quran dan Hadits tak terkecuali juga pada pelayanan yang diberikan. Pelayanan dalam pandangan Islam sangat penting sekali diterapkan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Dalam Islam melayani seseorang tidak boleh dengan wajah yang kusut atau tidak ramah tetapi harus bersikap ramah tamah, bertutur kata yang baik, sopan dan santun tanpa membedakan suatu pihak begitupun seharusnya di Baitul Maaal Wa Tamwil al-Hijrah Bukittinggi. Namun sistem pelayanan yang diberikan karyawan kepada nasabah disini berbeda-beda seperti jika yang datang sebagai nasabah adalah orang yang memiliki hubungan keluarga dengan salah satu karyawan di Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah maka mereka melayani dengan cepat, muka yang ramah, sopan santun dan wajah yang ceria. Namun jika yang datang adalah orang biasa saja dengan pakaian sederhana dan agak lusuh karyawan cenderung menampakkaan wajah yang kurang baik, cuek, sombong dan lengah, mereka akan melayani jika nasabah bertanya terlebih dahulu kepada mereka namun jika tidak karyawan tampak lebih acuh dan sibuk sendiri dan berbeda jika yang datang itu adalah orang

51

yang berpakaian bagus mereka lebih bersikap baik dan bermuka manis. Hal yang serupa juga ditunjukan dengan sikap pengelola yang melayani nasabah secara tidak adil seperti jika nasabah yang datang adalah orang yang sudah kenal dan orang yang penting maka mereka melayani dengan sangat baik bahkan sebelum masuk sudah di tunggu di depan pintu dan di jemput masuk lalu dengan muka sembringah sudah dipersilahkan duduk dan keinginannya lebih di dahulukan tanpa mempertimbangkan nasabah yang sudah datang terlebih dahulu.

Dari hasil wawancara kepada responden yang berpedoman kepada pedoman wawancara penulis mengambil beberapa pertanyaan yang ada dalam implementasi etika bisnis syariah pada pelayanan di baitul maal wa tamwil al-hijrah bukittinggi. Seperti pengungkapan ibu Rina salah seorang nasabah di pasar bawah

“saya mengetahui Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah ini dari salah satu teman saya yang sudah terlebih dahulu menjadi nasabah di sana dan saya merasa terbantu dengan adanya lembaga ini”.49

Dari pengungkapan serupa juga diungkapkan oleh ibuk Riana

“ Saya tau Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah ini karena berada di dekat rumah dan saya senang dengan keberadaannya karena dapat membantu perekonomian rakyat kecil seperti saya dan dapat membantu saya untuk menutupi modal yang kecil sehingga bisa menutupi biaya sekolah anak saya”50

49 Rina, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

50 Riana, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

52

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dapat ditarik kesimpulan salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat bergabung dengan baitul maal wa tamwil al-hijrah ini karena faktor ekonomi yang semakin sulit sehingga mereka harus memutar otak dan lembaga inilah menjadi solusinya.

Banyak masyarakat yang menerima keberadaan Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah ini karena dengan adanya lembaga ini banyak masyarakat dengan ekonomi yang tergolong rendah merasa terbantu.

Hasil wawancara dengan responden bapak sukri mengatakan

“ saya merasa pelayanan yang diberikan pihak Baitul Maal Wa Tamwil Al-hijrah kurang baik, ada unsur ketidakadilan yang diberikan mereka dalam melayani kebutuhan nasabah seperti mereka lebih senang jika nasabah yang datang adalah nasabah yang sebelumnya sudah akrab dengan mereka sementara jika belum mereka cenderung bersikap sombong”51

Senada dengan pengungkapan Bapak Safar

“saya merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan pihak Baitul Maal Wa Tamwil Al-hijrah ini, karena karyawan agak sombong dan tidak ramah dalam melayani nasabah “.52

Hal serupa juga di ungkapkan ibuk Riri

“saya tidak senang dengan karyawannya mereka terlalu cuek kepada nasabah seperti saya tapi jika ada nasabah yang berpakaian bagus datang muka mereka sembringah dalam melayani seperti diperlakukan khusus gitu.” 53

Hal serupa juga diungkapkan bapak Nasir

51 Sukri, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

52 Safar, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

53 Riri, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

53

“ketika saya datang ke baitul maal wa tamwil semua karyawannya selalu sibuk sendiri kadang kalau disapapun tidak menjawab. Mereka cenderung sibuk dengan hal-hal yang rasanya tidak penting dan melayani nasabah sesuka hatinya apalagi nasabahnya orang kecil seperti saya mukanya masam terus” 54

Jadi dari hasil wawancara yang penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah tidak nyaman terhadap pelayanan yang diberikan karyawan di Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah. Dimana mereka melayani nasabah dengan tidak adil seperti mengkhususkan pelayanan terhadap nasabah yang sudah mereka kenal terlebih dahulu, menampakkan wajah yang sembringah terhadap nasabah yang datang dengan pakaian rapi namun jika nasabah yang datang adalah orang kecil/sederhana mereka melayani dengan tidak ramah, cuek, sedikit sombong dan sering mengulur-ulur waktu lebih suka sibuk sendiri ketimbang bertanya apa kebutuhan nasabah.

Selain itu peneliti juga bertanya kepada responden lain seperti yang di ungkapkan Ibuk Yeni

“seharusnya sebagai karyawan harus bersikap adil dalam melayani apalagi ini adalah lembaga syariah. Jika pelayanannya seperti ini tentu dapat berakibat buruk terhadap reputasi Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah ini” 55

Sama halnya dengan Pengungkapan bapak Agus

“Karyawan harus melayani nasabah dengan sopan tanpa dibeda-bedakan karena hak nasabah semuanya kan sama jika terus seperti ini bisa jadi untuk selanjutnya banyak nasabah yang kabur”.56

54 Nasir, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

55 Yeni, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

54

Dari hasil wawancara dengan responden dapat peneliti simpulkan bahwa dalam melayani nasabah karyawan harus bersikap baik sesuai dengan etika bisnis syariah. Jika keadaan ini terus berlanjut maka akan merusak reputasi perusahaan. Bisa jadi banyak nasabah yang kabur dengan pelayanan seperti itu dan akibatnya dapat merugikan perusahan.

Seperti yang diungkapkan ibuk Nia

“saya pribadi tidak pernah complain dan meski banyak teman-teman sesama nasabah yang mengeluhkan pelayanan yang kurang baik tersebut tapi kami tidak berani untuk complain alasannya karena kami takut nanti akan dipersulit dalam transaksi akad dan pencairan dana” 57

Hal senada juga diungkapkan ibuk siti

“tidak pernah complain langsung hanya saja suka merasa tidak enak hati setelah dari sana karena mendapatkan perlakuan yang tidak ramah dari karyawan namun saya merasa dirugikan dari segi waktu karena dengan pelayanan yang kurang baik bahkan terkadang sering terlambat saya merasa waktu terbuang sia-sia disana sementara saya harus dagang dan kalau tidak dagang saya dan keluarga tidak bisa makan” 58

Begitu juga dengan ungkapan dari ibuk Nisa

“saya sebenarnya tidak nyaman dengan pelayanan yang diberikan karyawan yang tidak seimbang kepada nasabah mereka lebih memfasilitasi orang-orang tertentu dibandingkan orang-orang kecil seperti kita namun tidak bisa berkomentar banyak karena kita yang butuh mereka dan dari segi waktu saya merasa dirugikan karena karyawan seirng mengulur-ulur waktu dalam melayani nasabah yang kurang mampu” 59

56 Agus, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

57 Agus, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

58 Siti, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

59 Nisa, Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

55 Senada dengan ungkapan ibuk Lia

“saya merasa pelayanan yang diberikan pihak pihak Baitul Maal Wa Tamwil Al-hijrah belum adil karena mereka melayani nasabah berbeda-beda contohnya jika nasabah berpakaian rapi mereka lebih cenderung bersikap ramah tamah sementara jika nasabahnya seperti saya ini yang orang biasa saja mereka melayani agak sombong, menunjukkan wajah kurang senang dan melayani seperti setengah hati, jika yang datang adalah orang yang penting dan sudah dikenal karyawan selalu melayani dengan wajah yang ramah seperti menunggu di pintu dan mempersilahkan masuk, begitu juga jika yang datang adalah adalah nasabah yang memiliki hubungan keluarga pada salah satu pihak mereka terlihat mengkhususkan pelayanannya bertutur kata ramah, wajah sembringah dan baik” 60

Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa banyak nasabah yang mengeluhkan pelayanan yang diberikan karyawan kurang baik. Mereka merasa kurang nyaman karena dilayani dengan tidak adil oleh karyawan padahal mereka merasa hak mereka sama sebagai nasabah namun mereka tidak berani untuk mengkritik langsung ke pihak Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah karena takut mereka akan kena dampaknya seperti akan dipersulit dalam pencairan dana sementara mereka sangat membutuhkann dana tersebut meskipun dari segi waktu mereka dirugikan karena karyawan sering mengulur-ulur waktu dalam melayani nasabah.

Keadilan adalah salah satu prinsip yang harus di junjung dalam etika bisnis syariah. Prinsip keadilan harus dipegang teguh dan menuntut agar

60 Lia, , Nasabah, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 12 Juni 2020

56

semua orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari dan prinsip-prinsip ini berkaitan erat dengan sistem nilai-nilai yang dianut dikehidupan masayarakat.

Dalam hasil survey dan wawancara yang penulis lakukan kurang lebih dari satu bulan di Baitul Maal Wa Tamwil Al-hijrah Bukittinggi sebagian besar yang menjadi nasabah di Baitul Maal Wa Tamwil Al-hijrah Bukittinggi adalah pedagang yang berjualan di pasar lereng dan pasar bawah. Diantara mereka ada nasabah yang menjadi anggota dengan syarat harus membayar simpanan pokok Rp 100.000/bulan serta simpanan wajib Rp 10.000/ bulan.

Setelah dilakukan survey terakhir pada tahun 2019 jumlah nasabah yang menjadi anggota sebanyak 487 orang. Dalam menjalankan transaksi bisnisnya sebagian karyawan datang langsung meminta angsuran kepada nasabah atau disebut dengan istilah jemput bola yaitu mulai dari jam 09.00-21.00 wib namun ada juga nasabah yang datang mengantarkan angsurannya secara langsung. Disinilah Baitul maal Wa Tamwil Al-hijrah mendapatkan keuntungan khusus karena berada di tempat strategis jadi pihak Baitul maal Wa Tamwil Al-hijrah tidak terlalu susah mencari nasabah.. Tetapi dalam melayani nasabah karyawan Baitul maal Wa Tamwil Al-hijrah sudah berlaku tidak adil yaitu adanya perbedaan pelayanan yang diberikan dalam melayani nasabah. Seperi jika nasabah yang datang adalah salah satu keluarga mereka

57

maka akan diperlakukan sangat baik dan ramah, jika yang datang adalah seperti orang yang sudah dikenal maka mereka melayani nasabah dengan menunggu di pintu sebelum nasabah masuk dan mempersilahkan duduk dan jika nasabah tersebut adalah nasabah lama yang sudah bergabung maka karyawan akan cenderung memfasilitasi mereka dengan mendahulukan kebutuhananya di bandingkan nasabah yang baru. Akan tetapi jika yang datang tersebut adalah orang biasa saja pakaiannya sederhana mereka akan melayani jika apabila nasabah sudah kekeh bertanya dengan muka yang masam, cuek dan sedikit sombong sehingga membuat nasabah merasa tidak nyaman. Dan keadaan ini tentunya akan merugikan salah satu pihak karena tidak terjadinya keseimbangan dalam pelayanan.

Karena dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah nasabah dan pimpinan Baitul maal Wa Tamwil Al-hijrah, maka penelitipun juga mewawancarai pimpinan pengelola Baitul maal Wa Tamwil Al-hijrah Bukittinggi. Hasil wawancara responden sebagai karyawan dan pimpinan/pengelola di Baitul maal Wa Tamwil Al-Hijrah

Seperti yang diungkapkan Bapak H. damuar

“saya dan juga karyawan disini merasa sudah memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah yang datang ke Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah ini contohnya jika ada yang datang kami selalu bertanya dan mempersilahkan masuk. Pada dasarnya saya melayani nasabah sesuai dengan etika bisnis syariah namun memang ada sedikit perlakuan khusus yang kita berikan kepada nasabah yang ada hubungan keluarga karena ia sudah kita kenal selain

58

itu ada juga sedikit perbedaan yang diberikan para karyawan, yaitu jika yang datang adalah nasabah yang sudah sering kesini maka kayawan akan cenderung menyapa terlebih dahulu karena merasa sudah kenal lama dan mereka juga sudah sering bersosialisi sehingga sudah terciptanya pendekatan yang baik namun jika yang datang adalah nasabah yang baru maka para karyawan cenderung akan melayani kebutuhan nasabah apabila nasabah bertanya terlebih dahulu”

Bapak H. Damuar juga mengungkapkan

“ada perbedaan pelayanan yang kita berikan yaitu melihat tergantung siapa orangnya seperti jika dia orang biasa saja kami akan melayani seperti berkata silahkan masuk namun jika nasabah yang datang adalah orang yang kita kenal mungkin sebelum masuk kita akan menunggu di pintu untuk menyambutnya namun jika ada nasabah yang agak canggung maka mereka akan melayani dengan berkata bapak/ibuk dari mana ada yang bisa di bantu?”

Hal yang sama juga di ungkapkan kak Riri selaku karyawan

“sejauh ini kami tidak pernah mendengar langsung keluhan dari nasabah terhadap pelayanan yang diberikan walaupun terkadang ada hal-hal dari luar yang menyampaikan bahwa pelayanan disini kurang memuaskan namun biasanya dalam melayani nasabah kita memang memberikan perlakuan yang berbeda seperti karakter orang yang sangar kita akan melayani dengan suara yang lantang pula namun jika nasabahnya terlalu banyak tanya bisa saja kita hanya akan melayani sesuai kebutuhan saja atau kita suruh nasabah tersebut membaca profil Baitul Maal Wa Tamwil al-Hijrah karena disana semuanya sudah lengkap karena kita juga harus melayani nasabah yang lain” 61

Jadi dapat peneliti simpulkan bahwasanya dalam menjalankan aktivitas bisnis Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah memberikan pelayanan kepada nasabah dengan cara yang berbeda-beda seperti yang sudah di ungkapkan pengelola dan karyawan Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah

61 Damuar, Pengelola Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah Bukittinggi, Wawancara Pribadi, Bukittinggi, 17 Juni 2020

59

tersebut. Hal mendasar yang membedakan nasabah dimasukkan ke dalam tiga kategori pertama karena ada hubungan keluarga dengan karyawan, kedua nasabah adalah orang yang sudah dikenal atau orang penting dan ketiga adalah mereka diperlakukan khusus karena mereka sudah lama menjadi anggota Baitul Maal Wa Tamwil Al-Hijrah tersebut sehingga sudah terciptanya kedekatan dan sosialisasi yang baik.

C. Analisis Peneliti tentang Implementasi Etika Bisnis Syariah pada