• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MENGENAI PERIZINAN PEMBANGUNAN HOTEL DI KOTA YOGYAKARTA

Pedoman wawancara untuk Pemerintah Daerah (Kepala Dinas Perijinan) Kota Yogyakarta

1. Bagaimana langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menginformasikan regulasi mengenai syarat dan prosedur perizinan pembangunan hotel kepada pengusaha?

2. Siapa atau instansi bagian apa yang bertugas menjelaskan mengenai tata cara dan syarat perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta?

3. Apa saja pokok syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha sebagai langkah perizinan pembangunan hotel?

4. Bagaimana cara Pemerintah Daerah melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan hotel?

5. Siapa dan instansi bagian apa bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan hotel tersebut?

6. Apakah ada pembicaraan antara Pemerintah Daerah dan pengusaha mengenai model dan konsep hotel yang akan dibangun, terkait dengan ketentuan pendirian bangunan atau gedung di Kota Yogyakarta?

7. Apakah ada kesulitan dalam pelaksanaan pengawasan proses pembangunan hotel tersebut, jika ada apa saja?

8. Kendala apa saja yang paling sering ditemui saat melaksanakan tugas pengawasan tersebut?

9. Apakah ada undang-undang yang mengatur tentang perlindungan dampak pembangunan hotel bagi warga masyarakat?

10.Bagaimana penerapan atau implementasi undang-undang tersebut?

11.Ketika dalam pra dan paska pembangunan hotel menyebabkan dampak negatif bagi warga, siapakah yang harus bertanggung jawab?

12.Upaya apa yang dilakukan Pemerintah Derah untuk mencegah terjadinya dampak-dampak negatif yang mungkin akan terjadi?

13.Ketika dalam suatu pengerjaan sebuah bangunan hotel terjadi suatu kendala, apakah Pemerintah Daerah turut serta dalam mengatasi kendala tersebut?

14.Apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam mengatasi kendala tersebut?

15.Apa tujuan dari dikeluarkannya Peraturan Wali Kota No.77 Tahun 2013 pengendalian hotel?

16.Pengendalian hotel tersebut bertujuan untuk apa? 17.Sejak dan sampai kapan peraturan tersebut berlaku?

Pedoman wawancara untuk Pengusaha Hotel Kota Yogyakarta

1. Bagaimana langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menginformasikan regulasi mengenai syarat dan prosedur perizinan pembangunan hotel kepada calon pengusaha?

2. Siapa atau instansi bagian apa yang bertugas menjelaskan mengenai tata cara dan syarat perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta? 3. Apa saja pokok syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha sebagai

langkah perizinan pembangunan hotel?

4. Apa saja kendala yang paling sering ditemui dalam proses pembangunan hotel?

5. Apa saja upaya pemerintah dalam membantu mengatasi kendala tersebut?

6. Bagaimana cara Pemerintah Daerah melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan hotel?

7. Siapa dan instansi bagian apa bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan hotel tersebut?

8. Apakah ada pembicaraan antara Pemerintah Daerah dan pengusaha mengenai model dan konsep hotel yang akan dibangun, terkait dengan ketentuan pendirian bangunan atau gedung di Kota Yogyakarta?

9. Ketika dalam pra dan paska pembangunan hotel menyebabkan dampak negatif bagi warga, siapakah yang harus bertanggung jawab?

10. Apakah dalam pra dan paska pembangunan hotel tersebut pengusaha selalu menggunakan regulasi terkait sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan usahanya?

11. Apakah ada isi dalam regulasi atau kebijakan tersebut yang memberatkan pengusaha? Jika ada bagian mana dan apa sebabnya?

12. Upaya apa yang dilakukan pengusaha untuk mencegah terjadiya dampak-dampak negatif yang mungkin akan terjadi?

13. Ketika dalam suatu pengerjaan sebuah bangunan hotel terjadi suatu kendala, apakah Pemerintah Daerah turut serta dalam mengatasi kendala tersebut?

14. Apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam membantu mengatasi kendala tersebut?

Pedoman wawancara untuk Warga Masyarakat Kota Yogyakarta

1. Apa saja dampak yang dirasakan oleh warga dalam pra dan paska pembangunan hotel di Kota Yogyakarta?

2. Dampak apa saja yang paling dirasakan oleh para warga?

3. Apakah ada undang-undang yang mengatur tentang perlindungan dampak pembangunan hotel bagi warga masyarakat?

4. Apakah penerapan atau implementasi undang-undang tersebut sudah berjalan dengan baik?

5. Ketika dalam pra dan paska pembangunan hotel menyebabkan dampak negatif bagi warga, siapakah yang bertanggung jawab?

6. Upaya apa yang dilakukan Pemerintah Derah dan pengusaha dalam mencegah terjadiya dampak-dampak negatif yang terjadi?

Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA 1. Narasumber : Setiyono, S.sos.

Jabatan :Kepala Bidang Pelayanan Kantor Dinas Perizinan

Pendidikan : S1

Waktu/Tempat : Senin dan Selasa (4/5 Oktober 2015)

Di Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

a. Peneliti: Apa yang menjadi landasan perizinan pembangunan hotel di Kota Yogyakarta?

Narasumber: Yang menjadi landasan dan mengatur proses perizinan tersebut adalah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung dan sekarang sudah ada peraturan walikota yang sudah ditetapkan yaitu Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2013 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel. Semua prosedur dan syarat secara lengkap sudah ada disitu. Semua mengacu paa undang-undang itu. Saya tinggal menjalankan sesuai peraturan tersebut mbak.

b. Peneliti: Bagaimana langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menginformasikan regulasi mengenai syarat dan prosedur perizinan pembangunan hotel kepada investor?

Narasumber: Langkah yang pertama melalui konsultasi kepada saya, saya yang menguraikan dan menjelaskan kembali tentang apa yang sudah ada pada peraturan perundang-undangan. Jadi investor bertemu langsung dengan saya, berkonsultasi mengenai beberapa hal seperti prosedur serta syarat-syarat yang harus dilaksanakan.

c. Peneliti: Apa saja pokok syarat yang harus dipenuhi oleh investor sebagai langkah dikeluarkannya izin pembangunan hotel?

Narasumber: Semua sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang jelas harus ada bukti nyata pemenuhan persyaratan tadi mbak.

Harus ada AMDAL, kajian lalulintas, persetujuan warga sekitar, dan lain-lain. Dan jika pembangunan tersebut berkaitan dengan kawasan cagar budaya, investor harus mengurus izin juga di Dinas Pariwisata. Jadi ketika investor mau mendapatkan izin maka harus memenuhi semua persyaratannya.

Peneliti: Apakah ada pihak hotel yang keberatan dengan prosedur dan syarat sehingga akhirnya mereka melakukan negoisasi?

Narasumber: Ada mbak, tapi kami tolak. Kami tidak menerima negoisasi. Semua prosedur dan syarat tetap harus sesuai peraturan perundang-undangan. Persyaratan harus lengkap dan benar. Kalau tidak sesuai ya tidak kami urus mbak.

Peneliti: Berapa lama proses pengeluaran izin tersebut ?

Narasumber: Untuk proses pembangunan hotel sendiri totalnya adalah 28 hari mbak. Karena hotel merupakan bangunan dengan hitungan konstruksi. Jadi setelah 28 hari izin langsung kami keluarkan dan kaami lakukan pengawasan.

Peneliti: Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus izin pembangunan hotel?

Narasumber: Itu menurut restribusi yang ada diundang-undang peraturan daerah No 3 Tahun 2013 tentang restribusi mbak. Semua lengkap disana.

d. Peneliti: Bagaimana cara pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap proses pembangunan hotel?

Narasumber: Terhadap izin yang sudah kami keluarkan, langsung kami awasi. Yang mengawasi dari bidang pengawasan. Jika dalam 6 bulan sejak izin keluar belum juga membangun, investor harus melakukan peerpanjangan IMB. Jika belum membangun lagi maka diberi kesempatan 2 kali 6 bulan. Jadi totalnya masa berlaku adalan 18 bulan. Dan pembangunan itu harus sesuai IMB yang sudah dikeluarkan.

Peneliti: Apakah dalam pelaksanaan ada hotel yang melanggar IMB yang telah dikeluarkan?

Narasumber: Banyak mbak hotel yang melanggar. Harusnya kan bangunan yang mereka buat harus sesuai IMB, setelah kami meninjau ternyata bangunan beda. Dan mereka harus mendaftarkan IMB baru. Kalau tidak membuat lagi ya izinnya kami cabut. Proses mendaftarkannya pun harus dari awal prosesnya. Tapi kalau hanya beberapa atau tidak banyak merubah, hotel hanya mengajukan gambar kembali.

e. Peneliti: Apakah ada pembicaraan antara pemerintah daerah dan investor mengenai model dan konsep hotel yang akan dibangun, terkait dengan ketentuan pendirian bangunan atau hotel di Kota Yogyakarta? Narasumber: Jadi sebelum mendaftar, investor harus mencari advis planing yaitu informasi tata ruang kota, luas nya berapa, berapa ketinggiannya, dan lain-lain, serta harus ada sertifikat terkait.

f. Peneliti: Apakah ada kesulitan dalam pelaksanaan pengawasan terhadap proses pembangunan hotel tersebut, jika ada apa saja?

Narasumber: Kami tidak mengalami kesulitan, kami mengawasi dengan dasar IMB yang kami keluarkan. Jadi ketika dalam pengawasan kami menemui pembangunan yang tidak sesuai IMB, maka kami berhentikan proses pembangunan tersebut dan investor harus mengurus IMB yang baru. Banyak mbak investor yang ngeyel. g. Peneliti: Apakah ada undang-undang yang mengatur tentang

perlindungan dampak pembangunan hotel bagi warga masyarakat? Narasumber: Waktu mencari IMB, syarat-syarat itu sudah diuji mengenai dampak lingkungan hidup, dampak kemacetan dan dampak lainnya oleh dinas terkait yang mengacu paa undang-udang lingkungan hidup dan undang-unang lalu lintas. Dan semua itu atas persetujuan masyarakat, masyarakat setuju atau tidak.

h. Peneliti: Ketika dalam pra dan paska pembangunan hotel menyebabkan dampak negatif bagi warga masyarakat, siapakah yang bertanggung jawab?

Narasumber: Sebelum izin dikeluarkan pasti sudah ada kajian lingkungan. Pasti akan diinformasikan kepada masyarakat di forum sosialisasi terkait dampak yang akan ditimbulkan. Kalau masih terjadi dampak, pasti lingkungannya tidak benar. Kemarin banyak keluhan sumur kering. Waktu di tinjau oleh badan lingkungan hidup, apakah sumur benar bermasalah? Masalah sumur itu uda diluar izin kami. Karena sebelum izin syarat lingkungan harus sudah benar. Maka yang mengurus ialah badan lingkungan hidup. Ternyata setelah dicek hotel menggunakan tanah air dangkal. Dan akhirnya badan lingkungan hidup menutup sumur tersebut. Lalu tindakan yang dilakukan selanjutnya ialah memperbaiki izin pengeboran atau pemanfaatan di dinas profinsi. Jadi harus sesuai dengan rekomendasi dinas PU-ESDM. Kalau mengenai kemacetan itu sebelum membangun, dari pihak kajian lalu lintas itu sudah menanyakan berapa kamar yang akan dibangun dan kapasitas lahan parkir yang ada. Jadi jangan sampai memngganggu kemacetan. Tapi dalam perjalanannya banyak hotel di daerah prawirotaman, kusumanegara, malioboro dan derah lain yang masih melanggar mbak sehingga kami banyak menerima keluhan dari masyarakat.

Peneliti: Apakah ada layanan yang disediakan oleh Dinas Perizinan untuk menampung keluhan masyarakat terkait dampak pembangunan hotel?

Narasumber: Kami menyediakan layanan via email, telepon, surat, dan bisa datang langsung kesini. Setelah kami menerima pengaduan keluhan lalu kami tinjau langsung ke lapangan apakah benar atau tidak keluhan tersebut. Yang melakukan pengecekan ialah bidang pengaduan dan bidang pengawasan.

i. Peneliti: Apa yang dilakukan pemerintah daerah dalam mencegah dampak-dampak negatif tersebut?

Narasumber: Pemerintah berusaha mengendalikan pembangunan hotel mbak. Walikota mengeluarkan peraturan walikota No.77 Tahun 2013 tentang pengendalian hotel. Peraturan tersebut dibuat dengan tujuan mengendalikan pendaftaran pengajuan izin pembangunan hotel selama 3 tahun. Sejak 1 januari 2014 sampai 31 desember 2016 kami tidak menerima pendaftaran pembangunan hotel baru. Tapi pembangunan masih tetap ada. Sebelum di keluarkannya peraturan walikota itu ada 104 izin yang masuk mbak. Yang sudah kami keluarkan 80, dan 24 masih proses sampai sekarang. Kami belum tau mbak peraturan tersebut akan diperpanjang masa berlakuknya atau tidak. Karena kami melihat situasi dan kondisi juga. Selama ini implementasinya berjalan lancar dan tertib, banyak media yang memantau juga.

TRANSKIP WAWANCARA