• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru di SMA Negeri 1 Gowa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

C. Hasil Penelitian

1. Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru di SMA Negeri 1 Gowa

Pada dasarnya sistem zonasi di Kabupaten Gowa telah dilakukan sejak tahun 2017, sebelum menteri pendidikan mengeluarkan peraturan

perundang-undangan mengenai kebijakan sistem zonasi. Kebijakan sistem zonasi diatur berdasarkan pasal 16 ayat 1 Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018.

Kebijakan sistem zonasi ini adalah kebijakan yang di ambil pemerintah dalam rangka pemerataan pendidikan serta pemerataan fasilitas pendidikan. Sedangkan PPDB jalur Zona/Wilayah adalah proses penerimaan peserta didik baru yang dengan mempertimbangkan jarak satuan pendidikan yang dituju dengan tempat tinggal calon peserta didik baru. Sedangkan kuota yang ditentukan oleh pemerintah adalah 90%. Namun, pada awal tahap penerapan pemerintah masih memberikan wewenang pada daerah untuk menentukan kuota zonasi. Untuk SMA Negeri 1 Gowa kuota berdasarkan Zona/Wilayah adalah sebesar 90%, dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Selebihnya, 5% kuota untuk jalur prestasi dan 5% lagi untuk siswa yang pindahan domisili.

Berdasarkan wawancara dengan MA, Selaku Kepala Sekolah, sebagai berikut :

“Penerimaan Peserta Didik Baru di SMA Negeri 1 Gowa itu berdasarkan Zona terdekat yaitu 90% , selebihnya 5% untuk jalur prestasi dan 5% untuk jalur perpindahan orang tua”. (Wawancara, 24 Agustus 2020)

Seperti yang telah dituturkan di atas, penerimaan peserta didik baru di SMA Negeri 1 Gowa itu dalam pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah diberlakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat dikatakan bahwa PPDB di SMA Negeri 1 Gowa sesuai dengan pasal 16 Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018.

Pelaksanaan kebijakan sistem Zonasi itu sudah diterapkan sebagaimana yang diungkapkan ibu ML, sebagai berikut :

“Calon Peserta didik baru yang dekat dengan sekolah bisa terjaring, tetapi disamping itu ada kelemahannya, baru-baru ini ada calon siswa yang dekat rumahnya dengan sekolah malahan justru tidak lolos masuk sehingga harus melapor ke pihak yang berwenang untuk menangani masalah tersebut”. (wawancara, 07 September 2020)

Dari hasil wawancara di atas, dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan kebijakan sistem zonasi di SMA Negeri 1 Gowa sudah bagus. Tetapi disamping itu ada kelemahannya, baru-baru ini telah terjadi kesalahan dikarenakan ada siswa yang berdomisili dekat dengan sekolah justru tidak lolos masuk di SMA Negeri 1 Gowa.

Hal serupa yang dituturkan oleh NRS, sebagai berikut :

“Sistem zonasi diberlakukan di seluruh sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah. Dengan sistem zonasi, sekolah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat paling sedikit sebesar 90%, dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Selebihnya, 5% kuota untuk jalur prestasi, dan 5% lagi untuk siswa yang pindah domisili”.( Wawancara, 29 Agustus 2020)

Berdasarkan wawancara di atas maka dapat dikatakan bahwa Implementasi Kebijakan Sistem Zonasi pada Penerimaan Peserta Didik baru di SMA Negeri 1 Gowa dapat diketahui dengan diselenggarakannya sistem zonasi diseluruh sekolah yang ada di Kabupaten Gowa.

Berdasarkan wawancara dengan AR sebagai berikut :

“Sekolah menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitasnya. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%, dan jalur perpindahan 5%. Untuk jalur prestasi atau sisa 0-30% lainnya disesuaikan dengan kondisi sekolah. Sekolah menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi”. (Wawancara, 29 Agustus 2020) Berdasarkan wawamcara di atas, dapat di ketahui bahwa penerimaan calon peserta didik baru di SMA Negeri 1 Gowa berdasarkan Peraturan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan Dinas Pendidikan. PPDB Sekolah Menengah Atas (SMA) terdiri dari 4 (empat) jalur pendaftaran, yaitu jalur zonasi, jalur afirmasi, jalur prestasi, yang terbagi menjadi 2 (dua) jalur, yaitu jalur prestasi akademik dan non-akademik serta perpindahan tugas orang tua/wali.

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROPINSI SULAWESI SELATAN

Nomor : 188.4 / 821-Sekret.1 / Disdik TENTANG

PETUNJUK DAN TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU JENJANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DAN SEKOLAH LUAR BIASA

TAHUN PELAJARAN 2020/2021 A. Jalur Zonasi

1) Kuota paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah peserta didik yang diterima oleh satuan pendidikan;

2) Kuota jalur zonasi termasuk bagi anak penyandang disabilitas. 3) Menggunakan sistem zonasi yang memperhitungkan lokasi

geografis dan lokasi satuan pendidikan;

4) Zona satuan pendidikan adalah wilayah kecamatan dimana satuan pendidikan itu berlokasi, termasuk wilayah kecamatan yang beririsan dengan wilayah satuan pendidikan tersebut;

5) Zona satuan pendidikan ditentukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan usulan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dan disetujui oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah;

6) Domisili calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang ditterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sejak tanggal pendaftaran PPDB.

7) Kartu keluarga dapat diganti dengan surat keterangan domisili dari rukun tetangga atau rukun warga yang telah dilegalisir oleh lurah/kepala desa atau pejabat setempat yang berwenang menrangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat (satu) tahun sejak diterbitkannya surat keterangan domisili.

8) Surat keterang domisili dari rukun tetangga atau rukun warga wajib dilengkapi dengan surat pernyataan orang yua/wali calon peserta didik baru yang menyatakan bersedia diproses secara hukum apabila terbukti memalsukan domisilinya.

9) Satuan pendidikan yang berlokasi di daerah perbatasan propinsi, zonasi diberlakukan berdasarkan perjanjian tertulis yang ditandatangani antara pemerintah daerah.

10) Jarak dari tempat tinggal terdekat ke satuan pendidikan dihitung menggunakan sistem teknologi informasi.

Jalur zonasi memiliki kuota paling sedikit 50% dari jumlah peserta didik yang akan diterima. Kuota jalur zonasi termasuk penyandang anak disabilitas dengan memperhitungkan lokasi geografis dan lokasi satuan pendidikan. Lokasi satuan pendidikan adalah wilayah kecamatan satuan pendidikan itu berlokasi, zona satuan pendidikan ditentukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan usulan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS), dan disetujui oleh Cabang Dinas Pendidikan Wilayah. Domisili calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang telah diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sejak tanggal pendaftaran PPDB. Dapat diganti dengan surat keterangan domisili dari rukun tetangga dan rukun warga yang telah dilegalisir oleh Lurah/Kepala Desa atau pejabat setempat yang berwenang yang menerangkan bahwa yang bersangkutan telah berdomisili

paling singkat satu tahun. Jarak dari tempat tinggal dari satuan pendidikan dihitung menggunakan sistem informasi.