• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

4.1.9 Pemeriksaan Fisik

Pada tinjauan kasus ditemukan data pada Tn.K bentuk dadanya simetris, susunan ruas tulang belakang normal, irama nafas tidak teratur, jenisnya takipnea, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi thorax sonor, tidak ada alat bantu nafas, vocal fremitus tidak sama kanan kiri, suara nafas vesikuler, adanya nyeri dada saat bernapas, adanya batuk dan produksi sputum berwarna hijau kekuningan, sedangkan pada Tn.A bentuk dadanya simetris, susunan ruas tulang belakang normal, irama nafas tidak teratur, jenisnya takipnea, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi thorax sonor, tidak ada alat bantu nafas, vocal fremitus tidak sama, terdapat ronchi di lobus paru sebelah kanan, adanya nyeri dada saat bernapas, adanya batuk dan produksi sputum berwarna hijau

Di tinjauan pustaka menurut (Somantri, 2009) biasanya pada bentuk dada pada pasien TB paru asimetris, irama nafas tidak teratur dengan jenis kussmaul, adanya retraksi otot bantu nafas, terdapat batuk dengan sputum, biasanya penderita TB paru vocal fremitus tidak sama antara kanan dan kiri, dan terdapat suara nafas ronchi. Menurut pendapat peneliti antara tinjauan

kasus dan pustaka ada beberapa kesenjangan karena pada hasil pengkajian Tn.K dan Tn.A bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tetapi pada Tn.K tidak ditemukan bunyi nafas tambahan. Karena pada Tn.K dapat melakukan batuk efektif, sedangkan Tn.A tidak dapat melakukan batuk efektif sehingga produksi sputum masih terdapat di paru-paru.

4.1.9.2 Sistem Kardiovaskular (B2)

Pada tinjauan kasus ditemukan data pada Tn.K dan Tn.A adanya nyeri dada, irama jantung teratur, ictus cordis kuat, bunyi jantung S1 S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada sianosis dan clubbing finger, tidak ada pembesaran JVP. Di tinjauan pustaka menurut (Muhammad, 2012) tidak terdapat nyeri dada, gerakan dinding pada dada normal, CRT>3 detik, dan bunyi jantung normal.

Pada pengkajian ini terjadi kesenjangan karena pada Tn.K dan Tn.A terdapat nyeri dada yang dikarenakan sesak nafas yang dialami.

4.1.9.3 Sistem Persyarafan (B3)

Pada tinjauan kasus ditemukan data pengkajian pada Tn.k kesadaran composmentis, orientasi baik dapat mengenal tempat, waktu, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk dan brudzinsky, tidak ada nyeri kepala dan pusing, kebiasaan istirahat/tidur siang biasanya 1 jam/hari dan tidur malam 6 jam/hari, tidak ada kelainan nervus cranial, pupil isokor, reflek cahaya normal mengecil saat terkena cahaya, sedangkan pada Tn.A kesadaran composmentis, orientasi baik dapat mengenal tempat, waktu, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk dan brudzinsky, tidak ada nyeri kepala dan pusing, kebiasaan istirahat/tidur siang biasanya 2 jam/hari dan tidur malam 5 jam/hari, tidak ada kelainan

nervus cranial, pupil isokor, reflek cahaya normal mengecil saat terkena cahaya.

Pada tinjauan pustaka menurut (Azizah, 2011) pada pasien TB paru biasanya kesadaran composmentis, orientasi baik, tidak ada kejang, tidak ada nyeri kepala, ada gangguan pola tidur karena adanya sesak nafas, tidak ada kelainan nervus cranialis. Pada pemeriksaan mata biasanya pupil isokor, mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, lebih sensitif terhadap perubahan suhu. Antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak terjadi kesenjangan.

4.1.9.4 Sistem Genetourinaria (B4)

Ditemukan data pada tinjauan kasus pada Tn.K frekuensi berkemih teratur 3-4x/hr, sedangkan pada Tn.A frekuensi berkemih 5x/hr, bau khas urine dan berwarna kekuningan pekat, tempat yang biasa digunakan kamar mandi, tidak ada alat bantu yang digunakan.

Di tinjauan pustaka menurut (Kemenkes, 2014 dalam Niswah et al., 2021) pada sistem genetourinaria penderita TB paru biasanya bentuk alat kelamin normal, frekuensi berkemih teratur, urine berwarna kuning pekat dan bau disebabkan fungsi ginjal masih normal sebagai ekskresi meminum OAT terutama rimfapicin. Antara tinjauan pustaka dan kasus tidak terdapat kesenjangan

4.1.9.5 Sistem Pencernaan (B5)

Pada tinjauan kasus ditemukan data Tn.K dan Tn.A tidak ada masalah eliminasi alvi, kebersihan mulut bersih, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, kebiasaan gosok gigi 2x sehari, tidak ada kesulitan menelan,

kemerahan, dan pembesaran tonsil, tidak ada nyeri abdomen, asites dan nyeri tekan pada pemeriksaan abdomen, kebiasaan BAB 1x sehari konsistensinya padat berwarna kecoklatan dan bau khas feses, peristaltic usus 16x/menit dan pada Tn.A peristaltic usus 20x/menit.

Di tinjauan kasus menurut (Muhammad, 2012) pada pasien TB paru bentuk bibir normal, mukosa bibir lembab, tidak ditemukan lesi dan tidak ditemukan nyeri telan, peristaltik usus normal. Menurut pengamatan peneliti antara tinjauan kasus dan pustaka tidak terdapat kesenjangan.

4.1.9.6 Sistem Muskuloskeletal dan Intergumen (B6)

Pada tinjauan kasus didapatkan data pada Tn.K dan Tn.A tidak ada fraktur,dislokasi, dan luka. Kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (ROM) bebas, akral hangat, turgor elastis, CRT>3 detik, tidak ada edema, kebersihan kulit bersih, kemampuan melakukan ADL secara mandiri.

Sedangkan pada tinjauan pustaka menurut (Ningsih et al., 2021) aktivitas sehari-hari berkurang banyak, gejala yang muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap, jadwal olahraga menjadi tidak teratur, adanya nyeri tekan pada sendi dan tulang akibat dari komplikasi, infeksi TB pada tulang.

Pada sistem muskuloskeletal dan intergumen terjadi kesenjangan antara tinjauan kasus dan pustaka karena pada tinjauan kasus ditemukan klien tidak mengalami kelemahan otot dan tidak terdapat nyeri tekan pada sendi atau tulang karena tidak terjadi komplikasi infeksi TB pada tulang.

4.1.9.7 Sistem Penginderaan (B7)

Pada tinjauan kasus ditemukan data pada Tn.K dan Tn.A mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra normal, ketajaman penglihatan normal, tidak ada alat bantu yang digunakan. Pada pemeriksaan hidung normal, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal. Pada pemeriksaan telinga bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada keluhan, ketajaman pendengaran normal, sedangkan pada Tn.A ketajaman pendengaran berkurang, tidak ada alat bantu yang digunakan.

Pada pemeriksaan perasa dan peraba normal klien dapat merasakan manis, pahit, asam, dan asin.

Di tinjauan pustaka menurut (Yusuf et al., 2021) pada pemeriksaan mata biasanya penderita TB paru palpebra simetris, sklera putih, konjungtiva anemis. Lansia dengan TB paru mengalami perubahan penglihatan dan ditemukan adanya pandangan ganda atau kabur. Pada pemeriksaan telinga bentuk simetris, ketajaman pendengaran menurun. Pada pemeriksaan hidung, hidung normal tidak ada epistaksis, ketajaman penciuman normal.

Pada pengkajian kasus dan pustaka tidak terjadi kesenjangan. Pada tinjauan kasus Tn.K dan Tn.A ditemukan konjungtiva tidak anemis dan ketajaman penglihatan normal

4.1.9.8 Sistem Endokrin dan Kelenjar Limfe (B8)

Pada tinjauan kasus ditemukan data pada Tn.K dan Tn.A tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe, dan parotis. Tidak ada luka gangrene.

Sedangkan pada tinjauan kasus menurut (Lemone et al., 2016) pada penderita TB paru tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar thyroid.

Pada sistem endokrin dan limfe tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan pustaka, dikarenakan pada tinjauan kasus Tn.K dan Tn.A tidak mempunyai riwayat penyakit endokrin seperti diabetes melitus dan hiperthyroid.

Dokumen terkait