• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

C. Implementasi Konsep Humanis Dalam Pembelajaran Pendidikan

Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali adalah sekolah menengah pertama yang bisa dikatakan berbasis agama Islam, karena sekolahan tersebut berada di bawah naungan organisasi Islam Muhammadiyah. Karena berada di bawah naungan organisasi Islam, maka pendidikan agama Islamnya pun juga tak kalah dengan sekolah-sekolah lain yang berbasis agama Islam. Yang membuat sekolahan ini sedikit istimewa dengan sekolah lainnya adalah banyaknya siswa yang bersekolah di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali berasal dari keluarga yang kurang beruntung, seperti anak dari panti asuhan, anak yatim piatu, anak dari keluarga broken home dan anak jalanan. Dalam tatanan pendidikan, tidak boleh membeda-bedakan siswa baik dari segi apapun, siswa harus memperoleh haknya sebagai peserta didik dan diperlakukan sebagai manusia seutuhnya, yang terpenuhi akan hak dan kewajibannya.

Dalam rangka memenuhi hak dan kewajiban peserta didik, maka SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali ini menerapkan konsep

94 humanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Konsep humanis yang diterapkan di sekolah ini memili enam indikator sebagai tujuan suapya penerapan konsep humanisme ini teraplikasikan dengan benar. Keenam indikator tersebut adalah: akal sehat, pengetahuan yang tinggi, menuju kemandirian, tanggung jawab, pluralisme (saling menghargai dan menghormati, mementingkan fungsi daripada simbol, dan keseimbangan antara reward dan punishman.

Sama halnya dengan konsep humanis, pendidikan agama Islam pun juga mempunyai indikator sebagai tujuan pembelajarannya. Indikator pendidikan agama Islam meliputi: Iman (akidah), Islam (Syariah), Ihsan (Akhlak).

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan kemudian peneliti simpulkan bahwasanya di dalam Implementasi Konsep Humanisme Dalam Pendidikan agama Islam dapat di terapkan melalui beberapa kegiatan. Dimana dalam penelitian ini dibuktikan melalui beberapa kegiatan yang di lakukan setiap hari dalam proses belajar mengajar.

a) Diskusi

Diskusi adalah suatu metode yang biasanya digunakan oleh sebagian besar pendidik untuk meningkatkan keberanian dan keaktifan serta kepercayaan diri siswanya. Karena melalui diskusi tersebut biasanya siswa di tuntut untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan mempertanggungjawabkannya. Guru/pendidik disini hanya berposisi sebagai fasilitator, yang apa bila menemui kendala atau kesulitan dalam

95 menentukan pilihan guru memberikan acuan untuk di sepakati bersama. Ini semua, sesuai dengan indikator humanisme. Yaitu Diskusi yang dilakukan pelajar di setiap kesempatan yang ada pada waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam, melatih anak untuk berfikir dan menyampaikan ide maupun gagasan mereka kepada orang lain. Dengan arena diskusi yang tidak hanya terdiri dari pelajar saja, akan tetapi para pendamping yaitu guru juga ikut di dalamnya. Mereka akan bisa bertukar pendapat antara satu dengan yang lain. Materi keagamaan yang disajikan sebagai pokok pembahasan diskusi juga bervariasi, mulai materi mengenai ibadah yang meliputi solat dan puasa, zakat, tanda-tanda hari kiamat dan materi yang meliputi pendidikan Islam seperti keimanan dan aturan atau hukum dalam agama Islam.

b) Pendampingan siswa

Pendampingan terhadap siswa di terapkan si sekolah ini, untuk membantu siswa memcahkan masalah yang dihadapi. Adanya pendampingan kepada siswa ini juga tak lepas dari tujuan humanisme yaitu memanusiakan manusia. dengan memberikan mendampingi siswa dalam memcahkan masalah maka siswa akan merasa di perhatikan oleh guru. Dengan keberadaan pendamping yang berfungsi sebagai fasilitator, maka keputusan pun diserahkan kepada siswa. Akan tetapi jika terjadi kebuntuan maka pendamping akan memberikan sedikit jawaban sebagai rangsangan (stimulant) untuk mempertajam analisa siswa dalam memcahkan masalah.

96 Pendampingan disini selain bertujuan untuk membantu siswa memecahkan masalah yang sedang di hadapinya,, juga bermaksut untuk mendampingi siswa agar siswa mau semangat untuk belajar. Karena dari semangat untuk belajar itulah nantinya siswa akan memulai berfikir postif, kreatif dan berfikir mengikuti perkembangan zaman. Adanya pendampingan juga untuk membuktikan bahwa seluruh siswa di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali ini diperhatikan oleh guru. Dengan cara seperti itu siswa akan lebih semangat dalam belajar dalam mencari ilmu.

c) Pembinaan (konseling)

Melalui pembinaan ini, para guru dapat mengetahui secara detail dan mendalam persoalan maupun kesulitan yang di hadapi oleh siswa. Pemahaman tentang persoalan yang di hadapi oleh siswa akan mempermudah pendamping untuk memberikan masukan atau nasihat untuk menentukan langkah-langkah terkait pemecahan masalah yang di hadapinya.

Pembinaan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali ini dirasa sangat perlu dilakukan. Karena anak berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan karakter anak yang berbeda-beda. Untuk memudahkan guru dalam mengatur anak dan memperbaiki karakter anak maka pembinaan ini dirasa perlu dilakukan oleh pihak sekolah.

97 Dalam melaksanakan pembinaan guru tidak langsung memnaggil siswa, tidak seperti momok dahulu bahwa kalo di adakan pembinaan pasti siswa melakukan pelanggaran. Sekarang tidak seperti itu, namun sekarang yang dinamakan pembinaan, adalah usaha mengenal siswa lebih dalam dengan tujuan merubah pribadi siswa dan menumbuhkan karakter siswa serta untuk menggali potensi-potensi siswa yang bisa di kembangkan. Dalam pembinaan ini, guru juga sering memberikan motivasi agar siswa mau untuk rajin sekolah rajin belajar, rajin beribadah, dan menyemangati untuk keberlangsungan hidup siswa, agar tidak mudah putus asa.

D. Faktor Pendukung Implementasi Konsep Humanisme di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

Penerapan konsep humanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali sangat baik. Dengan adanya konsep humanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam peserta didik bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya tanpa takut-takut lagi. Sesuai dengan pengertian humanisme yang di sampaikan oleh WPR bahwa humanisme adalah suatu konsep yang membahas mengenai potensi- potensi manusia. yang dimana potensi tersebut di kembangkan melalui beberapa program-program pembelajaran. Di sekolahan ini penerapan konsep humanis bisa dikatakan berjalan dengan lancar, sebab ada faktor pendukung yang mengiringi kesuksesan penerapan konsep humanisme di sekolahan ini. Walapun pada awalnya konsep humanisme ini agak sulit diterapkan di

98 sekolahan ini, namun setelah beberapa waktu bisa di rasakan keberhasilan penerapan konsep humanisme tersebut.

Faktor pendorong penerapan konsep humanisme diantaranya adalah adanya kemauan siswa berfikir modern atau berfikir maju. Berfikir maju mempunyai pengertian berfikir mengikuti perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah. Berubah-ubahnya zaman tersebut di sebabkan karena dampak globalisasi dan modernisasai yang tak kenal batas. Pada zaman modern seperti ini, jika peserta didik tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih ini, mereka akan tertinggal jauh dengan peradabannya.

Selain itu faktor pendukung di terapkannya konsep humanisme di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali adalah adanya dukungan dari komite atau adanya perhatian dari komite. Dengan adanya perhatian dari komite sekolah menjadi nilai tambah tersendiri bagi pihak sekolah karena selain diperhatikan berarti komite menginginkan SMP Muhammadiyah ini menjadi sekolah yang sama dengan sekolah lain yang ada di Boyolali khususnya.

Faktor pendukung implementasi konsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ini tidaak akan terealisasi mendukung [enerapan konsep humanisme jika tidak di fahami benar-benar.maka dari itu SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali mulai berbenah agar penerpan konsep humanisme ini teraplikasikan dengan baik.

99

E. Faktor Penghambat Implementasi Konsep Humanis di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

Dalam penerapan konsep humaisme di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali, selain ditemukan faktor pendukung juga di temukan faktor penghambat penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam.

Menurut kepala sekolah ibu EP, faktor penghambat penerapan konsep humanis muncul dari beberapa lini, di antaranya muncul dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor penghambat yang muncul dari lini internal diantaranya kurangnya guru pendidikan agama yang ada di SMP Muhammadiyah 01 Program Kghusus Boyoalali.

Guru pendidikan agama Islam adalah suatu komponen yang paling utama dalam penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali, jika guru yang sebagai pentransfer pengetahuna dan ilmu saja kurang, maka penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran agama Islam pun juga akan terganggu, tidak akan maksimal, bahkan tidak bisa di terapkan. Sesuai dengan yang di ungkapkan MF,

“hanya ibu WPR yang mengajarkan tentang agama Islam, kalaupun itu ada hanya beberapa menit saja, dan itu langsung pergi, karena mengajarnya tidak hanya di sekolahan ini saja”

Jadi, guru agama Islam menjadi elemen terpenting dalam penerpan konsep humanisme khususnya di dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. akan lebiih maksimalnya lagi jika guru yang mengampu pelajaran

100 tersebut konsen terhadap satu lembaga pendidikan saja, sesuai yang dikatakan ibu EP:

“guru disini memang sedikit setiap harinya mas, sebab mengapa? Karena guru-guru disini banyak guru ampu, atau guru yang menambah jam untuk keperluan sertivikasi”

Jadi, karena guru merupakan elemen terpenting dalam penerapan konsep humanisme dalam implemnetasi oonsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan agama Islam maka guru harus penuh mengajar di satu lembaga pendidikan saja.

Selain kurangnya jumlah guru yang ada di SMP Muhammadiyah faktor penghambat yang lainnya adalah kurangnya pemahaman guru mengenai konsep humanisme. Sebenarnya guru sudah memahami konsep humanisme, namun pemahaman guru terhadap konsep humanisme hanya sebatas mengerti saja, belum memahami sampai kedalam-dalamnya. Padahal disini guru sebagai pentransfer pengetahuan atau ilmu mnengenai konsep humanisme, namun guru belum faham secara keseluruhan mengenai konsep humanisme.

Faktor penghambat yang selanjutnya adalah mengenai sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana adalah suatu hal yang mendukung dalam penyampaian pembelalajaran, namunsesuai keadaan yang peneliti lihat sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah masih sangatlah kurang. Belum bisa di katakan membantu dalam terselenggaranya kesuksesan implementasi konsep humanisme. Sebab mengapa? Mungkin karena kurangnya perawatan saja, di perbaiki dan dirawat mungkin sarana maupun prasarananya akan

101 menjadi berfungsi kembali dan mendukung untuk terimplementasikannya konsep huanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Jadi dapat di simpulkan bahwa faktor pendukung konsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Boyolali meliputi: adanya perhatian dan dukungan dari komite sekolah dan adanya kemauan siswa berfikir maju mengikuti perkembangan zaman. Dan yang merupakan faktor penghambat implementasi konsep humanisme adalah: kurangnya jumlah guru agama Islam yang ada di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali, kurangnya pemahaman mengenai konsep humanisme, dan kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan dan kenyamanan dalam proses pembelajaran.

102 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Implementasi konsep humanis dalam pembelajaran agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 program khusus boyolali dilaksanakan dalam kegiatan berikut:

1. Diskusi, kegiatan diskusi ini terintegrasikan oleh indikator humanisme dan pendidikan agama Islam, yang bertujuan melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan aspirasinya.

2. Pendampingan, sama halnya dengan diskusi pendampingan juga terintegrasikan dengan indikator humanisme dan pendidikan agama Islam, yang bertujuan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang di hadapinya.

3. Pembinaan, dalam pembinaan juga terintegrasi dengan indikator konsep humanisme dan pendidikan agama Islam, yang mempunyai tujuan mengurangi kenakalan siswa dan membentuk karakter yang ada dalam diri siswa, serta untuk meningkatkan prestasi siswa.

Faktor pendukung penerapan konsep huamnisme di SMP Muhammadiyah 01 Boyolali antara lain,

1. Kekreatifitasan peserta didik dalam berfikir dengan mengikuti perkembangan zaman.

103 Faktor Penghambat penerapan konsep humanisme di SMP Muhammadiyah 01 Boyolali, meliputi:

1. Kurangnya jumlah guru pendidikan agama Islam yang ada di SMP Muhammadiyah 01 boyolali.

2. Kurangnya pemaham mengenai konsep humanisme, serta kurang mendukungnya sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar. B. Saran

1. Untuk para siswa diharapkan terus bersemangat dalam mecari llmu melalui belajar dan berfikir kreatif serta minimal berusaha menerapkan konsep humanis tersebut seperti yang telah di terapakan guru di sekolah.

2. Untuk guru PAI di harapkan bisa menambah pengetahuannya mengenai konsep humanisme dalam lingkup pendidikan dan juga bisa mengimplementasikan dengan sebenar-benarnya konsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya.

3. Untuk sekolah diharapakan bisa mengupayakan penyelesaian yang di hadapai oleh guru agama Islam Khususnya dalam rangka memahami dan menerapkan konsep humanis dalam pembelajaran agama Islam.

104 DAFTAR PUSTAKA

Adi, Abdullah, Toto Suharto. 2006. Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA CIPTA

Baedhowi. 2008. Humanisme Islam. Yogyakarta : Pustaka Karya

Baharudin, Moh. Makin. 2007. Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori dan Aplikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007

Bahridjamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Budiono. 2005. Kamus Ilmiah Populer Internasional. Surabaya: Alumni Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajarta. Jakarta:

Depdikbud bekerjasama dengan Rineka Cipta

Drajat, Zakiah. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Freire, Paulo. 2002. Politik Pendidikan, Kebudayaan, Kekuasaan, dan

Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan Read, 2002

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

Semarang: LSIS dan RaSAIL

J. Moloeng , Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Ma‟arif, Syamsul. 2007. Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia

105 Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, konsep dan implementasi kurikulu 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya,

Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia

Makin, Baharudin Moh. 2007. Pendidikan Humanistik. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media

Mas‟ud, Abdurrahman. 2002. Menggagas Format Pendidikan Non Dikotomik Humanisme Religius Sebagai Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Gamma Media

M. Echols, Jhons dan Hasan Sadily. 1992 Kamus Inggris Indonesia.

Jakarta: Gramedia

Muhammad bin Abdul Wahhab. 2004. Tiga Prinsip Dasar dalam Islam,

Riyadh: Darussalam

Nata, Abuddin. 2001. Metodologi Studi Islam, Jakarta : Rajawali Press Nurdin, Syafrudin dan Basyiruddin Usman. 2003. Guru Profesional dan

Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers

Oemar Hamalik. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju

Poerwadarminto. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. P. N. Balai Pustaka, Jakarta

Rahman, Mustafa. 2011. Humanisasi Pendidikan Islam Plus Minus Sistem Pendidikan Pesantren. Semarang : Walisongo Press

Sadulloh, Uyoh. 2014. PEDAGOGIK (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta Shofan, Moh. 2004. Pendidikan Berparadigma Profetik, Yogyakarta:

IRCiSoD

Sobri Sutikno. 2007. Menggagas Pembelajar Efektif dan Bermakna. Mataram: NTP Press

Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya

106 Syari‟ahi, Ali. 1992. Humanisme Antara Islam dan Barat. Jakarta: Pustaka

Hidata

___________. 1996. Humanisme: antara Islam dan Mazhab Barat, terj. Afif Muhammad, cet. 2, Bandung: Pustaka Hidayah

Tafsir, Ahmad. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Tarpin, Laurentius. 2008. Humanisme Dan Reformulasi Praksis

Pendidikan” dalam Humanisme Dan Humaniora Relevansinya

Bagi pendidikan. Yogyakarta: Jalasutra

Zuharini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Islam. Malang : Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang

____________. 1993. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Solo: Ramadhani

www.alhassanain.com/Indonesian/artcles/Philosophy_andgratitude_library /definisi_penegtahuan/001.html

107

LAMPIRAN

109 DAFTAR NILAI SKK

Nama : Nur Arifin

NIM : 111-13-260

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agma Islam Dosen PA : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai

1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga 2013.

26-27 Agustus 2013 Peserta 3

2. Sertifikat OPAK Tarbiyah STAIN Salatiga 2013.

29 Aguatus 2013 Peserta 3

3. Sertifikat User Education UPT Perpustakaan STAIN Salatiga.

16 September 2013 Peserta 2

4. Sertifikat Training Pembuatan Makalah oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga

18 September 2013 Peserta 2

5. Seminar Nasional ITTAQO STAIN Salatiga “Upaya Menjaga Eksistensi dan Masa Depan Pembelajaran Bahasa Arab”

09 Oktober 2013 Peserta 8

6. Piagam Penghargaan Dalam Acara Musabaqoh Tilawatil Qur‟an (MTQ) Mahasiswa V Dengan Tema “MTQ Sarana Apresiasi Untuk Mencetak Insan Qur‟ani”

23 Oktober 2013 Peserta

8. Sertifikat Gebyar Seni Qur‟aniyy (GSQ) Umum ke VI Se- Jawa Tengah dengan tema “ Aktualisasi

110 Makna dan Syi‟ar Al Qur‟an

Sebagai Sumber Inspirasi”

9. Sertifikat Seminar Nasional Racana STAIN Salatiga

“Enterpreneurship”

16 November 2014 Peserta 8

10. Sertifikat Bedah Buku “Muda 7 Warna” oleh HMJ PAI IAIN Salatiga

23 September 2015 Peserta 2

11.

Sertifikat Seminar Nasional Kewirausahaan “ Jiwa Muda, Berani Berwirausaha”

30 Oktober 2015 Peserta 8

12. Sertifikat Seminar Nasional DEMA

FTIK “ PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU SEBAGAI DALAM PEMBELAJARAN DI ERA GLOBALISASI” 23 November 2015 Peserta 8

13. Sertifikat Seminar Nasional HMJ PAI IAIN Salatiga “PENDIDIKAN AGAMA MENJADI PELOPOR KEBANGKITAN NASIONAL DI ERA MODERN”

21 Mei 2016 Peserta 8

14. Sertifikat Seminar Nasional LDK IAIN Salatiga “Esesnsi Dakwah Kontemporer”

21 Mei 2016 Peserta 8

15. Sertifikat Seminar Nasional LPM Dinamika IAIN Salatiga “Memandang Jurnalisme Dari Perspektif Gender”

111 16. Sertifikat National Achievement

Motivation Training LDK IAIN Salatiga “ Solusi Cerdas, Sukses Akademis dan Organisasi”

Dokumen terkait