• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2.2. Rencana Strategis

4.2.2.5. Implementasi, Koordinasi dan Aplikasi Rencana Strategis

Rencana strategis dilaksanakan dalam bentuk penyusunan dan pelaksanaan program kerja, penyusunan program kerja didasarkan pada visi, misi, tujuan dan renstra sekolah. Sistem penyusunan program kerja sebagai berikut :

1. Kepala sekolah bertugas sebagai penanggungjawab pembentukan tim penyusun program kerja sekolah dengan dibantu para wakil kepala sekolah

2. Tim penyusun program kerja memilih ketua, sekretaris dan anggota

3. Tim penyusun program kerja membuat konsep dengan mengacu pada rencana strategis

4. Konsep yang disusun Tim penyusun Program Kerja didiskusikan secara internal

5. Ketua tim penyusun program kerja mengkonsultasikan kepada pimpinan mengenai

kesepakatan, maka konsep disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

6. Penyempurnaan konsep program kerja diserahkan kepada Kepala sekolah dan dibawa ke rapat kerja sekolah. Apabila konsep program kerja telah memperoleh kesepakatan maka konsep akhir disahkan oleh kepala sekolah dan komite sekolah

7. Kepala Sekolah melakukan penyempurnaan sistem penyusunan program kerja secara berkelanjutan.

8. Ketua program keahlian bertanggungjawab atas pembentukan tim penyusun program kerja tingkat program keahlian dan hasil program kerja diserahkan kepada tim penyusun program kerja sekolah.

Prosedur pelaksanaan Rencana Strategis dibagi dalam prosedur perencanaan program kerja dan prosedur pelaksanaan dan evaluasi program kerja. Program kerja sekolah merupakan penjabaran rencana strategis sekolah sehingga perumusan/penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja sekolah diperlukan prosedur yang memungkinkan penyusunan program kerja dapat berjalan efektif. Adapun prosedur penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja dapat dilihat pada gambar 4.4 dan gambar 4.5. dibawah ini.

Gambar 4.4

Prosedur Penyusunan Program Kerja

Pengusulan Tim penyusun Program Kerja

1. Wakil Kepala Sekolah mengusulkan tim penyusun Kepada Kepala Sekolah Penetapan SK Tim

penyusun Program Kerja

Koordinasi penyusunan jadwal, dan diskusi

internal

Konsultasi, peninjauan ulang dan Sosialisasi

Program Kerja

Konsultasi dengan tim Ahli eksternal untuk memperoleh masukan

Perbaikan konsep Program Kerja

Pembahasan mendalam dalam rapat kerja

sekolah

Klarifikasi Konsep Program Kerja

Pengesahan Konsep Program Kerja

Sosialisasi Program Kerja di Rapat Pleno Komite

2. Kepala Sekolah menetapkan SK Pengangkatan, Tim bertugas dibawah koordinasi Ketua 3. Rapat Koordinasi Tim

menyepakati jadwal dan mekanisme penyusunan dan pelaksanaan program kerja sekolah

4. Peninjauan ulang dan konsultasi pada pimpinan kemudian

sosialisasi

5. Konsultasi dengan tim ahli eksternal yang telah berpengalaman untuk memperoleh masukan 6. Perbaikan konsep setelah

Konsultasi dengan pimpinan mengenai masukan tim ahli eksternal

7. Pembahasan mendalam dalam rapat kerja sekolah

8. Klarifikasi kepada unit terkait

9. Pengesahan oleh Kepala Sekolah

10. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah

Gambar 4.5

Prosedur pelaksanaan dan evaluasi Program Kerja

7. Kepala Sekolah menyebarluaskan hasil capaian pelaksanaan program

9. Sekolah mempersiapkan dan

mendampingi pelaksanaan monitoring dan evaluasi

1. Pelaksanaan program kegiatan

2. Kepala Sekolah mentapkan kepanitian untuk pelaksanaan program kerja 3. Koordinasi panitia/penanggungjawab

dengan pihak-pihak terkait, menyusun langkah-langkah pelaksanaan.

4. Pimpinan melakukan monitoring selama pelaksanaan, dan melakukan evaluasi pasca pelaksanaan bersama tim dan panitia

5. Pelaksanaan program kerja dilaporkan pada pimpinan

berdasarkan dukungan data dan fakta Penyusunan laporan Pelaksanaan

Program Kerja

Kepala Sekolah mempelajari laporan pelaksanaan program

Penyebarluasan informasi hasil pelaksanaan program

Penyerahan laporan pelaksanaan program

Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi

Tindak lanjut peningkatan mutu proses dan pencapaian program kerja

Penyempurnaan proses dan ketercapaian pelaksanaan program

berkelanjutan

6. Kepala Sekolah mempelajari laporan

8. Kepala sekolah melaporkan kepada pihak terkait

10. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut peningkatan mutu proses dan pencapaian indicator renstra

berdasarkan hasil monev dan masukan

11. Kepala sekolah melakukan penyempurnaan proses dan ketercapaian pelaksanaan renstra secara berkelanjutanPembahasan mendalam dalam rapat kerja sekolah Pembentukan panitia

pelaksana/penanggungjawab program

Koordinasi panitia

pelaksana/penanggungjawab program

Pelaksanaan Program kerja

Mekanisme koordinasi pelaksanaan Rencana Strategis dapat dilihat dalam diagram alur berikut :

Gambar 4.6

Diagram Alur Koordinasi

Ketua Program Keahlian

Tim Penyusun Program kerja Keahlian

RENCANA STRATEGIS

Konsep Program Kerja

Program Kerja

Pelaksanaan Program

Evaluasi Program

Pelaporan Program

Monitoring dan evaluasi

Tindak lanjut

Kepala Sekolah

Tim Penyusun Program kerja Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Panitia pelaksana Dalam pengawasan

penanggungjawab program

Penanggung Jawab dan Panitia pelaksana

Penanggung Jawab dan Panitia pelaksana

Laporan disampaikan kepada kepala sekolah untuk di teruskan pada pihak terkait

Kepala Sekolah Penanggung Jawab dan Panitia pelaksana

Alur koordinasi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketua program keahlian membentuk tim

perumus/penyusun program kerja

2. Kepala sekolah atas usulan wakil kepala sekolah membentuk tim perumus/penyusun program kerja sekolah

3. Tim Perumus/penyusun program kerja sekolah membuat konsep program kerja berdasarkan pada visi, misi, tujuan dan renstra sekolah

4. Tim perumus/penyusun program kerja keahlian menyerahkan hasil konsep program kerja keahlian kepada tim perumus/penyusun program sekolah 5. Tim perumus menyerahkan konsep program kerja

kepada kepala sekolah untuk di bahas pada rapat kerja sekolah

6. Kepala sekolah mengesahkan program kerja dan mensosialisasikan kepada warga sekolah

7. Kepala sekolah membentuk penanggungjawab dan panitia pelaksana program

8. Penaggungjawab dan panitia merencanakan dan mengkoordiasikan pelaksanaan program

9. Panitia pelaksana melaksanakan program dalam pengawasan penanggungjawab

10.Penanggungjawab bersama-sama dengan panitia pelaksana melakukan evaluasi program dan membuat laporan

11.Penanggung jawab melaporkan hasil pelaksanaan program kepada kepala sekolah

13.Kepala skolah melakuka tindak lanjut.

Pengukuran Kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi SMK Negeri 1 Sayung. Pengukuran Kinerja mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indicator kinerja. Selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja dengan cara menghitung nilai capaian kinerja pelaksanaan kegiatan/program/sasaran/kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk menilai pertanggungjawaban pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan berdasarkan hasil perencanan stratejik, dilakukan pula analisis pencapaian kinerja dengan menginterprestasikan lebih lanjut pengukuran kinerja yang menggambarkan keberhasilan/kegagalan manajemen SMK Negeri 1 Sayung dalam melaksanakan misinya yang meliputi: Kerangka Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Kinerja.

Kinerja yang akan diukur adalah seluruh aspek kegiatan yang ada di SMK Negeri 1 Sayung. Kinerja keuangan yang meliputi; kehematan, efesiensi, dan efektivitas. Kehematan diukur dengan membandingkan antara harga pasar dengan harga input atas pengadaan barang dan jasa. Efisiensi diukur dengan membandingkan antara input yang digunakan dengan ouput yang dihasilkan. Efektifitas diukur dengan membandingkan antara ouput yang dihasilkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.

Indikator pengukuran kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapain suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur, kemudian digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kenerja. Beberapa jenis indikator kinerja yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja, yaitu (1)Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelasanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran, indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya. (2)Indikator Keluaran (Output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan / atau non fisik. (3)Indikator hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah ( efek langsung).(4)Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatunyang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan akibat dari adanya outcome.(5)Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulakan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan Indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja, diukur oleh perbandingan antara target dengan realisasi serta persentase pencapainya. Oleh karena waktu laporan akuntabilitas

kegiatan, maka indakor kinerja yang akan diukur secara minimal meliputi Indikator input dan ouput. (1)Outcome, benefit dan impact, minimal dibuat secara naratif, dan jika memungkinkan ditetapkan secara kuantitatif. Oleh karena untuk melakukan pengukuran outcome, benefit dan impact pada umumnya tidak bisa secara langsung dapat diketahui setelah kegiatan berakhir.(2)Pengukuran kinerja SMK Negeri 1 Sayung berasal dari capaian kinerja kegiatan masing pencapaian renstra.

Untuk memudahkan penentuan bobot, berikut hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan (1)Indikator yang menunjukan output diberi lebih besar dari pada indikator yang menunjukan input, begitu juga Indikator outcome diberi bobot yang lebih besar dibandingkan Indikator output;(2)Indikator yang lebih erat kaitannya dengan tujuan dan sasaran diberi bobot yang lebih tinggi;(3)Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan instansi yang lebih tinggi diberikan bobot lebih tinggi (4)Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab instansi dan dapat dikendalikan oleh intansi yang bersangkutan diberi bobot lebih tinggi. Metode pembobotan tersebut merupakan suatu upaya kearah adanya persamaan persepsi antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam konteks laporan akuntabilitas kinerja, evaluasi yang akan dikemukakan meliputi evaluasi kinerja kegiatan, kinerja program dan kinerja kebijakan/sasaran.

Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan capaian kinerja kegiatan dalam suatu kurun waktu tertentu. Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan penilaian atas keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam kerangka perencanaan strategik selanjutnya sesuai dengan atribut indikator kinerja dan capaian kinerja kegiatan yang telah ditetapkan maka evaluasi kenerja kegiatan dilakukan merujuk kepada indikator, yang telah ditetapkannya Yaitu : Input , output dan outcome setelah terlebih dahulu masing-masing indikator diberi.

Program dapat didefiniskan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian hasil evaluasi kegiatan setelah terlebih dahulu masing-masing kegiatan tersebut diberi bobot.

Evaluasi kebijakan /sasaran merupakan kumpulan dari hasil kinerja program setelah terlebih dahulu masing-masing program tersebut diberi bobot .Capaian kinerja kebijakan merupakan cerminan capaian kinerja sasaran.

Evaluasi kinerja Manajemen SMK Negeri 1 Sayung merupakan kumpulan dari kinerja kebijakan /sasaran sehingga dengan cara yang sama hasil kinerja manajemen SMK Negeri 1 Sayung adalah merupakan

/sasaran setelah terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap masing-masing kebijakan/sasaran tersebut.

Langkah terakhir dalam proses pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja adalah membuat simpul hasil evaluasi. Simpulan hasil evaluasi akan memberikan gambaran kepada para penerima informasi mengenai nilai kinerja SMK Negeri 1 Sayung. Kinerja SMK Negeri 1 Sayung dapat nilai dengan skala pengukuran ordinal yang dibuat sesuai dengan pertimbangan masing-masing, misalnya:

X = . . > 85 : Baik atau sangat Baik atau Sangat Berhasil X = 71−85: Sedang atau Baik atau berhasil

X = 56−70: Kurang Baik atau Sedang atau Cukup Berhasil

X =. . < 55: Sangat Kurang atau Kurang atau Tidak Berhasil

Dokumen terkait