• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB IV"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1.Hasil Penelitian

1.1.1. Profil SMK Negeri 1 Sayung

SMK Negeri 1 Sayung pada awalnya merupakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kecil Sayung, SMK Kecil merupakan program Kementerian Pendidikan Nasional yaitu pendirian SMK di lingkungan SMP yang memiliki program ketrampilan hidup (life skill) yang ditujukan untuk menampung lulusan SMP tersebut dan meningkatkan ketrampilan yang telah diperoleh di SMP supaya menjadi tenaga operator tingkat menengah, salah satu SMP di Kabupaten Demak yang memiliki program life skill adalah SMP Negeri 2 Sayung yang memiliki program ketrampilan Teknik Las, Pertukangan dan Tata Busana. Pemerintah Kabupaten Demak menyambut baik program pendirian SMK Kecil di SMP maka pada tanggal 11 Agustus 2004 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Demak Nomor. 421/709/2004, berdirilah SMK Kecil Negeri Sayung di SMP Negeri 2 Sayung yang beralamat di Jalan raya Semarang-Demak KM 14 Onggorawe Kelurahan loireng Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

(2)

yaitu Teknik Sepeda Motor, Jasa boga dan Rekayasa Perangkat Lunak.

Jumlah pendidik di SMK Negeri 1 Sayung sebanyak 37 Orang terdiri dari 20 Orang PNS dan 17 Guru Tidak Tetap (GTT) sedang dari kualifikasi akademik terdiri dari 2 orang berpendidikan pasca sarjana, 33 orang sarjana, dan 2 orang berpendidikan SMA, SMK Negeri 1 Sayung mengangkat guru pendidikan tidak sesuai kualifikasi tetapi berdasarkan pada kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut yang murni berasal dari praktisi yaitu satu orang guru dari mekanik senior salah satu Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor dan satu orang praktisi pengembang software yang telah berpengalaman, hal ini dilakukan karena minimnya tenaga ahli dibidang tersebut yang ada sehingga SMK Negeri 1 Sayung mengangkat tenaga ahli yang diharapkan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar selain sebagai networking sekolah dengan pelaku usaha. Adapun pendidik/guru yang sudah bersertifikat pendidik sebanyak 6 orang, minimnya guru yang bersertifikat ini dikarenakan usia guru yang ada di SMK Negeri 1 Sayung relatif masih muda yaitu antara 24 tahun s.d 50 tahun.

(3)

Sayung jumlah siswa yang ada sebanyak 477 terdiri dari 263 siswa laki-laki dan 184 siswa perempuan, jumlah siswa pada masing-masing program keahlian adalah sebagai berikut : Teknik pengelasan sebanyak 105, Teknik Sepeda Motor sebanyak 112, Rekayasa Perangkat Lunak sebanyak 117, Jasa Boga sebanyak 34, dan Tata busana sebanyak 81 terdiri atas lima belas rombongan belajar. Tenaga Kependidikan (Tendik) sebanyak 7 Orang terdiri dari 3 orang PNS dan 4 Orang Pegawai Tidak Tetap (PTT) dengan kualifikasi akademik sebagai berikut; sarjana sebanyak 4 orang, diploma sebanyak 1 orang dan SMP sebanyak 2 orang.

(4)

sekolah, 1 ruang Perpustakaan, 1 Ruang Praktek Komputer, 1 Ruang Laboratorium IPA, 1 Ruang UKS, 1 ruang BP/BK, 1 Ruang BKK dan 1 Ruang Guru. Peralatan praktek di SMK Negeri 1 Sayung telah memenuhi standar sesuai ketentuan dari lembaga sertifikasi profesi setiap tahun SMK Negeri 1 Sayung mengadakan uji kompetensi bekerjasama dengan lembaga sertifikasi profesi dan assosiasi profesi sehingga peralatan yang digunakan untuk praktek harus sesuai standar.

(5)

1.1.2. Perencanaan Program di SMK Negeri 1

Sayung

Perencanaan Program merupakan tindakan lanjut setelah penentuan visi, misi dan tujuan sekolah. Perencanaan sangat penting agar visi, misi dan tujuan sekolah dapat dicapai secara terencana dan sistematis. sebagaimana penjelasan Bapak Gigis mohamad Afnan, S.Pd. M.Pd., selaku kepala sekolah sebagai berikut:

Proses yang disusun secara sistematis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu biasanya 1-5 tahun yang akan datang berdasarkan pemahaman lingkungan internal dan eksternal SMK Negeri 1 Sayung. (Wawancara 22 januari 2015)

Perencanaan Program dibuat pada kurun waktu satu kepemimpinan Kepala Sekolah, karena harus menjawab capaian yang diharapkan saat Kepala Sekolah melaksanakan tugas memimpin di sekolah. Karena tujuan perencanaan program itu adalah memberikan arah dan pedoman apa yang akan dicapai oleh sekolah kedepan hal ini sesuai pernyataan dari kepala sekolah

Rencana strategis member arah yang jelas dan terperinci untuk mewujudkan tujuan dan hasil yang akan dicapai dan sebagai pedoman bagi organisasi dan semua pemangku kepentingan. (Wawancara 22 januari 2015)

(6)

berkembang dan bergerak di tempat. Perencanaan Program seharusnya memperhatikan capaian dan kondisi sekolah, sehingga ada keberlanjutan program dalam menjawab capaian visi, misi dan tujuan sekolah. Namun tahapan dalam pembuatan perencanaan Program itu tidak dilaksanakan rutin hal ini sebagaimana penjelasan dari Munif, S.Pd wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat dan industri:

Renstra smk Negeri 1 sayung sebenarnya disusun secara periodik namun masih berdasarkan pada program tahun sebelumnya.(Wawancara 23 Januari 2015)

Perumusan perencanaan program sharusnya membentuk tim. Tim perumus mungkin dapat terdiri atas kepala sekolah selaku penanggung jawab, guru selaku sekretaris dan anggota. tim melakukan perumusan awal perencanaan program yang selanjutnya kan di sosialisasikan dan dilakukan pembahasan pada rapat kerja namun yang ada di SMK Negeri 1 Sayung perencanaan program ini tidak dibentuk tim sebagaimana pernyataan dari Saiful Arifin, S.Pd wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan;

Penyusunan program kerja hanya melibatkan sebagian kecil guru yaitu bendahara dan kepala sekolah, karena program kerja yang ada kami hanya melanjutkan program yang ada pada tahun lalu sebagai rutinitas. (Wawancara 23 Januari 2015)

(7)

lancar, menyamakan gerak langkah pemerintah dan partisipasi masyarakat, serta mengindentifikasi hambatan/kendala dan kesenjangan pada waktu yang lalu sebagai masukan dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang akan datang.

Beberapa hal yang menjadi kendala dalam perencanaan Program, diantaranya disampaikan oleh Kepala sekolah dan guru sebagai berikut:

Gigis mohamad afnan mengatakan ; Dalam penyusunan rencana strategis SMK Negeri 1 Sayung masih didominasi oleh kebijakan top manajemen, meskipun pendekatan partisipatif terbuka bagi seluruh kompenen terkait, sehingga dalam implementasinya menimbulkan kepentingan antara hasil dan tujuan yang diharapkan.

Proses penyusunan renstra tidak dibarengi dengan penganggaran karena kurang jelasnya informasi besaran anggaran karena ketika penyusunan seringkali guruy mengajukan program kegiatan sebanyak-banyaknya (Wawancara 22 Januari 2015).

Srisumaryani, S.Pd ketau program Tata Busana menyampaikan; yang menjadi masalah dalam penyusunan program adalah persepsi dan kebutuhan yang mana mempunyai karakteristik yang beragam antar proram keahlian (wawancara 23 Januari 2015)

Terkait dengan pemecahan masalah ketika penyusunan program berlangsung disampaikan oleh kepala sekolah dan ketua program Tata busana sebagai berikut.

Cara mengatasi kendala tersebut (penyusunan program) adalah mengkomunikasikan kepada semua kepentingan untuk emenntukan skala prioritas yang terpenting untuk digunakan dan disesuaikan dengan mekanisme penganggaran (wawancara dengan kepala sekolah 22 Januari 2015).

(8)

Berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan bagi stakeholder dan warga sekolah SMK Negeri 1 Sayung telah menyusun program sebagaimana pernyataan kepala sekolah

Program yang telah disusun dalam renstra smk negeri 1 Sayung untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada dasarnya semua program sebagaimana dalam standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh kementrian pendidikan nasional yang meliputi 8 standar (wawancara 22 Januari 2015)

Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan hasil pelaksanaan Program yang sudah diagendakan berdasarkan kesepakatan bersama. Evaluasi diharapkan dapat mengetahui perkembangan dan hasil tindak lanjut di lapangan, sudah berjalan dengan baik dan lancar atau belum. Sehingga perlu adanya monitoring secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Namun evaluasi program ini tidak dilaksanakan dengan baik Bapak Drs. Saroni selaku Wakil manajemen mutu, memberikan pendapatnya terkait dengan kegiatan evaluasi:

Menurut saya setiap kegiatan harus ada evaluasi, agar mengetahui perkembangan dan hasil dari pelaksanaan program. Tidak terkecuali evaluasi pada Program sekolah. Apabila terdapat permasalahan yang berpengaruh pada perkembangan dan hasil, sehingga kurang sesuai dengan yang diharapkan, dapat mencari solusi sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Namun pada kenyataan program berjalan sesuai keinginan pelaksana tanpa dilakukan evaluasi pada akhirnya. (wawancara 23 Januari 2015)

(9)

meneruaskan program terdahulu dan cenderung sama dengan program sebelumnya, keterlibatan warga sekolah tidak terwujud dalam perencanaan sampai pada perbedaan persepsi mengenai perencanaan bahkan tidak dilakukan evaluasi program maka peneliti memandang perlunya rencana strategis peningkatan kualitas pelayanan di SMK Negeri 1 Sayung yang dibertujuan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMK Negeri 1 Sayung.

1.1.3. Hasil Tahapan Analisis Perencanaan

Strategis

(10)

paling tepat untuk emningkatkan kualitas pelyanan di SMK Negeri 1 Sayung.

Adapun tahapan perencanaan strategis ini dapat diuraikan sebagai berikut ;

1. Matrik IFAS (Internal Factors Analisys Summary). Hasil dari analisis faktor-faktor dominan kekuatan dan kelemahan dalam pelayanan pendidikan sesuai dengan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sesuai dengan pembobotan dan penskoran yang diperoleh pada tabel 4.1. faktor kekuatan internal yang paling berpengaruh adalah kerjsama antar personil yang cukup baik mendapatkan nilai 0,44. Sarana praktik yang mencukupi untuk setiap kompetensi keahlian dengan nilai 0,42. Kerjasama terjalin baik dengan beberapa institusi/DU-DI, Tersediannya SDM yang kreatif dan inovatif, sebagian besar guru telah mengikuti diklat masing-masing mendapatkan nilai 0,36.

(11)

Tabel 4.1

Matrik Evaluasi faktor Internal (IFAS)

No Faktor-faktor Internal Dominan Bobot Skor Bobot x Skor Kekuatan

1 Manajemen terbuka dan partisipatif 0,09 3 0,27

2 Adanya dukungan dari pemerintah kabupaten Demak, Dinas Pendidikan, stakeholder, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan

0,14 2 0,28

3 Adanya struktur organisasi dan tata kelola yang baik guna mendukung system kerja yang professional

0,09 3 0,27

4 Kerjasama antar personil cukup baik 0,11 4 0,44

5 Tersedianya SDM yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran.

0,09 4 0,36

6 Sarana praktik yang mencukupi untuk setiap Kompetensi Keahlian

0,14 3 0,42

7 Sebagian besar guru telah mengikuti diklat sesuai kompetensinya.

0,09 4 0,36

8 Jaringan internet telah berfungsi sehingga mudah mengakses berbagai informasi.

0,05 4 0,20

9 Lokasi strategis, di jalan lintas pantura bisa terjangkau untuk siswa dari kecamatan di wilayah Demak barat dan Kota Semarang bagian utara.

0,07 3 0,21

10 Komite Sekolah sangat peduli dengan peningkatan mutu sekolah.

0,05 3 0,15

11 Kerjasama telah terjalin baik dengan beberapa Institusi/DU-DI.

0,09 4 0,36

Total Kekuatan 1 3,32

Kelemahan

1 Kurangnya ruang belajar karena hanya memiliki 10 ruang belajar, sedangkan robongan belajar mencapai 15 kelas

0,15 4 0,60

2 Tingkat kinerja kelembagaan yang masih lemah, terutama dalam keadministrasian.

0,12 3 0,36

3 Relevansi kompetensi input dengan output pendidikan yang masih belum optimal

0,08 3 0,24

4 Terbatasnya dana operasional dari pemerintah dan belum tergalinya sumber-sumber dana secara optimal yang berasal dari masyarakat/dunia usaha bagi kegiatan pendidikan

0,08 4 0,32

5 Pelaksanaan MBS belum optimal. 0,04 3 0,12

6 Komite sekolah belum berfungsi secara proporsional sebagaimana empat Peran Komite Sekolah dalam membangun MBS.

0,04 3 0,12

7 Belum semua guru memahami kurikulum yang kurikum 2013 0,08 3 0,24 8 Disiplin waktu masih perlu ditingkatkan. 0,10 3 0,30 9 Sebagian besar guru program produktif belum mengikuti

magang di DU/DI.

0,08 2 0,16

10 Jumlah tenaga TU belum sesuai beban kerja 0,06 2 0,12 11 Jumlah alat dan ruang praktik belum sesuai standar 0,12 3 0,36 12 Unit produksi yang belum berjalan dengan baik dan dikelola

secara profesional.

0,04 3 0,12

(12)

2. Matrik EFAS (External Factors Analisys Summary)

Hasil analisis faktor eksternal dapat dilihat pada tabel 4.2. dalam tabel tersebut faktor pluang eksternal yang paling dominan adalah nilai kepercayaan masyarakat umum dan DU/DI terhadap SMK relative meningkat dengan nilai 0,76 dan faktor selanjutnya adalah hubungan dan dukungan instansi vertikal ditingkat kabupaten cukup baik dengan nilai 0,64. Kondisi social politi, dan keamanan yang stabil, adanya peluang untuk mengajukan bantuan serta pemerintah mengangkat PNS cukup dominan dengan nilai 0,52.

Faktor ancaman yang harus diperhatikan adalah perubahan kurikulum SMK yang relatif sangat cepat mendapatkan nilai 0,76 dan berkurangnya anggaran operasional dari pemerintah daerah mendapatkan nilai 0,57.

(13)

Tabel 4.2

Matrik Evaluasi faktor Eksternal (EFAS)

No Faktor-faktor Eksternal Dominan Bobot Skor

Bobot x Skor Peluang

1 Pemerintah mengangkat tenaga guru dan TU PNS. 0,13 4 0,52 2 Adanya beasiswa bagi guru untuk studi lanjut ke

jenjang yang lebih tinggi.

0,09 2 0,18

3 Adanya kebijakan Pemerintah dalam peningkatan alokasi dana sektor pendidikan yang lebih tinggi melalui block grant.

0,13 3 0,39

4 Adanya peluang untuk mengajukan bantuan kegiatan dengan alokasi dana yang cukup memadai.

0,13 4 0,52

5 Hubungan dan dukungan instansi vertikal di tingkat kabupaten cukup baik.

0,16 4 0,64

6 Nilai kepercayaan masyarakat umum dan DU/DI (user) terhadap SMK relatif meningkat.

0,19 4 0,76

7 Kondisi sosial, politik dan keamanan relatif stabil 0,13 4 0,52 8 Adanya perkembangan teknologi informasi yang

dapat diakses dengan mudah dan relatif murah.

0,06 4 0,24

Total Peluang 1,00 3,77

Hambatan

1 Perubahan kurikulum khususnya dilingkungan pendidikan SMK relatif terlalu cepat kurang dibarengi dengan sosialisasi yang komprehensif

0,19 4 0,76

2 Alokasi anggaran untuk operasional sekolah dari pemerintah daerah ada kecenderungan semakin menurun (lebih rendah dari pada sebelum otonomi daerah).

0,19 3 0,57

3 Egosektoral pemegang kebijakan/kewenangan pada lini vertikal sering tidak menguntungkan pada perkembangan dunia pendidikan (khususnya kurang memihak pada sekolah kejuruan)

0,13 3 0,39

4 Daya serap pasar tenaga kerja untuk menerima lulusan relatif masih rendah (Keterbukaan DU/DI dalam rekruitmen tenaga kerja relatif rendah/kurang).

0,13 4 0,52

5 Adanya kompetitor bursa kerja dari perusahaan-perusahaan swasta.

0,06 3 0,18

6 Belum ada asosiasi profesi dan lembaga sertifikasi profesi di tingkat kabupaten/kota

0,06 3 0,18

7 Terbatasnya jumlah DU/DI yang relevan dan pembimbing yang memenuhi kualifikasi.

0,13 3 0,39

8 Perkembangan IPTEK yang berpengaruh terhadap tuntutan kemampuan dan ketrampilan (tenaga yang profesional)

0,13 3 0,39

Total Hambatan 1,00 3,38

(14)

3. Diagram Analisis Strategi SWOT

Berdasarkan atas hasil analisis lingkungan internal (IFAS) dan hasil analisis lingkungan eksternal (EFAS) SMK Negeri 1 Sayung diperoleh hasil skor akhir IFAS (Kekuatan dan Kelemahan) adalah 3,32 – 3,18 = 0,14 dan EFAS (Peluang dan Ancaman) adalah 3,77-3,38=0,39. Hasil analisis ini dapat dilihat pada gambar 4.1 dimana menunjukkan bahwa strategi berada pada no 1 yaitu mendukung strategi aggressive (SO) menggunakan kekuatan-kekuatan internal guna menangkap peluang-peluang eksternal dalam rangka meningkatlkan kualitas pelayanan. Hasil analisis ini dapat dilihat dalam gambar 4.1.

Gambar 4.1

Diagram analisa strategi SWOT

Peluang (O)

Kelemahan(W) Kekuatan(S)

Ancaman(T)

Mendukung strategy agressive

Mendukung strategy Turn Around

Mendukung strategy Diversifikasi

Mendukung strategy Defensive

1 2

-1

-2 -1 -2

2

0,14

(15)

4. Matriks Internal External (IE)

Matrik internal eksternal menggunakan parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi, yang tujuannya untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail, pada matrik ini terdiri dari 9 sel. Adapun hasil yang diperoleh jumlah IFAS dan EFAS sebagai berikut :

Tabel 4.3

Skor Akhir IFAS dan EFAS

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor Kekuatan (S) 3,32 Peluang (O) 3,77 Kelemahan (W) 3,18 Ancaman (T) 3,38 Total (S+W) 6,50 Total (O+T) 7,15 (S+W) : 2 3,25 (O+T) : 2 3,57

Tabel 4.4

Matriks Internal Eksternal (IE)

3,0

II Pertumbuhan III Pertumbuhan

V Pertumbuhan Stabilitas

VI Penciutan

VIII Pertumbuhan IX Likuiditas

1,0

3,0

2,0

1,0 2,0

TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL (IFAS)

(16)

Hasil analisis matrik IE ini diperoleh posisi SMK Negeri 1 Sayung pada sel 1 Strategi pertumbuhan (Growth strategy) pada sel 1 ini pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertical yaitu dengan backward integration dan forward integration.

5. Matrik SPACE

Untuk mempertajam dari posisi dalam matrik Internal Eksternal tersebut maka peneliti menggunakan matrik SPACE pada tabel 4.5 agar dapat melihat posisi sekolah dan arah perkembangan sekolah tersebut.

Tabel 4.5

Matrik Strategi dan Evaluasi Tindakan (SPACE)

Posisi Strategis internal Skor Posisi strategis eksternal Skor Financial Strenght (FS) Environmental Stability (ES) 1. Dana operasional

dari pemerintah

4 1. Tingkat persaingan sekolah semakin tinggi

-2

2. Unit produksi 2 2. Perkembangan teknologi

-2

3. Keadaan ekonomi orangtua

2 3. Motivasi belajar siswa

-2

4. Adanya block grant 4 4. Kebijakan

pemerintah daerah

-1

Total FS 12 Total ES -7

Competitive Advantage (CA) Industry Strenght (IS) 1. Kompetensi lulusan -3 1. Standar sarana

prasarana

3

2. Fasilitas Sekolah -2 2. Standar pedidik dan Tendik

4

3.Program–program sekolah

-1 3. Standar pembiayaan 4

4. Standar pengelolaan 2

Total CA -6 TOtAL IS 13

(17)

FS = = 3,00 ES = =−1,75

CA = =−2,00 IS= = 3,25

FS + ES = 3,00 +(−1,75)= 1,25

CA + IS =(−2,00)+ 3,66 = 1,66

Gambar 4.2 Diagram SPACE

Berdasarkan gambar 4.2 diatas terlihat garis vector bersifat positif yang berarti tindakan yang dilakukan harus lebih agresif memaksimalkan kekuatan finasial untuk memperdayakan kekuatan sekolah.

FS

CA IS

ES

agressive Conservative

Competitive Defensive

1 2

-1

-2 -1 -2

2

1,66 1,33

(18)

6. Matrik Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)

Perhitungan matrik strategi besar terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi posisi persaingan dan dimensi pertumbuhan pasar.

Tabel 4.6

Competitive Position Grand Strategy Matrix

No Atribut Bobot Skor Bobot x Skor 1 Kompetensi lulusan 0,33 3 1,00 2 Fasilitas Sekolah 0,25 2 0,50 3 Program–program

sekolah

0,42 2 0,83

Total 1 2,33

Sumber: FGD 2015

Tabel 4.7

Market Growth Grand Strategy Matrix

No Atribut Bobot Skor Bobot x Skor 1 Dana operasional 0,15 3 0,45 2 Pendidik dan tenaga

kependidikan

0,15 3 0,45

3 Pengelolaan sekolah 0,30 2 0,60

4 Kurikulum 0,20 3 0,60

5 Standar proses 0,20 3 0,60

Total 2,70

Sumber: FGD 2015

(19)

Gambar 4.3

Diagram Grand Strategy Matrix

7. Matrik Perencanaan Strategis kuantitatif (Quantitative Strategic Planning-QSPM)

Matrik ini merupakan tahap ketiga dimana tahapan ini merupakan tahapan pengambilan keputusan. Keputusan strategi yang diperoleh dari matrik SWOT adalah strategi SO, matrik SPACE diperoleh strategi Agresif, dan dari matrik Grand Strategi diperoleh strategi integrasi yaitu backward, forward, dan horizontal integration. Selanjutnya berbagai strategi tersebut akan dianalisis untuk menentukan strategi terbaik berdasarkan pada analisa keputusan matrik perencanaan strategi kuantitatif dibawah ini.

Pertumbuhan cepat

Persaingan lemah

Persaingan Kuat

Pertumbuhan lambat

Kuadran I Kuadran II

Kuadran IV Kuadran III

(20)

Tabel 4.8

Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

No Faktor-faktor Dominan Bobot Strategi SO Strategi Agressive pemerintah kabupaten Demak, Dinas Pendidikan, stakeholder, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan

0,14 2 0,28 2 0,28 3 0,42

3 Adanya struktur organisasi dan tata kelola yang baik guna mendukung system kerja yang professional

0,09 3 0,27 3 0,27 3 0,27

4 Kerjasama antar personil cukup baik

0,11 4 0,44 4 0,44 4 0,44

5 Tersedianya SDM yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran.

0,09 4 0,36 3 0,27 4 0,36

6 Sarana praktik yang mencukupi untuk setiap Kompetensi Keahlian

0,14 3 0,42 2 0,28 3 0,42

7 Sebagian besar guru telah mengikuti diklat sesuai kompetensinya.

0,09 4 0,36 3 0,27 4 0,36

8 Jaringan internet telah berfungsi sehingga mudah mengakses berbagai informasi.

0,05 4 0,20 4 0,20 4 0,20

9 Lokasi strategis, di jalan lintas pantura bisa terjangkau untuk siswa dari kecamatan di wilayah Demak barat dan Kota Semarang bagian utara.

0,07 3 0,21 3 0,21 3 0,21

10 Komite Sekolah sangat peduli dengan peningkatan mutu sekolah.

0,05 3 0,15 2 0,10 3 0,15

11 Kerjasama telah terjalin baik dengan beberapa Institusi/DU-DI.

0,09 4 0,36 3 0,27 4 0,36

Total Kekuatan 1 3,32 2,86 3,46

Kelemahan 1 Kurangnya ruang belajar karena

hanya memiliki 10 ruang belajar, sedangkan robongan belajar mencapai 15 kelas

0,15 4 0,60 4 0,60 4 0,60

2 Tingkat kinerja kelembagaan yang masih lemah, terutama dalam keadministrasian.

0,12 3 0,36 3 0,36 3 0,36

3 Relevansi kompetensi input dengan output pendidikan yang masih belum optimal

0,08 3 0,24 2 0,16 3 0,24

4 Terbatasnya dana operasional dari pemerintah dan belum tergalinya

(21)

masyarakat/dunia usaha bagi kegiatan pendidikan

5 Pelaksanaan MBS belum optimal. 0,04 3 0,12 3 0,12 3 0,12 6 Komite sekolah belum berfungsi

secara proporsional sebagaimana empat Peran Komite Sekolah dalam membangun MBS.

0,04 3 0,12 2 0,08 3 0,12

7 Belum semua guru memahami kurikulum yang kurikum 2013

0,08 3 0,24 3 0,24 4 0,32

8 Disiplin waktu masih perlu ditingkatkan.

0,10 3 0,30 3 0,30 4 0,40

9 Sebagian besar guru program produktif belum mengikuti magang di DU/DI.

12 Unit produksi yang belum berjalan dengan baik dan dikelola secara profesional.

0,04 3 0,12 3 0,12 3 0,12

13 Pelaksanaan evaluasi program belum maksimal

0,04 3 0,12 3 0,12 3 0,12

Total Kelemahan 1 3,18 3,00 3,50

1 Pemerintah mengangkat tenaga guru dan TU PNS.

3 Adanya kebijakan Pemerintah dalam peningkatan alokasi dana sektor pendidikan yang lebih tinggi melalui block grant.

0,13 3 0,39 4 0,52 4 0,52

4 Adanya peluang untuk mengajukan bantuan kegiatan dengan alokasi dana yang cukup memadai.

0,13 4 0,52 4 0,52 4 0,52

5 Hubungan dan dukungan instansi vertikal di tingkat kabupaten cukup baik.

0,16 4 0,64 4 0,64 4 0,64

6 Nilai kepercayaan masyarakat umum dan DU/DI (user) terhadap SMK relatif meningkat.

0,19 4 0,76 3 0,57 4 0,76

7 Kondisi sosial, politik dan keamanan relatif stabil

0,13 4 0,52 4 0,52 4 0,52

8 Adanya perkembangan teknologi informasi yang dapat diakses dengan mudah dan relatif murah.

0,06 4 0,24 3 0,18 4 0,24

Total Peluang 1,00 3,77 3,65 3,90

Hambatan

1 Perubahan kurikulum khususnya dilingkungan pendidikan SMK relatif terlalu cepat kurang dibarengi dengan sosialisasi yang

(22)

pemerintah daerah ada kecenderungan semakin menurun (lebih rendah dari pada sebelum otonomi daerah).

3 Egosektoral pemegang kebijakan/kewenangan pada lini vertikal sering tidak menguntungkan pada perkembangan dunia pendidikan (khususnya kurang memihak pada sekolah kejuruan)

0,13 3 0,39 3 0,39 3 0,39

4 Daya serap pasar tenaga kerja untuk menerima lulusan relatif masih rendah (Keterbukaan DU/DI dalam rekruitmen tenaga kerja relatif rendah/kurang).

0,13 4 0,52 3 0,39 4 0,52

5 Adanya kompetitor bursa kerja dari perusahaan-perusahaan swasta.

0,06 3 0,18 2 0,12 3 0,18

6 Belum ada asosiasi profesi dan lembaga sertifikasi profesi di tingkat kabupaten/kota

0,06 3 0,18 3 0,18 3 0,18

7 Terbatasnya jumlah DU/DI yang relevan dan pembimbing yang memenuhi kualifikasi.

0,13 3 0,39 3 0,39 3 0,39

8 Perkembangan IPTEK yang berpengaruh terhadap tuntutan kemampuan dan ketrampilan (tenaga yang profesional)

0,13 3 0,39 3 0,39 3 0,39

Total Hambatan 1,00 3,38 3,19 3,38

Total QSPM 13,65 12,70 14,24

Sumber : hasil FGD 2015 Catatan :

AS : Skor daya tarik

TAS : Total Skor (perkalian Bobot dengan Skor daya tarik)

(23)

4.2. Pembahasan

4.2.1.Tahapan Analisis Perencanaan strategis

Tahap analisis perencanaan strategi melalui tiga tahap analisis, tahap pertama dengan IFAS dan EFAS dalam tahap ini berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap lingkungan internal diperoleh jumlah kekuatan 3,32 dan kelemahan sebesar 3,18 dan hasil skor akhir (kekuatan-kelemahan) sebesar 0,14. Angka ini menunjukkan bahwa factor-faktor kekuatan lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor kelemahan sehingga sekolah dapat memanfaatkan faktor kekuatan untuk meminimalkan kelemahan yang dihadapi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan sekolah.

Dari hasil analisis factor eksternal (EFAS), factor-faktor yang dominan dari peluang sebesar 3,77 dan ancaman sebesar 3,38 dengan skor akhir (peluang-ancaman) sebesar 0,39. Peluang yang dominan dapat dimanfaatkan dalam mengantisipasi ancaman yang ada.

(24)

mengatasi kelemahan-kelemahan agar menjadi kuat, dan berusaha untuk menghindari ancaman dengan berkonsentrasi pada peluang.

Kekuatan internal dan pengaruh eksternal digunakan sebagai parameter untuk memperoleh strategi yang lebih detail. Hasil analisis matrik IE, (3,25:3,57) yang menunjukkan pertumbuhan kekuatan internal 3,25 dan pengaruh eksternal 3,57 diperoleh posisi SMK Negeri 1 Sayung sebagai Grow dan apada sel 1 yaitu strategi pertumbuhan (Growth Strategy). Pertumbuhan ini dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration atau forward integration.

Untuk mempertajam dari posisi dalam matrik internal eksternal tersebut maka selanjutnya dengan menggunakan matrik SPACE, berdasarkan diagram SPACE terlihat garis vector bersifat positif (1,66 : 1,33) menunjukkan strategi aggressive sehingga SMK Negeri harus mengoptimalkan keuntungan kompetitif dengan cara melaksanakan tindakan yang lebih agresif.

(25)

Pada analisis tahap ketiga, dari hasil kerja pada tahap kedua diperoleh startegi SO, strategi agresif dan strategi integrasi dalam matrik QSPM dihasilkan nilai TAS tertinggi 14,24 adalah pada strategi integrasi. Strategi integrasi adalah strategi utama atau grand strategy, yang sesuai dengan kondisi SMK Negeri 1 Sayung. Strategi integrasi vertical terdiri dari tiga strategi dimana ketiga strategi ini menghendaki agar sekolah melakukan pengawasan yang lebih terhadap kinerja sekolah dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

Sekolah khususnya SMK yang memiliki strategi integrasi kedepan adalah sekolah potensial berusaha untuk memenuhi delapan standar nasional pendidikan, dengan berbagai kekuatan internal yang dimiliki sebagai jaminan dalam pengelolaan sekolah. Strategi integrasi kebelakang, dengan strategi ini bagaimana sekolahan mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki dengan menggunakan potensi yang ada untuk menangkap peluang – peluang yang ada.

Strategi horizontal merupakan strategi pertumbuhan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengembangkan strategi meraih 8 standar nasional pendidikan dengan melakukan pengawasan terhadap kinerja sekolah.

(26)

4.2.2. Rencana Strategis.

4.2.2.1. Isu-isu Strategis

Isu-isu strategis digunakan sebagai perimbangan atas analisis diagnosis kondisi internal dan eksternal, adapun isu-isu strategis dilingkungan SMK Negeri 1 Sayung sebagai berikut:

1. Pemberlakuan kurikulum 2013 secara mandiri; Ketersediaan kurikulum, rencana pembelajaran, dan pelaksanaan PBM yang berbasis kompetensi dan mengacu pada pelaksanaan 4 pilar Pembelajaran (learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together), kreativitas dan inovasi dan sistem penilaian yang akuntabel.

2. Restruksturisasi organisasi dan manajemen. Ketersediaan struktur organisasi dan manajemen yang efektif dan efisien dan birokrasi yang praktis, serta didukung oleh sistem informasi manajemen yang mengacu pada perkembangan teknologi informasi.

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana. Ketersediaan sarana dan prasarana (fasilitas) yang sesuai dengan kebutuhan Sekolah dan operasional manajemen dan pengembangan unit produksi. 4. Ketenagaan. Ketersediaan sumberdaya manusia

(tenaga administratif maupun guru) yang profesional dengan komitmen yang tinggi terhadap tugas (dedikasi, loyalitas, etos kerja).

(27)

6. Peserta Didik/Siswa. Menghasilkan peserta didik atau siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan DU/DI.

7. Peran serta Masyarakat. Adanya masyarakat (terutama DU/DI) yang selalu berperan serta dalam pengembangan dan peningkatan kualitas tamatan SMK.

8. Lingkungan/Budaya Sekolah. Adanya lingkungan sekolah yang asri yang memperhatikan keharmonisan komponen lingkungan (Abiotik, Biotik dan Kultural), yang didukung dengan realisasi implementasi 7K yang sangat menunjang pelaksanaan program sekolah.

4.2.2.2. Analisis SWOT

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan SMK Negeri 1 Sayung, kajian internal pada hakekatnya adalah analisis dan evaluasi atas kondisi di dalam SMK Negeri 1 Sayung.

1. Strenght (kekuatan)

a. Adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Demak, Dinas Pendidikan, para stake holder, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

(28)

c. Tersedianya SDM yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran.

d. Manajemen terbuka dan partisipatif

e. Kerjasama antar warga sekolah terjalin baik. f. Sarana praktik yang mencukupi untuk setiap

Kompetensi Keahlian.

g. Sebagian besar guru sudah mengikuti pendidikan dan latihan sesuai kompetensi.

h. Jaringan internet telah berfungsi sehingga mudah mengakses berbagai informasi.

i. Lokasi strategis, di jalan lintas pantura bisa terjangkau untuk siswa dari kecamatan di wilayah Demak barat dan Kota Semarang bagian utara.

j. Komite Sekolah sangat peduli dengan peningkatan mutu sekolah

k. Kerjasama telah terjalin baik dengan beberapa Institusi/DU-DI.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Kurangnya ruang belajar karena hanya memiliki 10 ruang belajar, sedangkan rombongan belajar mencapai 15 kelas.

b. Tingkat kinerja kelembagaan yang masih lemah, terutama dalam keadministrasian.

c. Relevansi kompetensi input dengan output pendidikan yang masih belum optimal

(29)

masyarakat/dunia usaha bagi kegiatan pendidikan

e. Pelaksanaan MBS belum optimal.

f. Komite sekolah belum berfungsi secara proporsional sebagaimana empat Peran Komite Sekolah dalam membangun MBS.

g. Belum semua guru memahami kurikulum yang berbasis kompetensi/kurikulum 2013.

h. Disiplin waktu masih perlu ditingkatkan.

i. Sebagian besar guru program produktif belum mengikuti magang di DU/DI.

j. Jumlah tenaga TU belum sesuai dengan beban kerja.

k. Jumlah alat dan ruang praktik belum sesuai standar

l. Unit produksi yang belum berjalan dengan baik dan dikelola secara profesional.

m. Pelaksanaan evaluasi belum maksimal

Analisis lingkungan eksternal dalam hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor- faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi pendidikan SMK Negeri 1 Sayung, kajian eksternal pada hakekatnya adalah analisis dan evaluasi atas kondisi di luar lingkungan SMK Negeri 1 Sayung.

1. Opportunity (Peluang)

a. Pemerintah mengangkat tenaga guru dan TU PNS.

(30)

c. Adanya kebijakan Pemerintah dalam peningkatan alokasi dana sektor pendidikan yang lebih tinggi melalui block grant.

d. Adanya peluang untuk mengajukan bantuan kegiatan dengan alokasi dana yang cukup memadai.

e. Hubungan dan dukungan instansi vertikal di tingkat kabupaten cukup baik.

f. Nilai kepercayaan masyarakat umum dan DU/DI (user) terhadap SMK relatif meningkat. g. Kondisi sosial, politik dan keamanan relatif

stabil

h. Adanya perkembangan teknologi informasi yang dapat diakses dengan mudah dan relatif murah.

2. Threats (Ancaman)

Ada beberapa hal yang berasal dari luar yang menjadi tantangan dalam pengembangan sekolah, yaitu:

a. Perubahan kurikulum khususnya dilingkungan pendidikan SMK relatif terlalu cepat kurang dibarengi dengan sosialisasi yang komprehensif

b. Alokasi anggaran untuk operasional sekolah dari pemerintah daerah ada kecenderungan semakin menurun (lebih rendah dari pada sebelum otonomi daerah).

(31)

pada perkembangan dunia pendidikan (khususnya kurang memihak pada sekolah kejuruan)

d. Daya serap pasar tenaga kerja untuk menerima lulusan relatif masih rendah (Keterbukaan DU/DI dalam rekruitmen tenaga kerja relatif rendah/kurang).

e. Adanya kompetitor bursa kerja dari perusahaan-perusahaan swasta.

f. Belum ada asosiasi profesi dan lembaga sertifikasi profesi di tingkat kabupaten/kota g. Terbatasnya jumlah DU/DI yang relevan dan

pembimbing yang memenuhi kualifikasi.

h. Perkembangan IPTEK yang berpengaruh terhadap tuntutan kemampuan dan ketrampilan (tenaga yang profesional)

4.2.2.3. Strategi Pengembangan Sekolah

Secara Umum Strategi diarahkan untuk menyikapi seluruh Program dan kegiatan yang dirumuskan, strategi pengembangan sekolah ini diarahkan untuk mencapai standar kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan, adapun srategi pengembangan sekolah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan implementasi Kurikulum 2013

(32)

optimal. Mengembangkan penilaian dengan strategi; Melaksanakan strategi peniliaian yang variatif, Melaksanakan penilaian yang transparan, akuntabel, dan demokratis

2. Melaksanakan diversifikasi kurikulum.

3. Meningkatkan komitmen seluruh warga sekolah. 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

strategi: Mengadakan Need Assesmen Test bagi para guru dan Peningkatan kemampuan profesionalisme guru, melalui pelatihan, penataran, workshop dan efektifitas wadah MGMP.

5. Mengembangkan kurikulum muatan lokal dalam rangka mewujudkan hasil pendidikan yang religius dan berbudi pekerti luhur

6. Pengembangan bench marking, dengan strategi Pengembangan dan Penguasaan Keterampilan Bahasa Inggris, ketrampilan di bidang kejuruan, Pengembangan Ekstrakurikuler, Pengembangan Budi Pekerti yang Akhlakul Karimah.

7. Mengembangkan kualitas dan kuantitas fasilitas pembelajaran dengan strategi: Merenovasi dan menambah ruang belajar; Pengadaan sarana pembelajaran seperti sarana perpustakaan dan labotarium IPA, laboratorium bahasa, Menata lingkungan agar lebih tertata, rapai, nyaman, menyenangkan.

(33)

teaching, Pengayaan dan Pendalaman Materi (PM) kelas XII, Efektifitas jadwal pelajaran dan jam belajar.

9. Meningkatkan pelaksanaan program Ekstrakurikuler dan program pembinaan kesiswaan melalui penyaluran bakat dan prestasi dalam bidang sains, olah raga, dan seni.

10. Meningkatkan suasana ketentraman dan ketenangan belajar dalam mewujudkan ketahanan sekolah, dengan strategi; Meningkatkan mutu pengelolaan sekolah melalui pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Menciptakan kesamaan persepsi tentang pengembangan sekolah, Meningkatkan kerjasama dengan DU/DI, Lembaga Motivator dan organisasi masyarakat serta pondok pesantren dalam meningkatkan kesadaran tanggungjawab dan keimanan siswa.

11. Mengefektifkan peran dan fungsi Komite Sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat sebagai mitra kerja sekolah

(34)

yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah (Les, Bimbingan Belajar, dan kursus).

4.2.2.4. Program-program Strategis

Program strategis peningkatan kualitas pelayanan di SMK Negeri 1 Sayung di bagi dalam 8 sasaran program antara lain sebagai berikut:

Sasaran 1: Mempunyai Kurikulum 2013, Silabus, Perangkat Kelengkapaannya dan Teradministrasikan dengan Menggunakan Software dan Hardware yang Memadai. 1.1. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum

2013

1.1.1. Penggandaan kurikulum

1.1.2. In House Training (IHT) Kurikulum 2013 dengan mengundang pakar Kurikulum 1.1.3. Sosialisasi dan peningkatan integritas

terhadap penerapan Kurikulum 2013

1.1.4. Pemetaan konsep dan pengorganisasian Kurikulum 2013

1.1.5. Membuat standar pembelajaran Kurikulum 2013

1.1.6. Membuat standar layanan penerapan Kurikulum 2013

1.1.7. Perumusan output dan outcome pembelajaran Kurikulum 2013

(35)

1.1.9. Membuat instrumen evaluasi pengembangan Kurikulum 2013

1.2. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran

1.2.1. Rapat pembagian tugas mengajar dan BK 1.2.2. Membuat Kalender Pendidikan

1.2.3. Rapat kerja pembuatan program tahunan dan semester

1.2.4. Membuat jadwal terpadu tentang penugasan, ulangan harian, praktek, ekstrakurikuler, OSIS, dll

1.3. Pengembangan sistem penilaian

1.3.1. Pelatihan tentang Authentic Assessment 1.3.2. Penerapan Authentic Assessment

1.3.3. Pengembangan strategi penilaian 1.3.4. Pengembangan model-model penilaian 1.3.5. Membuat sistem pengelohan nilai

1.3.6. Pelaporan hasil penilaian kepada siswa, orang tua, Kepala sekolah, Dinas Kab, dan Propinsi.

1.3.7. Perumusan dan membuat SKBM

1.3.8. Membuat instrumen evaluasi pengembangan sistem penilaian

1.4. Pengembangan Diversifikasi kurikulum dan Implementasinya.

1.4.1. Analisa kebutuhan dana, media dan sarana

1.4.2. Membuat Kurikulum Diversifikasi

(36)

1.4.4. Membuat standar pembelajaran dan kualifikasi guru

1.4.5. Membuat standar layanan 1.4.6. Membuat standar evaluasi

1.4.7. Membuat format-format administrasi 1.4.8. Membuat instrumen evaluasi pelaksanaan

Sasaran 2 : Seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga tata laksana) melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, kompeten, terukur, dan teruji agar dapat menunjukkan kinerja yang profesional guna memenuhi pelayanan prima kepada seluruh stakeholder.

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2.1. Pengembangan Profesionalitas Guru

2.1.1. Merevitalisasi fungsi, peran dan tugas guru

2.1.2. Mengadakan basic pernality setiap personal

2.1.3. Merumuskan kembali administrasi guru dan BK

2.1.4. Membuat tata tertib guru

2.1.5. Mengadakan pelatihan pembelajaran dengan kerja sama LPTK / LPMP

(37)

2.1.8. Mengikutsertakan pelatihan dan penataran keguruan yang diselenggarakan lembaga lain

2.1.9. Membuat instrumen kinerja profesionalisme guru

2.2. Peningkatan Kompetensi Guru

2.2.1. Mengadakan In House Training (IHT) metode pembelajaran

2.2.2. Mengadakan pelatihan strategi pembelajaran

2.2.3. Mengadakan IHT PTK 2.2.4. IHT strategi penilaian

2.2.5. Membuat standar penilaian, pengadministrasian, dan pelaporan

2.2.6. Menambah buku refensi pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran

2.2.7. Mengadakan IHT pembuatan alat dan media pembelajaran

2.2.8. Mengadakan IHT E-Learning

2.2.9. Mengikutsertakan pelatihan PTBK setiap mata pelajaran

2.2.10. Mengadakan Uji kompetensi internal 2.3. Peningkatan Kompetensi Tenaga TU

2.3.1. Merevitalisasi fungsi, peran dan tugas TU 2.3.2. Mengadakan basic pernality setiap

personal

2.3.3. Merumuskan kembali administrasi TU 2.3.4. Membuat tata tertib TU

(38)

2.3.6. Membuat standar rewarddan punishment 2.3.7. Membuat standar jenjang karir TU

2.3.8. Mengikutsertakan pelatihan dan penataran administrasi sekolah

2.3.9. Membuat instrumen kinerja profesionalisme TU

2.4. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru dan Tenaga TU 2.4.1. Instrumen evaluasi dan monitoring

kinerja guru dan TU

2.4.2. Membuat format evaluasi dan monitoring tugas guru dan TU

2.4.3. Membuat standar penilaian kinerja guru dan TU

2.4.4. Pelaksanaan Supervisi klinis kinerja guru dan TU

2.4.5. Pengadministrasian kinerja dan prestasi guru dan TU

2.4.6. Membuat standar reward dan funishment kinerja guru dan TU

2.5. Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan 2.5.1. Pemberdayaan MGMP

2.5.2. BriefingMingguan, Bulanan 2.5.3. Rapat Dinas

2.5.4. Upacara Senin pagi dan Sabtu sore 2.5.5. Sosialisasi Program Sekolah dan APBS 2.5.6. Pemberian tugas tertentu (kepanitiaan,

(39)

Sasaran 3 : Guru Menguasai dan Melaksanakan Berbagai Metode, Strategi, Model, Pembelajaran, dan Strategi Penilaian sehingga Siswa dapat Belajar dalam Situasi Menyenangkan, Konstruktif, Inspiratif, dan Motivatif

PENINGKATAN STANDAR PROSES:

3.1. Pengembangan metode pengajaran untuk semua mata pelajaran

3.1.1. Kolaborasi learning satu mata pelajaran 3.1.2. Kolaborasi learning antar mata pelajaran 3.1.3. Pelaksanaan Integrated Learning

3.1.4. Pengembangan pembelajaran portofolio 3.1.5. Pengembangan dan implementasi

Discovery Learning (DL), Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL).

3.1.6. Pengembangan dan implementasi Tim teaching

3.1.7. Pengembangan bench marking mata pelajaran

3.1.8. Pengembangan dan implementasi Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling

3.2. Pengembangan Strategi Pembelajaran

3.2.1. Penyediaan bahan, alat, media pembelajaran

(40)

3.2.3. Pelaksanaan Pengayaan dan Pendalaman Materi (PM) kelas XII

3.2.4. Membuat program dan jadwal pembelajaran terpadu

3.2.5. Pengembangan dan implementasi DL, PJBL, PBL.

3.3. Pengembangan Strategi Penilaian 3.3.1. Membuat standar penilaian

3.3.2. Membuat format administrasi penilaian 3.3.3. Membuat softwarepenilaian

3.3.4. Pengadaan alat pengolahan nilai

3.3.5. Pelaksanaan pelaporan penialaian harian kepada siswa dan orang tua

3.3.6. Membuat standar nilai ketuntasan belajar tiap mata pelajaran

3.3.7. Membuat standar ketuntasan kurikulum, program semester, dan program tahunan 3.4. Pengembangan bahan, sumber pembelajaran

3.4.1. Penambahan buku referensi tentang pengembangan bahan, alat, dan media pembelajaran

3.4.2. Penyediaan ruangan penyimpanan alat dan media pembelajaran

3.4.3. Menjalin kerja sama dengan lembaga lain mengenai penggunaan Laboratorium 3.4.4. Menjalin kerja sama dengan lembaga

lain, seperti Musium, Tahura, industri 3.4.5. Membuat bank soal tiap mata pelajaran 3.4.6. Menjalin kerja sama dengan lembaga

(41)

3.4.7. Menjalin kerja sama dengan lembaga lain, dalam penggunaan lap. olah raga

Sasaran 4 :Tersedianya Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pelengkapan untuk Pengembangan Bidang Kesenian, Olah Raga dan Media Pembelajaran Yang Berteknologi Tinggi (CD Interaktif, Internet, Audio Video Kelas, Penambahan in focus, Alat-alat Ukur yang Berbasis Digital).

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN FASILITAS PENDIDIKAN:

4.1. Peningkatan dan pengembangan media pembelajaran

4.1.1. Penyediaan CD pembelajaran

4.1.2. Membuat CD interaktif pembelajaran

4.1.3. Membuat analisis kebutuhan media pembelajaran tiap mata pelajaran

4.2. Pengembangan sarana pendidikan 4.2.1. Membuat ruang multimedia 4.2.2. Membuat ruang praktek siswa

4.2.3. Membuat Lab Komputer, Lab. IPA, Lab. Bahasa

4.2.4. Membuat taman hidroponik

4.2.5. Penyediaan multimedia, komputer, internet, TV di setiap kelas

(42)

4.3.2. Membuat software adiministrasi pembelajaran (SAS)

4.3.3. Membuat software adiministrasi Umum (SIM)

4.3.4. SMS Interaktif tentang perkembangan siswa

4.4. Penciptaan lingkungan belajar yang kondusif

4.4.1. Pemeliharaan gedung, bangunan, dan pembuatan pagar

4.4.2. Renovasi ruang kelas yang rusak

4.4.3. Membuat taman sekolah dan jalur hijau 4.4.4. Peningkatan kebersihan dan keasrian

sekolah

4.4.5. Membuat rambu-rambu pengingat 4.4.6. Perbanyakan tempat sampah

4.4.7. Membuat program pengelolaan sampah 4.4.8. Perbaikan kantin sekolah

4.4.9. Membuat inisial sekolah di gerbang dan muka jalan raya

4.5. Pengembangan Income Generating Activities 4.5.1. Pengembangan OSIS

4.5.2. Pengefektifan kegiatan ekstrakurikuler 4.5.3. Peningkatan prestasi kegiatan

ekstrakurikuler

4.5.4. Bench markingkegiatan ekstrakurikuler 4.5.5. Membuat majalah dinding

4.5.6. Membuat majalah sekolah

4.5.7. Membuat brosur, info, kegiatan sekolah 4.5.8. Analisis dan penelusuran bakat dan

(43)

4.5.9. Penyaluran bakat dan prestasi

4.5.10. Mengadakan dan mengikutsertakan dalam berbagai lomba tentang hal akademik dan non akademik

Sasaran 5 : Tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Minimal Seluruh Mata Pelajaran (75%), sehingga Semua Siswa dapat Mencapai Ketuntasan Belajar 100 % dan Dapat Memenangkan Berbagai Lomba Baik Akademik maupun Non Akademik.

PENINGKATAN STANDAR KELULUSAN:

5.1. Pengembangan standar pencapaian ketuntasan Kompetensi

5.1.1. Membuat standar ketuntasan belajar minimal tiap mata pelajaran

5.1.2. Efektivitas jadwal pembelajaran dan kalender pendidikan

5.1.3. Membuat program pembiasaan terpadu 5.1.4. Efektivitas Bimbingan dan Konseling 5.1.5. Pemberdayaan Wali Kelas

5.1.6. Pemberdayaan orang tua siswa

5.1.7. Pemberdayaan lingkungan masyarakat sekitar

5.2. Peningkatan standar kelulusan tiap tahunnya 5.2.1. Pengayaan dan pemantapan kelas XII

5.2.2. Informasi dan Standar kelulusan kepada seluruh siswa

(44)

5.2.4. Mengadakan Try out Ujian Nasional dan uji kompetensi

5.2.5. Mengadakan Pra- Ujian Nasional dan Pra Uji kompetensi

5.3. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba akademik dan non akademik

5.3.1. Pengembangan Sains Club 5.3.2. Pengembangan English Club

5.3.3. Pengembangan pembelajaran portofolio 5.3.4. Mengikutsertakan berbagai lomba

akademik dan non akademik

Sasaran 6 : Mempunyai Struktur Organisasi, Uraian Tugas yang Jelas, Instrumen Evaluasi Kinerja Sekolah dalam Model Manajemen yang Baik , dan Tercapainya SPM dalam Situasi Kerja yang Kkondusif dengan Menjalin Hubungan Kemitraan dengan Komite Sekolah (Terealisasinya Empat Fungsinya) dan Tersedianya Jaringan SIM untuk Terciptanya Keharmonisan Hubungan Baik Vertikal maupun Horizontal

PENINGKATAN MUTU KELEMBAGAAN DAN

MANAJEMEN:

6.1. Pengembangan dan Melengkapi Administrasi Sekolah

6.1.1. Mengefektifkan kegiatan tertib administrasi 6.1.2. Penyelesaian administrasi tepat waktu

(45)

6.1.3. Membuat program sekolah 6.1.4. Membuat SK pembagian tugas

6.1.5. Membuat dan mendistribusikan kalender pendidikan

6.1.6. Membuat tata tertib guru dan siswa 6.1.7. Membuat struktur organisasi

6.1.8. Membuat kode etik warga 6.1.9. Membuat APBS

6.2. Implementasi MBS

6.2.1.Penyusunan program sekolah bersama dengan Komite Sekolah

6.2.2.Menyusun RAPBS bersama dengan Komite Sekolah

6.2.3.Menyusun jadwal kegiatan

6.3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh Sekolah tentang Kinerja Sekolah

6.3.1.Membuat jadwal pelaksanaan monitor dan laporan

6.3.2.Pelaksanaan laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan

6.3.3.Evaluasi diri Kinerja sekolah

6.3.4.Bersama-sama dengan Komite Sekolah mengadakan evaluasi internal

6.4. Pelaksanaan Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah 6.4.1. Membuat program supervisi

6.4.2. Membuat jadwal supervisi 6.4.3. Melaksanakan supervisi

6.4.4. Menindaklanjuti hasil supervisi

(46)

6.5.1. Membuat instrumen monitoring tiap sektor 6.5.2. Membuat program monitoring

6.5.3. Membuat jadwal monitoring dan evaluasi 6.5.4. Analisis hasil monitoring dan evaluasi

6.5.5.Menindaklanjuti hasil analisis dan monitoring

6.5.6.Analisis kebutuhan atas kekurangan hasil monitoring

6.5.7.Konsultasi dengan Komite Sekolah atas ketercapaian SPM

6.6.Penggalangan Partisipasi Masyarakat (Pemberdayaan Komite Sekolah untuk Merealisasikan Empat Tugasnya)

6.6.1. Memusyawarahkan dengan Komite Sekolah tentang peran: a. Advesary Agency; b. Suporting Aagency; c. Controlling Agency; d. Mediator antara eksekutif, legislatif dengan masyarakat

6.6.2.Merumuskan program sekolah bersama dengan Komite Sekolah

6.6.3.Merumuskan APBS bersama dengan Komite Sekolah

6.6.4.Menganalisis kesenjangan antara usulan dan dukungan komite sekolah dengan keberdayaan sekolah untuk mengakomodasikan dalam program

(47)

6.6.6.Meningkatkan peran mediator dengan bekerja bersama-sama dalam meningkatkan hubungan sekolah dengan eksekutif dan masyarakat

6.7. Membuat Jaringan Informasi Akademik di internal Sekolah (SIM)

6.7.1.Membuat software SIM

6.7.2.Mengisikan data-data sekolah yang harus diketahui masyarakat

6.7.3.Membuat jaring internet

6.7.4.Mengelola data dan operasional internet

6.7.5.Menginformasikan program-program dan keberadaan keuangan

6.7.6.Menampung saran-saran masyarakat dan menindaklanjutinya

6.8. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horizontal

6.8.1. Membuat program jaring kerja vertikal dan horizontal

6.8.2.Mengadakan kerja sama dengan birokrat (struktural) secara vertikal dengan memberikan laporan secara berkala

6.8.3.Mengadakan jaring kerja secara horizontal dengan cara berkunjung, saling memberi informasi persekolahan, pengelolaan MBS 6.8.4.Membuat sub unit kerja untuk membangun

(48)

masyarakat atas tanggung jawab memajukan pendidikan

6.8.5.Mengevaluasi program jaringan kerja secara verticaldan horizontal

6.9. Implementasi Model Manajemen: POAC, PDCA, dan Model Lain yang Pada Dasarnya Mengembangkan Aspek-aspek Manajemen untuk Pengembangan Standar-Standar Pendidikan :

6.9.1.Mensosialisasikan model manajemen yang diterapkan

6.9.2.Meningkatkan komitmen warga dalam mengimplementasikan model manajemen 6.9.3.Mengembangkan POAC yang berlandaskan

TQM

6.9.4.Menganalisis kinerja sekolah secara periodik 6.9.5.Mengefektifkan seluruh aspek manajerial

(49)

PENGEMBANGAN STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN:

7.1. Pengembangan Jalinan Kerja dengan Penyandang Dana

7.1.1. Membuat profil sekolah yang jelas dan akurat

7.1.2 Bekerja sama dengan komite sekolah mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak yang peduli pendidikan

7.1.3. Mengadakan Malam Dana Pembangunan 7.1.4. Membentuk konsorsiun penyandang dana

pembangunan sekolah

7.2. Penggalangan Dana dari Berbagai Sumber

7.2.1.Mengadakan bazar sekolah di tempat umum

7.2.2. Menyelenggarakan Malam Bakti Alumni 7.2.3. Membuat Kupon Pembangunan

7.3. Penciptaan Usaha-usaha

7.3.1.Pemberdayaan kantin sekolah

7.3.2.Menjalin usaha dengan berbagai pihak pengusaha

7.3.3.Meningkatkan usaha-usaha yang telah dilaksanakan

7.4. Pendayagunaan Potensi Sekolah dan Lingkungan 7.4.1.Mengadakan analisis SWOT internal dan

eksternal sekolah

7.4.2.Menjadikan sekolah wawasan wiyatamandala

(50)

7.4.4.Lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran

7.4.5.Membuat jadwal penggunaan sarana sekolah

7.4.6.Meningkatkan peran dan fungsi perpustakaan

7.4.7.Meningkatkan peran dan fungsi Laboratorium IPA, Komputer, Ruang praktek siswa

7.5. Penciptaan Sistem Subsidi Silang

7.5.1.Menyusun tim untuk mendata siswa kurang mampu dan mampu

7.5.2.Mencari Bea Siswa dan Donatur

7.5.3.Mencari dan menawarkan kepada orang tua siswa mampu menjadi Ibu/Bapak Asuh 7.5.4.Asumsi APBS 90% dan 10% untuk

menanggulangi siswa yang kurang mampu Sasaran 8 : Terimplementasikan model-model penilaian

dan mempunyai pedoman dan instrumen evaluasi dari hasil uji coba untuk mengarah pada pembelajaran anak berprestasi, bermasalah, dan kelainan lainnya dengan menggunakan sistem administrasi sekolah (SAS) dan sistem informasi manajemen.

PENGEMBANGAN STANDAR PENILAIAN:

(51)

8.1.1.Mengembangkan strategi penilaian Tertulis, Praktek, penugasan, pengamatan, observasi, kinerja, dan penampilan

8.1.2.Membuat pedoman penilaian pelajaran Akhlak Mulia

8.1.3.Membuat pedoman penilaian pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

8.1.4.Membuat pedoman penilaian pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

8.1.5.Membuat pedoman penilaian pelajaran estetika

8.1.6.Membuat pedoman penilaian pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

8.2. Implementasi Model Evaluasi Pembelajaran: Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, dll

8.2.1. Membuat program penilaian 8.2.2. Melaksanakan penilaian:

1. Ulangan harian

2. Ulangan Tengah Semester 3. Ulangan Akhir Semester 4. Ulangan kenaikan kelas

8.2.3. Mendokumentasikan seluruh penilaian 8.2.4. Membuat/melaksanakan laporan

pendidikan : bulanan, semester, dan kenaikan kelas

(52)

1. Program tahunan 2. Program semester 3. Kisi-kisi soal 4. Kartu soal

5. Kunci jawaban dan kriteria penilaian 6. analisis butir soal

7. Analisis Ketuntasan Belajar 8.3.2. Membuat bank soal

4.2.2.5. Implementasi, Koordinasi dan Aplikasi Rencana Strategis

Rencana strategis dilaksanakan dalam bentuk penyusunan dan pelaksanaan program kerja, penyusunan program kerja didasarkan pada visi, misi, tujuan dan renstra sekolah. Sistem penyusunan program kerja sebagai berikut :

1. Kepala sekolah bertugas sebagai penanggungjawab pembentukan tim penyusun program kerja sekolah dengan dibantu para wakil kepala sekolah

2. Tim penyusun program kerja memilih ketua, sekretaris dan anggota

3. Tim penyusun program kerja membuat konsep dengan mengacu pada rencana strategis

4. Konsep yang disusun Tim penyusun Program Kerja didiskusikan secara internal

(53)

kesepakatan, maka konsep disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

6. Penyempurnaan konsep program kerja diserahkan kepada Kepala sekolah dan dibawa ke rapat kerja sekolah. Apabila konsep program kerja telah memperoleh kesepakatan maka konsep akhir disahkan oleh kepala sekolah dan komite sekolah

7. Kepala Sekolah melakukan penyempurnaan sistem penyusunan program kerja secara berkelanjutan.

8. Ketua program keahlian bertanggungjawab atas pembentukan tim penyusun program kerja tingkat program keahlian dan hasil program kerja diserahkan kepada tim penyusun program kerja sekolah.

(54)

Gambar 4.4

Prosedur Penyusunan Program Kerja

Pengusulan Tim penyusun Program Kerja

1. Wakil Kepala Sekolah mengusulkan tim penyusun Kepada Kepala Sekolah Penetapan SK Tim

penyusun Program Kerja

Koordinasi penyusunan jadwal, dan diskusi

internal

Konsultasi, peninjauan ulang dan Sosialisasi

Program Kerja

Konsultasi dengan tim Ahli eksternal untuk memperoleh masukan

Perbaikan konsep Program Kerja

Pembahasan mendalam dalam rapat kerja

sekolah

Klarifikasi Konsep Program Kerja

Pengesahan Konsep Program Kerja

Sosialisasi Program Kerja di Rapat Pleno Komite

2. Kepala Sekolah menetapkan SK Pengangkatan, Tim bertugas dibawah koordinasi Ketua 3. Rapat Koordinasi Tim

menyepakati jadwal dan mekanisme penyusunan dan pelaksanaan program kerja sekolah

4. Peninjauan ulang dan konsultasi pada pimpinan kemudian

sosialisasi

5. Konsultasi dengan tim ahli eksternal yang telah berpengalaman untuk memperoleh masukan 6. Perbaikan konsep setelah

Konsultasi dengan pimpinan mengenai masukan tim ahli eksternal

7. Pembahasan mendalam dalam rapat kerja sekolah

8. Klarifikasi kepada unit terkait

9. Pengesahan oleh Kepala Sekolah

(55)

Gambar 4.5

Prosedur pelaksanaan dan evaluasi Program Kerja

7. Kepala Sekolah menyebarluaskan hasil capaian pelaksanaan program

9. Sekolah mempersiapkan dan

mendampingi pelaksanaan monitoring dan evaluasi

1. Pelaksanaan program kegiatan

2. Kepala Sekolah mentapkan kepanitian untuk pelaksanaan program kerja

3. Koordinasi panitia/penanggungjawab dengan pihak-pihak terkait,

menyusun langkah-langkah pelaksanaan.

4. Pimpinan melakukan monitoring selama pelaksanaan, dan melakukan evaluasi pasca pelaksanaan bersama tim dan panitia

5. Pelaksanaan program kerja dilaporkan pada pimpinan

berdasarkan dukungan data dan fakta Penyusunan laporan Pelaksanaan

Program Kerja

Kepala Sekolah mempelajari laporan pelaksanaan program

Penyebarluasan informasi hasil pelaksanaan program

Penyerahan laporan pelaksanaan program

Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi

Tindak lanjut peningkatan mutu proses dan pencapaian program kerja

Penyempurnaan proses dan ketercapaian pelaksanaan program

berkelanjutan

6. Kepala Sekolah mempelajari laporan

8. Kepala sekolah melaporkan kepada pihak terkait

10. Kepala sekolah melakukan tindak lanjut peningkatan mutu proses dan pencapaian indicator renstra

berdasarkan hasil monev dan masukan

11. Kepala sekolah melakukan penyempurnaan proses dan ketercapaian pelaksanaan renstra secara berkelanjutanPembahasan mendalam dalam rapat kerja sekolah Pembentukan panitia

pelaksana/penanggungjawab program

Koordinasi panitia

pelaksana/penanggungjawab program

Pelaksanaan Program kerja

(56)

Mekanisme koordinasi pelaksanaan Rencana Strategis dapat dilihat dalam diagram alur berikut :

Gambar 4.6

Diagram Alur Koordinasi

Ketua Program Keahlian

Tim Penyusun Program kerja Keahlian

RENCANA STRATEGIS

Konsep Program Kerja

Program Kerja

Pelaksanaan Program

Evaluasi Program

Pelaporan Program

Monitoring dan evaluasi

Tindak lanjut

Kepala Sekolah

Tim Penyusun Program kerja Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Panitia pelaksana Dalam pengawasan

penanggungjawab program

Penanggung Jawab dan Panitia pelaksana

Penanggung Jawab dan Panitia pelaksana

Laporan disampaikan kepada kepala sekolah untuk di teruskan pada pihak terkait

(57)

Alur koordinasi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketua program keahlian membentuk tim

perumus/penyusun program kerja

2. Kepala sekolah atas usulan wakil kepala sekolah membentuk tim perumus/penyusun program kerja sekolah

3. Tim Perumus/penyusun program kerja sekolah membuat konsep program kerja berdasarkan pada visi, misi, tujuan dan renstra sekolah

4. Tim perumus/penyusun program kerja keahlian menyerahkan hasil konsep program kerja keahlian kepada tim perumus/penyusun program sekolah 5. Tim perumus menyerahkan konsep program kerja

kepada kepala sekolah untuk di bahas pada rapat kerja sekolah

6. Kepala sekolah mengesahkan program kerja dan mensosialisasikan kepada warga sekolah

7. Kepala sekolah membentuk penanggungjawab dan panitia pelaksana program

8. Penaggungjawab dan panitia merencanakan dan mengkoordiasikan pelaksanaan program

9. Panitia pelaksana melaksanakan program dalam pengawasan penanggungjawab

10.Penanggungjawab bersama-sama dengan panitia pelaksana melakukan evaluasi program dan membuat laporan

11.Penanggung jawab melaporkan hasil pelaksanaan program kepada kepala sekolah

(58)

13.Kepala skolah melakuka tindak lanjut.

Pengukuran Kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi SMK Negeri 1 Sayung. Pengukuran Kinerja mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indicator kinerja. Selanjutnya dilakukan evaluasi kinerja dengan cara menghitung nilai capaian kinerja pelaksanaan kegiatan/program/sasaran/kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk menilai pertanggungjawaban pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan berdasarkan hasil perencanan stratejik, dilakukan pula analisis pencapaian kinerja dengan menginterprestasikan lebih lanjut pengukuran kinerja yang menggambarkan keberhasilan/kegagalan manajemen SMK Negeri 1 Sayung dalam melaksanakan misinya yang meliputi: Kerangka Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Kinerja.

(59)

Indikator pengukuran kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapain suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur, kemudian digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kenerja. Beberapa jenis indikator kinerja yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja, yaitu (1)Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelasanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran, indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya. (2)Indikator Keluaran (Output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan / atau non fisik. (3)Indikator hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah ( efek langsung).(4)Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatunyang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan akibat dari adanya outcome.(5)Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulakan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan Indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

(60)

kegiatan, maka indakor kinerja yang akan diukur secara minimal meliputi Indikator input dan ouput. (1)Outcome, benefit dan impact, minimal dibuat secara naratif, dan jika memungkinkan ditetapkan secara kuantitatif. Oleh karena untuk melakukan pengukuran outcome, benefit dan impact pada umumnya tidak bisa secara langsung dapat diketahui setelah kegiatan berakhir.(2)Pengukuran kinerja SMK Negeri 1 Sayung berasal dari capaian kinerja kegiatan masing pencapaian renstra.

Untuk memudahkan penentuan bobot, berikut hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan (1)Indikator yang menunjukan output diberi lebih besar dari pada indikator yang menunjukan input, begitu juga Indikator outcome diberi bobot yang lebih besar dibandingkan Indikator output;(2)Indikator yang lebih erat kaitannya dengan tujuan dan sasaran diberi bobot yang lebih tinggi;(3)Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan instansi yang lebih tinggi diberikan bobot lebih tinggi (4)Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab instansi dan dapat dikendalikan oleh intansi yang bersangkutan diberi bobot lebih tinggi. Metode pembobotan tersebut merupakan suatu upaya kearah adanya persamaan persepsi antara pihak-pihak yang berkepentingan.

(61)

Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan capaian kinerja kegiatan dalam suatu kurun waktu tertentu. Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan penilaian atas keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam kerangka perencanaan strategik selanjutnya sesuai dengan atribut indikator kinerja dan capaian kinerja kegiatan yang telah ditetapkan maka evaluasi kenerja kegiatan dilakukan merujuk kepada indikator, yang telah ditetapkannya Yaitu : Input , output dan outcome setelah terlebih dahulu masing-masing indikator diberi.

Program dapat didefiniskan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian hasil evaluasi kegiatan setelah terlebih dahulu masing-masing kegiatan tersebut diberi bobot.

Evaluasi kebijakan /sasaran merupakan kumpulan dari hasil kinerja program setelah terlebih dahulu masing-masing program tersebut diberi bobot .Capaian kinerja kebijakan merupakan cerminan capaian kinerja sasaran.

(62)

/sasaran setelah terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap masing-masing kebijakan/sasaran tersebut.

Langkah terakhir dalam proses pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja adalah membuat simpul hasil evaluasi. Simpulan hasil evaluasi akan memberikan gambaran kepada para penerima informasi mengenai nilai kinerja SMK Negeri 1 Sayung. Kinerja SMK Negeri 1 Sayung dapat nilai dengan skala pengukuran ordinal yang dibuat sesuai dengan pertimbangan masing-masing, misalnya:

X = . . > 85 : Baik atau sangat Baik atau Sangat Berhasil X = 71−85: Sedang atau Baik atau berhasil

X = 56−70: Kurang Baik atau Sedang atau Cukup Berhasil

Gambar

Tabel 4.1Matrik Evaluasi faktor Internal (IFAS)
Tabel 4.2Matrik Evaluasi faktor Eksternal (EFAS)
Gambar 4.1Diagram analisa strategi SWOT
Tabel 4.3Skor Akhir IFAS dan EFAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

35) Pada suatu hari dalam perjalanan menumpangi mobil angkot. Dua penumpang yang masih muda belia tertawa, tetapi tidak terdengar mereka melakukan interaksi. Karena penasaran,

Selain itu, mahasiswa juga mendapat pengarahan yang berkaitan dengan kedisiplinan, baik untuk kepentingan mahasiswa PPL maupun yang menyangkut siswa sehingga semua diharapkan

Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran maupun murid, praktikan dapat menyimpulkan bahwa: kekuatan dalam setiap mata

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan

[r]

Konseli mampu menangkap pesan yang diterima dan memberikan respon dengan jelas yang menunjukan memperhatikan menjadi pendengar yang aktif. Jurnal harian, Teks drama

Meningkatkan mutu dan kualitas lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan suatu prioritas utama dalam rangka melaksanakan pembangunan di

Dengan menggunakan metode NPV yang mencari selisih antara PV of Outlays dengan PV of Procceds setelah didiskontokan atas dasar biaya modal yang memberikan hasil positif