BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Pustaka
2. Implementasi Kurikulum 2013
a. Pengertian Implementasi
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Pengertian implementasi juga dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:
1) Pendapat Cleaves yang dikutip (dalam Wahab 2008;187), yang
secara tegas menyebutkan bahwa: Implementasi itu mencakup
“Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau kegagalan
implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut
kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau
mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang sebelumya.
2) Menurut Mazmanian dan Sebastiar (dalam Wahab, 2008: 68) Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.
3) Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Wahab, 2008: 65)
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan- tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
4) Menurut Friedrich (dalam Wahab 2008: 3) Kebijakan adalah suatu
tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Secara umum implementasi adalah suatu yang dijalankan berdasarkan kebijkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
http://www.materibelajar.id/2015/12/definisi-implementasi-dan- teori.html
b. Implementasi Standar Penilaian
Permendikbud No 23 Tahun 2016 mengatur tentang standar penilaian pendidikan pada kurikulum 2013 edisi revisi. Dalam peraturan
menteri ini yang dimaksud dengan standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkup penilaian terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek sikap, n pengetahuan, dan keterampilan.
1) Bentuk dan Metode Penilaian
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didikbelajar peserta didik mencakup penilaianautentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
a) Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara
proses,dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian kinerja dalam bentuk lain adalah penilaian autentik yang menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik/guru untuk merencanakan progam perbaikan
(remidial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi standar penilaian pendidikan.
b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oelh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang
dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok didalam dan/atau diluar kelas khususnya pada sikap/prilaku dan keterampilan.
d) Penilain harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan
secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu KD atau lebih.
e) Ujian tengah semester (UTS)merupakan kegiatan yang
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan delapan sampai sembilan minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian
tengah semester meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
f) Ujian akhir semester (UAS) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan penilaian
akhir semester meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan semua KD pada semester tersebut.
g) Ujian tingkat kompetensi (UTK) merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi . cakupan (UTK) meliputi sejumlah KD yang mempresentasikan KI pada tingkat kompetensi tersebut.
h) Ujian mutu tingkat kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukann oleh pemerinta untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah KD yang mempresentasikan KI pada tingkat kompetensi tersebut.
i) Ujian nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidika (SNP), yang dilaksankan secara nasional.
j) Uji kompetensi keahlian merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi dalam rangka sertifikasi sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang dilakukan oleh lembaga mandiri atau LSP P1.
2) Prinsip-prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
a) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelasmtidak dipengaruhi subjektivitas penilai. b) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
c) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. d) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengmabilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
e) Menyeluruhdan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan peserta didik.
f) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap denngan mengikuti langkah-langkah baku.
g) Beracuan pada kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
h) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,
baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3) Pendekatan Penilaian
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK) atau penialaian acuan patokan (PAP). Penilaia didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan
kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan.
Hasil ini sesuai dengan Permendikbud yang menjelaskan bahwa PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada KKM. Selanjutnya, didalam Permendikbud ditegaskan bahwa semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah dapat menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Penilaian oleh pendidik/guru merupakan bagian yang tidak terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di SMK
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang
melibatkan kegiatan mengamati – menanya – mencoba –
mengasosiasi – dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah pembelajran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik/guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian oleh pendidik/guru dapat berupa tes dan non-tes yang dilakukan melalui penilaia dan penugasan. Perencanaan penilaian hasil belajar oelh pendiidk dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian dapat diberikan oleh pendidik/guru sebagai tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan rumah, proyek, dan portofolio.
5) Prosedur Penilaian Oleh Pendidik/Guru
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Prosedur penilaian proses belajar dan hasil belajar
secara umum oleh pendidik/guru dilakukan dengan urutan: (1) Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, (2) Menyusun kisi-kisi penilaian, (3) Membuat instrumen penilaian berikut pedoman penilaian, (4) Melakukan analisis kualitas instrumen, (5) Melakukan penilaian, (6) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian, (7) Melaporkan hasil penilaian, dan (8) Memanfaatkan laporan hasil penilaian.
Sedangkan prosedur penilaian dalam aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara terperinci oleh pendidik/guru adalah sebagai berikut:
a) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
(1)Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
(2)Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan
lembar observasi atau pengamatan; (3)Menindak lanjuti hasil pengamatan; dan (4)Mendeskripsikan perilaku peserta didik.
b) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahap:
(1) Menyusun perencanaan penilaian;
(2) Mengembangkan isntrumen penilaian;
(3) Melaksanakan penilaian;
(5) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
c) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
(1) Menyusun perencanaan penilaian;
(2) Mengembangkan instrumen penilaian;
(3) Melaksanakan penilaian
(4) Memanfaatkan hasil penilaian; dan
(5) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
6) Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian Kompetensi Lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidikdan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam
proses pengumpulan informasi/ catatan tentang capaian
pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses,kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Sedangkan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data tentang pencapaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/ Madrasah.
Peraturan Menteri ini bertujuan mengatur penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah dalam pelaksanaan Kurikulum 2006 danKurikulum 2013. Peraturan Menteri ini diberlakukan untuk menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang telah dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku. Selain itu Peraturan Menteri ini juga mendampingi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keberhasilan kurikulum 2013 antara lain : (1) Pengalaman Mengajar Guru, (2) Tingkat Pendidikan Guru, dan (3) Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah.