BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Pustaka
3. Pengalaman Mengajar Guru
a. Pengertian Pengalaman
Pengalaman adalah apa yang sudah dialami dalam kurun waktu yang lama. Mengajar adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi siswa belajar sedemikian rupa sehingga siswa belajar itu memperoleh kemudahan. Pengalaman mengajar adalah masa kerja yang dihitung sejak bersangkutan bekerja sebagai guru baik itu sebagai PNS maupun non PNS (Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, 2008: 12). Pengalaman adalah guru yang baik, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru berpengalaman yaitu telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun. Kenyataan menunjukkan bahwa makin lama seorang bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki oleh tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya, makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja, sebaliknya terbatasnya pengalaman kerja
mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah (Sastrohadiwiryo, 2005:163).
Dengan demikian guru harus memahami seluk beluk persekolahan, strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan mengajar akan tetapi pengalaman yang menentukan. Umpamanya guru peka dengan masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses pembelajaran. Pengalaman mengajar adalah apa yang sudah dialami dalam mengajar di sekolah berkenaan dengan kurun waktu, guru yang berpengalaman minimal memiliki pengalaman mengajar selama empat tahun.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 menunjukkan bahwa standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Penjelasan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang di maksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik dan yang menjadi penentu pengalaman mengajar guru. Dalam Peraturan Pendidikan Nomor 74 Tahun 2008 dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Pendidikan bagi manusia itu merupakan suatu keharusan dan karena pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Pendidikan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh terjadi karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai generasi yang lebih baik.
b. Beberapa Definisi Mengajar (Nasution, 1982: 8) :
1) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak
Mengajar adalah menanam pengetahuan pada anak, sehingga tujuan mengajar ialah penguasaan pengetahuan oleh anak. Anak dianggap pasif, karena pengajaran bersifat teacher-centered, dan gurulah yang memegang peranan utama. Sering ilmu pengetahuan kebanyakan diambil dari buku pelajaran yang tidak dihubungkan dengan realitas dalam kehidupan sehari-hari.
2) Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan bagi anak
Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan bagi anak hampir bersamaan dengan mengajar adalah menanam pengetahuan pada anak. Tentu saja diinginkan anak-anak mengenal kebudayaan bangsanya dan kebudayaan dunia. Tetapi ada pula yang mengharapkan agar anak-anak tidak hanya menguasai kebudayaan yang ada, tetapi agar mereka juga turut membantu memperkaya
kebudayaan itu dengan menciptakan kebudayaan baru menurut zaman yang senantiasa berubah.
3) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar, mengajar itu suatu usaha dari pihak guru, yakni mengatur lingkungan, sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar,yang belajar adalah anak itu sendiri berkat kegiatannya sendiri. Guru hanya dapat membimbing anak tersebut.
Berdasarkan definisi mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Kalau kita menerima definisi tersebut, maka kita peroleh beberapa kesimpulan :
a) Mengajar berarti membimbing aktivitas anak. Bahwa anak
hanya dapat berenang dengan berenang sendiri, jadi melakukan kegiatan itu sendiri, setiap orang dapat menerima dan memahaminya. Tak masuk diakal bahwa seorang akan dapat
doing, demikianlah bunyi anjuran Dewey. Yang belajar adalah anak itu sendiri.
Tugas guru adalah mengatur lingkungan serta
membimbing aktivitas anak. Artinya, janganlah hanya guru yang aktif karena itu guru jangan memonopoli aktivitas kelas dalam mengajar guru senantiasa harus bertanya kepada dirinya, aktivitas apakah yang dapat diberikan kepada anak, apakah yang dapat dikerjakan oleh anak.
b) Mengajar berarti membimbing pengalaman anak. Pengalaman
adalah interaksi dengan lingkungan. Dalam interaksi itulah anak itu belajar. Berkat pengalaman itulah anak-anak memperoleh
pengertian-pengertian, sikap, penghargaan, kebiasaan,
kecakapan dan lain-lain. Lingkungan itu jauh lebih luas dari pada hanya buku dan kata-kata guru saja. Seluruh lingkungan, alam sekitar, manusia, jabatan-jabatan, gedung-gedung,
lembaga-lembaga, binatang-binatang, tanaman-tanaman,
perusahaan dan sebagainya, merupakan sumber pengalaman bagi anak-anak. Pelajaran hendaknya dihubungkan dengan kehidupan anak dalam lingkungannya.
c) Mengajar berarti membantu anak berkembang dan
menyesuaikan diri kepada lingkungan. Apa yang diajarkan hendaknya jangan semata-mata ditujukan kepada ujian. Anak- anak belajar agar bakatnya berkembang. Pelajaran sekolah
gunanya agar anak dapat menggunakannya dalam kehidupannya sehari-hari, agar ia lebih sanggup mengatasi masalah-masalah dalam kehidupannya. Pelajaran sekolah harus berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah harus pula mendidik anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya, termasuk lingkungan sosialnya. Ia harus belajar berpikir, merasa dan berbuat sesuai dengan norma-norma lingkungannya.
Guru yang memiliki pengalaman mengajar telah memahami seluk beluk pendidikan baik dalam proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar, dengan demikian semakin lama pengalaman mengajar seorang guru maka guru tersebut semakin memahami seluk beluk pendidikan. Sehingga diduga bahwa pengalaman mengajar seorang guru dapat mempengaruhi kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam Kurikulum 2013 edisi revisi, semakin lama pengalaman mengajar seorang guru maka semakin
tinggi kemampuan guru untuk mengimplementasikan
Permendikbud 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam Kurikulum 2013 edisi revisi. Sebaliknya semakin sedikit pengalaman mengajar semakin rendah kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam Kurikulum 2013 edisi revisi.