PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN KESIBUKAN GURU DI DALAM KEGIATAN SEKOLAH
TERHADAP KEMAMPUAN IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN
PADA GURU-GURU PNS DI (SMK) NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Tedorus Pakkan NIM: 131334068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN KESIBUKAN GURU DI DALAM KEGIATAN SEKOLAH
TERHADAP KEMAMPUAN IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN
PADA GURU-GURU PNS DI (SMK) NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Tedorus Pakkan NIM: 131334068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Maha Pengasih, Ayah dan Ibuku yang tercinta,
Keluarga dan Saudara-saudaraku yang tersayang, Almamater ku Sanata Dharma,
Pak Muhadi yang terhormat,
v
MOTTO
Masalah, adalah ujian pendewasaan.
Tidak ada alasan menyalahkan orang lain.
Benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa.
Agama tanpa ilmu adalah buta,
Ilmu tanpa agama adalah lumpuh...
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dangan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2017
Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Tedorus Pakkan
Nomor Mahasiswa : 131334068
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Pengalaman Mengajar, Tingkat Pendidikan Guru, dan Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan Implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pada Guru-Guru PNS di (SMK) Negeri Se-Kota Yogyakarta.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Juli 2017
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN KESIBUKAN GURU DI DALAM KEGIATAN SEKOLAH
TERHADAP KEMAMPUAN IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN
PADA GURU-GURU PNS DI (SMK) NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017
Tedorus Pakkan Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) ada pengaruh positif pengalaman mengajar terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; (2) ada pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; dan (3) ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang dilaksanakan di tujuh SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2017. Dari populasi penelitian sebanyak 876 guru, diambil sampel sebanyak 192 guru dengan teknik Proportional Sampling dan Convenience Sampling. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik Chi-Square (x2).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (χ2 hitung 4,864a, Asymp. Sig
(2-sided) 0,302); (2) tidak ada pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (χ2 hitung 1.786 a, Asymp. Sig (2-sided) 0.410); (3) ada pengaruh positif
kesibukan guru dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (χ2 hitung 37.740a,
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TEACHING EXPERIENCE, LEVEL OF EDUCATION OF TEACHERS, AND THE ACTIVITIES OF TEACHERS IN SCHOOL TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE REGULATION OF EDUCATION MINISTER NUMBER 23, 2016
ABOUT THE ASSESSMENT STANDARD ON CIVIL SERVANTS TEACHERS AT THE STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN
YOGYAKARTA 2017
Tedorus Pakkan Universitas Sanata Dharma
2017
The purposes of this research are to know wheader; (1) there is a positive influence on teaching experience towards the implementation of the Regulation of Education Minister Number 23, 2016 abaut the Assessment Standard; (2) there is a positive influence of level of education of teachers towards the implementation of the Regulation of Education Minister Number 23, 2016 abaut the Assessment Standard; and (3) there is a positive influence of the activities of teachers in school towards the implementation of the Regulation of Education Minister Number 23, 2016 abaut the Assessment Standard.
The type of this research is an ex post facto research which was carried out in seven state vocational high in Yogyakarta from January until March 2017. The population of the research were 876 teachers, the samples ware 192 teachers taken
by applying proportional sampling and convenience sampling. Data were
collected by questionnaires and analyzed by Chi Square (x2) techniques.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian
skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Mengajar, Tingkat Pendidikan
Guru, dan Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan
Implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pada Guru-Guru PNS di (SMK) Negeri Se-Kota Yogyakarta”.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Selesainya skrips ini sejatinya tak lepas dari bantuan yang diberikan oleh
berbagai pihak. Dengan demikian, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk
menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd. M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Stusi Pendidikan Ekonomi
xi
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan arahan, masukan, saran dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
5. Untuk semua dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terimakasih
atas segala ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang telah penulis dapatkan
selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
6. Untuk kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan doa,
membimbing, menasihati, memberikan perhatian, kasih sayang, dan
pengorbanan materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Terimakasih sudah menjadi orang terhebat dalam hidupku;
7. Untuk semua keluarga besarku yang ada di NTT, Sulawesi, Kalimantan dan
Malaysia terutama Adikku Dedy, Daniel David, Mama Murni, Nenek Dani,
Ka Nenny, Ka Eri dan Flora Angret. Terima kasih semua bantuannya serta
dukungan doanya yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
8. Untuk teman-teman Meeooong Nyekripsi terimakasih atas segala bantuan
dan dinamikanya selama mengerjakan skripsi ini bersama;
9. Untuk sahabatku Desty, Anggun, Miltari, Wiwid, Maesty, Irma, Prisca, Ping,
Desy, Lili, Venti, Elsa, Titin, Cicil, Ira, Ayuni, Marie, Yovita, Mandala,
Novan, Leo, Yuda, Yohanes, Dasanta, Bagas. Terimakasih atas dukungan
xii
10.Untuk sahabat-sahabat ku yang berada di Malaysia dan Kalimantan yang
selalu memberikan semangat untuk rajin kuliah dan rajin mengerjakan
skripsi;
11.Untuk semua anak-anak asrama Putra dan Putri Nunukan. Terimakasih atas
bantuan, dukungan dan kebersamaannya;
12.Untuk ibu Singgang yang selalu memberikan utang makan kepada saya.
Terimakasih atas kebaikkannya dan semoga Tuhan selalu memberikan ibu
kesehatan dan rejeki yang cukup;
13.Untuk semua teman-teman seperjuangan PAK 2013. Terimakasih atas
dukungan dan kebersamaannya;
14.Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan balasan atas kebaikan yang pernah kalian berikan kepada saya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memang masih jauh dari segala
kesempurnaan. Maka dari itu, semua kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga
skripsi juga dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan maupun
yang berkepentingan. Demikian skripsi dibuat agar dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya.
Penulis,
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
xiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ... 12
1. Kurikulum ... 12
a. Pengertian Kurikulum ... 12
b. Fungsi Kurikulum ... 14
c. Perkembangan Kurikulum ... 15
d. Struktur Kurikulum 2013 Pada SMK/MAK ... 24
2. Implementasi Kurikulum 2013 ... 27
a. Pengertian Implementasi ... 27
b. Implementasi Standar Penilaian ... 28
3. Pengalaman Mengajar Guru ... 38
a. Pengertian Pengalaman ... 38
b. Beberapa Definisi Mengajar (Nasution : 1982) ... 40
4. Tingkat Pendidikan Guru ... 44
5. Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 49
a Ruang Lingkup ... 49
b Jam Kerja ... 50
c Uraian Tugas Guru ... 50
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 60
C. Kerangka Berpikir ... 63
D. Rumusan Hipotesis ... 67
xv
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69
1. Tempat Penelitian ... 69
2. Waktu Peneltian ... 69
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 70
1. Subjek Penelitian ... 70
2. Objek Penelitian ... 70
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 70
1. Populasi ... 70
2. Sampel ... 71
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 74
1. Variabel Penelitian ... 74
a. Variabel Bebas ... 74
b. Variabel Terikat ... 74
2. Pengukuran Variabel Penelitian ... 75
F. Teknik Pengumpulan Data ... 77
G. Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 79
1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 79
a. Uji Validitas Instrumen Variabel Standar Penilaian ... 80
b. Uji Validitas Instrumen Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 81
2. Uji Realiabilitas Kuesioner ... 84
a. Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Standar Penilaian ... 85
xvi
Kegiatan Sekolah ... 85
H. Teknik Analisis Data ... 86
1. Deskripsi Data ... 86
a. Variabel Standar Penilaian ... 87
b. Variiabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 87
2. Pengujian Hipotesis ... 88
a. Hipotesis 1.1 – 1.3 ... 88
b. Rumus Uji Hipotesis ... 89
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 94
1. Deskripsi Responden ... 94
a. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94
b. Berdasarkan Pengalaman Mengajar Guru ... 95
c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Guru ... 95
d. Berdasarkan Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan ... 96
e. Berdasarkan Pangkat Golongan ... 97
2. Deskripsi Variabel ... 98
a. Implementasi Standar Penilaian ... 98
b. Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 100
B. Analisis Data ... 102
1. Pengujian Hipotesis ... 102
a. Hipotesis Pertama ... 102
xvii
c. Hipotesis Ketiga ... 109
2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 122
B. Keterbatasan Penelitian ... 123
C. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 126
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelompok Mata Pelajaran Pendidikan Menengah ... 25
Tabel 2.2 Jenis Tugas Tambahan Guru ... 56
Tabel 2.3 Jenis Kegiatan Guru dan Beban Tatap Muka ... 57
Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri di Kota Yogyakarta ... 69
Tabel 3.2 Data Sampel Guru SMK Negeri dan SMA Negeri Yogyakarta . 70 Tabel 3.3 Perhitungan Sampel Guru PNS SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta ... 73
Tabel 3.4 Kriteria Pengalaman Mengajar ... 75
Tabel 3.5 Tingkat Pendidikan Guru ... 75
Tabel 3.6 Kriteria Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 76
Tabel 3.7 Skor Pernyataan Sikap ... 76
Tabel 3.8 Kisi – Kisi Kuesioner ... 77
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen pada Variabel Standar Penilaian (Pertama) ... 80
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen pada Variabel Standar Penilaian (Kedua) ... 81
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Guru Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah (Pertama) ... 82
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Guru Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah (Kedua) ... 83
xix
Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pada Variabel Standar
Penilaian ... 85
Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Kesibukan Gurudi Dalam Kegiatan Sekolah ... 85
Tabel 3.16 Kriteria Rasio C/Cmax ... 91
Tabel 4.1 Data Responden Guru-Guru PNS di SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta ... 93
Tabel 4.2 Data Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94
Tabel 4.3 Data Responden Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 95
Tabel 4.4 Data Responden Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 96
Tabel 4.5 Data Responden Guru Berdasarkan Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan ... 96
Tabel 4.6 Data Responden Guru Berdasarkan Pangkat Golongan ... 97
Tabel 4.7 Deskripsi Implementasi Standar Penilaian Menurut Guru ... 98
Tabel 4.8 Nilai-Nilai Statistika Implementasi Standar Penilaian ... 99
Tabel 4.9 Deskripsi Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 101
Tabel 4.10 Nilai-Nilai Statistika Implementasi Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 101
Tabel 4.11 Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran .. 103
xx
Guru Terhadap Implementasi permendikbud No. 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran ... 105
Tabel 4.13 Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Tingkat
Pendidikan Guru Terhadap Implementasi permendikbud
No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran .. 106
Tabel 4.14 Hasil Analis Chi-Square Pengaruh Tingkat Pendidikan
Guru Terhadap Implementasi Permendikbud No. 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran ... 108
Tabel 4.15 Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kesibukan
Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Implementasi
No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian ... 110
Tabel 4.16 Hasil Analis Chi-Square Pengaruh Kesibukan Guru di Dalam
Kegiatan Sekolah Terhadap Implementasi Permendikbud
No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran .. 112
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kesibukan
Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan
Mengimplementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ... 130
LAMPIRAN II Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 139
LAMPIRAN III Data Induk Penelitian ... 150
LAMPIRAN IV Deskripsi Butir Kuesioner ... 166
LAMPIRAN V Data Responden dan Variabel ... 181
LAMPIRAN VI Uji Chi-Square ... 186
LAMPIRAN VII Rangkuman Tabulasi Data Responden Guru-Guru SMK
Se-Kota Yogyakarta ... 199
LAMPIRAN VIII Tabel r ... 206
LAMPIRAN IX Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian ... 211
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abab ke-21, dimana pengembangan sistem pendidikan merupakan
salah satu faktor utama dalam menilai keberhasilan pembangunan sebuah
negara, fungsi dan peranan guru juga ikut bergeser. Jika dulu guru hanya
berperan sebagai pendidik, saat ini guru dituntut untuk mengembangkan
profesionalnya, tidak hanya dilingkup belajar mengajar, tetapi juga perlu turut
berperan dalam pengembangan dunia pendidikan dalam arti luas.
Pergeseran nilai-nilai, kuatnya arus informasi dan besarnya tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik telah mendorong
fungsi dan peranan seorang guru ke sebuah posisi yang baru. Posisi guru tidak
hanya dituntut untuk hadir di kelas, tetapi juga diharapkan bisa berperan sebagai
agen pembaharu yang memiliki posisi strategis dalam menentukan nasib bangsa
di masa depan (Nanang Priatna, 2013).
Kualitas sumber daya manusia (SDM) bergantung pada kualitas
pendidikan dan peran pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas,
damai, terbuka dan demokratis. Oleh sebab itu, komponen dari sistem
pendidikan nasional harus senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan yang terjadi, baik pada tingkat lokal, nasional maupun
Definisi pendidikan itu sendiri menurut UU No. 20 Tahun 2003Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia akan berjalan dengan sistematis,
menggunakan perangkat atau yang biasa disebut Kurikulum. Sedangkan
pengertian Kurikulum yaitu perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan (KBBI). Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Selain
itu, pengertian Kurikulum menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal
ini berarti kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan
atau pengajaran.
Berbicara tentang kurikulum saat ini, dikatakan bahwa di Indonesia selalu
terjadi perbaikan kurikulum dari waktu ke waktu. Perubahan kurikulum yang
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem
pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki
tercapai dengan baik. Salah satu perubahan kurikulum yang terjadi yaitu
perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013.
Perubahan ini merupakan salah satu upaya memperbaharui setelah
dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan generasi muda. Kurikulum 2013 memadukan tiga konsep yang
menyeimbangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Melalui konsep itu,
keseimbangan antara (hard skill) dan (soft skill) dimulai dari Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian dapat
diwujudkan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua
mata pelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Melalui pendekatan itu, diharapkan siswa
memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih
baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Upaya pendekatan
(scientific)/ilmiah dalam proses pembelajaran ini, kemudian melahirkan sistem
evaluasi yang autentik. Pelaksanaan Kurikulum 2013 baru terjadi pada tahun
2014.
Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa Indonesia saat ini kembali
2013 edisi revisi. Kurikulum 2013 edisi revisi tersebut sebenarnya telah
dilakukan sejak bulan Januari 2015 hingga akhir bulan Oktober 2015,
perevisian Kurikulum 2013 dilakukan berdasarkan berbagai masukan dari
publik para ahli dan para pegiat serta pemerhati pendidikan.
Perubahan-perubahan yang terjadi dari Kurikulum 2013 yang lama, ke Kurikulum 2013
edisi revisi yaitu penilaian sikap Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 sudah
ditiadakan disetiap mata pelajaran. Hanya agama dan PPKn namun,
Kompetensi Inti tetap dicantumkan dalam penulisan RPP. Jika ada dua nilai
praktek dalam 1 Kompetensi Dasar, maka yang diambil adalah nilai yang
tertinggi. Untuk perhitungan nilai keterampilan dalam 1 Kompetensi Dasar
ditotal (praktek, produk, dan portofolio) dan diambil nilai rata-rata untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian dan penilaian akhir semester itu sama.
Pendekatan (scientific approach) 5M bukanlah satu-satunya metode saat
mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
Silabus Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu
Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, UAS menjadi
penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir tahun untuk
semester 2 dan sudah tidak ada lagi UTS, namun langsung penilaian akhir
semester. Dalam RPP Kurikulum 2013 edisi revisi tidak perlu disebutkan nama
metode pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran
berikut dengan rubik penilaian. Skala penilaian edisi revisi menjadi 1-100.
diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran
ulang. Nilai remidi adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil.
Hidayat mengatakan bahwa penilaian harus menyeluruh dengan
menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau
kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik.
Penilaian yang mengarah pada kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi,
serta penjenjangan penilaian. Penilaian bertujuan memberikan masukan
informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik saat
kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik (2013: 119).
Sebenarnya perubahan tersebut bertujuan untuk mempermudah guru-guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun sebaliknya, perubahan tersebut
nampaknya justru memicu keluhan-keluhan karena sebagian guru mengalami
kesulitan dalam mengimplementasikan Permendikbud (Peraturan Menteri
Pendidikan dan Budaya) No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian terutama
guru-guru yang lanjut usia, mereka lambat memahami dan stress untuk
melakukan penyesuaian terhadap kurikulum yang baru. Pengalaman mengajar
belum tentu menjadi pendukung tercapainya pemahaman implementasi
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Tingkat
pendidikan guru yang masih standar juga mengakibatkan pemahaman guru
tentang implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
masalah guru yang harus memenuhi tugas administrasi. Di antaranya, membuat
program tahunan, program semester, silabus, rencana pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran. Di sela-sela mengajar, guru akan direpotkan segudang
tugas administrasi dan tugas-tugas tambahan dari sekolah, sehingga kesibukan
guru di dalam kegiatan sekolah akan membuat guru bertanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan
pengajaran kepada siswa. Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk
melaksakan pembinaan kurikulum, mununtun siswa belajar, membina pribadi,
watak dan jasmaniah siswa, fasilitator belajar, moderator belajar, motivator
belajar, serta menilai kemajuan hasil belajar siswa dan membuat administrasi
sekolah.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pengalaman Mengajar, Tingkat Pendidikan,
dan Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan
Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Implementasi Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013 Edisi
Revisi pada SMK Negeri se-Kota Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diduga
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
2. Kurangnya keterampilan, pengetahuan, serta kemampuan guru dalam
memahami tugas-tugas yang di emban dalam melaksanakan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum
2013 edisi revisi.
3. Kurangnya pengalaman guru di dalam mengajar diduga mengakibatkan
kurangnya kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum
2013 edisi revis.
4. Kurangnya kemampuan guru menerjemahkan kurikulum ke dalam operasi
pembelajaran.
5. Tingkat pendidikan guru yang rendah diduga akan berbeda kemampuannya
dengan guru yang tingkat pendidikannya tinggi dalam kemampuan guru
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi.
6. Kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah memberi waktu yang banyak
buat guru sehingga diduga guru akan semakin banyak waktunya untuk
mempelajari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi.
C. Batasan Masalah
Mengingat permasalahan dalam penelitian ini luas dan peneliti memiliki
keterbatasan biaya dan waktu sehingga, penulis membatasi masalah pada
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian yang dipengaruhi oleh faktor:
pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru dan kesibukan guru di dalam
kegiatan sekolah.
D. Rumusan Masalah
1. Masalah Umum
Apakah latar belakang guru mempunyai pengaruh positif terhadap
kemampuan guru dalam mengimplementasikan proses pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi ?
2. Masalah Khusus
a. Apakah pengalaman mengajar guru mempunyai pengaruh positif
terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan
Kurikulum 2013 edisi revisi ?
b. Apakah tingkat pendidikan guru mempunyai pengaruh positif terhadap
kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
edisi revisi?
c. Apakah kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah mempunyai
pengaruh positif terhadap kemampuan guru dalam
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah latar belakang guru mempengaruhi
kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi
revisi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui apakah:
a. Pengalaman mengajar guru mempunyai pengaruh positif terhadap
kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
edisi revisi.
b. Tingkat pendidikan guru mempunyai pengaruh positif terhadap
kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
edisi revisi.
c. Kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah mempunyai pengaruh
positif terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kementerian Pendidikan dan Budaya
a. Dapat mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 revisi
dilapangan, supaya dapat menjadi bahan kajian lebih serius tentang
kurikulum yang baru ini,
b. Mampu memberikan perbandingan dan tambahan wacana dalam
pendidikan terutama untuk mendukung gerakan peningkatan mutu
pendidikan dan sebagai pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum,
c. Mengkaji kembali seberapa siap sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta
dalam menerapkan Kurikulum 2013.
2. Bagi dinas pendidikan, pemuda dan olah raga
a. Membangun kembali pemahaman tentang penerapan penilaian
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi terhadap guru-guru,
b. Membantu ketercapainnya tujuan di terapkannya Kurikulum 2013 edisi
revisi.
3. Bagi perguruan tinggi
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca di
perpustakaan tentang pemahaman implementasi Kurikulum 2013 edisi
revisi.
4. Bagi sekolah
a. Membangun kembali pemahaman tentang penerapan Kurikulum 2013
b. Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan, baik itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler,
maupun dalam tujuan instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum
maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu
dapat tercapai,
c. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program kegiatan di Kurikulum 2013 edisi revisi,
d. Sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk guru-guru yang kurang berpengalaman dan yang
tingkat pendidikannya masih standar
5. Bagi guru
Dapat memberi masukan bagi guru mengenai arti pentingnya
memiliki komitmen dalam mengembangkan diri, menambah pengetahuan
keterampilan dan pengalaman dalam mengikuti pelatihan kurikulum baru
guna membantu guru dalam mengimplementasikan standar penilaian
pembelajaran di Kurikulum 2013 edisi revisi.
6. Bagi peneliti
Dapat memberi pengetahuan dan wawasan yang lebih mengenai
Kurikulum 2013 edisi revisi dan semakin mampu memahaminya serta
diharapkan dapat menerapkannya dengan sebaik-baiknya dalam praktek
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Pengertiaan kurikulun secara etimologis (Imas Kurniasih, 2014 :
3) curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Kurikulum
merupakan sesuatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari
garis awal atau start sampai dengan finish. Dalam dunia pendidikan
pengertian kurikulum adalah sebagai rencana dan pengaturan tentang
sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Dictionary of Education (Imas Kurniasih, 2014 : 3) mengatakan
bahwa curriculum is a general loverall plan of the content or specific
studies of that the schollshoul ofter the student by way qualifying him
for graduation or certification or for entrance into a professional or a
vocational field. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KBBI), tertulis bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang
diajarkan pada lembaga pendidikan.
Menurut John Franklin Bobbit (1918) menyatakan bahwa
Latin Race-Souce, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran
perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi
dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa”.
Menurut Edward A. Krug (1957) mengatakan bahwa “kurikulum
terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan
tujuan yang diberikan sekolah” dan menurut Hilda Taba (1962:11)
mengatakan bahwa “kurikulum adalah rencana pembelajaran”.
Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum dari Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang dugunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya mencakup
tentang rencana pembelajaran, akan tetapi juga mencakup tentang segala
sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah,
baik di dalam ataupun di luar kelas. Maka kurikulum bisa diartikan juga
sebagai entitas pendidikan yang mengatur tentang kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Kurikulum secara garis besar mempunyai tiga ranah, yaitu:
kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem dan kurikulum
sebagai bidang studi. Kurikulum sebagai substansi adalah kurikulum
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum digambarkan
sebagai dokumen tertulis yang berisi tentang rumusan tujuan, bahan
ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi yang telah
disepakati dan disetujui bersama oleh para penyusun kurikulum dan
pemangku kebijaksanaan dengan masyarakat. Kurikulum sebagai
sistem adalah sisten kurikulum yang merupakan bagian dari sistem
sekolah, sistem pendidikan, dan sistem masyarakat. Hasil dari sistem
kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum. Kurikulum sebagai
sistem mempunyai fungsi bagaimana cara memelihara kurikulum agar
tetap berjalan dinamis. Kurikulum sebagai suatu bidang studi berfungsi
sebagai suatu disiplin yang dikaji di lembaga pendidikan seperti
perguruan tinggi. Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang studi adalah
untuk mengembangkan ilmu kurikulum dan sistem kurikulum.
Secara umum kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan
sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan
sebagai pedoman yang dapat memberikan pengaruh kepada anak untuk
mencapai tujuan persekolahannya.
b. Fungsi Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan tentang definisi kurikulum yang telah
diuraikan sebelumnya. Berdasarkan definisi tersebut terdapat empat
1) Kurikulum sebagai rencana. Kegiatan sebagai rencana kegiatan
belajar mengajar dikembangkan berdasarkan suatu tujuan yang
ingin dicapai.
2) Kurikulum sebagai pengaturan. Pengaturan dalam kurikulum dapat
diartikan sebagai pengorganisasian materi pembelajaran pada arah
horizontal (ruang lingkup dan integrasi) dan vertikal (urutan dan
kontinuitas).
3) Kurikulum sebagai cara. Pengorganisasian kurikulum
mengisyaratkan penggunaan metode pembelajaran yang efektif
berdasarkan konteks pembelajaran. Pemilihan metode mengajar erat
hubungannya dengan sifat materi pelajaran atau pratikum dan
tingkat penguasaan yang ingin dicapai.
4) Kurikulum sebagai pedoman. Kurikulum sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran harus memiliki kejelasan
tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang hendak dicapai melalui
penerapan kurikulum.
c. Perkembangan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan sudah mengalami beberapa
pergantian yang dikelompokan berdasarkan tiga kelompok kurikulum,
yaitu rencana pelajaran, kurikulum berbasis tujuan, dan kurikulum
berorientasi kompetensi.
Dari rentang waktu 1947-1968 telah terjadi beberapa
pergantian kurikulum, diantaranya adalah:
a) Kurikulum Tahun 1947 (Rencana Pembelajaran 1947)
Rencana pembelajaran 1947 sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak
menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan
adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat, karena hal itulah yang mendesak pada saat itu.
Dalam kurikulum ini terdapat dua hal pokok yaitu :
(1)Daftar mata pelajaran dan jam pelajarannya
(2)Garis – garis besar pengajaran
Rencana pembelajaran 1947 baru dilaksanakan oleh
sekolah- sekolah pada tahun 1950.
b) Kurikulum 1952 (Rencana Pembelajaran Terurai)
Pada tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
dijabat oleh Mr.Soewandi melakukan usaha untuk mengubah
sistem pendidkan dan pengajaran. Kemudian dibentuklah
Panitia Penyelidik Pengajaran dalam merangka mengubah
sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional.
Hasil dari panitia tersebut adalah menyangkut kurikulum
rencana pembelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus
mempertahankan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud 1979:108).
(2)Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian
(3)Pendidikan watak
(4)Pendidikan jasmani
(5)Kewarganegaraan dan masyarakat
Maka setelah undang–undang Pendidikan dan Pengajaran
Nomor 4 Tahun 1950 dikeluarkan, maka lahirlah beberapa hal
penting:
(1)Kurikulum pendidikan rendah ditunjukkan untuk
menyiapkan anak memiliki dasar–dasar pengetahuan,
kecakupan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta
mengembangkan bakat dan kesukaanya.
(2)Kurikulum pendidikan menengah ditunjukkan untuk
menyiapkan pelajar ke pendidikan tinggi serta mendidik
tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengan
bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat.
(3)Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan
pelajaran agar dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat,
dan dapat memelihara kemajuan ilmu, dan kemajuan hidup
kemasyarakatan.
c) Rencana Pembelajaran 1964
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan kurikulum yang
menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karya
Pancawardhana, karena lima kelompok bidang studi, yaitu
kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional atau
artistik, keterampilandan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan
dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan
anak.
d) Kurikulum 1968
Pada kurikulum ini lebih menitik beratkan pada
mempertinggi mental-moral budi pekerti dan memperkuat
keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, membina atau mengembangkan fisik yang kuat
dan sehat.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum
1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur pendidikan dan
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila,
pengetahuan dasar dan kecakupan khusus. Dilihat dari segi
tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran:
(2)Pengetahuan dasar
(3)Kecakapan khusus (dengan total jumlah pelajaranya
sembilan)
e) Kurikulum Berorentasi Pancapaian Tujuan (1975-1994)
Dari rentang waktu 1975-1994 telah terjadi beberapa
pergantian kurikulum, diantaranya adalah:
(1)Kurikulum 1975
Pada kurikulum inilah untuk pertama kalinya terlihat
dengan jelas tujuan pendidikan. Dari tujuan pendidikan
tersebut dijabarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai seperti
tujuan intruksional umum, tujuan intruksional khusus dan
berbagai rincian lainnya sehingga jelas apa yang akan
dicapai melalui kurikulum tersebut.
Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan sekolah yang secara umum mengharapkan
lulusannya:
(a) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai negara yang baik,
(b) Sehat jasmani, dan rohani,
(c) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar,
yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran,
(d) Bekerja di masyarakat,
(e) Mengembangkan didri sesuai asas lingkungan hidup,
Pada dasarnya materi pada kurikulum 1984 ini tidak
banyak berbeda dengan materi kurikulum 1975, yang
berbeda adalah organisasi pelaksanaanya saja, sehingga
dengan demikian kurikulum 1984 dapat dilaksanakn dengan
memanfaatkan bahan-bahan dan buku-buku yang telah ada
sebelumnya. Kemudian semua pendekatan dalam proses
pembelajaran pada kurikulum sekolah dasar 1984 diarahkan
guna membentuk keterampilan murid untuk memproses.
Hal yang menonjol dalam pelaksanaan kurikulum ini
adalah adanyacara belajar siswa aktif (CBSA) dan sistem
spiral. Disini siswa akan lebih dilibatkan dalam
pengembangan proses belajar mengajar. Meski sistem
instruksional masih tetap dipertahankan namun siswa diberi
kebebasan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, ada
pula sistem spiral yang setiap jenjang pendidikan mata
pelajaran akan berbeda dari segi kedalaman materi. Semakin
tinggi jenjang pendidikannya, maka materi yang diberikan
akan semakin dalam dan detail.
(3)Kurikulum 1994
Lahirnya Undang-Undang Pokok Pendidikan Nasional
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
maka dirasa perlu menyusun suatu kurikulum baru sebagai
dilaksanakan dan diberlakukan mulai tahun 1994/1995 dan
secara bertahap. Dimulai pada tahun 1994/1995 Kurikulum
1994 untuk kelas 1 dan 4 SD, kelas 1 SMP, dan kelas 1 SMA.
Dengan demikian di dalam jangka waktu seluruh Kurikulum
1994 itu telah dilaksanakan.
f) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Kurikulum 1994 digantikan oleh Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), seiring pergantian kekuasaan. Kurukulum
ini mengharapkan agar siswa yang mengikuti pendidkan di
sekolah memmilki kompetensi yang diinginkan karena
konsentrasi kompetensi adalah pada perpaduan antara
pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mencakup
beberapa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa dan kegitan pembelajaran pun
diarahkan untuk membantu siswa mengusai
kompetensi-kompetensi agar tujuan pembelajaran tercapai.
g) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) ini disusun
untuk menjalankan amanah yang tercamtum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Muslich 2009:1). Guru memiliki otoritas dalam
mengembangakn kurikulum secara bebas dengan
memperhatikan karakteristik siwa dan lingkungan di sekolah
masin-masing.
h) Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara
seimbang.
Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana
implementasi dan keterlaksanaan Kurikulum 2013:
(1)Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar
yang menyangkut metodolgi pembelajaran yang nilainya
pada pelaksanaan uji kompetensi baru mencapai rata-rata
46,66.
(2)Kompetensi akademik dimana guru harus menguasai metode
penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
(3)Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak
bertinadak asosial kepada siswa dan sederajat lainnya.
(4)Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru
sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan resmi
meluncurkan revisi Kurikulum 2013 di Depok pada tanggal 20
Februari 2016. Mulai Juli 2016, Kurikulum 2013 edisi revisi
akan diberlakukan secara nasional. Perubahan Kurikulum 2013
pada tahun 2016 memiliki pokok bagian penting yang harus guru
cermati. Berbagai perubahan kompetensi pada Kurikulum 2013
antara lain:
(1) Nama Kurikulum menjadi Kurikulum 2013 edisi revisi yang
berlaku secara Nasional.
(2) Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata
pelajaran, hanya mata pelajaran agama dan PPKn namun KI
tetap dicantumkan dalam penulisan RPP.
(3) Jika ada dua nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil
adalah nilai yang tertinggi. Perhitungan nilai keterampilan
dalam 1 KD ditotal (praktik, produk, portofolio) dan diambil
nilai rata-rata. Perhitungan nilai pengetahuan bobot
penilaian harian dan penilaian akhir semester sama.
(4) Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat
mengajar dan apabila digunakan susunannya tidak harus
berurutan.
(5) Silabus Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping hanya 3
kolom, yaitu KD, meteri pembelajaran dan kegiatan
(6) Perubahan terminology ulangan harian menjadi penilaian
harian, UAS menjadi penilaian akhir semester untuk
semester 1 sedangkan penilaian akhir tahun untuk semester
2 dan sudah tidak ada lagi UTS langsung ke penilaian akhir
semester.
(7) Dalam RPP tidak perlu disebutkan nama metode
pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam
bentuk lampiran berikut rubrik penilaiannya (jika ada).
(8) Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan
dalam bentuk predikat dan deskripsi.
(9) Remedial diberikan untuk nilai siswa dibawah KKM namun
sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai
remedial inilah yang dicantumkan dalam hasil.
d. Struktur Kurikulum 2013 Pada SMK/MAK
Kurikulum tahun 2013 dirancang dengan pandangan bahwa
SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah,
pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat
memasuki pendidikan menengah. Untuk mewadahi konsep kesamaan
muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka dikembangkan stuktur
kurikulum pendidikan menengah, terdiri atas kelompok mata pelajaran
wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup
sembilan mata pelajaran dengan beban belajar 24 jamper minggu. Isi
SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK.
Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan
pendidikan dan didalamnya terdapat pilihan sesuai minat peserta didik.
Struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA,
yakni tiga kelompok mata pelajaran. Kelompok A (mata pelajaran wajib
A), B (mata pelajaran wajib B), dan kelompok C (peminatan), dengan
kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan
Beban belajar di SMA/MA untuk tahun X, XI, dan XII
masing-masing 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu satu jam belajar adalah
45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam
pelajaran per minggu. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan menyatakan
bahwa: (1) penjurusan pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian dapat terdiri atas
satu atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian
dapat terdiri atas satu atau lebih kompetensi keahlian.Bidang keahlian
pada SMK/MAK meliputi: (a) Teknologi dan Rekayasa; (b) Teknologi
Informasi dan Komunikasi; (c) Kesehatan; (d) Agribisnis dan
Agroteknologi; (e) Perikanan dan Kelautan; (f) Bisnis dan Manajemen;
(g) Pariwisata; (h) Seni Rupa dan Kriya; (i) Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/ program/
paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah
Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan
Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik
mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian
dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3,
berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada
Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1), (2) Kelompok
Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2), (3) Kelompok Mata
Pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran serta KD pada kelompok
C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
2. Implementasi Kurikulum 2013
a. Pengertian Implementasi
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang
berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan
sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau
akibat terhadap sesuatu.
Pengertian implementasi juga dikemukakan oleh beberapa ahli,
yaitu:
1) Pendapat Cleaves yang dikutip (dalam Wahab 2008;187), yang
secara tegas menyebutkan bahwa: Implementasi itu mencakup
“Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah
administratif dan politik”. Keberhasilan atau kegagalan
implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut
kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau
mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang
2) Menurut Mazmanian dan Sebastiar (dalam Wahab, 2008: 68)
Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk
perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting
atau keputusan badan peradilan.
3) Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Wahab, 2008: 65)
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
4) Menurut Friedrich (dalam Wahab 2008: 3) Kebijakan adalah suatu
tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan
dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari
peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran
yang diinginkan.
Secara umum implementasi adalah suatu yang dijalankan
berdasarkan kebijkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
http://www.materibelajar.id/2015/12/definisi-implementasi-dan-teori.html
b. Implementasi Standar Penilaian
Permendikbud No 23 Tahun 2016 mengatur tentang standar
menteri ini yang dimaksud dengan standar penilaian pendidikan adalah
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar
peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Lingkup penilaian terdiri dari penilaian
hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi aspek sikap, n pengetahuan, dan keterampilan.
1) Bentuk dan Metode Penilaian
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didikbelajar peserta didik mencakup penilaianautentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, penilaian harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah.
a) Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara
proses,dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian kinerja
dalam bentuk lain adalah penilaian autentik yang menilai
kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara
utuh. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh
pendidik/guru untuk merencanakan progam perbaikan
(remidial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi
standar penilaian pendidikan.
b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oelh
peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi
relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang
dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar
peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau
kelompok didalam dan/atau diluar kelas khususnya pada
sikap/prilaku dan keterampilan.
d) Penilain harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan
secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah
menyelesaikan satu KD atau lebih.
e) Ujian tengah semester (UTS)merupakan kegiatan yang
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan delapan sampai
sembilan minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian
tengah semester meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
f) Ujian akhir semester (UAS) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan penilaian
akhir semester meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan semua KD pada semester tersebut.
g) Ujian tingkat kompetensi (UTK) merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi . cakupan (UTK)
meliputi sejumlah KD yang mempresentasikan KI pada tingkat
kompetensi tersebut.
h) Ujian mutu tingkat kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukann oleh pemerinta untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah KD yang mempresentasikan KI pada tingkat
kompetensi tersebut.
i) Ujian nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidika (SNP), yang
j) Uji kompetensi keahlian merupakan kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi dalam rangka sertifikasi sesuai dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
dilakukan oleh lembaga mandiri atau LSP P1.
2) Prinsip-prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur.
a) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelasmtidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
b) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
c) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
d) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengmabilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
e) Menyeluruhdan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan peserta didik.
f) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap denngan mengikuti langkah-langkah baku.
g) Beracuan pada kriteria, berarti penilaian didasarkan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
h) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,
baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
3) Pendekatan Penilaian
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan
kriteria (PAK) atau penialaian acuan patokan (PAP). Penilaia
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan
kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan.
Hasil ini sesuai dengan Permendikbud yang menjelaskan
bahwa PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada KKM. Selanjutnya, didalam Permendikbud
ditegaskan bahwa semua kompetensi perlu dinilai dengan
menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil
belajar. Sekolah dapat menetapkan acuan patokan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhannya.
Penilaian oleh pendidik/guru merupakan bagian yang tidak
terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di SMK
menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang
melibatkan kegiatan mengamati – menanya – mencoba –
mengasosiasi – dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah
pembelajran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik/guru selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan,
proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada
ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Penilaian oleh pendidik/guru dapat berupa tes dan non-tes
yang dilakukan melalui penilaia dan penugasan. Perencanaan
penilaian hasil belajar oelh pendiidk dicantumkan dalam silabus dan
dijabarkan didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Penilaian dapat diberikan oleh pendidik/guru sebagai tugas secara
mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan
rumah, proyek, dan portofolio.
5) Prosedur Penilaian Oleh Pendidik/Guru
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas
secara umum oleh pendidik/guru dilakukan dengan urutan: (1)
Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun, (2) Menyusun kisi-kisi penilaian, (3) Membuat instrumen
penilaian berikut pedoman penilaian, (4) Melakukan analisis
kualitas instrumen, (5) Melakukan penilaian, (6) Mengolah,
menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian, (7)
Melaporkan hasil penilaian, dan (8) Memanfaatkan laporan hasil
penilaian.
Sedangkan prosedur penilaian dalam aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara terperinci oleh pendidik/guru
adalah sebagai berikut:
a) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:
(1)Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;
(2)Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan
lembar observasi atau pengamatan;
(3)Menindak lanjuti hasil pengamatan; dan
(4)Mendeskripsikan perilaku peserta didik.
b) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahap:
(1) Menyusun perencanaan penilaian;
(2) Mengembangkan isntrumen penilaian;
(3) Melaksanakan penilaian;
(5) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan
skala 0-100 dan deskripsi.
c) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
(1) Menyusun perencanaan penilaian;
(2) Mengembangkan instrumen penilaian;
(3) Melaksanakan penilaian
(4) Memanfaatkan hasil penilaian; dan
(5) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan
skala 0-100 dan deskripsi.
6) Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik
bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah
bertujuan untuk menilai pencapaian Kompetensi Lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri dan Kebudayaan
Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidikdan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam
proses pengumpulan informasi/ catatan tentang capaian
pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan,
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis yang dilakukan untuk memantau proses,kemajuan belajar,
dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar. Sedangkan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
adalah proses pengumpulan informasi/data tentang pencapaian
pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam
bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/ Madrasah.
Peraturan Menteri ini bertujuan mengatur penilaian hasil
belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah dalam pelaksanaan Kurikulum 2006 danKurikulum
2013. Peraturan Menteri ini diberlakukan untuk menggantikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun
2014 tentang penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan