• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada"

Copied!
268
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN KESIBUKAN GURU DI DALAM KEGIATAN SEKOLAH

TERHADAP KEMAMPUAN IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN

PADA GURU-GURU PNS DI (SMK) NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Tedorus Pakkan NIM: 131334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN KESIBUKAN GURU DI DALAM KEGIATAN SEKOLAH

TERHADAP KEMAMPUAN IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN

PADA GURU-GURU PNS DI (SMK) NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Tedorus Pakkan NIM: 131334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Maha Pengasih, Ayah dan Ibuku yang tercinta,

Keluarga dan Saudara-saudaraku yang tersayang, Almamater ku Sanata Dharma,

Pak Muhadi yang terhormat,

(6)

v

MOTTO

Masalah, adalah ujian pendewasaan.

Tidak ada alasan menyalahkan orang lain.

Benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa.

Agama tanpa ilmu adalah buta,

Ilmu tanpa agama adalah lumpuh...

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dangan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juli 2017

Penulis,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tedorus Pakkan

Nomor Mahasiswa : 131334068

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengaruh Pengalaman Mengajar, Tingkat Pendidikan Guru, dan Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan Implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pada Guru-Guru PNS di (SMK) Negeri Se-Kota Yogyakarta.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Juli 2017

Yang menyatakan,

(9)

viii ABSTRAK

PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN KESIBUKAN GURU DI DALAM KEGIATAN SEKOLAH

TERHADAP KEMAMPUAN IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN

PADA GURU-GURU PNS DI (SMK) NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017

Tedorus Pakkan Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) ada pengaruh positif pengalaman mengajar terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; (2) ada pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; dan (3) ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang dilaksanakan di tujuh SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2017. Dari populasi penelitian sebanyak 876 guru, diambil sampel sebanyak 192 guru dengan teknik Proportional Sampling dan Convenience Sampling. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik Chi-Square (x2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) tidak ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (χ2 hitung 4,864a, Asymp. Sig

(2-sided) 0,302); (2) tidak ada pengaruh positif tingkat pendidikan guru terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (χ2 hitung 1.786 a, Asymp. Sig (2-sided) 0.410); (3) ada pengaruh positif

kesibukan guru dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi Permendikbud nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian (χ2 hitung 37.740a,

(10)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHING EXPERIENCE, LEVEL OF EDUCATION OF TEACHERS, AND THE ACTIVITIES OF TEACHERS IN SCHOOL TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE REGULATION OF EDUCATION MINISTER NUMBER 23, 2016

ABOUT THE ASSESSMENT STANDARD ON CIVIL SERVANTS TEACHERS AT THE STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN

YOGYAKARTA 2017

Tedorus Pakkan Universitas Sanata Dharma

2017

The purposes of this research are to know wheader; (1) there is a positive influence on teaching experience towards the implementation of the Regulation of Education Minister Number 23, 2016 abaut the Assessment Standard; (2) there is a positive influence of level of education of teachers towards the implementation of the Regulation of Education Minister Number 23, 2016 abaut the Assessment Standard; and (3) there is a positive influence of the activities of teachers in school towards the implementation of the Regulation of Education Minister Number 23, 2016 abaut the Assessment Standard.

The type of this research is an ex post facto research which was carried out in seven state vocational high in Yogyakarta from January until March 2017. The population of the research were 876 teachers, the samples ware 192 teachers taken

by applying proportional sampling and convenience sampling. Data were

collected by questionnaires and analyzed by Chi Square (x2) techniques.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian

skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Mengajar, Tingkat Pendidikan

Guru, dan Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan

Implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian

Pada Guru-Guru PNS di (SMK) Negeri Se-Kota Yogyakarta”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK

Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Selesainya skrips ini sejatinya tak lepas dari bantuan yang diberikan oleh

berbagai pihak. Dengan demikian, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk

menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd. M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Stusi Pendidikan Ekonomi

(12)

xi

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan arahan, masukan, saran dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

5. Untuk semua dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK

Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terimakasih

atas segala ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang telah penulis dapatkan

selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

6. Untuk kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan doa,

membimbing, menasihati, memberikan perhatian, kasih sayang, dan

pengorbanan materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Terimakasih sudah menjadi orang terhebat dalam hidupku;

7. Untuk semua keluarga besarku yang ada di NTT, Sulawesi, Kalimantan dan

Malaysia terutama Adikku Dedy, Daniel David, Mama Murni, Nenek Dani,

Ka Nenny, Ka Eri dan Flora Angret. Terima kasih semua bantuannya serta

dukungan doanya yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

8. Untuk teman-teman Meeooong Nyekripsi terimakasih atas segala bantuan

dan dinamikanya selama mengerjakan skripsi ini bersama;

9. Untuk sahabatku Desty, Anggun, Miltari, Wiwid, Maesty, Irma, Prisca, Ping,

Desy, Lili, Venti, Elsa, Titin, Cicil, Ira, Ayuni, Marie, Yovita, Mandala,

Novan, Leo, Yuda, Yohanes, Dasanta, Bagas. Terimakasih atas dukungan

(13)

xii

10.Untuk sahabat-sahabat ku yang berada di Malaysia dan Kalimantan yang

selalu memberikan semangat untuk rajin kuliah dan rajin mengerjakan

skripsi;

11.Untuk semua anak-anak asrama Putra dan Putri Nunukan. Terimakasih atas

bantuan, dukungan dan kebersamaannya;

12.Untuk ibu Singgang yang selalu memberikan utang makan kepada saya.

Terimakasih atas kebaikkannya dan semoga Tuhan selalu memberikan ibu

kesehatan dan rejeki yang cukup;

13.Untuk semua teman-teman seperjuangan PAK 2013. Terimakasih atas

dukungan dan kebersamaannya;

14.Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

memberikan balasan atas kebaikan yang pernah kalian berikan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memang masih jauh dari segala

kesempurnaan. Maka dari itu, semua kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga

skripsi juga dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan maupun

yang berkepentingan. Demikian skripsi dibuat agar dapat digunakan dengan

sebaik-baiknya.

Penulis,

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

(15)

xiv

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Kurikulum ... 12

a. Pengertian Kurikulum ... 12

b. Fungsi Kurikulum ... 14

c. Perkembangan Kurikulum ... 15

d. Struktur Kurikulum 2013 Pada SMK/MAK ... 24

2. Implementasi Kurikulum 2013 ... 27

a. Pengertian Implementasi ... 27

b. Implementasi Standar Penilaian ... 28

3. Pengalaman Mengajar Guru ... 38

a. Pengertian Pengalaman ... 38

b. Beberapa Definisi Mengajar (Nasution : 1982) ... 40

4. Tingkat Pendidikan Guru ... 44

5. Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 49

a Ruang Lingkup ... 49

b Jam Kerja ... 50

c Uraian Tugas Guru ... 50

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 60

C. Kerangka Berpikir ... 63

D. Rumusan Hipotesis ... 67

(16)

xv

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69

1. Tempat Penelitian ... 69

2. Waktu Peneltian ... 69

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 70

1. Subjek Penelitian ... 70

2. Objek Penelitian ... 70

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 70

1. Populasi ... 70

2. Sampel ... 71

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 74

1. Variabel Penelitian ... 74

a. Variabel Bebas ... 74

b. Variabel Terikat ... 74

2. Pengukuran Variabel Penelitian ... 75

F. Teknik Pengumpulan Data ... 77

G. Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 79

1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 79

a. Uji Validitas Instrumen Variabel Standar Penilaian ... 80

b. Uji Validitas Instrumen Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 81

2. Uji Realiabilitas Kuesioner ... 84

a. Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Standar Penilaian ... 85

(17)

xvi

Kegiatan Sekolah ... 85

H. Teknik Analisis Data ... 86

1. Deskripsi Data ... 86

a. Variabel Standar Penilaian ... 87

b. Variiabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 87

2. Pengujian Hipotesis ... 88

a. Hipotesis 1.1 – 1.3 ... 88

b. Rumus Uji Hipotesis ... 89

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 94

1. Deskripsi Responden ... 94

a. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94

b. Berdasarkan Pengalaman Mengajar Guru ... 95

c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Guru ... 95

d. Berdasarkan Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan ... 96

e. Berdasarkan Pangkat Golongan ... 97

2. Deskripsi Variabel ... 98

a. Implementasi Standar Penilaian ... 98

b. Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 100

B. Analisis Data ... 102

1. Pengujian Hipotesis ... 102

a. Hipotesis Pertama ... 102

(18)

xvii

c. Hipotesis Ketiga ... 109

2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 122

B. Keterbatasan Penelitian ... 123

C. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelompok Mata Pelajaran Pendidikan Menengah ... 25

Tabel 2.2 Jenis Tugas Tambahan Guru ... 56

Tabel 2.3 Jenis Kegiatan Guru dan Beban Tatap Muka ... 57

Tabel 3.1 Tempat Penelitian SMK Negeri di Kota Yogyakarta ... 69

Tabel 3.2 Data Sampel Guru SMK Negeri dan SMA Negeri Yogyakarta . 70 Tabel 3.3 Perhitungan Sampel Guru PNS SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta ... 73

Tabel 3.4 Kriteria Pengalaman Mengajar ... 75

Tabel 3.5 Tingkat Pendidikan Guru ... 75

Tabel 3.6 Kriteria Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 76

Tabel 3.7 Skor Pernyataan Sikap ... 76

Tabel 3.8 Kisi – Kisi Kuesioner ... 77

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen pada Variabel Standar Penilaian (Pertama) ... 80

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen pada Variabel Standar Penilaian (Kedua) ... 81

Tabel 3.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Guru Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah (Pertama) ... 82

Tabel 3.12 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Guru Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah (Kedua) ... 83

(20)

xix

Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pada Variabel Standar

Penilaian ... 85

Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Kesibukan Gurudi Dalam Kegiatan Sekolah ... 85

Tabel 3.16 Kriteria Rasio C/Cmax ... 91

Tabel 4.1 Data Responden Guru-Guru PNS di SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta ... 93

Tabel 4.2 Data Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94

Tabel 4.3 Data Responden Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ... 95

Tabel 4.4 Data Responden Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 96

Tabel 4.5 Data Responden Guru Berdasarkan Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan ... 96

Tabel 4.6 Data Responden Guru Berdasarkan Pangkat Golongan ... 97

Tabel 4.7 Deskripsi Implementasi Standar Penilaian Menurut Guru ... 98

Tabel 4.8 Nilai-Nilai Statistika Implementasi Standar Penilaian ... 99

Tabel 4.9 Deskripsi Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 101

Tabel 4.10 Nilai-Nilai Statistika Implementasi Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah ... 101

Tabel 4.11 Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran .. 103

(21)

xx

Guru Terhadap Implementasi permendikbud No. 23

Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran ... 105

Tabel 4.13 Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Tingkat

Pendidikan Guru Terhadap Implementasi permendikbud

No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran .. 106

Tabel 4.14 Hasil Analis Chi-Square Pengaruh Tingkat Pendidikan

Guru Terhadap Implementasi Permendikbud No. 23

Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran ... 108

Tabel 4.15 Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kesibukan

Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Implementasi

No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian ... 110

Tabel 4.16 Hasil Analis Chi-Square Pengaruh Kesibukan Guru di Dalam

Kegiatan Sekolah Terhadap Implementasi Permendikbud

No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran .. 112

Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kesibukan

Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan

Mengimplementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2016

(22)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ... 130

LAMPIRAN II Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 139

LAMPIRAN III Data Induk Penelitian ... 150

LAMPIRAN IV Deskripsi Butir Kuesioner ... 166

LAMPIRAN V Data Responden dan Variabel ... 181

LAMPIRAN VI Uji Chi-Square ... 186

LAMPIRAN VII Rangkuman Tabulasi Data Responden Guru-Guru SMK

Se-Kota Yogyakarta ... 199

LAMPIRAN VIII Tabel r ... 206

LAMPIRAN IX Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar

Penilaian ... 211

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abab ke-21, dimana pengembangan sistem pendidikan merupakan

salah satu faktor utama dalam menilai keberhasilan pembangunan sebuah

negara, fungsi dan peranan guru juga ikut bergeser. Jika dulu guru hanya

berperan sebagai pendidik, saat ini guru dituntut untuk mengembangkan

profesionalnya, tidak hanya dilingkup belajar mengajar, tetapi juga perlu turut

berperan dalam pengembangan dunia pendidikan dalam arti luas.

Pergeseran nilai-nilai, kuatnya arus informasi dan besarnya tuntutan

masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik telah mendorong

fungsi dan peranan seorang guru ke sebuah posisi yang baru. Posisi guru tidak

hanya dituntut untuk hadir di kelas, tetapi juga diharapkan bisa berperan sebagai

agen pembaharu yang memiliki posisi strategis dalam menentukan nasib bangsa

di masa depan (Nanang Priatna, 2013).

Kualitas sumber daya manusia (SDM) bergantung pada kualitas

pendidikan dan peran pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas,

damai, terbuka dan demokratis. Oleh sebab itu, komponen dari sistem

pendidikan nasional harus senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

dan perkembangan yang terjadi, baik pada tingkat lokal, nasional maupun

(24)

Definisi pendidikan itu sendiri menurut UU No. 20 Tahun 2003Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia akan berjalan dengan sistematis,

menggunakan perangkat atau yang biasa disebut Kurikulum. Sedangkan

pengertian Kurikulum yaitu perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada

lembaga pendidikan (KBBI). Penyusunan perangkat mata pelajaran ini

disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam

penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Selain

itu, pengertian Kurikulum menurut UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal

ini berarti kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan

atau pengajaran.

Berbicara tentang kurikulum saat ini, dikatakan bahwa di Indonesia selalu

terjadi perbaikan kurikulum dari waktu ke waktu. Perubahan kurikulum yang

dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem

pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki

(25)

tercapai dengan baik. Salah satu perubahan kurikulum yang terjadi yaitu

perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013.

Perubahan ini merupakan salah satu upaya memperbaharui setelah

dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum yang sesuai dengan

kebutuhan generasi muda. Kurikulum 2013 memadukan tiga konsep yang

menyeimbangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Melalui konsep itu,

keseimbangan antara (hard skill) dan (soft skill) dimulai dari Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian dapat

diwujudkan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern

dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua

mata pelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Melalui pendekatan itu, diharapkan siswa

memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih

baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya

mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di

zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Upaya pendekatan

(scientific)/ilmiah dalam proses pembelajaran ini, kemudian melahirkan sistem

evaluasi yang autentik. Pelaksanaan Kurikulum 2013 baru terjadi pada tahun

2014.

Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa Indonesia saat ini kembali

(26)

2013 edisi revisi. Kurikulum 2013 edisi revisi tersebut sebenarnya telah

dilakukan sejak bulan Januari 2015 hingga akhir bulan Oktober 2015,

perevisian Kurikulum 2013 dilakukan berdasarkan berbagai masukan dari

publik para ahli dan para pegiat serta pemerhati pendidikan.

Perubahan-perubahan yang terjadi dari Kurikulum 2013 yang lama, ke Kurikulum 2013

edisi revisi yaitu penilaian sikap Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 sudah

ditiadakan disetiap mata pelajaran. Hanya agama dan PPKn namun,

Kompetensi Inti tetap dicantumkan dalam penulisan RPP. Jika ada dua nilai

praktek dalam 1 Kompetensi Dasar, maka yang diambil adalah nilai yang

tertinggi. Untuk perhitungan nilai keterampilan dalam 1 Kompetensi Dasar

ditotal (praktek, produk, dan portofolio) dan diambil nilai rata-rata untuk

pengetahuan, bobot penilaian harian dan penilaian akhir semester itu sama.

Pendekatan (scientific approach) 5M bukanlah satu-satunya metode saat

mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.

Silabus Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu

Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.

Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, UAS menjadi

penilaian akhir semester untuk semester 1 dan penilaian akhir tahun untuk

semester 2 dan sudah tidak ada lagi UTS, namun langsung penilaian akhir

semester. Dalam RPP Kurikulum 2013 edisi revisi tidak perlu disebutkan nama

metode pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran

berikut dengan rubik penilaian. Skala penilaian edisi revisi menjadi 1-100.

(27)

diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran

ulang. Nilai remidi adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil.

Hidayat mengatakan bahwa penilaian harus menyeluruh dengan

menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau

kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik.

Penilaian yang mengarah pada kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi,

serta penjenjangan penilaian. Penilaian bertujuan memberikan masukan

informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik saat

kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik (2013: 119).

Sebenarnya perubahan tersebut bertujuan untuk mempermudah guru-guru

dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun sebaliknya, perubahan tersebut

nampaknya justru memicu keluhan-keluhan karena sebagian guru mengalami

kesulitan dalam mengimplementasikan Permendikbud (Peraturan Menteri

Pendidikan dan Budaya) No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian terutama

guru-guru yang lanjut usia, mereka lambat memahami dan stress untuk

melakukan penyesuaian terhadap kurikulum yang baru. Pengalaman mengajar

belum tentu menjadi pendukung tercapainya pemahaman implementasi

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Tingkat

pendidikan guru yang masih standar juga mengakibatkan pemahaman guru

tentang implementasi Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar

(28)

masalah guru yang harus memenuhi tugas administrasi. Di antaranya, membuat

program tahunan, program semester, silabus, rencana pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran. Di sela-sela mengajar, guru akan direpotkan segudang

tugas administrasi dan tugas-tugas tambahan dari sekolah, sehingga kesibukan

guru di dalam kegiatan sekolah akan membuat guru bertanggungjawab untuk

melaksanakan kegiatan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan

pengajaran kepada siswa. Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk

melaksakan pembinaan kurikulum, mununtun siswa belajar, membina pribadi,

watak dan jasmaniah siswa, fasilitator belajar, moderator belajar, motivator

belajar, serta menilai kemajuan hasil belajar siswa dan membuat administrasi

sekolah.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pengalaman Mengajar, Tingkat Pendidikan,

dan Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampuan

Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Implementasi Permendikbud

Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013 Edisi

Revisi pada SMK Negeri se-Kota Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diduga

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

(29)

2. Kurangnya keterampilan, pengetahuan, serta kemampuan guru dalam

memahami tugas-tugas yang di emban dalam melaksanakan Permendikbud

Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 edisi revisi.

3. Kurangnya pengalaman guru di dalam mengajar diduga mengakibatkan

kurangnya kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud

Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum

2013 edisi revis.

4. Kurangnya kemampuan guru menerjemahkan kurikulum ke dalam operasi

pembelajaran.

5. Tingkat pendidikan guru yang rendah diduga akan berbeda kemampuannya

dengan guru yang tingkat pendidikannya tinggi dalam kemampuan guru

mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang

Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi.

6. Kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah memberi waktu yang banyak

buat guru sehingga diduga guru akan semakin banyak waktunya untuk

mempelajari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi.

C. Batasan Masalah

Mengingat permasalahan dalam penelitian ini luas dan peneliti memiliki

keterbatasan biaya dan waktu sehingga, penulis membatasi masalah pada

(30)

Tahun 2016 tentang Standar Penilaian yang dipengaruhi oleh faktor:

pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru dan kesibukan guru di dalam

kegiatan sekolah.

D. Rumusan Masalah

1. Masalah Umum

Apakah latar belakang guru mempunyai pengaruh positif terhadap

kemampuan guru dalam mengimplementasikan proses pembelajaran

berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar

Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi ?

2. Masalah Khusus

a. Apakah pengalaman mengajar guru mempunyai pengaruh positif

terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud

Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan

Kurikulum 2013 edisi revisi ?

b. Apakah tingkat pendidikan guru mempunyai pengaruh positif terhadap

kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor

23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013

edisi revisi?

c. Apakah kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah mempunyai

pengaruh positif terhadap kemampuan guru dalam

mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang

(31)

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui apakah latar belakang guru mempengaruhi

kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23

Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 edisi

revisi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui apakah:

a. Pengalaman mengajar guru mempunyai pengaruh positif terhadap

kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor

23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013

edisi revisi.

b. Tingkat pendidikan guru mempunyai pengaruh positif terhadap

kemampuan guru dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor

23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013

edisi revisi.

c. Kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah mempunyai pengaruh

positif terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian

(32)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kementerian Pendidikan dan Budaya

a. Dapat mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 revisi

dilapangan, supaya dapat menjadi bahan kajian lebih serius tentang

kurikulum yang baru ini,

b. Mampu memberikan perbandingan dan tambahan wacana dalam

pendidikan terutama untuk mendukung gerakan peningkatan mutu

pendidikan dan sebagai pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum,

c. Mengkaji kembali seberapa siap sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta

dalam menerapkan Kurikulum 2013.

2. Bagi dinas pendidikan, pemuda dan olah raga

a. Membangun kembali pemahaman tentang penerapan penilaian

pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016

berdasarkan Kurikulum 2013 edisi revisi terhadap guru-guru,

b. Membantu ketercapainnya tujuan di terapkannya Kurikulum 2013 edisi

revisi.

3. Bagi perguruan tinggi

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca di

perpustakaan tentang pemahaman implementasi Kurikulum 2013 edisi

revisi.

4. Bagi sekolah

a. Membangun kembali pemahaman tentang penerapan Kurikulum 2013

(33)

b. Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan, baik itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler,

maupun dalam tujuan instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum

maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu

dapat tercapai,

c. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah

untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan

program-program kegiatan di Kurikulum 2013 edisi revisi,

d. Sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk mengadakan

pelatihan-pelatihan untuk guru-guru yang kurang berpengalaman dan yang

tingkat pendidikannya masih standar

5. Bagi guru

Dapat memberi masukan bagi guru mengenai arti pentingnya

memiliki komitmen dalam mengembangkan diri, menambah pengetahuan

keterampilan dan pengalaman dalam mengikuti pelatihan kurikulum baru

guna membantu guru dalam mengimplementasikan standar penilaian

pembelajaran di Kurikulum 2013 edisi revisi.

6. Bagi peneliti

Dapat memberi pengetahuan dan wawasan yang lebih mengenai

Kurikulum 2013 edisi revisi dan semakin mampu memahaminya serta

diharapkan dapat menerapkannya dengan sebaik-baiknya dalam praktek

(34)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Pengertiaan kurikulun secara etimologis (Imas Kurniasih, 2014 :

3) curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Kurikulum

merupakan sesuatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari

garis awal atau start sampai dengan finish. Dalam dunia pendidikan

pengertian kurikulum adalah sebagai rencana dan pengaturan tentang

sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam

menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Dictionary of Education (Imas Kurniasih, 2014 : 3) mengatakan

bahwa curriculum is a general loverall plan of the content or specific

studies of that the schollshoul ofter the student by way qualifying him

for graduation or certification or for entrance into a professional or a

vocational field. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia

(KBBI), tertulis bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang

diajarkan pada lembaga pendidikan.

Menurut John Franklin Bobbit (1918) menyatakan bahwa

(35)

Latin Race-Souce, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran

perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi

dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa”.

Menurut Edward A. Krug (1957) mengatakan bahwa “kurikulum

terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan

tujuan yang diberikan sekolah” dan menurut Hilda Taba (1962:11)

mengatakan bahwa “kurikulum adalah rencana pembelajaran”.

Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum dari Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang dugunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya mencakup

tentang rencana pembelajaran, akan tetapi juga mencakup tentang segala

sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah,

baik di dalam ataupun di luar kelas. Maka kurikulum bisa diartikan juga

sebagai entitas pendidikan yang mengatur tentang kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Kurikulum secara garis besar mempunyai tiga ranah, yaitu:

kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem dan kurikulum

sebagai bidang studi. Kurikulum sebagai substansi adalah kurikulum

(36)

perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum digambarkan

sebagai dokumen tertulis yang berisi tentang rumusan tujuan, bahan

ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi yang telah

disepakati dan disetujui bersama oleh para penyusun kurikulum dan

pemangku kebijaksanaan dengan masyarakat. Kurikulum sebagai

sistem adalah sisten kurikulum yang merupakan bagian dari sistem

sekolah, sistem pendidikan, dan sistem masyarakat. Hasil dari sistem

kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum. Kurikulum sebagai

sistem mempunyai fungsi bagaimana cara memelihara kurikulum agar

tetap berjalan dinamis. Kurikulum sebagai suatu bidang studi berfungsi

sebagai suatu disiplin yang dikaji di lembaga pendidikan seperti

perguruan tinggi. Tujuan kurikulum sebagai suatu bidang studi adalah

untuk mengembangkan ilmu kurikulum dan sistem kurikulum.

Secara umum kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan

sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Dari uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan

sebagai pedoman yang dapat memberikan pengaruh kepada anak untuk

mencapai tujuan persekolahannya.

b. Fungsi Kurikulum

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menjelaskan tentang definisi kurikulum yang telah

diuraikan sebelumnya. Berdasarkan definisi tersebut terdapat empat

(37)

1) Kurikulum sebagai rencana. Kegiatan sebagai rencana kegiatan

belajar mengajar dikembangkan berdasarkan suatu tujuan yang

ingin dicapai.

2) Kurikulum sebagai pengaturan. Pengaturan dalam kurikulum dapat

diartikan sebagai pengorganisasian materi pembelajaran pada arah

horizontal (ruang lingkup dan integrasi) dan vertikal (urutan dan

kontinuitas).

3) Kurikulum sebagai cara. Pengorganisasian kurikulum

mengisyaratkan penggunaan metode pembelajaran yang efektif

berdasarkan konteks pembelajaran. Pemilihan metode mengajar erat

hubungannya dengan sifat materi pelajaran atau pratikum dan

tingkat penguasaan yang ingin dicapai.

4) Kurikulum sebagai pedoman. Kurikulum sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran harus memiliki kejelasan

tentang gagasan-gagasan dan tujuan yang hendak dicapai melalui

penerapan kurikulum.

c. Perkembangan Kurikulum

Kurikulum yang diterapkan sudah mengalami beberapa

pergantian yang dikelompokan berdasarkan tiga kelompok kurikulum,

yaitu rencana pelajaran, kurikulum berbasis tujuan, dan kurikulum

berorientasi kompetensi.

(38)

Dari rentang waktu 1947-1968 telah terjadi beberapa

pergantian kurikulum, diantaranya adalah:

a) Kurikulum Tahun 1947 (Rencana Pembelajaran 1947)

Rencana pembelajaran 1947 sebagai pengganti sistem

pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak

menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan

adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan

bermasyarakat, karena hal itulah yang mendesak pada saat itu.

Dalam kurikulum ini terdapat dua hal pokok yaitu :

(1)Daftar mata pelajaran dan jam pelajarannya

(2)Garis – garis besar pengajaran

Rencana pembelajaran 1947 baru dilaksanakan oleh

sekolah- sekolah pada tahun 1950.

b) Kurikulum 1952 (Rencana Pembelajaran Terurai)

Pada tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang

dijabat oleh Mr.Soewandi melakukan usaha untuk mengubah

sistem pendidkan dan pengajaran. Kemudian dibentuklah

Panitia Penyelidik Pengajaran dalam merangka mengubah

sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional.

Hasil dari panitia tersebut adalah menyangkut kurikulum

rencana pembelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus

mempertahankan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud 1979:108).

(39)

(2)Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian

(3)Pendidikan watak

(4)Pendidikan jasmani

(5)Kewarganegaraan dan masyarakat

Maka setelah undang–undang Pendidikan dan Pengajaran

Nomor 4 Tahun 1950 dikeluarkan, maka lahirlah beberapa hal

penting:

(1)Kurikulum pendidikan rendah ditunjukkan untuk

menyiapkan anak memiliki dasar–dasar pengetahuan,

kecakupan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta

mengembangkan bakat dan kesukaanya.

(2)Kurikulum pendidikan menengah ditunjukkan untuk

menyiapkan pelajar ke pendidikan tinggi serta mendidik

tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengan

bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat.

(3)Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan

pelajaran agar dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat,

dan dapat memelihara kemajuan ilmu, dan kemajuan hidup

kemasyarakatan.

c) Rencana Pembelajaran 1964

Rencana Pendidikan 1964 melahirkan kurikulum yang

menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karya

(40)

Pancawardhana, karena lima kelompok bidang studi, yaitu

kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional atau

artistik, keterampilandan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan

dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan

fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan

anak.

d) Kurikulum 1968

Pada kurikulum ini lebih menitik beratkan pada

mempertinggi mental-moral budi pekerti dan memperkuat

keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan

keterampilan, membina atau mengembangkan fisik yang kuat

dan sehat.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum

1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur pendidikan dan

Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila,

pengetahuan dasar dan kecakupan khusus. Dilihat dari segi

tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan

ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila

sejati, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan

keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan

beragama. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi

materi pelajaran:

(41)

(2)Pengetahuan dasar

(3)Kecakapan khusus (dengan total jumlah pelajaranya

sembilan)

e) Kurikulum Berorentasi Pancapaian Tujuan (1975-1994)

Dari rentang waktu 1975-1994 telah terjadi beberapa

pergantian kurikulum, diantaranya adalah:

(1)Kurikulum 1975

Pada kurikulum inilah untuk pertama kalinya terlihat

dengan jelas tujuan pendidikan. Dari tujuan pendidikan

tersebut dijabarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai seperti

tujuan intruksional umum, tujuan intruksional khusus dan

berbagai rincian lainnya sehingga jelas apa yang akan

dicapai melalui kurikulum tersebut.

Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan

pendidikan sekolah yang secara umum mengharapkan

lulusannya:

(a) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai negara yang baik,

(b) Sehat jasmani, dan rohani,

(c) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar,

yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran,

(d) Bekerja di masyarakat,

(e) Mengembangkan didri sesuai asas lingkungan hidup,

(42)

Pada dasarnya materi pada kurikulum 1984 ini tidak

banyak berbeda dengan materi kurikulum 1975, yang

berbeda adalah organisasi pelaksanaanya saja, sehingga

dengan demikian kurikulum 1984 dapat dilaksanakn dengan

memanfaatkan bahan-bahan dan buku-buku yang telah ada

sebelumnya. Kemudian semua pendekatan dalam proses

pembelajaran pada kurikulum sekolah dasar 1984 diarahkan

guna membentuk keterampilan murid untuk memproses.

Hal yang menonjol dalam pelaksanaan kurikulum ini

adalah adanyacara belajar siswa aktif (CBSA) dan sistem

spiral. Disini siswa akan lebih dilibatkan dalam

pengembangan proses belajar mengajar. Meski sistem

instruksional masih tetap dipertahankan namun siswa diberi

kebebasan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, ada

pula sistem spiral yang setiap jenjang pendidikan mata

pelajaran akan berbeda dari segi kedalaman materi. Semakin

tinggi jenjang pendidikannya, maka materi yang diberikan

akan semakin dalam dan detail.

(3)Kurikulum 1994

Lahirnya Undang-Undang Pokok Pendidikan Nasional

Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

maka dirasa perlu menyusun suatu kurikulum baru sebagai

(43)

dilaksanakan dan diberlakukan mulai tahun 1994/1995 dan

secara bertahap. Dimulai pada tahun 1994/1995 Kurikulum

1994 untuk kelas 1 dan 4 SD, kelas 1 SMP, dan kelas 1 SMA.

Dengan demikian di dalam jangka waktu seluruh Kurikulum

1994 itu telah dilaksanakan.

f) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Kurikulum 1994 digantikan oleh Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK), seiring pergantian kekuasaan. Kurukulum

ini mengharapkan agar siswa yang mengikuti pendidkan di

sekolah memmilki kompetensi yang diinginkan karena

konsentrasi kompetensi adalah pada perpaduan antara

pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mencakup

beberapa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran

yang harus dicapai siswa dan kegitan pembelajaran pun

diarahkan untuk membantu siswa mengusai

kompetensi-kompetensi agar tujuan pembelajaran tercapai.

g) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) ini disusun

untuk menjalankan amanah yang tercamtum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

(44)

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Muslich 2009:1). Guru memiliki otoritas dalam

mengembangakn kurikulum secara bebas dengan

memperhatikan karakteristik siwa dan lingkungan di sekolah

masin-masing.

h) Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara

seimbang.

Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana

implementasi dan keterlaksanaan Kurikulum 2013:

(1)Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar

yang menyangkut metodolgi pembelajaran yang nilainya

pada pelaksanaan uji kompetensi baru mencapai rata-rata

46,66.

(2)Kompetensi akademik dimana guru harus menguasai metode

penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.

(3)Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak

bertinadak asosial kepada siswa dan sederajat lainnya.

(4)Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru

sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.

(45)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan resmi

meluncurkan revisi Kurikulum 2013 di Depok pada tanggal 20

Februari 2016. Mulai Juli 2016, Kurikulum 2013 edisi revisi

akan diberlakukan secara nasional. Perubahan Kurikulum 2013

pada tahun 2016 memiliki pokok bagian penting yang harus guru

cermati. Berbagai perubahan kompetensi pada Kurikulum 2013

antara lain:

(1) Nama Kurikulum menjadi Kurikulum 2013 edisi revisi yang

berlaku secara Nasional.

(2) Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan di setiap mata

pelajaran, hanya mata pelajaran agama dan PPKn namun KI

tetap dicantumkan dalam penulisan RPP.

(3) Jika ada dua nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil

adalah nilai yang tertinggi. Perhitungan nilai keterampilan

dalam 1 KD ditotal (praktik, produk, portofolio) dan diambil

nilai rata-rata. Perhitungan nilai pengetahuan bobot

penilaian harian dan penilaian akhir semester sama.

(4) Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat

mengajar dan apabila digunakan susunannya tidak harus

berurutan.

(5) Silabus Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping hanya 3

kolom, yaitu KD, meteri pembelajaran dan kegiatan

(46)

(6) Perubahan terminology ulangan harian menjadi penilaian

harian, UAS menjadi penilaian akhir semester untuk

semester 1 sedangkan penilaian akhir tahun untuk semester

2 dan sudah tidak ada lagi UTS langsung ke penilaian akhir

semester.

(7) Dalam RPP tidak perlu disebutkan nama metode

pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam

bentuk lampiran berikut rubrik penilaiannya (jika ada).

(8) Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan

dalam bentuk predikat dan deskripsi.

(9) Remedial diberikan untuk nilai siswa dibawah KKM namun

sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai

remedial inilah yang dicantumkan dalam hasil.

d. Struktur Kurikulum 2013 Pada SMK/MAK

Kurikulum tahun 2013 dirancang dengan pandangan bahwa

SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah,

pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat

memasuki pendidikan menengah. Untuk mewadahi konsep kesamaan

muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka dikembangkan stuktur

kurikulum pendidikan menengah, terdiri atas kelompok mata pelajaran

wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup

sembilan mata pelajaran dengan beban belajar 24 jamper minggu. Isi

(47)

SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK.

Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan

pendidikan dan didalamnya terdapat pilihan sesuai minat peserta didik.

Struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA,

yakni tiga kelompok mata pelajaran. Kelompok A (mata pelajaran wajib

A), B (mata pelajaran wajib B), dan kelompok C (peminatan), dengan

kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan

(48)

Beban belajar di SMA/MA untuk tahun X, XI, dan XII

masing-masing 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu satu jam belajar adalah

45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam

pelajaran per minggu. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan menyatakan

bahwa: (1) penjurusan pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat

berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian dapat terdiri atas

satu atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian

dapat terdiri atas satu atau lebih kompetensi keahlian.Bidang keahlian

pada SMK/MAK meliputi: (a) Teknologi dan Rekayasa; (b) Teknologi

Informasi dan Komunikasi; (c) Kesehatan; (d) Agribisnis dan

Agroteknologi; (e) Perikanan dan Kelautan; (f) Bisnis dan Manajemen;

(g) Pariwisata; (h) Seni Rupa dan Kriya; (i) Seni Pertunjukan.

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/ program/

paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah

Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan

Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik

mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian

dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3,

berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK

dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada

(49)

Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1), (2) Kelompok

Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2), (3) Kelompok Mata

Pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran serta KD pada kelompok

C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan

perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

2. Implementasi Kurikulum 2013

a. Pengertian Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang

berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan

sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau

akibat terhadap sesuatu.

Pengertian implementasi juga dikemukakan oleh beberapa ahli,

yaitu:

1) Pendapat Cleaves yang dikutip (dalam Wahab 2008;187), yang

secara tegas menyebutkan bahwa: Implementasi itu mencakup

“Proses bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara langkah

administratif dan politik”. Keberhasilan atau kegagalan

implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut

kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau

mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang

(50)

2) Menurut Mazmanian dan Sebastiar (dalam Wahab, 2008: 68)

Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,

biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk

perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting

atau keputusan badan peradilan.

3) Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Wahab, 2008: 65)

Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

4) Menurut Friedrich (dalam Wahab 2008: 3) Kebijakan adalah suatu

tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan

dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari

peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran

yang diinginkan.

Secara umum implementasi adalah suatu yang dijalankan

berdasarkan kebijkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

http://www.materibelajar.id/2015/12/definisi-implementasi-dan-teori.html

b. Implementasi Standar Penilaian

Permendikbud No 23 Tahun 2016 mengatur tentang standar

(51)

menteri ini yang dimaksud dengan standar penilaian pendidikan adalah

kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,

prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik yang

digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar

peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Lingkup penilaian terdiri dari penilaian

hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil

belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah

meliputi aspek sikap, n pengetahuan, dan keterampilan.

1) Bentuk dan Metode Penilaian

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar

peserta didikbelajar peserta didik mencakup penilaianautentik,

penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, penilaian harian,

penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan

ujian sekolah/madrasah.

a) Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara

(52)

proses,dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi

domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian kinerja

dalam bentuk lain adalah penilaian autentik yang menilai

kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara

utuh. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh

pendidik/guru untuk merencanakan progam perbaikan

(remidial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.

Selain itu penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan

untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi

standar penilaian pendidikan.

b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oelh

peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi

relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang

dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar

peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau

kelompok didalam dan/atau diluar kelas khususnya pada

sikap/prilaku dan keterampilan.

d) Penilain harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan

secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu KD atau lebih.

e) Ujian tengah semester (UTS)merupakan kegiatan yang

(53)

kompetensi peserta didik setelah melaksanakan delapan sampai

sembilan minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan penilaian

tengah semester meliputi seluruh indikator yang

mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

f) Ujian akhir semester (UAS) merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan penilaian

akhir semester meliputi seluruh indikator yang

mempresentasikan semua KD pada semester tersebut.

g) Ujian tingkat kompetensi (UTK) merupakan kegiatan

pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

mengetahui pencapaian tingkat kompetensi . cakupan (UTK)

meliputi sejumlah KD yang mempresentasikan KI pada tingkat

kompetensi tersebut.

h) Ujian mutu tingkat kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan

pengukuran yang dilakukann oleh pemerinta untuk mengetahui

pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi

sejumlah KD yang mempresentasikan KI pada tingkat

kompetensi tersebut.

i) Ujian nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran

kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka

menilai pencapaian Standar Nasional Pendidika (SNP), yang

(54)

j) Uji kompetensi keahlian merupakan kegiatan pengukuran

pencapaian kompetensi dalam rangka sertifikasi sesuai dengan

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang

dilakukan oleh lembaga mandiri atau LSP P1.

2) Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

a) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan

kriteria yang jelasmtidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

b) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan

peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar

belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

ekonomi, dan gender.

c) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

d) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan

dasar pengmabilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan.

e) Menyeluruhdan berkesinambungan, berarti penilaian oleh

(55)

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

memantau perkembangan peserta didik.

f) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap denngan mengikuti langkah-langkah baku.

g) Beracuan pada kriteria, berarti penilaian didasarkan pada

ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

h) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,

baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3) Pendekatan Penilaian

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan

kriteria (PAK) atau penialaian acuan patokan (PAP). Penilaia

didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan

kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap

kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang

ditetapkan.

Hasil ini sesuai dengan Permendikbud yang menjelaskan

bahwa PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang

didasarkan pada KKM. Selanjutnya, didalam Permendikbud

ditegaskan bahwa semua kompetensi perlu dinilai dengan

menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil

belajar. Sekolah dapat menetapkan acuan patokan sesuai dengan

kondisi dan kebutuhannya.

(56)

Penilaian oleh pendidik/guru merupakan bagian yang tidak

terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di SMK

menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang

melibatkan kegiatan mengamati – menanya – mencoba

mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah

pembelajran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik/guru selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan,

proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada

ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Penilaian oleh pendidik/guru dapat berupa tes dan non-tes

yang dilakukan melalui penilaia dan penugasan. Perencanaan

penilaian hasil belajar oelh pendiidk dicantumkan dalam silabus dan

dijabarkan didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Penilaian dapat diberikan oleh pendidik/guru sebagai tugas secara

mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan

rumah, proyek, dan portofolio.

5) Prosedur Penilaian Oleh Pendidik/Guru

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan

belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas

(57)

secara umum oleh pendidik/guru dilakukan dengan urutan: (1)

Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah

disusun, (2) Menyusun kisi-kisi penilaian, (3) Membuat instrumen

penilaian berikut pedoman penilaian, (4) Melakukan analisis

kualitas instrumen, (5) Melakukan penilaian, (6) Mengolah,

menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian, (7)

Melaporkan hasil penilaian, dan (8) Memanfaatkan laporan hasil

penilaian.

Sedangkan prosedur penilaian dalam aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan secara terperinci oleh pendidik/guru

adalah sebagai berikut:

a) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan:

(1)Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran;

(2)Mencatat perilaku peserta didik dengan menggunakan

lembar observasi atau pengamatan;

(3)Menindak lanjuti hasil pengamatan; dan

(4)Mendeskripsikan perilaku peserta didik.

b) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahap:

(1) Menyusun perencanaan penilaian;

(2) Mengembangkan isntrumen penilaian;

(3) Melaksanakan penilaian;

(58)

(5) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan

skala 0-100 dan deskripsi.

c) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:

(1) Menyusun perencanaan penilaian;

(2) Mengembangkan instrumen penilaian;

(3) Melaksanakan penilaian

(4) Memanfaatkan hasil penilaian; dan

(5) Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan

skala 0-100 dan deskripsi.

6) Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik

bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah

bertujuan untuk menilai pencapaian Kompetensi Lulusan secara

nasional pada mata pelajaran tertentu.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri dan Kebudayaan

(59)

Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar

oleh Pendidikdan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam

proses pengumpulan informasi/ catatan tentang capaian

pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan,

dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan

sistematis yang dilakukan untuk memantau proses,kemajuan belajar,

dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil

belajar. Sedangkan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

adalah proses pengumpulan informasi/data tentang pencapaian

pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam

bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/ Madrasah.

Peraturan Menteri ini bertujuan mengatur penilaian hasil

belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar

dan menengah dalam pelaksanaan Kurikulum 2006 danKurikulum

2013. Peraturan Menteri ini diberlakukan untuk menggantikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun

2014 tentang penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 2.2 Jenis Tugas Tambahan Guru
Tabel 2.3.
Tabel 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh positif kemampuan teknologi informasi terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun

kompetensi pedagogik dipengaruhi oleh pengalaman mengajar. Kesimpulan yang diperoleh: 1) Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap kompetensi pedagogik guru. 2) Ada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari pengalaman mengajar, 2) Apakah

Dengan kata lain bahwa tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru berfungsi determinan terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN GURU, KEMAMPUAN

Dengan kata lain bahwa tingkat pendidikan guru, pelatihan guru, dan pengalaman mengajar guru berfungsi determinan terhadap peningkatan kualitas pengelolaan proses

Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kefavoritan sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan TPACK (2) Lama mengajar guru tersarang pada

Maka, berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini mengkaji tentang kemampuan mengajar guru geografi berdasarkan standar proses, sehingga dapat diketahui berapa jumlah