• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Penagihan Hutang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara Pratama Cikarang Utara

PELAKSANAAN PENAGIHAN HUTANG PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG UTARA

E. Implementasi Penagihan Hutang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara Pratama Cikarang Utara

Tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh fiskus terhadap wajib pajak atau penanggung pajak dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yakni sebagai berikut :

1. Penagihan Pasif

Penagihan Pasif yaitu penagihan yang dilakukan oleh fiskus sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKBKPT) atau yang sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Keputusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang dibayar dengan himbauan, baik itu dengan surat maupun dengan melalui telepon atau media lainnya.

2. Penagihan Aktif

Penagihan Aktif yaitu penagihan yang dilakukan oleh fiskus setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dari Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) atau yang sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Keputusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak kurang bayar, tidak dilunasi oleh wajib pajak sehingga diterbitkan Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan hingga pelaksanaan penjualan barang yang disita melalui lelang barang milik penanggung pajak.72

Pelaksanaan tindakan penagihan aktif dilakukan secara berurutan diawali dengan menerbitkan surat teguran, menerbitkan surat paksa serta menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan Pelelangan barang milik wajib pajak atau penanggung pajak.

a. Penerbitan Surat Teguran

Tindakan pelaksanaan penagihan diawali dengan penerbitan Surat Teguran oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau kuasanya yang ditunjuknya. Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak

72

Kurang Bayar Tambahan merupakan dasar bagi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan tindakan penagihan pajak, yang mana Surat Ketetapan Pajak tersebut harus sudah dilunasi oleh penanggung pajak dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak tersebut.

Bahwa apabila 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo, penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak sebagaimana yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan tersebut maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara akan menerbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis dan cara penyampaian surat teguran tersebut disampaikan kepada penanggung pajak per pos dengan buku ekspedisi khusus surat teguran.73

Surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama untuk memberikan teguran atau peringatan kepada wajib pajak/penangung pajak untuk melunasi hutang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.

Adapun pada tahun 2008, penerbitan surat teguran yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara dapat dilihat pada Tabel 1.

73

Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009.

Tabel 1.

Penerbitan Surat Teguran pada KPP Pratama Cikarang Utara Januari 2008 s/d Desember 2008 Terbit Bulan Dasar Penerbitan Surat Teguran Tepat

Waktu Terlambat Jumlah

Tidak Terbit Akhir 2007 20 - - 20 - Januari 20 16 - 16 4 Pebruari 20 15 - 15 5 Maret 50 42 - 42 8 April 45 36 - 36 9 Mei 45 37 - 37 8 Juni 35 25 - 25 10 Juli 45 33 - 33 12 Agustus 35 26 - 26 9 September 30 23 - 23 7 Oktober 32 25 - 25 7 Nopember 20 18 - 18 2 Desember 25 22 - 22 3 Jumlah 422 318 - 338 84

Sumber : KPP Pratama Cikarang Utara

Berdasarkan Tabel 1 tersebut, terlihat bahwa penerbitan surat teguran telah dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pada akhir tahun 2007, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara mendapatkan limpahan ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak lama (Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua) sebanyak 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Pada saat itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara tidak memiliki data dan informasi tentang apakah terhadap ke 20 (dua puluh) ketetapan pajak

dan/atau keputusan pajak tersebut, telah diterbitkan surat tegurannya oleh Kantor Pelayanan Pajak lama (Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua). Oleh karena itu atas dasar ke 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan surat teguran sebanyak 20 (dua puluh) surat teguran pada bulan Januari 2008.

2) Pada bulan Januari 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Karena telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh penanggung pajak) maka atas dasar ke 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan 16 (enam belas) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Pebruari 2008 sampai dengan bulan Maret 2008), sedangkan sisanya sebanyak 4 (empat) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak diterbitkan surat tegurannya. 3) Pada bulan Pebruari 2008, ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang

diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Oleh karena penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak sebagaimana yang termuat dalam ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan surat teguran sebanyak 15 (lima belas) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Maret 2008 sampai dengan bulan April 2008), sementara sisanya sebanyak 5

(lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

4) Pada bulan Maret 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 50 (lima puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Karena ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh wajib pajak) maka atas dasar ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 42 (empat puluh dua) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan April 2008 sampai dengan bulan Mei 2008), sedangkan sisanya sebanyak 8 (delapan) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

5) Pada bulan April 2008, terdapat sebanyak 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Terhadap ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Juni 2008) karena tidak dilunasi oleh wajib pajak (telah jatuh tempo). Sementara sisanya sebanyak 9 (sembilan) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

6) Pada bulan Mei 2008, ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak.

Karena telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh wajib pajak) maka terhadap ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkanlah surat teguran sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Juni 2008 sampai dengan bulan Juli 2008). Sementara selebihnya sebanyak 8 (delapan) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

7) Pada bulan Juni 2008, ada sebanyak 35 (tiga puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Dari ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008) sebanyak 25 (dua puluh lima) surat teguran dikarenakan ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo dan sisanya sebanyak 10 (sepuluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

8) Pada bulan Juli 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Karena telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak) maka atas dasar ke 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan 33 (tiga puluh tiga) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan September 2008), sedangkan

sisanya sebanyak 12 (dua belas) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak diterbitkan surat tegurannya.

9) Pada bulan Agustus 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 35 (tiga puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Karena ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh wajib pajak) maka atas dasar ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 26 (dua puluh enam) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan September 2008 sampai dengan bulan Oktober 2008), sedangkan sisanya sebanyak 9 (sembilan) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

10)Pada bulan September 2008, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 30 (tiga puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Karena ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh wajib pajak) maka atas dasar ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 23 (dua puluh tiga) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Nopember 2008), sedangkan sisanya sebanyak 7 (tujuh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

11)Pada bulan Oktober 2008, terdapat sebanyak 32 (tiga puluh dua) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Cikarang Utara. Terhadap ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkan sebanyak 25 (dua puluh lima) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan Desember 2008) karena tidak dilunasi oleh wajib pajak (telah jatuh tempo). Sementara sisanya sebanyak 7 (tujuh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

12)Pada bulan Nopember 2008, ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara adalah sebanyak 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak. Karena telah jatuh tempo (tidak dilunasi oleh wajib pajak) maka terhadap ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkanlah surat teguran sebanyak 18 (delapan belas) surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Januari 2009). Sementara selebihnya sebanyak 2 (dua) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

13)Pada bulan Desember 2008, ada sebanyak 25 (dua puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Dari ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat teguran dengan tepat waktu (antara bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Pebruari 2009) sebanyak 22 (dua puluh dua) surat teguran dikarenakan ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak

tersebut telah jatuh tempo dan sisanya sebanyak 3 (tiga) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat tegurannya.

Dari uraian diatas terlihat bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara selama tahun 2008 telah menerbitkan surat teguran secara tepat waktu yaitu sebanyak 318 (tiga ratus delapan belas) sedangkan sebanyak 20 (dua puluh) surat teguran lainya merupakan limpahan dari kantor pelayanan pajak lama (Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua) sehingga pada tahun 2008 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara menerbitkan sebanyak 338 (tiga ratus tiga puluh delapan) surat teguran. Dengan demikian, terdapat 84 (delapan puluh empat) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang tidak terbit surat tegurannya.

Tidak terbitnya surat teguran tersebut mempunyai akibat hukum yaitu tindakan penagihan pajak selanjutnya (surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan dan seterusnya) tidak dapat dilakukan. Dalam hal Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Surat Keputusan Banding yang menyebabkan hutang pajak bertambah, daluwarsa penagihannya, potensi kerugian negara adalah sebesar jumlah pajak yang masih harus dibayar dari dasar administrasi tindakan penagihan pajak tersebut.

Tidak terbitnya Surat Teguran sebagai tindakan awal untuk melaksanakan tindakan-tindakan penagihan selanjutnya merupakan kelalaian dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara.

b. Penerbitan Surat Paksa

Surat Paksa diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang menerbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang menjadi dasar penagihan hutang pajak apabila penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.

Surat Paksa diterbitkan paling cepat 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal penerbitan surat teguran, kecuali apabila terhadap penanggung pajak telah diterbitkan Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus maka Surat Paksa dapat segera diterbitkan tanpa menunggu lewat tenggang waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak saat surat teguran diterbitkan.74

Surat paksa diterbitkan apabila :

1) Penanggung pajak tidak melunasi hutang pajak ndan terhadapnya telah diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis;

2) Terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus; atau

3) Penagih pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.75

Penerbitan surat paksa secara sah oleh pejabat berwenang merupakan modal utama bagi pelaksanaan penagihan pajak yang efektif, karena dengan terbitnya surat

74

Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009.

75

Lihat pasal 8 Undang-undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

paksa memberikan wewenang kepada petugas penagihan pajak untuk melaksanakan eksekusi langsung (parate executie) dalam penyitaan atas barang milik penanggung pajak dan melakukan penjualan langsung atau melalui lelang atas barang-barang tersebut untuk pelunasan hutang pajak tanpa melalui prosedur di pengadilan terlebih dahulu.

Surat paksa berkepala kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian ia mempunyai titel eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat paksa sekurang-kurangnya harus memuat nama wajib pajak atau penanggung pajak, dasar penagihan, besarnya hutang pajak dan perintah untuk membayar.76

Pemberitahuan surat paksa dilakukan oleh jurusita pajak dengan pernyatan dan penyerahan surat paksa kepada penanggung pajak. Pemberitahuan surat paksa sebagaimana dimaksud dituangkan dalam berita acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan surat paksa, nama jurusita pajak, nama yang menerima dan tempat pemberitahuan surat paksa.

Menurut UU PPSP pasal 10 ayat (3), Pemberitahuan atau penyampaian Surat Paksa terhadap orang pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada :

a) Penanggung pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain yang memungkinkan

b) Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja di tempat usaha penanggung pajak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai.

76

Lihat pasal 5 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 147/KMK.04/1998 tanggal 27 Februari 1998

c) Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat yang mengurus harta peninggalannya apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi.

d) Para ahli waris, apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi.

Sedangkan terhadap badan menurut pasal 10 ayat (4) surat paksa diberitahukan oleh jurusita pajak kepada :

(1) Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun ditempat lain yang memungkinkan.

(2) Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang sebagaimana dimaksud diatas.

Dalam hal penanggung pajak atau pihak-pihak dimaksud diatas menolak untuk menerima surat paksa maka jurusita pajak meninggalkan surat paksa tersebut dan mencatatnya dalam berita acara bahwa penanggung pajak tidak mau menerima surat paksa dan surat paksa dianggap telah diberitahukan.77

Pajak yang dapat ditagih dengan Surat Paksa adalah semua jenis Pajak Negara (pusat) termasuk sanksi administrasi berupa kenaikan, denda, bunga dan biaya.

Adapun pada tahun 2008, penerbitan surat paksa yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara dapat dilihat pada Tabel 2.

77

Wawancara dengan Bapak Rusli, Kepala Seksi Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara, tanggal 06 Juli 2009.

Tabel 2.

Penerbitan Surat Paksa pada KPP Pratama Cikarang Utara Januari 2008 s/d Desember 2008

Terbit Bulan

Dasar Penerbitan

Surat Paksa Tepat Waktu Terlambat Jumlah

Tidak Terbit Akhir 2007 Januari 20 16 12 8 - - 12 8 8 8 Pebruari 15 9 - 9 6 Maret 42 15 - 15 27 April 36 15 - 15 21 Mei 37 10 - 10 27 Juni 25 15 - 15 10 Juli 33 10 - 10 23 Agustus 26 18 - 18 8 September 23 12 - 12 11 Oktober 25 15 - 15 10 Nopember 18 7 - 7 11 Desember 22 10 - 10 12 Jumlah 338 156 - 156 182

Sumber : KPP Pratama Cikarang Utara

Berdasarkan Tabel 2 tersebut, terlihat bahwa penerbitan surat paksa telah dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang dapat diuraikan sebagai berikut :

(a) Terhadap 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang merupakan limpahan dari kantor pelayanan pajak lama (Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Dua) dan telah ditegur, setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 12 (dua belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 8 (delapan) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak tidak terbit surat paksanya.

(b) Terhadap 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Januari 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 16 (enam belas), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 16 (enam belas) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 8 (delapan) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 8 (delapan) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(c) Terhadap 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Pebruari 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 15 (lima belas), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 15 (lima belas) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 9 (sembilan) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 6 (enam) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(d) Terhadap 50 (lima puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Maret 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 42 (empat puluh dua), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 42 (empat puluh dua) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 (lima belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 27 (dua puluh tujuh) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(e) Terhadap 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan April 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 36 (tiga puluh enam), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak

juga dibayar, maka terhadap 36 (tiga puluh enam) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 (lima belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 21 (dua puluh satu) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(f) Terhadap 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Mei 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 37 (tiga puluh tujuh), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 37 (tiga puluh tujuh) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 (sepuluh) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 27 (dua puluh tujuh) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(g) Terhadap 35 (tiga puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Juni 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 25 (dua puluh lima), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 25 (dua puluh lima) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 (lima belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 10 (sepuluh) surat teguran tidak terbit surat paksanya. (h) Terhadap 45 (empat puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak

yang terbit pada bulan Juli 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 33 (tiga puluh tiga), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 33 (tiga puluh tiga) surat teguran tersebut diterbitkan surat

paksa sebanyak 10 (sepuluh) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 23 (dua puluh tiga) surat teguran tidak terbit surat paksanya. (i) Terhadap 35 (tiga puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang

terbit pada bulan Agustus 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 26 (dua puluh enam), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 26 (dua puluh enam) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 18 (delapan belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 8 (delapan) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(j) Terhadap 30 (tiga puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan September 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 23 (dua puluh tiga), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 23 (dua puluh tiga) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 12 (dua belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 11 (sebelas) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(k) Terhadap 32 (tiga puluh dua) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Oktober 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 25 (dua puluh lima), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 25 (dua puluh lima) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 15 (lima belas) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 10 (sepuluh) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(l) Terhadap 20 (dua puluh) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Nopember 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 18 (delapan belas), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 18 (delapan belas) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 7 (tujuh) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 11 (sebelas) surat teguran tidak terbit surat paksanya.

(m)Terhadap 25 (dua puluh lima) ketetapan pajak dan/atau keputusan pajak yang terbit pada bulan Desember 2008 (dua ribu delapan) dan telah ditegur sebanyak 22 (dua puluh dua), setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari tidak juga dibayar, maka terhadap 22 (dua puluh dua) surat teguran tersebut diterbitkan surat paksa sebanyak 10 (sepuluh) surat paksa dengan tepat waktu. Sementara sisanya sebanyak 12 (dua belas) surat teguran tidak terbit surat paksanya. Dari uraian diatas terlihat bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara selama tahun 2008 telah menerbitkan surat paksa secara tepat waktu yaitu sebanyak 156 (seratus lima puluh enam) surat paksa. Dengan demikian, terdapat 182 (seratus delapan puluh dua) surat teguran yang menjadi dasar penagihan pajak yang tidak terbit surat paksanya.

Tidak terbitnya surat paksa tersebut dikarenakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara kekurangan pelaksana di seksi penagihan yang hanya berjumlah 3 (tiga) orang. Kurangnya tenaga pelaksana untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat administratif mengakibatkan terhambatnya tugas-tugas penagihan pajak sesuai dengan prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan

tindakan penagihan hutang pajak selanjutnya (penyitaan) tidak dapat dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara. Dengan tidak dapat dilakukannya tindakan penyitaan terhadap harta kekayaan penunggak pajak, menyebabkan negara tidak mempunyai jaminan dari penunggak pajak agar penunggak pajak melunasi hutang pajaknya.

c. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Kekayaan Penanggung Pajak Apabila hutang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak, maka pejabat akan menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan :

1) Dilakukan oleh pejabat yang telah menerbitkan surat paksa, yang dalam hal ini adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cikarang Utara yang telah menerbitkan surat paksa. Dengan kata lain Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan paling cepat diterbitkan setelah lewat waktu 2 x 24 jam sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada penanggung pajak.

2) Dilakukan oleh pejabat lainnya, dalam hal objek sita berada diluar wilayah kerja pejabat yang menerbitkan surat paksa, maka Pejabat tersebut akan meminta bantuan kepada Pejabat lain yang wilayah kerjanya meliputi tempat/lokasi objek sita untuk menerbitkan SPMP terhadap objek sita yang dimaksud.

Menurut pasal 1 ayat (12) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000, “Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang penanggung pajak, guna

dijadikan jaminan untuk melunasi hutang pajak menurut peraturan