BAB II. APLIKASI ANDROID BERBASIS CHEMISTRY TRIANGLE
C. Implementasi Pengembangan
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Quasi experiment merupakan eksperimen tidak sejati, artinya dalam
prosesnya tidak bisa melakukan pengendalian secara penuh baik secara fisik maupun prosedur pengacakan (Ary, et. al., 2002: 341). Dalam quasi experiment kelas eksperimen dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran aplikasi Android berbasis Chemistry Triangle, sedangkan pada kelas kontrol dalam pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran aplikasi Android berbasis Chemistry Triangle.
Kedua kelas sebelumnya telah diberi pretest, setelah diberi perlakuan selanjutnya diberi posttest.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent Pretest-Posttest Controls Design. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1
(Sugiyono, 2010: 116).
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan:
O1 : Pretest Kelas Eksperimen O2 : Posttest Kelas Eksperimen O3 : Pretest Kelas Kontrol O4 : Posttest Kelas Kontrol
140 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
X : Pembelajaran dengan media pembelajaran aplikasi Android - : Pembelajaran tanpa media pembelajaran aplikasi Android
Langkah-langkah dengan menggunakan desain Non-equivalent Pretest-Posttest Controls Design adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sampel dari keseluruhan populasi 2. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
3. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kelas sebelum diberikan perlakuan (treatment).
4. Memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setalah diberikan perlakuan (treatment).
5. Melakukan uji statistik untuk mengetahui hasil posttest siswa dalam pengaruh penggunaan media pembelajaran aplikasi Android terhadap hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills siswa.
6. Menganalisis data melalui pengujian hipotesis dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan.
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Penelitian ilmiah mempunyai populasi sebagai sumber informasi yang diperlukan dalam penelitian. Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 3 Padang yang terdiri dari XI MIPA 1-8, SMAN 7 yang terdiri dari XI IPA 1-7 dan SMAN 13 Padang yang terdiri dari XI IPA 1-3 yang terdaftar pada semester II tahun pelajaran
141 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a 2018/2019. Penentuan level sekolah berdasarkan nilai rata-rata PPDB online Sumbar Tahun 2017 yang dapat dilihat pada Lampiran 29.
2. Sampel
Sampel penelitian merupakan representasi dari populasi yang diteliti, dengan kata lain karakteristik yang terdapat dalam populasi harus terwakili oleh sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik cluster sampling. Adapun langkah-langkah penetapan sampel dilakukan dalam dua
tahapan sebagai berikut:
a. Mengambil nilai ujian semester mata pelajaran kimia semester ganjil seluruh siswa yang terdaftar di kelas XI SMA Negeri 3 Padang, SMA Negeri 7 Padang dan SMA Negeri 13 Padang.
b. Melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai ujian semester mata pelajaran kimia semester ganjil.
1) Melakukan uji normalitas terhadap data nilai ujian semester yang diperoleh dengan bantuan software SPSS. Uji ini bertujuan untuk mengetahui populasi berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Distribusi Populasi No Sekolah Kelas Nilai
Sig. α Keterangan 1 SMAN 3
Padang
XI MIPA 1
0,059
0,05 Normal XI MIPA 2 0,223
XI MIPA 3 0,064 XI MIPA 4 0,651
XI MIPA 5 0,083 XI MIPA 6 0,054 XI MIPA 7 0,217
142 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
No Sekolah Kelas Nilai
Sig. α Keterangan XI MIPA 8 0,140
2 SMAN 7 Padang
XI IPA 1
0,060
0,05 Normal XI IPA 2 0,083
XI IPA 3 0,054 XI IPA 4 0,061 XI IPA 5 0,211 XI IPA 6 0,258 XI IPA 7 0,577
3 SMAN
13 Padang
XI IPA 1
0,080
0,05 Normal XI IPA 2 0,068
XI IPA 3 0,063
Pada Tabel 2, terlihat bahwa hasil uji normalitas nilai sig. setiap kelas pada populasi lebih besar dari nilai α (0,05). Dapat disimpulkan bahwa data populasi sampel berdistribusi normal. Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada Lampiran 31.
2) Melakukan uji homogenitas varians, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS. Hasil uji homogenitas varians dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Distribusi Populasi No Sekolah Kelas Nilai
Sig. α Keterangan
1 SMAN 3
Padang
XI MIPA 1
0,058 0,05
Homogen XI MIPA 2
XI MIPA 3 XI MIPA 4 XI MIPA 5 XI MIPA 6 XI MIPA 7 XI MIPA 8
2 SMAN 7 XI IPA 1 0,521 0,05 Homogen
143 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a No Sekolah Kelas Nilai
Sig. α Keterangan Padang
XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 XI IPA 5 XI IPA 6 XI IPA 7 3 SMAN 13
Padang
XI IPA 1
0,052 0,05 Homogen XI IPA 2
XI IPA 3
Pada Tabel 3, terlihat bahwa hasil uji homogenitas nilai sig. setiap kelas pada populasi lebih besar dari α (0,05). Dapat disimpulkan bahwa data populasi mempunyai varians homogen. Hasil uji homogenitas varians populasi dapat dilihat pada Lampiran 32.
c. Mendapatkan kelas sampel yang berdistribusi normal dan homogen.
d. Dari kelas yang memiliki keragamaan yang sama kemudian ditentukan kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Penentuan Kelas Eksperimen dan Kontrol No Sekolah Level
Sekolah Kelas Eksperimen Kontrol 1 SMAN 3
Padang
Tinggi XI MIPA 1
XI MIPA 5 XI MIPA 6 XI MIPA 2
XI MIPA 3 XI MIPA 4 XI MIPA 5 XI MIPA 6 XI MIPA 7 XI MIPA 8 2 SMAN 7
Padang
Sedang XI IPA 1
XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 2
144 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a No Sekolah Level
Sekolah Kelas Eksperimen Kontrol XI IPA 3
XI IPA 4 XI IPA 5 XI IPA 6 XI IPA 7
3 SMAN
13 Padang
XI IPA 1
XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 2
XI IPA 3 Variabel dan Data
1. Variabel
Adapun variable-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan pada sampel penelitian, berupa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran aplikasi Android, yang diberikan pada kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelas kontrol, diberikan perlakukan berupa pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran aplikasi Android.
b. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills siswa yang dibatasi pada ranah kognitif.
145 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupan variabel yang dikendalikan, dibuat konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Hal ini dapat berupa alokasi waktu, materi, kurikulum, dan guru yang mengajar adalah sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang diperlukan untuk diolah sebagai penguji hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian (Lufri, 2007: 97).
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian atau sampel penelitian atau responden penelitian (Lufri, 2007: 98). Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tes hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills yang diberikan perlakuan.
Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan perlu disusun prosedur yang sistematis. Secara umum, prosedur yang akan dilaksanakan pada tahap penyebaran ini terdiri atas 3 tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Menetapkan tempat penelitian dan jadwal penelitian b. Menentukan populasi dan sampel
c. Menetapkan kelas eksperimen dan kontrol
146 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
d. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk topik Asam Basa
e. Mempersiapkan media pembelajaran aplikasi Android.
f. Mempersiapkan instrumen penelitian, berupa kisi-kisi soal tes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
g. Menyusun soal tes dan kunci jawabannya.
h. Uji coba soal tes.
i. Menganalisis soal tes (validitas, reliabilitas, daya pembeda soal, dan indeks kesukaran soal).
j. Menyiapkan soal tes akhir dan kunci jawaban 2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan seperti yang tertera pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Tahapan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
No Kegiatan Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Pendahuluan Orientasi
a. Membaca do’a bersama.
b. Mengecek kehadiran siswa.
c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan topik yang akan di pelajari yaitu tentang asam basa.
d. Guru membagikan aplikasi media pembelajaran Android yang berorientasi Chemistry Triangle kepada
Pendahuluan Orientasi
a. Membaca do’a bersama.
b. Mengecek kehadiran siswa.
c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan topik yang akan dipelajari yaitu tentang asam basa.
d. Guru memotivasi siswa dan memberikan gambaran mengenai apa yang hendak mereka pelajari, serta mengaitkan pengetahuan
147 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
No Kegiatan Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
2.
3.
masing-masing siswa dan menjelaskan penggunaan media secara umum.
e. Guru memotivasi siswa dan memberikan gambaran mengenai apa yang hendak mereka pelajari, serta mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan topik yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru memberikan penjelasan singkat tentang konsep asam basa kepada siswa.
b. Siswa diminta guru duduk berkelompok dengan anggota 3-4 orang.
c. Guru membagikan media pembelajaran berupa aplikasi Android kepada peserta didik.
Menanya
sebelumnya dengan topik yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru memberikan
penjelasan tentang materi asam basa kepada siswa.
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat konsep- konsep yang diperoleh dari penjelasan guru.
c. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang diajarkan, dan siswa diminta untuk menjawab.
Menanya
148 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
No Kegiatan Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
4.
5.
a. Siswa memperhatikan media pembelajaran dan mengerjakan latihan yang berkaitan dengan materi asam basa.
Mengumpulkan Informasi a. Siswa mengamati dan
mengumpulkan data yang terdapat di dalam media pembelajaran Android.
b. Siswa berdiskusi di dalam kelompok masing-masing menyelesaikan latihan di media pembelajaran Android.
c. Guru membimbing siswa menyelesaikan latihan di dalam media pembelajaran Android.
d. Siswa membuat
kesimpulan hasil diskusi mereka.
Mengkomunikasikan
a. Siswa diberi kesempatan membaca materi, mengamati dan menganalisis gambar, diagram, tabel, serta memahami contoh soal di Buku Teks yang disediakan sekolah.
Mengumpulkan Informasi a. Siswa bertanya tentang konsep
yang belum mereka pahami kepada guru.
b. Guru membantu siswa memahami konsep yang belum mereka pahami.
c. Guru memberikan latihan kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari.
d. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru dan berdiskusi di dalam kelompok masing-masing menyelesaikan latihan di Buku Teks yang disediakan sekolah.
e. Siswa membuat kesimpulan hasil diskusi mereka.
Mengkomunikasikan
149 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
No Kegiatan Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
6.
7.
a. Salah satu perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi mereka, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi.
b. Guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada siswa jika siswa mengalami kendala dalam proses diskusi.
Mengasosiasikan
a. Siswa menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Kegitan Akhir Penutup
a. Masing-masing kelompok dapat menyampaikan hasil diskusinya.
b. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan meluruskan konsep jika
a. Salah satu perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi mereka, dan kelompok lain diminta untuk menanggapi.
b. Guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada siswa jika siswa mengalami kendala dalam proses diskusi.
Mengasosiasikan
a. Siswa menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Kegiatan Akhir Penutup
a. Masing-masing kelompok dapat menyampaikan hasil diskusinya.
b. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa dan meluruskan konsep jika siswa mengalami
150 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
No Kegiatan Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
siswa mengalami
kekeliruan dalam memahami konsep terkait materi yang dipelajari.
c. Siswa menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari.
d. Guru menyampaikan kepada siswa agar mempersiapkan diri untuk materi pada pertemuan berikutnya.
e. Guru mengakhiri pembelajaran
(do’a dan salam).
kekeliruan dalam memahami konsep terkait materi yang dipelajari.
c. Siswa menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari.
d. Guru menyampaikan kepada siswa agar mempersiapkan diri untuk materi pada pertemuan berikutnya.
e. Guru mengakhiri pemberlajaran
(do’a dan salam).
3. Tahap Penyelesaian
a. Memberikan tes akhir pada kedua kelas sampel setelah pembelajaran berakhir.
b. Mengolah data yang didapatkan dari pretest dan post test kedua sampel, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang didapatkan sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.
151 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a B. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument atau alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan pada tahap awal investigasi awal untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dan guru dalam proses pembelajaran kimia. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin, di mana pertanyaan yang diajukan mengacu kepada pedoman wawancara yang telah disusun namun pertanyaan lain bisa saja muncul pada saat proses wawancara langsung.
2. Lembar Validasi Instrumen
Lembar validasi instrument digunakan untuk memvalidasi instrument yang digunakan dalam penelitian yaitu lembar validasi instrumen validitas yang dapat dilihat pada Lampiran 7 dan hasil validasi instrument validitas pada Lampiran 8, validasi media yang dapat dilihat pada Lampiran 10-16 dan hasil validasi instrument pada Lampiran 17, serta validasi instrumen soal hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills yang dapat dilihat pada Lampiran 18 dan hasil validasi instrument pada Lampiran 19.
3. Tes
Tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk mengukur tingkah laku siswa atau merupakan alat pengukur yang mempunyai standar tertentu yang objektif mengenai tingkah laku seseorang atau sekelompok siswa yang
152 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
digambarkan dalam bentuk skala angka atau sistem kategori (Latisma, 2011:
19).
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills siswa. Tes hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills berupa tes tertulis untuk penilaian pada ranah kognitif
dilakukan pada kedua kelas sampel.
C. Teknik Analisis Butir Soal 1. Validitas
Menentukan apakah suatu tes hasil belajar valid atau tidak, dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, pengujian dilakukan dengan cara berfikir secara rasional atau menggunakan logika (logical analysis) dan kedua dengan analisis yang dilakukan dengan mendasarkan dari kenyataan (empirical analysis) (Latisma, 2011: 45).
a. Penentuan Validitas Secara Rasional
Validitas rasional atau disebut juga dengan validitas logika adalah validitas yang diperolah atas dasar hasil pemikiran yang logis dan rasional. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas rasional jika setalah dianalisis secara rasional ternyata memiliki daya ketepatan mengukur. Untuk menentukan apakah tes sudah memiliki validitas rasional atau belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu isi (content) dan konstruksi (construct) ( Latisma,2011: 83).
1) Validitas Isi
153 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a Validitas isi dari suatu tes adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut dengan tujuan pembelajaran, dengan kata lain apakah soal-soal tes dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
2) Validitas Konstruksi
Validitas konstruksi artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Konstruk dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu tes hasil belajar dikatakan memiliki validitas konstruk jika tes tersebut telah mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologi (Latisma, 2011 : 84).
Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruk jika butir-butir soal yang membangun tes tersebut secara tepat mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagaimana yang dituntut dalam tujuan pembelajaran.
b. Validitas Secara Empiris 1) Validitas Item
Validitas butir soal dari suatu tes hasil belajar adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item tes hasil belajar dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Item tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian/kesejajaran dengan skor totalnya, dengan kata lain ada korelasi positif yang signifikansi antara skor item dan skor totalnya (Sudijono, 2009:
164).
154 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi tersebut yaitu teknik point biserial correlation dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
= koefisien korelasi biserial
= skor rata hitung dari siswa menjawab betul = rata-rata dari skor total
= standar deviasi dari skor total
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab sala ( q= 1 – p) (Arikunto, 2013: 93)
Tabel 6. Klasifikasi Validitas Soal Tes
Koefiesien Korelasi Kriteria Validitas Sangat tinggi
Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Arikunto, 2013: 89)
Berdasarkan hasil tes uji coba soal yang berjumlah sebanyak 40 butir soal terhadap 32 orang siswa diperoleh 30 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid. Hasil validasi soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
Tabel 7. Hasil Validasi Soal Uji Coba
No Kriteria No Soal Jumlah
1 Valid 2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,18,19,21,
22,24,25,27,28,29,31,32,33,34,36,37,38,3 30
155 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a 9,40
2 Invalid 1,9,14,16,17,20,23,26,30,35 10
2. Indeks Kesukaran Soal
Soal yang baik merupakan soal dengan menggunakan kriteria yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal yaitu :
Keterangan:
P = proporsi = indeks kesukaran item
B = banyaknya peserta tes yang dapat menjawab butir item tersebut dengan benar.
Js = jumlah peserta tes.
Tabel 8. Kriteria Tingkat Indeks Kesukaran Soal Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,20 Sukar Sekali
0,21 – 0,40 Sukar
0,41 – 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Mudah
0,81 – 1,00 Mudah Sekali (Purwanto, 2010: 135)
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, diperlukannya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat dengan proporsi yang telah disebutkan misalnya 3-5-2. Artinya, 30% soal kategori mudah, 50% soal kategori sedang dan 20% soal kategori sukar (Sudjana, 2009: 135).
Berdasarkan hasil tes uji coba soal yang berjumlah sebanyak 40 butir soal 9 diantaranya soal Higher Order Thinking Skills dengan kriteria yang sukar yang diberikan terhadap 32 orang siswa sehingga diperoleh ringkasan indeks
156 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
kesukaran soal uji coba seperti yang terangkum pada Tabel 9. Hasil perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.
Tabel 9. Ringkasan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
No Kriteria No Soal Jumlah
1 Sukar 9 22,5%
2 Sedang 19 47,5%
3 Mudah 12 30%
3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal merupakan suatu ukuran apakah butir soal mampu membedakan murid pandai (kelompok upper) dengan murid tidak pandai (kelompok lower). Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus :
D = BA– BB = PA - PB JA JB
Keterangan:
D = indeks iskriminasi (daya pembeda item)
= banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar = jumlah peserta tes kelompok atas
= jumlah peserta tes kelompok bawah Tabel 10. Klasifikasi Ketentuan Daya Pembeda Soal
Interval Kategori
0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek 0,20 ≤ D ≤ 0,40 Cukup 0,40 ≤ D ≤ 0,70 Baik 0,70 ≤ D ≤ 1,00 Baik Sekali
Berdasarkan hasil tes uji coba soal yang berjumlah sebanyak 40 butir soal terhadap 32 orang siswa diperoleh ringkasan daya beda soal uji coba seperti yang
157 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a terangkum pada Tabel 11. Hasil perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25.
Tabel 11. Ringkasan Daya Beda Soal Uji Coba
No Kriteria No Soal Jumlah
1 Jelek 7,9,10,14,15,16,17,19,20,22,26,27,28,29,31,35,38 18 2 Cukup 1,2,3,4,6,8,11,13,18,21,23,24,33,36,39,40 16
3 Baik 5,12,25,32,34,37 6
4 Baik Sekali
- -
4. Reliabilitas Tes
Reliabilitas soal tes merupakan ukuran yang menyatakan tingkat kekonsistenan suatu soal tes (Jihad, & Haris, 2008: 180). Reliabilitas tes merupakan kemampuan tes untuk memberikan hasil yang sama (tetap) jika diberikan pada subjek yang homogen. Rumus yang digunakan adalah Kuder-Richardson yang menekankan interkorelasi antar item dalam tes itu sendiri dan
korelasi item-item itu dengan menggunakan tes secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan K = jumlah soal
1 = bilangan konstan
158 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
Mt = Mean skor total (rata-rata hitung dari skor total) = jumlah siswa
= jumlah skor total = varian total
Tabel 12. Klasifikasi Reliabilitas Tes
Koefiesien Korelasi Kriteria Reliabilitas Sangat tinggi
Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Latisma, 2011: 104-113).
Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan formula kuder Richardson. Soal yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills siswa adalah soal yang memiliki nilai reliabilitasnya adalah sangat tinggi.
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 32 siswa dengan 40 butir soal diperoleh r11 sebesar 0,846. Berdasarkan kriterianya, tes yang dilakukan memiliki reliabilitas sangat tinggi. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26.
D. Uji Validitas Media
Pada lembar validasi, validator diberikan pertanyaan dan validator akan memberikan penilaian terhadap pernyataan tersebut. Pada bagian akhir, validator diberikan kesempatan memutuskan hasil dari penilaian yang telah diberikan. Penilaian validator terhadap masing-masing pernyataan dianalisis dengan menggunkan Kappa Cohen atau disebut kappa dengan hasil akhir pengolahan diperoleh momen kappa.
159 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a Keterangan :
K = moment kappa yang menunjukkan validitas produk
ρ0 = proporsi yang terealisasi, dihitung dengan cara jumlah nilai yang diberi oleh validator dibagi jumlah nilai maksimal.
ρe = proporsi yang tidak terealisasi, dihitung dengan cara jumlah nilai maksimal dikurangi dengan jumlah nilai total yang diberi validator dibagi jumlah nilai maksimal.
Tingkat kevalidan media pembelajaran Asam Basa berorientasi Chemistry Triangle akan terlihat setelah hasil perhitungan momen kappa dikonversi ke kategori
pada Table 13.
Tabel 13. Kategori Keputusan Berdasarkan Moment Kappa
Interval Kategori
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
0,01 – 0,20 Sedang rendah
< 0,00 Tidak valid
(Sumber: Boslaugh dan Paul, 2008: 12).
E. Teknik Analisis Data
Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan di dalam penelitian. Sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan software SPSS.
1. Uji Normalitas
160 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Pengujiaan dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi.
Uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS. Hipotesis statistik untuk uji normalitas adalah sebagai berikut.
H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai signifikansi (probabilitas) yaitu H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 dan H0 ditolak jika sebaliknya.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada kedua kelas sampel sudah mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan menggunakan uji Levene dengan bantuan software SPSS. Hipotesis statistik untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut.
H0 : H1 : Keterangan :
: variasi kelas eksperimen : variasi kelas kontrol
161 | e - p e m b e l a j a r a n K i m i a Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai signifikansi (probabilitas) yang terdapat pada tabel test of homogeineity of variance. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H0 ditolak jika sebaliknya.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis penelitian dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t jika data berdistribusi normal dan homogen. Nilai signifikansi yang diambil adalah nilai untuk equal variances assumed. Jika data berdistribusi normal namun tidak homogen, maka pengujian hipotesis juga dilakukan dengan uji t, namun yang dilihat adalah nilai signifikansi yang menjadi acuan untuk equal variances not assumed. Hipotesis statistik untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut.
a. Pengaruh penggunaan media pembelajaran Asam Basa berorientasi Chemistry Triangle terhadap hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills
siswa sekolah level tinggi, sedang dan rendah pada kelas eksperimen dan kontrol
H0 = µ1 = µ2 (Tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran Asam Basa berorientasi Chemistry Triangle terhadap hasil belajar dan Higher Order Thinking Skills siswa sekolah level tinggi, sedang dan rendah pada
kelas eksperimen dan kontrol)
H1 = µ1 > µ2 (Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran Asam Basa berorientasi Chemistry Triangle terhadap hasil belajar dan Higher Order