• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. KEPENGAWASAN PENDIDIKAN

7. Implementasi Program Kepengawasan Pendidikan

Pelaksanaan program pengawasan merupakan implementasi dari rancangan program yang sudah disusun oleh pengawas sebelumnya. Pelaksanaan program dalam sebuah institusi merupakan tindak lanjut dari fungsi pengorganisasian dari sebuah manajemen yang meliputi pembagian tugas penentuan fungsi dan struktur.

Menurut Stoner (dalam Saiful Sagala) bahwa pelaksanaan program pengawasan dilaksanakan dengan tahapan-tahapan, yaitu: 1) Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi 2) Mengukur prestasi kerja 3)

22Kementerian Pendidikan Nasional, Buku Kerja Pengawas Sekolah Cetakan II (Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP, 2011), hlm. 25-26.

23Kementerian Pendidikan Nasional, Buku Kerja Pengawas Sekolah Cetakan II (Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan PSDM dan PMP, 2011), hlm. 27.

Membandingkan hasil yang telah diukur dengan sasaran dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya 4) Mengambil tindakan korektif.

Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pelatihan profesional guru dalam : 1) merencanakan pembelajaran, 2) melaksanakan pembelajaran, 3) menilai hasil pembelajaran, 4) membimbing dan melatih, dan 5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Adapun uraian kegiatan pelaksanaan pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :

a. Pembinaan 1) Tujuan

a) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru PAI, terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi Guru, Kompetensi Guru, Pemahaman KTSP)

b) Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam mengimplementasikan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan pengembangan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar, dan penulisan butir soal).

c) Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

d) Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam melaksanakan

pembelajaran yang dititik beratkan pada aspek afektif dan psikomotor sebagai implementasi dari pendidikan karakter.

2) Ruang Lingkup

a) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru

PAI, menyusun administrasi rencana pembelajaran/program

pembimbingan.

b) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru PAI dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan.

c) Melakukan pendampingan membimbing guru PAI dalam

meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.

d) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru PAI menggunakan media dan sumber belajar.

e) Memberikan masukan kepada guru PAI dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar.

f) Memberikan rekomendasi kepada guru PAI mengenai tugas pada pelaksanaan bimbingan bagi peserta didik.

g) Memberi bimbingan kepada guru PAI dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran.

h) Memberi bimbingan kepada guru PAI dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran atau pembimbingan.

i) Memberi bimbingan kepada guru PAI untuk melaksanakan refleksi hasil-hasil yang dicapainya.

b. Pemantauan

Pemantauan pengawas merupakan tugas yang harus dilakukan oleh seorang pengawas. Pemantauan tersebut meliputi pelaksanaan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, dan Standar Penilaian. c. Penilaian (Kinerja Guru PAI)

Penilaian dilakukan untuk mengevaluasi program dan kinerja guru PAI yang telah dilakukan dalam:

1) Merencanakan pembelajaran 2) Melaksanakan pembelajaran; 3) Menilai hasil pembelajaran;

4) Membimbing dan melatih peserta didik, dan

5) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok sesuai dengan beban kerja guru PAI24.

d. Evaluasi Program Pengawasan

24

Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat

criteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut TR

Morrison dalam Abdul yang dikutip Nanang, ada tiga faktor penting dalam konsep evaluasi, yaitu: pertimbangan (judgement), deskripsi objek penilaian, dan kriteria yang tertanggungjawab (defensible criteria). Tujuan evaluasi antara lain:

a. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus.

b. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumberdaya pendidikan (manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara efisiensi ekonomis.

c. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan

dilihat dari aspek tertentu misalnya program tahunan, kemajuan belajar.25

Dalam aktivitas mengevaluasi, ada tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan supervisor, yaitu: identifikasi tujuan evaluasi, penyusunan desain

dan metodologi evaluasi, serta pengukuran. Suharsimi Arikunto

mengidentikkan kegiatan evaluasi program yang dilaksanakan supervisor ini dengan kajian penelitian. Proses evaluasi merupakan upaya mencari suatu fakta dan kebenaran, dalam pelaksanaannya harus objektif dan rasional, prinsip metode ilmiah harus diterapkan. Ada beberapa teknik evaluasi

25

program yang biasanya dipakai oleh supervisor dalam rangka mencari data untuk tindak lanjut, yaitu: a) Test, b) Observasi, c) Laporan diri, d) Evaluasi

diri, dan e) Teman sejawat.26

Selain itu, beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksanakan proses evaluasi, yaitu:

a. Komprehensif, evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh. Semua variable kegiatan dan aaspek yang terkait dengannya harus dijabarkan dengan jelas sampai detail indikatornya.

b. Kooperatif, untuk mendapatkan informasi yang lengkap diperlukan kerja sama antara subjek evaluasi dan objek evaluasi.

c. Kontinyu dan relevan dengan kurikulum, evaluasi hendaknya dilakukan secara terus menerus, membidik semua tahapan kegiatan, dan saling bersambungan.

d. Objektif, yaitu tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bisa mengaburkan pengukuran dan penilaian.

e. Humanis, yaitu mengedepankan dimensi-dimensi kemanusiaan.

f. Aman, yaitu hendaknya menjaga privasi individu, tidak menebar

ketakutan-ketakutan diantara objek yang di supervisi.27

Dalam Peraturan Menteri Agama nomor 2 tahun 2012 pasal 4 disebutkan bahwa pengawas Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi

26Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, hlm. 396-397. 27

untuk melakukan penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan, dan membuat laporan pelaksanaan program pengawasan.

Kegiatan evaluasi program pengawasan dilakukan dalam suatu siklus secara periodik setelah pengawas melakukan penilaian, pembinaan, pemantauan, dan analisis hasil pengawasan sebagaimana digambarkan berikut ini.28

GAMBAR 1

Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah (Sumber : Departemen Pendidikan Nasional )

28

Departemen Pendidikan Nasional, Penyusunan Program, hlm. 4

PROGRAM PENGAWASAN PENILAIAN PEMBINAAN PEMANTAUAN ANALISIS HASIL EVALUASI LAPORAN TINDAK LANJUT

Gambar di atas menunjukkan bahwa kegiatan pengawasan diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya.

Pada tahap berikutnya pengawas PAI melakukan pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari masing-masing sekolah. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas kepengawasan di sekolah binaannya.

Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak lanjut pengawasan diperoleh berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.

Dengan demikian, keberhasilan pelaksanaan evaluasi program pengawasan bergantung bergantung dari terbangunnya interaksi yang harmonis antara pengawas PAI dan guru. Karena evaluasi program pengawasan merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dengan program-program lainnya yang langsung bersentuhan dengan guru.

Menurut Roland Barth sebagaimana dikutip Syaiful Sagala, bahwa kebutuhan interaksi pengawas (supervisor) dengan guru lebih mendorong pertumbuhan jabatan, ia mengidentifikasi jabatan guru dalam tiga kelompok, yaitu (1) guru-guru yang tidak mampu mempelajari secara kritis praktik mengajar, orang tua murid, dan lainnya tidak peduli terhadap apa dan bagaimana mereka mengajar, (2) guru-guru yang memiliki kemampuan untuk meneliti secara berkesinambungan menunjukkan apa yang mereka kerjakan adalah untuk melakukan perubahan-perubahan, dan (3) sedikit guru-guru yang mau dan mampu meneliti secara cermat dan kritis mengenai praktik kerja

mereka sendiri.29

Evaluasi program pengawasan dijadikan tolok ukur oleh pengawas PAI untuk menentukan program-program berikutnya. Untuk itulah, maka pengawas PAI harus dapat menjalankan fungsi controlling dari pelaksanaan pengawasan secara cermat dan berhasil guna. Kecermatan pengawas itu akan memberikan dampak bagi rancangan program pengawasan berikutnya.