BAB IV PEMBAHASAN
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota
Analisis data dan temuan di lapangan yang peneliti lakukan dengan menggunakan model implementasi kebijakan menurut Van Metter dan Van Horn (1975) di mana untuk mengimplementasi kebijakan meliputi enam indikator, yaitu Ukuran dan Tujuan Kebijakan. Berikut penjabarannya:
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan melalui sebuah program. Dimana ukuran keberhasilan dan tujuan menurut Van Metter dan Van Horn mengemukakan implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan.
Program listrik gratis merupakan program pemerintah yang harus dilaksanakan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan rasio elektrofikasi di Banten. Di mana rasio elektrofikasi di Banten harus mencapai 100%, sebagaimana target yang diinginkan. Di Banten, rasio elektrofikasi yang berhasil dicapai sebesar 90% dari target yang ditetapkan (100%).
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1.1
“Program listrik gratis ini mempunyai tujuan secara globalnya adalah
untuk peningkatan rasio elektrifikasi di Banten. (wawancara dengan I1.1, 22
Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa program listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Banten. Sesuai dengan yang peneliti ketahui bahwa rasio elektrifikasi belum sesuai target sebagaimana data yang peneliti lampirkan pada Bab 1 halaman 6.
Hal serupapun diungkapkan oleh I1.2
“Program listrik gratis bertujuan untuk secara makro meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten. Dimana rasio elektrifikasi adalah jumlah rumah tangga berlistrik dibagi dengan rumah tangga total. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa secara global program listrik gratis bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.
Hal serupa juga diungkapkan oleh I3.1
“Tujuannya itu karena provinsi banten kan punya rencana “Banten Terang” untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% seBanten”. (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan program listrik gratis untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% se-Provinsi Banten.
Selain meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Banten, tujuan dari program listrik gratis ini adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1
“Tujuan secara khususnya adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang lebih membutuhkan terutama yang kurang mampu jadi mereka bisa memanfaatkan listrik paling tidak mereka bisa meningkatkan sosial ekonominya dari penerangan”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan khusus dari program listrik gratis adalah untuk memberi akses listrik kepada masyarakat yang kurang mampu agar bisa memanfaatkan listrik dan meningkatkan sosial serta perekonomian untuk masyarakat.
Seiring dengan yang diungkapkan oleh informan diatas, begitu juga yang diungkapkan oleh I1.2
“Program listrik gratis bertujuan juga diantaranya yaitu penyediaan akses energi listrik pada rumah tangga prasejahtera, Kemudian tujuan lainnya sebagai rasa keadilan, karena Provinsi Banten banyak ditempati pembangkit energi listrik, Suralaya Cilegon, PLTU Labuan dan tahun 2018/2019 akan dibangun PLTU Bojonegara jadi jangan sampai ada masyarakat atau rumah tangga yang belum bisa menikmati fasilitas energi listrik”. (wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan lain dari program listrik gratis adalah penyediaan akses energi listrik pada rumah tangga prasejahtera dan sebagai rasa keadilan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh I3.1
“Untuk memberikan bantuan listrik kepada yang belum memiliki atau kurang mampu”. (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa tujuan program listrik untuk memberi bantuan kepada yang kurang mampu.
Ukuran keberhasilan dari program listrik gratis ini dapat dilihat dari yang diungkapkan oleh I1.1
“Kalau secara teknis dan administrasinya beda ya, ukuran keberhasilannya kalau secara teknis adalah rumah tangganya sudah nyala oleh energi listrik. Tapi kalau secara administrasi ya penyerapan anggarannya bisa tercapai jadi ga sia-sia”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa ukuran keberhasilan program listrik secara teknis adalah rumah tangga yang sudah nyala oleh energi listrik dan secara administrasi penyerapan anggaran bisa tercapai dan tidak terbuang sia-sia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh I1.2
“Ukuran keberhasilannya jadi manakala rumah-rumah yang jadi sasaran jadi nyala, kalau sampe nyala ya kita berhasil. Tapi kalau belum nyala ya kita masih berhutang”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.00 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa ukuran keberhasilan program listrik gratis adalah manakala rumah tangga sasaran menjadi nyala tetapi kalau belum nyala masih berhutang.
Hampir serupa yang diucapkan oleh I2.1
“Standar keberhasilannya adalah terlaksananya semaksimal mungkin rencana program tersebut di masyarakat, ya artinya terealisasi”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat peneliti ketahui bahwa keberhasilan program listrik gratis adalah terealisasi semaksimal mungkin program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
Dapat peneliti simpulkan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan dari program listrik gratis ini adalah mana kala rumah tangga sasaran semua menjadi nyala
sehingga rasio elektrifikasi di Provinsi Banten yang menjadi tujuan utama adalah sebesar 100% sehingga tujuan dari kebijakan program listrik gratis ini dapat tercapai.
2. Sumber daya
Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya finansial dan sumber daya waktu menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.
Selain Distamben Provinsi Banten sebagai pelaksana program listrik gratis di Kecamatan Curug, ada pula pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi program listrik gratis ini.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh I1.1
“Kalau di provinsi kepala daerah dan instansi terkait, distamben kemudian sampai kebawah kecamatan sampai ke desa/Kelurahan level bawah seperti ketua RT. Khusus untuk kota serang kita koordinasi juga ke di dinas tata kota Serang terkait dengan pelaksanaan jangan sampai melangkahi itu kan wilayah kota karena waktu itu kan wilayah Kota Serang. Kemudian kita ada tim pembangunan fisik dan ada tim pengawasan atau konsultan pengawasan fungsinya personel ini untuk monitoring dilapangan”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten) Hal yang sama diungkapkan oleh I1.2
“Selain tim verifikasi dari kita, ada juga tim survey dari luar. Sistemnya kita lelang kepada konsultan pendataan, Jumlahnya pun banyak, mereka berteam. Serta dibantu oleh aparat setempat, aparat setempat itu desa/kelurahan, kecamatan, serta dinas tata kota Serang”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa selain Distamben Provinsi Banten, ada pula pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan program listrik gratis adalah Dinas Tata Kota Serang, Konsultan pendataan dan Konsultan Pengawasan.
Hal yang sama juga diucapkan oleh I2.2
“Kelurahan, Kecamatan, Dinas tata kota Serang, nah Dinas tata kota itu sebagai koordinator di Kota Serang setelah dari Tata Kota baru ke Distamben”. (Wawancara dengan I2.2, 09 Juni 2016, Pukul 14.30 Wib, di kantor Kecamatan Curug Kota Serang).
Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti ketahui bahwa selain Kelurahan, Kecamatan Curug dan Distamben Provinsi Banten, Dinas Tata Kota Serang juga sebagai Koordinator di Kota Serang sebelum ke Distamben Provinsi Banten.
Dalam penggolongan rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang, pendataan rumah tangga dilakukan oleh Konsultan Pendataan yang ditunjuk langsung oleh Dinas Tata Kota Serang.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I3.1
“Jadi sebelumnya selama ini tuh hanya mengikuti koordinasi aja. Itu sejak 2015 awal februari sampai mei, selama pendataan itu kita kasih waktu 60 hari pada konsultan untuk pendataan setelah itu konsultan pendataan kan laporan ke kita, kita bikin buku kemudian kita ekspose dikasih tau ke kelurahan hasilnya. Kita kasih bukunya ke kelurahan-kelurahan, ke kecamatan seKota Serang dan ke Distamben Provinsi Banten”
Berdasarkan wawancara diatas dapat peneliti ketahui bahwa Konsultan pendataan melakukan pendataan dan melaporkan pendataan sejak awal bulan Februari sampai Mei 2015, laporan tersebut dibuat buku oleh Dinas Tata Kota
Serang untuk dibagikan kepada seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Curug atau seluruh Kecamatan yang ada diwiliyah Kota Serang dan Distamben Provinsi Banten.
Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial yang cukup juga sangat berpengaruh dalam menunjang program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I1.1
“Anggaran yang dikeluarkan dari APBD Provinsi Banten. Besaran anggarannya untuk satu rumah tangga yang pastinya saya lupa, tapi itu ada di RAB saya tidak ada RABnya, tapi kecil sih kalau untuk instalasi rumah (IR) itu hanya kabel ukuran 2x2,5-4x2,5 kemudian untuk arde yang ketanah itu, kemudian piting lampunya 3 atau mangkok lampunya saja, saklar, stop kontak terus ada pendukungnya seperti terminalnya. Yang mahalnya itu adalah untuk biaya sambungan rumahnya atau SR ke PLNnya itu sekitar 800.000,- dengan 450kwh. selama ini anggaran yang di keluarkan sudah cukup karena dilelang jadi harganya lebih murah”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016, pukul 13.35 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa anggaran yang dikeluarkan dari APBD Provinsi Banten. Besaran anggaran yang dikeluarkan untuk satu instalasi rumah sebesar 800.000,- dan anggaran yang dikeluarkan karena dilelang sehingga lebih murah sehingga sudah cukup.
Hal berbeda yang diungkapkan oleh I1.2
“Anggaran program listrik gratis berasal dari APBD Provinsi, dari tahun ke tahun berbeda besarannya, anggaran untuk lisdes atau program listrik gratis ini satu rumah tangga pasang instalasinya itu 700-800rb’an, tapi kalau setelah dilelang biasanya kontraktor itu ada yang berani harganya dibawah 700rb. Kalau penyambungan itu sama dengan nasional 450watt itu kurang lebih 400rb. Kalau di total 1 rumah tangga sasaran itu 1,1jt itu anggaran yang kita siapkan. Tetapi kalau dilelang harganya bisa turun karena mereka memberikan penawaran
semurah-murahnya dengan barang yang bagus. Anggaran yang dikeluarkan sudah cukup. Kita kan mengajukan anggaran itu setahun sebelumnya, dan itu sudah kita pertimbangkan. Dan yang terjadi adalah cukup, bahkan setelah di lelang ada sisa anggaran. Kalau tidak habis kita kembalikan pada kas daerah”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016 pukul 10.10 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa besaran anggaran yang disiapkan untuk satu rumah tangga sebesar 1.400.000,- anggaran yang dikeluarkan tersebut setelah dilelang ada sisa anggaran dan dikembalikan pada kas daerah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I2.1
“Anggaran yang di keluarkan dari APBD Provinsi Banten”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang).
Hal serupa yang diungkapkan oleh I2.2
“Anggaran program listrik gratis dari APBD Provinsi Banten”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 14.30 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk program listrik gratis dari APBD Provinsi Banten.
Selain sumber daya manusia dan finansial, dalam pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang setiap tahun Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten memiliki target setiap tahunnya 25.000 sambungan rumah.
“Kalau pelaksanaan selama 5 tahun ini dari tahun 2010 sampai 2015 Alhamdulillah lancar sudah sesuai dengan yang ditargetkan pertahun sudah 25.000 rumah tangga yang dipasang sudah tercapai”. (Wawancara dengan I1.1, 22 Juli 2016 pukul 13.35 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa selama lima tahun berjalannya program listrik gratis dari tahun 2010 sampai 2015 sudah tercapai sebanyak 25.000 sambungan rumah tangga.
Hal yang berbeda yang diungkapkan oleh I5.8
“Sudah lama banget itu, soalnya waktu itu anak saya yang kasih tau ada Bu RT. Saya juga taunya dari Bu RT tapi udah lama saya diajuinnya 2 tahunan. Pernah sih saya tanya sekali ke pak seklur, kenapa ko saya belum dapet listrik aja, ya dijelasin sama pak seklur suruh sabar aja katanya”. (Wawancara dengan I5.8, 24 Juli 2016 pukul 15.00 wib, di Kp.Buah Kel.Cipete Kec.Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa informan telah diajukan namanya sejak dua tahunan sebagai calon penerima hibah program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang namun belum dapat.
Sebagaimana yang diungkapkan juga oleh I1.2
“Alhamdulillah pelaksanaan, karena ini kan pembangunan sama kontraktor ya pelaksanaan ini kita nyatakan dalam kontrak. Kita kasih waktu selama beberapa bulan. Alhamdulillah mereka lancar-lancar saja, tepat waktu dan juga sudah sesuai sasaran. Nah disaat penyambungan dilakukan oleh PLN, kadang kala dan pernah juga terjadi lama kendala sampai berbulan-bulan bahkan nyebrang tahun karena barang-barangnya ga ada di gudangnya. Tapi kalau barangnya ada lancar-lancar saja”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016 pukul 10.10 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa pembangunan yang lancar dilakukan oleh kontraktor dan diberikan waktu
selama beberapa bulan dalam pengerjaan instalasi rumah tangga. Namun disaat penyambungan oleh PLN pernah terjadi keterlambatan sampai lewat tahun.
Hal yang berbeda yang diungkapkan oleh I5.6
“Diajuinnya sudah lama sekali ada dari 2011, ya 2011 aja sampai sekarang tahun 2016 belum ada aja”. (Wawancara dengan I5.6, 20 Juni pukul 15.00 wib, di kp. Tinggar Kel. Sukalaksana, Kec. Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa informan sudah diajukan sejak tahun 2011 namun sampai 2016 belum ada realisasi.
Dapat peneliti simpulkan bahwa pada ketiga sumber daya yang dimaksud dalam program listrik gratis ini adalah yang pertama sumber daya manusia yang mana selain Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten sebagai penanggung jawab program listrik gratis. Program listrik gratis ini dilakukan dengan sistem lelang kepada perusahaan yang memenangkan tender yang mana perusahaan tersebutlah yang menjalankan pemasangan instalasi listrik kepada rumah tangga sasaran. Sumber daya yang kedua adalah sumber daya finansial, dapat diketahui bahwa sumber anggaran program listrik gratis ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten. Sumber daya yang ketiga adalah sumber daya waktu, yang mana dapat diketahui bahwa Distamben Provinsi Banten memiliki target sebesar 25.000 sambungan rumah tangga untuk setiap tahunnya. Namun berdasarkan data jumlah realisasi listrik gratis rumah tangga sasaran pada tahun 2010 sampai 2015 diketahui bahwa target 25.000 sambungan rumah
tangga belum sepenuhnya mencapai angka 25.000 sambungan rumah tangga. Tetapi baru hampir mencapai 250.000 sambungan rumah tangga. (Data terlampir pada Bab I, halaman 06, Tabel 1.1)
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Dalam karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. Dalam hal ini selain Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten sebagai penanggung jawab program listrik gratis, peran aparatur yang lainnya juga sangat berpengaruh penting dalam berjalannya program ini.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh I2.1
“Ya justru peran kecamatan curug sendiri adalah mendesak pihak terkait yang punya kewenangan listrik agar segera menyelesaikan dikecamatan curug ini”. (Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, pukul 13.40 wib, di Kantor Kecamatan Curug Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa peran Kecamatan Curug adalah mendesak pihak terkait agar dapat menyelesaikan program listrik gratis.
“Jadi kita sebagai pemberi data, karena output kita adalah data. Kita melakukan pendataan ke seluruh rumah tangga yang belum berlistrik dan berlistrik diseluruh kecamatan se kota serang. Setelah kita punya data kita berikan pada Distamben Provinsi” (Wawancara dengan I3.1, 03 Agustus 2016, Pukul 15.00 wib, di kantor Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas Tata Kota, Kota Serang berperan sebagai pemberi data dan mendata seluruh rumah tangga yang berlistrik dan belum berlistrik diseluruh kota serang.
Selain peran para aparatur pelaksana program listrik gratis, norma-norma dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan adalah aturan-aturan atau syarat-syarat yang ada dalam mekanisme sistem pengajuan program listrik gratis.
Sebagaimana yang diucapkan oleh I1.2
“Mekanisme pengajuan program listrik gratis ini satu desa/kelurahan satu proposal dengan melampirkan foto copy ktp kepala rumah tangga sasaran yang akan diajukan” (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa pengajuan program listrik gratis satu kelurahan mengajukan satu proposal dengan melampirkan fotocopy KTP kepala rumah tangga sasaran yang diajukan.
“Orang mereka yang minta langsung ke kita, orang distambennya. Nah itu kita masukin semua, dari RT tetapi terutama yang benar-benar tidak mampu”. (Wawancara dengan I4.3, 24 Juni 2016, Pukul 15.00 Wib, di Kantor Kelurahan Cipete Kecamatan Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten meminta langsung kepada pihak Kelurahan dengan berdasarkan kriteria rumah tangga yang tidak mampu.
Dapat peneliti simpulkan bahwa karakteristik agen pelaksana dalam program listrik gratis ini dimana selain Distamben Provinsi Banten, Dinas Tata Kota Serang juga berperan dalam pemberi data jumlah rumah tangga yang berlistrik dan belum berlistrik, data tersebut kemudian diberikan kepada Distamben Provinsi Banten. Selain peran aparatur tersebut, norma-norma dalam karakteristik agen pelaksana juga dimaksudkan mekanisme sistem pengajuan dalam program listrik gratis yaitu dengan menyerahkan proposal beserta lampiran foto copy KTP kepala rumah tangga dan Kartu Keluarga kemudian di serahkan kepada Distamben Provinsi Banten.
4. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana
Dalam pelaksanaan program listrik gratis di Kecamatan Curug ini terdapat dinas-dinas terkait diantaranya Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dimana Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten, Dinas Tata Kota dan Tata Ruang Kota Serang, Kecamatan Curug, Konsuil Wilayah Banten dan PT PLN.
“Kita koordinasi singkronisasi data tentu takutnya seperti dobel data kita pusing kalau koordinasinya, karena kalau sampai dobel data kita tidak bisa main limpahkan ke rumah tangga yang lain karena itu kan sudah ada SKnya. Takutnya mereka satker dari PLN atau dari Dinas tata kota serang/kabupaten serang punya program yang sama dengan Distamben provinsi. biasanya kalau ada sampai dobel data antara provinsi dengan kabupaten/kota serang kita yang ngalah karena mereka yang punya kawasan atau wilayah tersebut”. (Wawancara dengan I1.1,
22 Juli 2016, pukul 13.30 wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa Distamben melakukan koordinasi kepada Dinas Tata Kota Serang dan PLN dengan melakukan singkronisasi data untuk menghindari dobel data.
Pernyataan sama yang diungkapkan oleh I1.2
“Koordinasinya ya kita saling kroscek data, Distamben sama PLN saling kroscek data kita, nah kalau sama kecamatan curug data yang kita punya itu kita berikan juga pada kecamatan kemudian ke kelurahan hasil pendataan kemarin, data-data rumah tangga sasaran yang akan dipasang kita berikan datanya. Lebih kepada kroscek data dan sharing data, koordinasinya seperti itu supaya merekapun siap”. (Wawancara dengan I1.2, 09 Juni 2016, pukul 10.15 Wib, di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa koordinasi yang dilakukan saling kroscek data dan sharing data antara Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dengan PLN kemudian memberikan hasil data rumah tangga sasaran yang akan dipasang instalasi listrik kepada Kecamatan Curug dan Kelurahan-Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Curug.
“Ada koordinasi hanya dikatakan bagusnya juga tidak, perlu ditingkatkan. Artinya tidak maksimal”. ( Wawancara dengan I2.1, 09 Juni 2016, Pukul 13.40 Wib, di Kantor Kecamatan Curug).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat peneliti ketahui bahwa ada koordinasi yang dilakukan tetapi tidak maksimal.
Hal yang sama diungkapkan oleh I2.2
“Koordinasinya kadang juga begini ya, mereka juga kurang koordinasi