• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM LISTRIK GRATIS DI KECAMATAN CURUG KOTA SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM LISTRIK GRATIS DI KECAMATAN CURUG KOTA SERANG"

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh Nur Laila Sari

6661112351

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

Nur Laila Sari, NIM. 6661112351, Skripsi. Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Pembimbing I: Leo Agustino, Ph.D., dan Pembimbing II: Titi Stiawati, S.Sos., M.Si.

Program listrik gratis adalah program pemberian hibah dari pemerintah Provinsi Banten dalam bentuk pemasangan instalasi listrik secara gratis yang diberikan kepada rumah tangga prasejahtera. Namun, pembahasan program listrik gratis belum dilaksanakan secara baik. Realisasi program listrik gratis setiap tahunnya belum mencapai target. Selain itu masih ada rumah tangga yang belum berlistrik sebanyak 735 rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Penelitian ini bertitik tolak dari teori implementasi kebijakan publik dari Van Metter Van Horn (1975) yang terdiri dari Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumber Daya, Karakteristik Agen Pelaksana, Komunikasi Antara Organisasi dan Aktivitas Pelaksana, Sikap atau Kecenderungan Para Pelaksana, Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara terstruktur, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini cukup berhasil namun belum sepenuhnya optimal masih banyak rumah tangga dalam satu kelurahan belum mendapatkan realisasi program listrik gratis. Selain itu, kurang terbukanya dinas terkait dalam pelaksanaan program listrik gratis. Sarannya adalah perlu adanya peningkatan koordinasi dan terbukanya informasi bagi kelurahan yang belum mendapatkan realisasi listrik gratis.

(6)

Nur Laila Sari, NIM 6661112351, Research Paper, The Implementation of free electricity program in Curug district, Serang city. Advisor I : Leo Agustino, Ph.D., and Advisor II : Titi Stiawati, S. Sos., M.Si.

Free electricity program is a grant program from Banten province government which give free electricity installation to disadvantaged society. However, the discussion of free electricity program had been done well. The realization of this program had not yet reached the target in years. Otherwise, there were 735 housing in Curug distric whom had not yet got the electricity. The objective of this research was to find the implementation of the free electricity in Curug district, Serang City. This research was emphasizing in theory of public policy implementation by Van Metter Van Horn (1975) which were consists of the measurement policy and the objective policy, sources, Character of the implementer, communication between organization and implementer activity, behaviour of the implementer, economy environment, social and politic. The research method for this research was descriptive method with qualitative approach. The technique of collecting data was structured interview, observation and documentation. The data analysis was used according to Miles and Huberman. The result of this search is succed, yet there are several things fully optimal a lot of society in one of area had been got the realization of the free electricity program. The suggestion of this research, the implementer needs improve in coordination and open-communication for all societies whom had been got the realization of the free electricity program.

(7)

Alhamdulillahi Robbil’lamin . . . ‘13 Oktober 2016’

KARENA ALLAH DAN ORANG TUA akhirnya aku sampai pada gerbang masa

depanku ini. Untukmu Bapakku, Jamak Sari dan Mamahku, Nani Suminah. Terima kasih Pak, Mah. Kalian berdua sudah berusaha jadi orang tua yang selalu berjuang demi anakmu ini. Untuk adik laki-lakiku, Fikri Nurul Hidayat serta adik perempuanku, Ananda Rizkya Ramadhani, aku sayang kalian..

(8)

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran skripsi ini. Secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang tua atas jerih payah yang tulus ikhlas dalam mendidik serta yang menyayangiku. Sehubungan dengan hal itu maka peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Riny Handayani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9. Bapak Leo Agustino, PhD., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat, dan motivasi.

10. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun, memberikan semangat dan motivasi.

11. Ibu Hj. Ima Maisaroh, M.Si., selaku Dosen Penguji pada Seminar Proposal Skripsi yang telah memberikan telah membagikan waktu dan pengetahuannya untuk peneliti.

12. Kepada seluruh Staf Civitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik umumnya, dan seluruh Civitas Akademika Prodi Ilmu Administrasi Negara UNTIRTA khususnya.

(10)

kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

14. Kepada Kepala Camat Curug beserta Staf Bagian Ekonomi Pembangunan khususnya yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lokus Kecamatan Curug. Terima kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

15. Terima kasih kepada para informan. Karena dengan adanya mereka, skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik.

16. Terima kasih kepada kedua orang tuaku tersayang, Ibu Nani Suminah dan Bapak Jamak Sari karena doa orang tua yang tiada henti dan selalu membuat peneliti menjadi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

17. Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan, khususnya kepada teman-teman angkatan 2011 dan 2012 Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA, baik reguler ataupun non reguler. Yang telah mengajarkan banyak hal dan saling berbagi cerita semasa kuliah dan telah memberikan ilmu mengenai kebersamaan dan saling berbagi.

18. Terima kasih teruntuk sahabat-sahabat terdekatku yang begitu banyak yang sedari dulu selalu setia padaku dan tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Semoga silaturrahmi tetap selalu terjaga dan sukses selalu untuk kita.

(11)

pernah memberikan warna dalam hidup peneliti, makna kebersamaan dan jiwa kemandirian.

20. Terima kasih kepada Brigadir Polisi M. Ridwan Hermansyah. Lelaki yang selalu meluangkan waktu untuk menemani selama proses penelitian skripsi ini dan memberikan motivasi penuh dalam penyelesaian penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti.

Serang, Agustus 2016 Penulis

Nur Laila Sari

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... i

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR BAGAN... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 12

1.3 Batasan Masalah ... 13

1.4 Rumusan Masalah ... 13

1.5 Tujuan Penelitian ... 13

1.6 Manfaat Penelitian ... 14

(13)

2.1 Tinjauan Pustaka ... 22

2.1.1 Konsep Kebijakan Publik ... 23

2.1.2 Implementasi Kebijakan ... 26

2.1.3 Konsep Program... 32

2.1.4 Konsep Program Listrik Gratis ... 33

2.2 Penelitian Terdahulu ... 35

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian... 39

2.4 Asumsi Dasar ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 43

3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian... 44

3.3 Lokasi Penelitian... 44

3.4 Variabel Penelitian ... 44

3.4.1 Definisi Konsep ... 44

3.4.2 Definisi Operasional ... 45

3.5 Instrumen Penelitian ... 46

3.6 Informan Penelitian... 47

(14)

3.8 Teknik Analisis Data... 60

3.8.1 Uji Keabsahan Data ... 65

3.9 Jadwal Penelitian ... 67

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ... 68

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Curug ... 70

4.1.3 Gambaran Umum Distamben Provinsi Banten ... 76

4.2 Deskripsi Data ... 77

4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ... 80

4.2.2 Analisis Data ... 82

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 84

4.3.1 Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang ... 84

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

4.4.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ... 105

4.4.2 Sumber Daya... 106

(15)

4.5 Faktor Pendukung dan Pengahambat ... 117

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 120

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Realisasi Program Listrik Gratis Provinsi Banten ... 6

1.2 Jumlah Realisasi RTS Kota Serang ... 8

1.3 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug... 10

3.1 Kategori Informan Penelitian... 48

3.2 Pedoman Wawancara ... 55

3.3 Jadwal Penelitian ... 67

4.1 Nama Kelurahan di Kecamatan Curug ... 75

4.2 Informan Penelitian ... 81

4.3 Jumlah Realisasi listrik gratis Kecamatan Curug ... 109

4.4 Ringkasan Pembahasan Teori Van dan Van Horn ... 119

(17)

DAFTAR BAGAN

2.1 Tahap-tahap Kebijakan ... 25

2.2 Alur Berfikir... 41

3.1 Analisis Miles dan Huberman ... 63

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian

2. Dokumentasi Foto

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kondisi rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat penduduk di Indonesia saat ini masih pada tingkat yang mengkhawatirkan, situasi masyarakat Indonesia yang masih berhadapan dengan sejumlah masalah perekonomian dan kesenjangan sosial serta pembangunan infrastruktur yang belum merata di semua daerah yang ada di Indonesia. Masalah kemiskinan adalah masalah yang paling disoroti, di mana kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu untuk membiayai pendidikan dan membiayai kebutuhan jasmaninya yang akan menunjang kehidupan seseorang menjadi layak. Hal tersebut membuat pemerintah pada tingkat nasional maupun daerah selalu berupaya dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan maupun program bantuan yang diturunkan kepada masyarakat miskin di daerah guna mensejahterakan masyarakatnya.

Sejalan dengan itu cita-cita pemerintah dalam mensejahterahkan masyarakat Indonesia pun sudah tertuang dalam Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia. Cita-cita tersebut sejalan dengan tujuan bangsa Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat, Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

(20)

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Semakin berkembangnya jaman, Administrasi Negara secara tidak langsung mempunyai peran sangat luas dalam sebuah kebijakan pemerintah yang mana kebijakan tersebut untuk menunjang pembangunan di setiap daerah. Kebijakan dibuat oleh administrator di mana mulai dari proses pembuatan kebijakan tersebut, kemudian dianalisis serta dikaji secara mendalam sampai pada hasil atau pengukuran kebijakan yang telah dibuat. Hal ini telah dibuktikan dengan dikeluarkannya produk-produk kebijakan yang digagas oleh pemerintah guna mensejahterakan pembangunan di seluruh daerah. Salah satu bentuk dari kebijakan yang telah dibuat tersebut adalah program-program untuk mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia.

(21)

menyediakan pasokan tenaga listrik di setiap titik. Pembangunan listrik adalah pembangunan yang bersifat terus menerus, berkelanjutan dan berkesinambungan.

Upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan pada Pasal 2 Ayat 2. Di mana tujuan dari Undang- Undang Nomor 30 tentang Ketenagalistrikan tersebut menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan tersebut sebagai dasar bahan kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah belum meratanya energi listrik untuk di setiap daerah- daerah yang masih minim akan kebutuhan listrik.

(22)

saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem desentralisasi yang mana penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi.

Dengan adanya sistem otonomi daerah maka Pemerintah Provinsi Banten membuat program-program bantuan sosial bagi masyarakat miskin yang dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten. Merujuk Peraturan Gubernur Banten Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten Pasal 3 Ayat (3), pemberian hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat.

(23)

Provinsi Banten untuk diberikan kepada rumah tangga sasaran yang masih dalam kategori prasejahtera. Dalam Pasal 4 Ayat (1) menjelaskan, hibah yang diberikan berupa uang, barang atau jasa.

Demikian pula upaya yang kemudian dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Banten yang memliki 4 Kabupaten dan 4 Kota di antaranya Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Kabupaten dan Kota inilah yang menjadi perhatian pemerintah Provinsi Banten dalam memberikan dana hibah untuk mengentaskan kemiskinan.

(24)

Jumlah Realisasi Listrik Gratis Rumah Tangga Sasaran (RTS)

Provinsi Banten Tahun 2010-2015

NO Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Kabupaten Pandeglang 7500 6985 6500 6590 6000 6000

2 Kabupaten Lebak 7250 5015 6500 5410 6000 6000

3 Kabupaten Tangerang 2000 1500 1000 5687 5730 5000

4 Kabupaten Serang 6203 5650 5347 5794 5900 6655

5 Kota Tangerang - - - -

6 Kota Cilegon 526 205 453 231 139 446

7 Kota Serang 1376 1145 1200 975 961 899

8 Kota Tangerang Selatan - - - 313 270 -

TOTAL 24855 20500 21000 24687 24730 25000

Hal demikian pula yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Pemerintah Provinsi Banten dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan cara mengeluarkan dan memberikan program bantuan pemasangan listrik gratis atau lebih dikenal oleh masyarakat adalah program listrik perdesaan (Lisdes). Program pemasangan listrik gratis atau program lisdes ini sendiri merupakan program nasional sejak tahun 2003 sampai 2010 yang sudah di canangkan dan di sosialisasikan oleh pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten.

(https://m.facebook.com/permalink.php?story_fbid=599441843501700&id=5369 91779746707, 25 Maret 2016).

Tabel 1.1

Jumlah Realisasi Program Listrik Gratis Provinsi Banten

Sumber: Distamben Provinsi Banten (2016)

(25)

Distamben Provinsi Banten memiliki target setiap tahunnya adalah 25000 sambungan rumah tangga (SR).

Dapat diketahui dari data di atas Kota Tangerang tidak mendapat program listrik gratis dikarenakan semua masyarakat yang berada dalam wilayah Kota Tangerang di anggap sudah sejahtera sehingga tidak ada realisasi program listrik gratis selama 5 tahun berjalan. Namun pada Kota Tangerang Selatan, pada tahun 2010 sampai tahun 2012 tidak mendapatkan program listrik gratis, tetapi pada tahun 2013 sampai 2014 mendapatkan realisasi program listrik gratis. Jumlah realisasi Pada tahun 2013 mendapatkan 313 rumah tangga sasaran dan pada tahun 2014 mendapatkan sebanyak 270 rumah tangga sasaran sedangkan pada tahun 2015 Kota Tangerang Selatan tidak lagi mendapatkan program listrik gratis.

(26)

No Kecamatan

Jumlah Realisasi Rumah Tangga Sasaran

di Kota Serang

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 TAKTAKAN 599 438 297 164 32 183

2 KASEMEN 145 238 439 436 339 394

3 CURUG 150 174 173 249 238 230

4 WALANTAKA 260 106 227 85 161 0

5 CIPOCOK JAYA 170 151 47 41 191 92

6 SERANG 52 38 17 0 0 0

TOTAL 1,376 1,145 1,200 975 961 899

Tabel 1.2

Jumlah Realisasi RTS Kota Serang

Sumber: Distamben Provinsi Banten, 2016

Berdasarkan Data jumlah realisasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kota Serang dari tahun 2010 sampai 2015, enam kecamatan diantaranya Kecamatan Walantaka pada tahun 2015 tidak ada realisasi program listrik gratis sedangkan Kecamatan Serang dari tahun 2010 sampai 2012 masih menerima realisasi program listrik gratis namun pada tahun 2013 sampai 2015 Kecamatan Serang sudah tidak lagi menerima realisasi program listrik gratis. Untuk kecamatan lainnya sepertinya Taktakan, Kasemen, Kecamatan Curug dan Kecamatan Cipocok Jaya setiap tahunnya menerima realisasi program listrik gratis.

(27)

dilaporkan kepada pihak Kecamatan Curug untuk direkap kembali dan kemudian diserahkan kepada Distamben Provinsi Banten untuk dilakukan survei ke desa/kelurahan yang mengajukan proposal tersebut. Belakangan diketahui mekanisme tersebut sudah jarang dilakukan kembali dikarenakan pihak kelurahan langsung menyerahkan data jumlah rumah tangga miskin kepada Distamben Provinsi Banten tidak melalui Kecamatan Curug.

(28)

Tabel 1.3

Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug

Data Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug

No Nama Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Miskin

1 Kel. Curug 4219 168 838 642 196

2 Kel. Curug manis 4409 323 1950 1888 62

3 Kel. Kemanisan 7853 273 1182 1159 23

4 Kel. Sukalaksana 4335 345 971 865 106

5 Kel. Sukawana 3939 170 1050 1005 45

6 Kel. Sukajaya 3597 106 830 800 30

7 Kel. Cilaku 7320 269 818 780 38

8 Kel. Cipete 4247 297 1050 954 96

9 Kel. Pancalaksana 4329 326 1700 1652 48

10 Kel. Tinggar 5417 247 1636 1545 91

Total 49665 2524 12025 11290 735

Sumber: Kecamatan Curug (2015)

Berdasarkan data pada Tahun 2015 jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga di Kecamatan Curug Kota Serang tahun 2015 terdapat 49.665 jiwa yang ada di Kecamatan Curug dan 2.524 jiwa yang masih dalam kategori penduduk miskin. Data diatas menunjukan dari 12.025 rumah tangga ada rumah tangga sasaran yang belum memiliki aliran listrik sebanyak 735 dari 10 Kelurahan yang ada di Kecamatan Curug Kota Serang dan jumlah rumah tangga terbanyak yang belum teraliri listrik adalah Kelurahan Curug sebanyak 196 rumah tangga.

(29)

Masalah kedua, kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) namun pada kenyataannya walaupun dekat dengan KP3B dan Ibukota Provinsi Banten berdasarkan data kecamatan yang peneliti dapatkan ada 735 rumah tangga dari 10 Kelurahan di Kecamatan Curug Kota Serang yang masih yang belum dialiri listrik.

Ketiga, ketidaksesuaian atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug dengan data jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Miad staf bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug Manis yang menuturkan bahwa jumlah pengajuan yang selalu diajukan setiap tahunnya ketika direalisasi tidak sama. Saat ditanyakan oleh beliau kepada Distamben Provinsi Banten mengapa jumlah realisasi sangat sedikit beliau tidak pernah diberi kejelasan oleh Distamben karena itu, data jumlah yang diajukan dan saat verifikasi sampai realisasi tidak sama dengan yang diajukan oleh pihak Kelurahan Curug manis kepada pihak Distamben Provinsi Banten (Miad, staf bidang Ekonomi Pembangunan Kelurahan Curug Manis pada 28 Maret 2016).

(30)

Pihak kelurahan yang mendata rumah tangga sasaran penerima bantuan hibah tidak mengacu pada rumah tangga yang kondisinya benar-benar memprihatinkan. Jelas ini menjadi sebuah masalah karena seharusnya listrik gratis tersebut dapat dialokasikan kepada rumah tangga yang lain yaitu rumah tangga miskin. Kemudian ada pula rumah tangga yang memanfaatkan kesempatan program listrik gratis dengan mengaku-ngaku mereka tidak mampu untuk membeli dan memasang listrik karena tidak punya uang agar bisa mendapatkan program bantuan listrik gratis.

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti Implementasi Program Listrik Gratis di

Kecamatan Curug Kota Serang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Masih ada jumlah penduduk dengan kategori miskin di Kecamatan Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa

2. Kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, namun masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik.

(31)

4. Tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah tangga sasaran yang ditetapkan oleh Distamben Provinsi Banten menyebabkan tidak tepat sasasaran alokasi rumah tangga program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

1.3 Batasan Masalah

Banyak hal yang mempengaruhi dalam implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, akan tetapi dalam penelitian ini, penelitian membatasi ruang lingkup permasalahan pada bagaimana implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih penelitian di Kecamatan Curug adalah Kecamatan Curug berada dekat dengan Ibukota Provinsi, namun berdasarkan data pada Tahun 2015 masih banyak rumah tangga yang belum memiliki aliran listrik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah untuk “Bagaimana Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang?”

1.5 Tujuan Penelitian

(32)

Kecamatan Curug Kota Serang ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi Program Listrik di Kecamatan Curug, serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini baik secara teroitis dan praktis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(33)

2. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya.

b. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih mendalam mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug, Kota Serang.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(34)

1.2 Identifikasi Masalah

Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.

1.3 Batasan Masalah

Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan masalah ini adalah kalimat pernyataan.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.

1.6 Manfaat Penelitian

(35)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan masalah.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan minimal 2 (dua) jurnal.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai hipotesisnya. Kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti.

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

(36)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian

3.2 Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan tempat penelitian, serta alasan memilihnya. Jika dipandang perlu dapat diberi deskripsi tentang tempat penelitian dilaksanakan.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konsep memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan

3.4.2 Definisi Operasional

(37)

Dalam penelitian kualitatif tidak perlu dijabarkan menjadi indikator maupun sub indikator tetapi cukup menjabarkan fenomena yang akan diamati.

3.5 Instrumen Penelitian

Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

3.6 Informan penelitian

Dalam penelitian kualitatif istilah populasi dan sampel penelitian diganti dengan menggunakan istilah informan penelitian. Jelaskan teknik yang digunakan dalam menentukan informan penelitian.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui pengamatan berperanserta, wawancara, dokumen, dan bahan-bahan visual. Analisis data dilakukan melalui pengkodean dan pengkodingan data (berdasarkan kategorisasi data), reduksi data, triangulasi, penulisan laporan hasil dan keabsahan data.

3.8 Jadwal Penelitian

(38)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi informan yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan, yaitu analisis data kualitatif.

4.3 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang digunakan dalam penyusunan skripsi, daftar pustaka hendaknya menggunakan literatur yang mutakhir.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(40)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Sugiyono (2012: 43) mendefinisikan bahwa teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi, baik organisasi formal maupun organisasi informal. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan ada empat kegunaan teori di dalam penelitian yaitu:

1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis. 2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi

perilaku yang memiliki keteraturan.

3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.

Dalam penelitian mengenai implementasi program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian dengan mengklasifikasikan kedalam teori. Adapun penjelasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut:

(41)

2.1.1. Konsep Kebijakan Publik

Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” menurut Anderson dalam Winarno (2014: 19) digunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Menurut Charles O. Jones dalam Winarno (2014: 19) istilah kebijakan (Policy term) digunakan dalam praktek sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda.

(42)

1. Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

2. Tahap formulasi kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

3. Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan.

4. Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan- badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

5. Tahap evaluasi kebijakan

(43)

Secara singkat, tahap-tahap kebijakan adalah seperti gambar dibawah ini Bagan 2.1.

Tahap-Tahap Kebijakan:

Penyusunan kebijakan

Formulasi kebijakan

Adopsi kebijakan

Implementasi kebijakan

Evaluasi kebijakan

Sumber: William Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno (2014: 35-37)

(44)

2.1.2. Implementasi Kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi sia-sia jika program tersebut tidak diimplementasikan dan dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah ditingkat daerah maupun nasional. Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusisal dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak dan tujuan yang diinginkan (dalam Winarno 2014: 146). Beberapa pengertian implementasi menurut para ahli politik mendeskripsikan implementasi sebagai berikut:

Lester dan stewart dalam Winarno (2014: 147) yaitu:

Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan Undang- Undang. Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan Undang-Undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan tehnik bekerja sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program.

Selain itu Ripley dan Franklin juga berpendapat sebagaimana dikutip dalam winarno (2014: 148) sebagai berikut:

Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit) atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang dinginkan oleh para pejabat pemerintah. Implememntasi mencakup tindakan-tindakan (tanpa tindakan-tindakan) oleh beberapa aktor, khususnya para birokrat, yang dimaksudkan untuk membuat program berjalan.

Sementara itu menurut Grindle dalam Winarno (2014: 149) sebagai berikut:

(45)

Selanjutnya Van Metter dan Van Horn yang dikutip dalam Winarno (2014: 149-150) memaparkan pendapatnya tentang implementasi:

“Implementasi kebijakan adalah sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (atau kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”.

Sementara itu menurut Grindle dalam Agustino (2008: 139), yaitu:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.”

Dalam perkembangannya, studi implementasi kebijakan memiliki dua pendekatan dalam memahaminya yaitu:

1. Pendekatan top down. Dalam pendekatan top down, implementasi kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan mulai dari aktor tingkat pusat, dan keputusannyapun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administrator-administrator atau birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah sejauhmana tindakan para pelaksana (administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat kebijakan di tingkat pusat.

(46)

Dari beberapa pengertian diatas yang telah dipaparkan oleh para ahli teori tersebut. Masing-masing memliki beberapa model proses implementasi kebijakan. Salah satu dari ahli teori Van Metter dan Van Horn, menggunakan model pendekatan Top Down

1) Implementasi kebijakan publik model Donald Van Metter dan Carl Van Horn (1975) disebut juga dengan A model of the policy. Model pendekatan ini menjelaskan bahwa proses implementasi merupakan abstraki suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik/kebijakan publik, implementor dan kinerja kebijakan publik. ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut, yaitu:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan 2. Sumberdaya

3. Karakteristik agen pelaksana

4. Komunikasi antara organisasi dan aktivitas pelaksana 5. Sikap atau kecenderungan (disposition) para pelaksana 6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

(47)

tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi, variabel- variabel tersebut adalah:

1. Mudah atau Tidaknya Masalah yang Akan Digarap a. Kesukaran-kesukaran teknis

b. Kebergaman perilaku yang diatur c. Presentase totalitas penduduk yang d. Tercakup dalam kelompok sasaran

e. Tingkat dan ruang lingkup perubahan perilaku yang dikehendaki 2. Kemampuan Kebijakan Menstruktur Proses Implementasi Secara

Tepat. Para pembuat kebijakan mendayagunakan wewenang yang dimilikinya untuk menstruktur proses implementasi secara tepat melalui beberapa cara:

a. Kecermatan dan kejelasan perjenjangan tujuan-tujuan resmi yang akan dicapai

b. Keterandalan teori kausalitas yang diperlukan c. Ketetapan alokasi sumberdana

d. Keterpaduan hirarki di dalam lingkungan di antara lembaga- lembaga atau instansi-instansi pelaksana

e. Aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan pelaksana f. Kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yang termaktub dalam

undang-undang

g. Akses formal pada pihak luar

3. Variabel-variabel diluar Undang-Undang yang mempengaruhi Implementasi

a. Kondisi sosial-ekonomi dan teknologi b. Dukungan publik

c. Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok masyarakat d. Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan pejabat pelaksana. 3) Implementasi kebijakan publik model George C. Edward III (1980)

(48)

terdapat empat variabel yang menentukan keberhasilan implementasi

3. Disposisi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: pengangkatan birokrat.

4. Struktur birokrasi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu:

standar operating prosedurs (SOP) dan fragmentasi.

4) Implementasi kebijakan model Merille S Grindle dalam Subarsono (2005: 167). Pendekatan dikenal dengan Implementation as a politocal and administrative proces. Menurut Grindle, ada dua variable yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik, dapat diukur dari proses pencapaian hasil akhir (outcome) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dengan melihat pada proses serta pencapaian tujuan kebijakan yaitu pada dampak atau efek pada masyarakat secara individu dan kelompok serta tingkat perubahan yang terjadi dan penerima kelompok sasaran. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan juga di tentukan oleh variabel besar, yakni terdiri atas isi kebijakan (Content of Policy) dan lingkungan implementasinya (Context of Implementation).

(49)

2. Variabel Lingkungan Kebijakan (Context of Policy) mencakup: kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa, tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

5) Implementasi kebijakan publik model Hoogwood dan Gun (1978: 20). Menurut kedua pakar ini, untuk melakukan implementasi kebijakan diperlukan beberapa syarat:

1. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/ badan tidak akan menimbulkan masalah yang besar.

2. Apakah untuk melaksanakannya tersedia sumberdaya yang memadai, termasuk sumberdaya waktu.

3. Apakah keterpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar ada.

4. Apakah kebijakan yang diimplementasikan didasari hubungan kausal yang andal.

5. Seberapa banyak hubungan kausalitas yang terjadi 6. Apakah hubungan saling ketergantungan kecil.

7. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan. 8. Bahwa tugas-tugas telah dirinci dan diurutkan dalam urutan yang

benar.

(50)

model ini diprakarsai oleh masyarakat baik secara langsung ataupun melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Berdasarkan beberapa teori dan model pendekatan implementasi kebijakan publik yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh di atas, maka peneliti menggunakan teori dan model pendekatan kebijakan publik yang diungkapkan oleh Van Metter dan Van Horn. Peneliti memilih model Van Metter dan Van Horn berdasarkan variable yang terdapat dalam model pendekatan ini yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi dalam Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

Selain itu Model variabel teori Van Metter dan Van Horn juga tidak terlalu sulit untuk mencocokan dengan identifikasi masalah yang peneliti paparkan pada bab sebelumnya. Teori dari Van Metter dan Van Horn memiliki enam variabel, sehingga dari variabel yang sedikit ini memudahkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam tentang program listrik gratis di Kecamatan Curug.

2.1.3. Konsep Program

(51)

intensitas yang berbeda-beda dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan pada lokasi tertentu. Hubungan antara kebijakan dengan program saling berkaitan satu sama lain karena kebijakan mencakup sejumlah program.

Kebijakan selalu berhubungan dengan dorongan dan regulasi. Program membutuhkan baik itu dorongan, aturan maupun implementasi. Kebijakan memiliki cakupan yang luas daripada Program. Program merupakan cara untuk mencapai suatu kebijakan yang dikeluarkan. Salah satu bentuk Pogram yang dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Banten adalah Program Listrik Gratis.

2.1.4. Konsep Program Listrik Gratis

Listrik adalah kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan sebagai penunjang masyarakat dalam menjalankan seluruh kegiatan sehari-hari serta membantu dalam perekenomian di era digital saat ini. Listriklah energi yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat untuk bertahan hidup. Selain untuk penerangan pada malam hari, dengan adanya listrik manusia dapat menjalankan segala aktivitasnya dan mendapatkan banyak informasi melalui energi listrik. Tanpa listrik kehidupan masyarakat akan lumpuh, roda perekonomian di tingkat nasional maupun daerah tidak akan berjalan. Masyarakat di daerah terpencil tidak akan bisa mengakses segala informasi dari luar daerah.

(52)

listrik dirumahnya atau keluarga prasejatera yang belum pernah menikmati pelayanan listrik Negara (PLN). Kriteria kemiskinan yang ditentukan oleh Distamben sendiri menggunakan dan mempadupadankan kriteria kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang atau Provinsi Banten dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pembayaran biaya serta penyambungan instalasi listrik sambungan rumah tangga bekerjasama antara Distamben Provinsi Banten dengan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Banten Selatan.

(53)

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya yang tentunya sejenis dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Walaupun lokusnya dan masalahnya tidak sama persis tapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah penelitian ini. Berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca:

(54)

Kualitatif deskriptif. Perbedaannya lokus penelitian Ilhami Dyah di Polokarto, Surakarta. Sedangkan fokus penelitiannya adalah Program Kebijakan Pendidikan Gratis yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian teori yang digunakan meskipun sama-sama berjudul Implementasi namun tidak sama dengan teori Implementasi kebijakan yang dipergunakan oleh peneliti, Ilhami Dyah menggunakan teori pendidikan.

(55)

mulai dari Analisis, formulasi, implementasi sampai evaluasi. Sedangkan peneliti hanya mengkaji pada tahap implementasi saja.

(56)
(57)

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Sehingga, peneliti menilai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang tersebut dengan apa senyatanya yang terjadi di lapangan dan peneliti menggambarkan kondisi nyata yang terjadi di lapangan dengan konsep yang telah dirancang oleh pemerintah. Sehingga, peneliti memperoleh banyak data dan informasi mengenai banyak ketidaksesuaian antara aturan atau prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan realisasi dilapangan. Pada penelitian ini, fokus penelitian ini adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang dengan menggunakan indikator pengukuran berdasarkan kriteria implementasi menurut Van Metter dan Van Horn, yaitu:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan, yakni mengamati fenomena mengenai ukuran dan tujuan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

2. Sumberdaya, yakni mengamati fenomena terkait sumberdaya dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang baik sumberdaya manusia, sumberdaya finansial, maupun sumberdaya waktu.

(58)

4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, yakni meliputi respon, pemahaman, dan preferensi nilai yang dimiliki implementor program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, yakni koordinasi antarorganisasi dan stakeholder yang terlibat dalam Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

(59)

Bagan 2.2. Alur Berfikir

Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang

Kecamatan Curug

Proses

Untuk menangani masalah ini, peneliti menggunakan Teori Van Metter dan Van Horn mengenai Implementasi:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan 2. Sumberdaya

3. Karakteristik agen pelaksana 4. Komunikasi antara organisasi kategori miskin di Kecamatan Curug sebanyak 2.524 jiwa dari jumlah penduduk 49.665 jiwa

2. Kendati dekat dengan Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, namun masih ada 735 rumah tangga yang belum berlistrik.

3. Ketidaksesuaiannya atau tidak singkronnya jumlah data pengajuan rumah tangga sasaran yang diajukan dari pihak Kecamatan Curug dengan data jumlah yang direalisasi oleh Distamben Provinsi Banten. 4. Tidak jelasnya indikator atau kriteria rumah

tangga sasaran yang ditetapkan oleh Distamben Provinsi Banten menyebabkan tidak tepat sasasaran alokasi rumah tangga program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

Output

Dengan menggunakan Teori Implementasi Van Metter dan Van Horn, diharapkan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug dapat berjalan dengan optimal dan mengurangi tingkat kemiskinan di wilayah Kecamatan Curug Kota Serang khususnya agar semua masyarakat dapat menikmati fasilitas aliran listrik dirumahnya.

(60)

2.4. Asumsi Dasar

(61)

BAB III METODOLOGI

PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ilmiah adalah suatu cara yang logis, sistematis, objektif, untuk menemukan kebenaran secara keilmuan. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah- langkah tertentu yang bersifat logis dalam Sugiyono (2012: 2).

Dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik di Kecamatan Curug Kota Serang berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2006: 3) mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

(62)

dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (menyeluruh).

3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian

Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah terhadap Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Dengan melihat judul penelitian ini mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, maka peneliti menunjuk tempat penelitian atau yang akan menjadi lokus penelitian ini adalah berlokasi di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten dan Tiga Kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Curug Kota Serang, yaitu Kelurahan Curug, Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

(63)

masyarakat dan pemerintah, dengan ini, program listrik gratis harusnya bersifat merata dan sesuai dengan tujuan kebijakan yang semestinya.

Ada pun definisi mengenai implementasi program atau implementasi kebijakan dari beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah suatu tindakan dalam tahapan kebijakan publik yang di laksanakan oleh individu-individu, kelompok, pemerintah maupun swasta untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pengambil keputusan atau kebijakan.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitiatif, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan fenomena-fenomena penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan yaitu enam variabel menurut Van Metter dan Van Horn yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik, yaitu:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan, yakni mengamati fenomena mengenai ukuran dan tujuan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

(64)

3. Karakteristik agen pelaksana, yakni meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang

4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, yakni meliputi respon, pemahaman, dan preferensi nilai yang dimiliki implementor program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana, yakni koordinasi antarorganisasi dan stakeholder yang terlibat dalam Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

6. Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik, yakni mengamati fenomena kondisi ekonomi lingkungan, dukungan kelompok-kelompok kepentingan dan elite politik, karakteristik para partisipan, serta opini publik mengenai pelaksanaan Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang.

3.5 Instrumen Penelitian

(65)

itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awalnya di mana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi, setelah masalah yang akan dipelajari itu jelas, maka dapat dikembangkan satu instrumen.

3.6 Informan Penelitian

Dalam penelitian mengenai Implementasi Program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, penentuan informannya menggunakan teknik

Purposive Sampling (sampel bertujuan), yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti dalam Sugiyono (2005: 54)

Menurut Bungin (2007: 53), prosedur sampling yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan)

(66)
(67)

Listrik Gratis

Data jumlah informan pada tabel kategori informan penelitian menunjukan alasan peneliti menentukan jumlah informan sebanyak 17 informan menurut Sugiyono (2005: 54) berdasarkan teknik penentuan informan yaitu teknik

(68)

Energi dan Ketenagalistrikan Distamben Provinsi/Seksi Perencanaan Banten dipilih sebagai key informan karena bidang Distamben tersebut yang pada awalnya mengusulkan program listrik gratis khususnya di Kecamatan Curug Kota Serang dan sangat memahami tentang program listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang, sedangkan Kepala Kecamatan Curug dipilih sebagai key informan

karena beliau yang peneliti anggap sangat mengetahui kondisi masyarakat di Kecamatan Curug Kota Serang.

Untuk jumlah secondary informan terdiri dari satu Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih informan tersebut karena Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan yang berkoordinasi langsung kepada semua pihak kelurahan yang ada di Kecamatan Curug.

Secondary informan selanjutnya ialah tiga orang sekretaris Kelurahan Curug, Kelurahan Sukalaksana dan Kelurahan Cipete yang khusus di bidang ekonomi pembangunan dan pendataan serta pengajuan proposal program listrik gratis. Alasan peneliti memilih informan tersebut, berdasarkan data jumlah rumah tangga belum berlistrik diketahui kelurahan Curug, Sukalaksana dan Cipete adalah kelurahan dengan kategori terbanyak rumah tangga yang belum berlistrik.

(69)

seorang tokoh masyarakat di Kelurahan tersebut. Secondary informan di sini juga berfungsi menjawab kebenaran pertanyaan yang sudah diajukan oleh peneliti kepada key informan.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang merupakan kombinasi dari beberapa teknik yaitu:

3.7.1 Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, penelitian harus mengumpulkannya secara langsung dari sumbernya dan masih bersifat mentah. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain wawancara dan observasi. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan masih bersifat mentah karena belum diolah. Data ini diperoleh melalui:

1. Wawancara

(70)

“a meeting of two persons to exchange information and idea through

question and responses, resulting in communication and joint construction of

meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Selain itu pengertian lain dari wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari kegiatan wawancara dalam penelitian seperti yang ditegaskan Lincoln dan Guba dalam Moleong (2006: 186) antara lain:

“Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekonstruksi kebulatan- kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan- kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang akan dikembangkan oleh si peneliti sebagai pengecekan anggota.”

(71)

1. Wawancara berstruktur adalah wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.

Wawancara yang akan digunakan pada penelitian program listrik gratis di Kecamatan Curug adalah wawancara berstruktur yang mana wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Namun saat wawancara berlangsung, peneliti boleh mengajukan pertanyaan lain di luar pertanyaan yang telah disusun tetapi tidak keluar dari konteks penelitian dan pertanyaan yang sudah disiapkan sehingga, hasil yang didapatkan tidak bias dan kaya akan informasi.

2. Observasi

Observasi menurut Nasution dalam Sugiyono (2005: 64) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para imuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih.

(72)

a. Observasi berpartisipasi (participant observation)

b. Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and convert observation), dan

c. Observasi yang tidak terstuktur (unstructured observation)

Jadi berdasarkan pengklasifikasian observasi di atas, observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian listrik gratis di Kecamatan Curug Kota Serang adalah observasi terang-terangan, di mana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data atau informan, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Maka pihak-pihak yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang di cari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan di ijinkan untuk melakukan observasi.

(73)

Tabel 3.2 Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang? Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota? dari program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota

(74)

3

Karakteristik Agen Pelaksana

7. Apa saja Peran dari para aparatur dalam program Listrik Gratis di Kecamatan Curug Kota Serang?

(75)

4 persetujuan dari Kecamatan

(76)

6

(77)

sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal dan lain-lain. Data sekunder terbagi dua, yaitu studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

Sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang diperoleh melalui kegiatan studi literatur atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang diteliti.

1. Studi kepustakaan

Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai referensi yang relevan dengan penelitian yang dijalankan dan teknik ini berdasarkan text books maupun jurnal ilmiah.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi, yakni pengumpulan data yang bersumber dari dokumen yang resmi dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, khususnya dalam melakukan wawancara dalam Sugiyono (2005: 82) adalah:

1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. pencatatan dengan sumber data

2. Handphone recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan dengan informan/sumber data, karena jika hanya menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk mendapatkan informasi yang telah diberikan oleh informan.

(78)

Memotret semua kegiatan yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan dari suatu penelitian lebih terjamin.

Selanjutnya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari informan penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara (intervi ew). Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung berasal dari informan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data -data dan dokomen-dokumen yang relevan mengenai masalah yang diteliti. Data-data tersebut merupakan data yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan dalam Sugiyono (2005: 88)

“Data analysis is the process of systematically searching and arranging

the interview transcrips, fieldnotes, and other materials that you accumulate to

increase your own understanding of them and to enable you to present what you

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kecamatan Curug
Tabel 3.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu teknologi telekomunikasi khususnya dalam bidang modem, dikenal istilah DSL yang memiliki kepanjangan dari …..

Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem informasi yang berbeda dengan sistem informasi lainnya namun tetap saling berhubungan, data yang diberikan sistem

Berdasar deskripsi diatas ditemukan bahwa ada hubungan positif antara sikap konsumen terhadap produk kosmetik halal dengan niat perilaku untuk menggunakan kosmetik halal..

Wardhani (2008) menyatakan bahwa semakin besar ukuran dewan komisaris independen, maka akan menyebabkan tekanan yang lebih besar terhadap manajemen perusahaan,

Tanaman perkebunan yang banyak dikembangkan petani di kawasan gunung sinabung ini hanya tanaman kopi. Jenis tanaman kopi yang ditanam, petani banyak menyebut dengan nama

Model struktur menggunakan shear wall merupakan model struktur yang efektif, karena nilai simpangan antar lantai arah sumbu X dan sumbu Y pada penggunaan shear wall lebih

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berudul