• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Automotif

Implementasi program pelatihan keterampilan automotif di UPTD BLK

Boyolali meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap

pelaporan.

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Urusan

Umum

Urusan

Penghimpun Dana

dan Laporan

Urusan

Kepegawaian

Kepala UPTD BLK

commit to user

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan disini yang dimaksud adalah segala kegiatan dimana

dilakukan segala persiapan guna pelaksanaan pelatihan. Pada persiapan

kegiatan yang dilakukan adalah menyangkut persiapan ;

a. Pendaftaran Peserta.

b. Seleksi peserta.

c. Persiapan instruktur pelatihan.

d. Penyusunan modul.

e. Penyusunan jadwal pelatihan.

f. Persiapan sarana dan prasarana.

Secara lebih jelas tahap persiapan pelatihan keterampilan automotif

dapat dilihat sebagai berikut ;

a. Pendaftaran Peserta

Proses ini merupakan aktivitas awal yang harus dilakukan UPTD

BLK. Pada tahap persiapan UPTD BLK melakukan berbagai macam

bentuk persiapan dengan maksud agar pelatihan keterampilan dapat

diimplementasikan dengan baik dan lancar sehingga tujuan dan target dapat

tercapai. Tahap persiapan dimulai dengan rekruitmen peserta, peserta

merupakan hal utama yang perlu dipersiapkan. Tanpa adanya peserta

kegiatan pelatihan tidak dapat terlaksana. Hal ini sesuai yang disampaikan

instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin UPTD BLK Boyolali,

Bapak Paimin berikut ini :

commit to user

“Peserta merupakan hal utama yang perlu disiapkan karena peserta

merupakan sasaran dari pelatihan keterampilan automotif, oleh

karena itu tahap yang paling utama adalah recruitment peserta

pelatihan. Pencarian peserta ini terkadang kami juga mencari ke

lapangan seperti ke desa desa” (Wawancara, 22 september 2012).

Begitu pula yang diungkapkan oleh Kepala UPTD BLK Boyolali,

Ibu Siti Zumrotun berikut ini :

“Ya mbak paling penting peserta kalau tidak ada peserta hanya ada

peralatan fasilitas dan lain lain ya sama saja kalau tidak ada

pesertanya mbak “ (Wawancara, 29 september 2012).

Dari wawancara di atas menunjukkan bahwa peserta merupakan

persiapan yang utama karena merupakan sasaran dari pelatihan. Untuk

tahap persiapan peserta UPTD BLK Boyolali melakukan sosialisasi

program dan mencari peserta hingga ke daerah-daerah. Hal ini

diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak

Paimin, berikut ini :

“Untuk sosialisasi kami menyebarluaskan dari pada pengumuman

kedaerah-daerah atau kesekolahan dengan pamlet spanduk, melalui

radio karisma fm, merapi fm, dan dari mulut ke mulut”

(Wawancara, 22 september 2012).

Hal serupa juga dikemukan oleh instruktur automotif sub kejuruan mobil

bensin, Bapak Paimin berikut ini :

“Sosialisasi melalui spanduk, radio-radio, pamlet, ke kecamatan,

camat baru para lurah ke masyarakat” ( Wawancara 22 september

2012).

commit to user

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala UPTD BLK

Boyolali, Ibu Siti Zumrotun berikut ini :

“Ya benar mbak BLK itu sosialisasinya melalui spanduk, radio

pamlet, kelurahan dan sekolah-sekolah seperti kemarin saya

sosialisasi ke Wonosegoro, Kemusu saya mendatangi

kepala-kepala sekolah, saya katakan lulusan SMA maupun SMK yang

tidak melanjutkan sekolah jangan dibiarkan, saya ajak mereka

untuk bekerjasama dengan BLK yang notabene BLK mencari

pengangguran” (Wawancara 29 september 2012).

Berdasarkan wawancara dapat diambil kesimpulan bahwa

sosialisasi yang dilakukan UPTD BLK yaitu melalui pengumuman ke

daerah-daerah, seperti pengumuman di kecamatan kemudian para camat

memberikan informasi kepada para lurah dan para lurah meneruskan ke

masyarakat, melalui pamlet dan spanduk, sosialisasi ke sekolah-sekolah,

melalui pengumuman di radio-radio yaitu radio karisma fm, merapi fm,

serta melalui pembicaraan dari mulut ke mulut.

Adapun brosur yang disebarluaskan kepada masyarakat tersebut

berisikan segala sesuatu tentang pelatihan, apa, dan bagaimana pelatihan

dilaksanakan baik persyaratan peserta, macam kejuruan, biaya dan fasilitas

serta lama pelatihan. Penyebaran brosur yang dibagikan kepada masyarakat

dan pengumuman yang dipasang baik di BLK dan tempat-tempat yang

strategis dinilai sudah cukup menarik perhatian masyarakat dan mampu

membangkitkan minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan, seperti

commit to user

halnya yang diungkapkan oleh salah seorang siswa pelatihan automotif sub

kejuruan mobil bensin, Nova Galuh Pratama berikut ini :

“Pertama kali saya tahu bahwa di BLK ada pelatihan automotif dari

spanduk yang dipasang di BLK mbak karena rumah saya dekat

dengan BLK mbak” (Wawancara 22 september 2012).

Dari wawancara juga diperoleh keterangan bahwa informasi juga

dilakukan dari mulut ke mulut, baik itu dari peserta yang telah mengikuti

pelatihan maupun ajakan dari teman yang akan mengikuti pelatihan di

BLK. Hal ini seperti yang dikemukan oleh peserta pelatihan automotif sub

kejuruan sepeda motor, Dimas Pradipta berikut ini :

“Saya tahu adanya pelatihan keterampilan automotif di BLK

diberitahu oleh tetangga saya yang dulunya juga pernah ikut

pelatihan automotif dan sekarang sudah mempunyai bengkel

sendiri” (Wawancara 22 september 2012).

Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta pelatihan jurusan automotif sub

kejuruan mobil bensin, Roni Koeshendra :

“Saya daftar disini karena diajak teman saya yang juga akan ikut

pelatihan di BLK, daripada nganggur dirumah mbak apalagi

biayanya gratis tidak dipungut biaya sepeserpun mbak”

(Wawancara 23 september 2012).

Dari beberapa pendapat di atas diketahui bahwa UPTD BLK

Boyolali melakukan sosialisasi melalui media cetak dan media elektronik.

Melalui media cetak diantaranya melalui pemasangan spanduk informasi

pelatihan yang dipasang didepan pintu masuk menuju UPTD BLK Boyolali

dan dikantor Disnakertrans Boyolali disamping itu juga melalui

penyebaran leaflet yang disebarluaskan kepada para pencari kerja, kantor

commit to user

kecamatan, desa atau kelurahan. Untuk wilayah-wilayah pelosok dilakukan

dengan media elektronik, melalui radio dan informasi dari mulut ke mulut.

Media elektronik melalui radio meliputi radio karisma fm dan merapi fm.

Proses rekruitmen peserta pelatihan ini membutuhkan waktu satu

bulan, mengenai lamanya proses rekruitmen diungkapkan oleh instruktur

automotif sub kejuruan mobil bensin UPTD BLK, Bapak Paimin :

“Untuk proses rekruitmen kami butuh waktu kira-kira satu bulan,

dalam waktu satu bulan kami telah dapat memperoleh peserta

pelatihan” (Wawancara 22 september 2012).

Setelah penyebaran informasi kemudian diadakan pendaftaran calon

peserta pelatihan. Pendaftaran pada dasarnya adalah permohonan

pengajuan diri dari masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan untuk

dicatat sebagai calon peserta pelatihan di UPTD BLK Boyolali. Prosedur

pendaftaran peserta pelatihan di UPTD BLK Boyolali terdapat tiga

macam, yaitu :

1. Untuk pelatihan institusional, peserta diharuskan datang sendiri ke

UPTD BLK Boyolali dan membawa syarat – syarat pendaftaran

2. Untuk pelatihan non institusional, pendaftaran dilakukan kolektif

dengan dikoordinir oleh Kepala Desa setempat. Permohonan pelatihan

tersebut berisi jenis kejuruan yang dibutuhkan dan daftar calon peserta

pelatihan, kemudian permohonan pelatihan dikirim ke Disnakertrans

atau ke UPTD BLK Boyolali.

commit to user

3. Untuk pelatihan swadana, pendaftaran dilakukan secara kolektif dengan

dikoordinir pemohonon pelatihan swadana (misalnya PNPM).

Permohonan pelatihan tersebut berisi jenis kejuruan yang dibutuhkan

dan daftar calon peserta pelatihan, kemudian permohonan pelatihan

dikirim ke Disnakertrans atau ke UPTD BLK Boyolali.

Adapun syarat peserta pelatihan adalah sebagai berikut :

1. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak satu lembar.

2. Fotocopy ijazah terakhir sebanyak satu lembar.

3. Fotocopy kartu kuning (AK 1) sebanyak satu lembar (kalau ada).

4. Pas foto 3x4 hitam putih 3 lembar.

Mengenai peryaratan peserta itu juga diungkapkan oleh instruktur

automotif sub kejuruan mobil bensin Bapak Paimin, sebagai berikut :

“Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak satu lembar,

fotocopy ijazah terakhir sebanyak satu lembar, fotocopy kartu

kuning (AK 1) sebanyak satu lembar (kalau ada) dan pas foto 3x4

hitam putih 3 lembar” (Wawancara 22 september 2012).

b. Seleksi Peserta

Setelah peserta didapat maka selanjutnya ialah pihak UPTD BLK

mengadakan tes masuk/ seleksi peserta berupa ujian tulis dan wawancara.

Hal ini dilakukan bertujuan menjaring peserta pelatihan yang tepat dan agar

para peserta pelatihan nantinya tidak menemui kesulitan dalam menerima

latihan yang diajarkan. Hal ini sebagaimana diutarakan oleh instruktur

automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak Heru, berikut ini :

commit to user

“Kami mengadakan tes tertulis dan wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui bakat dan minat karena didalam seleksi ada tes

psikologi, tes IQ untuk tes wawancara yang nantinya dikaitkan

dengan minat peserta, juga dapat mengetahui seberapa besar

motivasi untuk mengikuti pelatihan” (Wawancara 22 september

2012).

Hal ini dibenarkan oleh peserta pelatihan automotif sub kejuruan

mobil bensin, Nova Galuh Pratama berikut ini :

“Sebelum menjadi siswa pelatihan disini saya dites dulu, tes

wawancara dan tes tertulis” (Wawancara 22 september 2012).

Sedangkan untuk pelatihan non institusional dan swadana tidak

dilakukan seleksi peserta pelatihan. Hal ini diungkapkan oleh instruktur

automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak Paimin, sebagai berikut :

“Untuk pelatihan non institusional dan swadana tidak diadakan

seleksi peserta karena pesertanya sudah ditentukan sendiri oleh

pemohon dalam lampiran permohonan” (Wawancara 22 september

2012).

Hal serupa juga diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan

sepeda motor, Bapak Rochjani berikut ini :

“Tidak ada tes seleksi untuk pelatihan non institusional dan

pelatihan swadana untuk pelatihan non institusional dan swadana

juga tidak mendapatkan bimbingan FMD karena lama pelatihan

non institusional waktunya lebih pendek” (Wawancara 29

september 2012).

Selama ini untuk kejuruan automotif termasuk yang favorit untuk

jurusan yang ada di UPTD BLK, sehingga peminatnya banyak dan selalu

diadakan tes baik tertulis dan wawancara, namun selama ini untuk

commit to user

pelatihan non institusional dan pelatihan swadana tidak dilakukan tes

terlebih dahulu baik tes tertulis maupun wawancara.

Apabila tes masuk/ seleksi sudah selesai maka pihak UPTD BLK

akan memberikan pengumuman bagi peserta yang lulus seleksi, bagi

peserta yang lulus selanjutnya ialah melakukan daftar ulang dan barulah

dimulai pelatihan. Syarat daftar ulang adalah mengambil formulir dari

BLK, formulir itu disalin dan distempel kepala desa setempat. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan mobil

bensin UPTD BLK, Bapak Paimin, sebagai berikut :

“Setelah calon peserta pelatihan mengikuti tes masuk berupa ujian

tulis dan wawancara kemudian diumumkan hasil tes tersebut, bagi

peserta yang lulus tes dimohon untuk melakukan daftar ulang,

setelah daftar ulang baru pelaksanaan kegiatan pelatihan”

(Wawancara 22 september 2012).

Hal yang sama diungkapkan oleh instruktur otomotif sub kejuruan

mobil bensin UPTD BLK, Bapak Heru berikut :

“Para peserta yang berminat datang ke UPTD BLK Boyolali mbak,

mereka mendaftar sebagai calon peserta pelatihan, selanjutnya di

tes, tesnya ujian tulis dan wawancara bagi mereka yang lulus

melakukan daftar ulang” (Wawancara 22 september 2012).

c. Persiapan Instruktur Pelatih

Tahap persiapan selanjutnya adalah instruktur pelatihan. Dalam

proses pelatihan instruktur memegang peranan yang dominan sebagai

transformator ilmu. Efektifitas pelatihan akan sangat tergantung pada

kemampuan instruktur dalam menyampaikan materi latihan. Metode yang

commit to user

digunakan instruktur dalam menyampaikan materi latihan berbeda-beda.

Metode itu antara lain ceramah bergambar, soft talk, demonstrasi dan

diskusi. Media yang digunakan adalah papan tulis, OHP (Over Head

Projector) dan workshop. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh instruktur

automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak Paimin, berikut ini :

“Penyampaian materi disini tergantung dari masing-masing

instruktur, ada yang mengajak peserta diskusi dulu, ceramah dengan

disertai gambar baru kemudian praktek, ada yang teori langsung

praktek, media yang digunakan biasanya papan tulis, OHP dan

work shop” (Wawancara, 22 september 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan

sepeda motor, Bapak Rochjani, sebagai berikut :

“Kalau saya menyampaikan materi kepada siswa saya memberikan

gambar-gambar bagaimana kerja suatu mesin disertai

penjelasan-penjelasan terkadang juga dengan ceramah dan diskus”

(Wawancara 22 september 2012).

Menurut peserta pelatihan automotif sub kejuruan mobil bensin,

Nova Galuh Pratama menyatakan bahwa:

“Beda-beda mbak ada yang ceramah, trus dengan menggunakan

OHP, tapi biasanya teori dulu baru praktek mbak” (Wawancara 22

september 2012).

UPTD BLK Boyolali mempunyai instruktur tetap yang berasal dari

pegawai Disnakertrans yang sudah mendapatkan training instruktur yang

berpendidikan minimal D2 dan D3. Hal ini diungkapkan oleh instruktur

automotif sub kejuruan sepeda motor,Bapak Rochjani, berikut ini:

commit to user

“UPTD BLK Boyolali mempunyai instruktur tetap yang sebelumnya

telah mendapatkan training instruktur“ (Wawancara 22 september

2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala UPTD BLK Boyolali,

Ibu Siti Zumrotun, berikut ini :

“BLK Punya instruktur tetap, PNS negara yang memberi

ditugaskan disini kecuali kita yang belum punya kita pinjam seperti

untuk kejuruan Spa, program baru Spa kita belum punya instruktur

nanti kita jalan dulu ternyata butuh instruktur kita minta ke negara

nanti Negara akan memberi, kalau kita belum apa-apa dikasih

jangan-jangan ngangur nanti tidak terpakai. Jadi kita action dulu.

pinjam boleh” (Wawancara 29 september 2012).

Instruktur pelatihan adalah seseorang yang memiliki kualifikasi

keterampilan dan keahlian tertentu untuk memberikan latihan kerja bidang

dan atau kejuruan tertentu. Berpijak pada hal tersebut pemilihan instruktur

di UPTD BLK berdasarkan keahlian dan keterampilan. Mengenai kualitas

instruktur ungkapkan oleh Kepala UPTD BLK Boyolali, Ibu Siti

Zumrotun, sebagai berikut :

“Alhamdulilah sampai saat ini jalan mbak, jalan sesuai kebutuhan

jadi tidak tertinggal sama sekali karena saya selalu update dengan

up grading. Seperti sekarang instruktur automotif ada yang up

grading tujuh bulan dengan biaya tidak sedikit Rp 500.000.000,-

tiap orang. Tapi kami juga tidak mau kalah dengan guru-guru yang

ada sekolah – sekolah formal yang anggarannya lebih besar.

Instruktur kami walaupun up grading tujuh bulan. Itu guru

automotif di SMK itu belajar ke saya (BLK) karena di BLK 75 %

skill kalau formal 75% teori” (Wawancara 29 september 2012).

commit to user

Tentang kualitas instruktur UPTD BLK Boyolali dijelaskan pula

oleh instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin, Bapak Paimin

sebagai berikut :

“Dengan jumlah peserta cuma 16 (enam belas) tiap paket pelatihan

dan jumlah instruktur yang ada cukup mbak, apalagi tidak ada

spesifikasi misalnya satu instruktur hanya menguasai satu materi,

jadi semua instruktur disini harus menguasai semua materi,

instruktur yang sudah pernah diklat atau pelatihan nantinya akan

mengajarkan kepada instruktur lain mengenai apa yang dia

dapatkan” (Wawancara 22 september 2012).

Dari wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas instruktur

di BLK dapat dikatakan baik terbukti dengan adanya para guru-guru SMK

yang datang untuk minta diajari kepada instruktur BLK. Para instruktur di

UPTD BLK Boyolali juga mampu dan menguasai materi dengan baik

karena instruktur yang telah terpanggil untuk mengikuti diklat, setelah

selesai diklat mengajarkan apa yang didapat selama diklat kepada

instruktur lainnya, sehingga dapat menguasai perkembangan teknologi

yang ada.

Hal senada juga diungkapkan instruktur automotif sub kejuruan

mobil bensin, Bapak Paimin berikut ini :

“Jumlah instrukur automotif untuk mobil bensin berjumlah 5

instruktur kalau instruktur keseluruhan ada sekitar 45 instruktur.

Dengan jumlah sekian dirasa cukup karena jumlah peserta tiap

paket pelatihan 16 orang dan tidak ada spesifikasi karena semua

instruktur harus menguasai semua materi. Jadi tidak ada spesifikasi

seperti di sekolah-sekolah” (Wawancara 22 september 2012),

commit to user

Jumlah instruktur UPTD BLK Boyolali keseluruhan berjumlah 45

untuk jurusan automotif terdiri dari 7 instruktur, 5 instruktur pada kejuruan

automotif sub kejuruan mobil bensin dan 2 instruktur pada kejuruan

automotif sub kejuruan sepeda motor. Untuk pelatihan automotif sub

kejuruan mobil bensin dengan jumlah instruktur yang ada saat ini sudah

dirasa cukup namun pada sub kejuruan sepeda motor dengan jumlah

instruktur 2 dirasa masih kurang, meskipun dengan jumlah instruktur yang

ada saat ini hasilnya masih dapat dioptimalkan. Dengan pembatasan jumlah

peserta pada tiap-tiap pelatihan sebanyak 16 peserta. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh instruktur automotif mobil bensin, Bapak Heru, berikut

ini :

“Memang jumlah instruktur untuk sepeda motor kurang, saat ini

instruktur hanya berjumlah dua orang sedangkan untuk mobil

bensin saja mempunyai lima instruktur selama ini agar kegiatan

pelatihan dapat tetap berjalan yaitu dengan cara meminta bantuan

dari instruktur mobil untuk membantu di sepeda motor”

(Wawancara, 22 september 2012).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh instruktur automotif sub

kejuruan sepeda motor, Bapak Sarno, berikut ini :

“Untuk instruktur automotif sub kejuruan sepeda motor yang

berjumlah dua masih kurang mbak, semisal satu instruktur ada

kepentingan maka terpaksa harus mengajar sendiri” (Wawancara,

29 september 2012).

d. Penyusunan Modul

Tahap persiapan berikutnya penyusunan modul. Modul digunakan

untuk mempermudah pemberian materi pelatihan. Penyusunan modul

commit to user

dilakukan setiap akan diadakan pelatihan, penyusunan modul yang

dilakukan oleh UPTD BLK tidak selalu diikuti oleh perubahan modul. Hal

ini seperti yang diungkapkan oleh instruktur sub kejuruan sepeda motor

UPTD BLK, Bapak Rochjani berikut ini :

“Setiap mengadakan pelatihan kami tidak selalu mengadakan

pembaruan modul mbak, pembaharuan modul dilakukan jika ada

tambahan atau revisi dari atasan sehingga kami perlu menyusun

modul baru mbak” (Wawancara 22 september 2012).

Modul akan sangat membantu peserta pelatihan dalam menerima

pelajaran. Dalam pelatihan keterampilan automotif baik sub kejuruan

sepeda motor maupun sepeda motor para peserta pelatihan akan

mendapatkan 3 (tiga) modul untuk masing-masing materi yaitu buku

informasi, buku kerja dan buku penilaian. Buku informasi ialah buku yang

berisi informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum

melaksanakan praktek kerja, buku kerja digunakan peserta pelatihan untuk

mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, buku penilaian digunakan

oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada

buku kerja.

Sebelum instruktur memberikan materi yang akan diajarkan para

peserta pelatihan diminta untuk belajar sendiri terlebih dahulu di rumah

dengan harapan pada saat materi diberikan oleh instruktur bagi peserta

pelatihan yang tidak paham bisa ditanyakan kepada instruktur. Hal ini

commit to user

sebagaimana yang diungkapkan oleh instruktur automotif sub kejuruan

sepeda motor, Bapak Sarno berikut ini :

“Para peserta mendapatkan masing-masing tiga buku untuk satu

materi misalnya materi melakukan perbaikan ringan pada sistem

kelistrikan untuk materi tersebut peserta pelatihan mendapatkan tiga

buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Jadi

sacara keseluran peserta pelatihan mendapatkan 18 buku pegangan,

kami juga menyuruh peserta pelatihan untuk belajar dirumah

dengan buku yang telah diberikan dan apabila ada yang tidak jelas

dapat ditanyakan pada saat diberikan materi” (Wawancara 29

september 2012).

Hal ini dibenarkan oleh salah satu peserta pelatihan automotif sub

kejuruan sepeda motor, Dimas Pradipta, sebagai berikut :

“Benar mbak kami diberikan modul mbak setiap materi yang

diberikan masing-masing tiga modul untuk satu materi dan kami

diminta belajar sendiri dirumah kalau tidak mengerti boleh

ditanyakan saat materi diberikan” (Wawancara, 29 september

2012).

e. Penyusunan Jadwal Pelatihan

Tahap berikutnya setelah menyusun modul yaitu penyusunan

jadwal pelatihan. Penyusunan jadwal pelatihan dilakukan untuk kelancaran

pelaksanaan program pelatihan keterampilan automotif. Penyusunan jadwal

pelatihan dibuat oleh instruktur automotif UPTD BLK. Hal ini sepertti

yang diungkapkan instruktur automotif sub kejuruan mobil bensin UPTD

BLK, Bapak Paimin, sebagai berikut :

“Jadwal dibuat oleh instruktur mengenai kegiatan apa saja dan

kapan pelaksanaan kegiatan yang akan diberikan kepada para

peserta pelatihan keterampilan automotif” (Wawancara, 22

september 2012).

commit to user

Pernyataan tersebut dibenarkan instruktur automotif sub kejuruan

sepeda motor , Bapak Sarno berikut :

“Iya mbak masalah penjadwalan dibuat oleh instruktur yang

sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan seluruh instruktur

automotif mbak” (Wawancara 22 september 2012).

Hasil wawancara diatas diketahui bahwa penyusunan jadwal dibuat

oleh instruktur yang telah dikoordinasikan dengan seluruh instruktur

pelatihan automotif.

f. Persiapan Sarana dan prasarana

Perlengkapan lainnya yaitu sarana dan prasarana. Tanpa adanya

sarana dan prasarana kegiatan pelatihan tidak akan terlaksana. Agar

pelaksanaan pelatihan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka

dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana

termasuk didalamnya gedung dan peralatan.

UPTD BLK Boyolali memiliki tanah seluas 2 hektar dan diatas

tanah tersebut dibangun bermacam-macam gedung antara lain gedung

kantor, bengkel kerja, ruang perpustakaan, sarana olahraga (lapangan

volley ball, bulu tangkis, tennis meja, tennis lapangan), gudang, garade

armada MTU/ gudang MTU, mobil dan mobil box MTU, gedung serba

guna ( ruang pertemuan/ ruang teori ), pos penjagaan, mushola, perumahan

dinas instruktur, rumah diesel pembangkit tenaga dan kantin / warung

koperasi. Fasilitas gedung yang ada menurut instruktur automotif sub

kejuruan mobil bensin, Bapak Heru, sebagai berikut ini :

commit to user

“Dari gedung belum memadai seharusnya 8 x ruang yang ada

sekarang, untuk BLK tipe B. Karena dulu saya bekerja di BLK

Papua yang tipe A meskipun di papua tetapi disana lebih baik

misalnya harusnya ada warna kuning untuk pejalan kaki, ruang

tersendiri buat teori dan praktek. Disini seperti yang anda lihat

mbak, kadang ruang ini dipakai teori dan praktek mbak”

(Wawancara 22 september 2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh instruktur automotif sub

kejuruan sepeda motor, Bapak Sarno, berikut ini :

“Kalau gedung kurang memadai mbak, kadang dipakai praktek dan

teori juga tapi ada kabar baik tahun depan gedung ini akan diperluas

mbak, untuk sementara waktu dengan gedung yang ada saat ini

kami mengantisipasinya dengan cara setelah berakhir kegiatan

peralatan yang telah digunakan dirapikan kembali, sehingga

keesokan harinya ruang sudah tersedia rapi, begitu terus mbak”

(Wawancara 22 september 2012).

Seorang peserta pelatihan automotif sub kejuruan sepeda motor,

Dimas Pradipta, mengatakan :

“Menurut saya gedungnya belum memadai mbak karena sempit,

Dokumen terkait