• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini d

Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali. Dalam membahas program ini, peneliti menggunakan empat faktor yang mempengaruhi proses implementasi, yaitu sikap pelaksana, komunikasi, sumber daya, dan struktur birokrasi. Sedangkan proses implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini sendiri terdiri dari : 1) sosialisasi program; 2) pelaksanaan program; dan 3) pembinaan dan pengawasan.

a. Sosialisasi

Dalam implementasi suatu kebijakan, sosialisasi merupakan hal yang sangat penting. Tujuan dari sosialisasi adalah untuk menginformasikan mengenai kebijakan atau program yang akan dilaksanakan. Untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, sosialisasi ini ditujukan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan masyarakat. Sosialisasi ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali, UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali, Tim Penggerak PKK Kabupaten maupun Kecamatan, dan instansi-instansi yang terkait.

commit to user

liv

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali :

(Disdikpora) mengundang lembaga-lembaga PAUD, Tim Penggerak PKK Kabupaten Boyolali, dan mitra PAUD (Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan instansi terkait lainnya). Dalam forum ini kami membahas mengenai pentingnya PAUD dan berbagai informasi baru mengenai program PAUD. Forum ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tapi kadang ya tidak dilaksanakan karena padatnya kegiatan dan tidak

Sosialisasi pada pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan secara bertahap yaitu pada tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan, hingga RW/RT. Sosialisasi pada tingkat kabupaten dilaksanakan melalui pertemuan dan Rapat Koordinasi Kabupaten serta Rapat Penilik Pendidikan Luar Sekolah setiap sebulan sekali. Pertemuan ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten. Pada pertemuan ini dundang Pengurus PKK Kecamatan. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

rapat Penilik PLS dan Rakor Kabupaten. Kami (Disdikpora) bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten selalu menyisipkan bahasan mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Pertemuan

commit to user

lv

sem

(wawancara tanggal 4 Agustus 2010)

Sosialisasi ini juga dilaksanakan melalui media cetak seperti buku pedoman pelaksanaan, selebaran/pamflet yang bersumber dari Pusat maupun Propinsi. Dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga hanya sebagai penyalur.

Sosialisasi di tingkat Kecamatan dilaksanakan melalui Rapat Koordinasi Kecamatan. Rapat ini diselenggarakan oleh UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan yang juga bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kecamatan. Dalam rapat ini diundang Pengurus PKK Kelurahan. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :

sosialisasi dari kami (Disdikpora yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten) mengenai Program PAUD pada Rakor Kabupaten kemudian bersama UPT Dikdas LS masing-masing Kecamatan menyampaikan sosialisasi pada Pengurus PKK tanggal 4 Agustus 2010)

Sosialisasi di tingkat Kelurahan, Pengurus PKK Kelurahan mengundang Pengurus PKK RW serta tokoh-tokoh masyarakat dalam pertemuan rutin. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dan khusus yang berhubungan dengan kegiatan Posyandu. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus

commit to user

lvi

PKK Kampung Poncobudoyo RW XI, Pulisen, Boyolali yang menyatakan bahwa :

kami juga mendapatkan sosialisasi mengenai pentingnya PAUD, terutama yang berkaitan dengan kegiatan tanggal 4 Agustus 2010)

Selain sosialisasi kepada masyarakat, sosialisasi juga dilakukan kepada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yaitu sosialisasi terkait dengan dana bantuan dari pemerintah. Sosialisasi ini dilakukan setiap satu tahun sekali saat ada dana bantuan dari pemerintah. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :

-lembaga PAUD dilaksanakan pada saat ada alokasi dana (insentif) dari pemerintah. Jadi pertemuan dalam membahas mengenai alokasi dana bagi lembaga-lembaga PAUD dan pemberian honor bagi pendidik PAUD. Sosialisasi dana ini dilakukan setiap satu tahun sekali (pemberian honor dilakukan per semester) atau bila memang ada dana dari (wawancara tanggal 4 Agustus 2010 dan 18 September 2010)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :

dari Disdikpora melakukan sosialisasi kepada kami (wawancara tanggal 25 Agustus 2010)

commit to user

lvii

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi mengenai Program Pendidikan Anak Usia Dini dan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sudah dilaksanakan, namun masih kurang maksimal dan belum terjadwal secara rutin. Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

(kabupaten maupun kecamatan). Tapi dalam Rakor kami (Disdikpora) hanya menyisipkan materi mengenai pentingnya pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun. Jadi bukan dalam forum khusus yang membahas mengenai pendidikan anak usia dini secara menyeluruh dari awal

Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina juga menambahkan bahwa :

ya Rakor dilakukan insidental, kalau ada anggaran. Dalam Rakor biasanya ada forum tanya jawab mengenai Program PAUD. Misal ada masalah ya dikonsultasikan kepada kami (Disdikpora). Tapi selama ini belum ada masalah yang urgen. Kalaupun ada tidak sampai ke k

September 2010)

Selain itu, hal tersebut juga terbukti dengan adanya masyarakat yang kurang atau belum bahkan tidak memahami tentang Program Pendidikan Anak Usia Dini. Ketidaktahuan masyarakat mengenai program ini terlihat ketika peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang anak usia 0-6 tahun ikut Program Pendidikan Anak Usia Dini. Hal

commit to user

lviii

ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani, seorang warga RT 03 RW XI, Pulisen, Boyolali sebagai berikut :

mengenai pendidikan anak usia dini. Tapi saya tidak tahu banyak soal hal itu. Yang saya tahu hanya soal kegiatan

b. Pelaksanaan

Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Pelaksanaan ini dimulai dari pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Pelatihan Kader dan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pemberian Dana Bantuan.

- Pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Pada saat Program Pendidikan Anak Usia Dini diluncurkan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga menyebarkan Buku Pedoman Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD yang berasal dari pemerintah pusat kepada masyarakat dan yayasan / organisasi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Jadi dalam hal ini masyarakatlah yang membentuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini khususnya Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak. Sedangkan untuk Pos PAUD, pemerintahlah (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga) yang membentuk. Melalui Posyandu yang sudah ada diintegrasikan dengan Program Pendidikan Anak Usia Dini.

commit to user

lix

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

saat program ini keluar, selain sosialisasi kami (Disdikpora) juga menyebarluaskan buku pedoman penyelenggaraan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD kepada masyarakat atau organisasi yang peduli dengan pendidikan. Jadi pembentukan lembaga PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Pendidikan Anak) bermula dari kesadaran masyarakat sendiri. Pertimbangannya karena ada banyak sasaran (anak usia 0-6tahun) di lokasi di mana akan didirikan lembaga PAUD. Sedangkan Pos PAUD memang dari kami (Disdikpora) yang (wawancara tanggal 1 Oktober 2010)

Pemerintah memang telah menyebarluaskan Buku Pedoman Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini kepada masyarakat, tetapi pemerintah tidak membuat ketentuan atau batasan mengenai berapa jumlah lembaga yang harus berdiri untuk tiap kecamatan atau tiap kelurahan. Jadi pemerintah member kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat atau yayasan yang ingin membentuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Hanya saja memang ada kesepakatan bahwa pendirian Kelompok Bermain jaraknya 1 km dari Taman Kanak-Kanak. Hal ini seperti pernyataan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

commit to user

lx

kecamatan atau tiap kelurahan. Cuma dulu ada kesepakatan bahwa pendirian Kelompok Bermain Oktober 2010)

Meskipun tidak ada batasan jumlah dalam pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, namun ada beberapa persyaratan sebelum lembaga tersebut dibentuk. Persayaratan tersebut antara lain : memiliki tempat yang layak untuk menyelenggarakan kegiatan, memiliki anak didik, memiliki tenaga pendidik, memiliki tenaga pengelola, memiliki sarana dan prasarana, memiliki Alat Permainan Edukatif (APE), dan memiliki program pembelajaran (sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini).

Hal tersebut seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :

lembaga PAUD antara lain : memiliki tempat yang layak untuk melaksanakan kegiatan, memiliki anak didik (Untuk pembentukan, jumlah anak didik minimal 10 anak untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak, minimal 25 anak untuk Pos PAUD. Untuk mendapatkan perijinan, jumlah anak didik minimal 15 anak untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak, minimal 25 anak untuk Pos PAUD. Sedangkan untuk akses dana, jumlah anak didik minimal 25 anak untuk semua lembaga PAUD), memiliki tenaga pendidik, memiliki tenaga pengelola, dan memiliki program pembelajaran. Sedangkan untuk ketersediaan sarana dan prasarana serta APE

commit to user

lxi

2010)

Setelah lembaga memenuhi persyaratan pembentukan, maka lembaga membutuhkan ijin pendirian. Pada awal dibentuk, pendiri Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini membuat pemberitahuan mengenai pendirian lembaganya kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Setelah berjalan selama enam bulan, lembaga mengirimkan permohonan ijin kepada UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah di masing-masing kecamatan untuk mendapat surat rekomendasi dari Kepala UPT. Kemudian surat rekomendasi dari Kepala UPT tersebut disampaikan kepada Kabupaten (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga) untuk ditindaklanjuti.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga kemudian menindaklanjuti surat rekomendasi dari Kepala UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan dengan melakukan survei atau studi kelayakan terhadap lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang bersangkutan. Bila memang sudah layak (sudah memenuhi persyaratan), langsung diberikan ijin yang ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali. Namun bila belum layak, lembaga harus melakukan

commit to user

lxii

perbaikan terlebih dahulu sampai layak mendapat ijin pendirian.

Proses perijinan tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah adalah sebagai berikut :

memberitahukan kepada Disdikpora tentang pendirian lembaga PAUD, kemudian setelah lembaga berjalan enam bulan, lembaga tersebut mengirimkan permohonan ijin kepada UPT Dikdas dan LS Kecamatan Boyolali untuk mendapatkan rekomendasi dari Kepala UPT. Setelah itu surat rekomendasi tersebut disampaikan kepada Kabupaten (Disdikpora) dan kemudian dilakukan studi kelayakan terhadap lembaga PAUD yang bersangkutan. Bila memang sudah layak (sudah memenuhi persyaratan), langsung diberikan ijin. Bila belum ya harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu sampai layak mendapat ijin pendirian. Ijin pendirian ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan (wawancara tanggal 1 Oktober 2010)

Sebagai contoh adalah KB Permatasari memang telah memiliki ijin pendirian. Ini menjadi bukti bahwa KB Permatasari sudah layak dan memenuhi persyaratan untuk melaksanakan kegiatan layanan Pendidikan Anak Usia Dini kepada masyarakat.

- Pelatihan Kader dan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini Setelah pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga mengadakan pelatihan bagi kader untuk Pos PAUD dan pendidik untuk

commit to user

lxiii

Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak. Untuk kader Pos PAUD merupakan sukarelawan dari masyarakat sekitar lokasi berdirinya Pos PAUD tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah yang menyatakan bahwa :

UD merupakan warga sekitar yang mau menjadi pengasuh dan sukarelawan untuk Pos PAUD. Biasanya yang mengelola ibu-ibu dari PKK di Oktober 2010)

Kader Pos PAUD merupakan sukarelawan dari masyarakat sekitar. Kebanyakan dari kader tersebut merupakan pengurus Posyandu yang kemudian diintegrasikan dengan Pendidikan Anak Usia Dini sehingga menjadi Pos PAUD. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus PKK Kampung Poncobudoyo RW XI, Pulisen, Boyolali yang dulunya juga merupakan sukarelawan untuk Pos PAUD Husada Kasih.

mengelola ibu-ibu PKK di Kampung Poncobudoyo sendiri yang memang juga menjadi pengurus ra tanggal 2 Oktober 2010)

Sedangkan untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak, pendidiknya dari yayasan atau organisasi yang menyelenggarakan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

commit to user

lxiv

tersebut. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut :

itu yayasan yang menyelenggarakan play group ini. Pelaksanaan rekruitmen dan penerimaan pendidik tanggal 2 Oktober 2010)

Dari ketiga lembaga tersebut (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD) kader maupun pendidiknya mendapatkan pelatihan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Berikut ini merupakan data yang menyajikan jumlah pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain) di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yang sudah maupun belum mendapatkan pelatihan pendidikan tahun 2009 :

Tabel 4.2

Data Pelatihan Pendidikan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009

Pelatihan Pendidikan Jumlah

Sudah Belum

35 20 55

Sumber : Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali (Data Diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 belum semua pendidik di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain) mendapatkan pelatihan pendidikan.

commit to user

lxv

Hal tersebut dikarenakan terbatasnya anggaran sehingga pelaksanaan pelatihan bagi pendidik dilakukan bergiliran.

Dalam pelatihannya antara kader Pos PAUD dan pendidik Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak dilakukan secara terpisah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :

Tim Pelatihan yang terdiri dari Disdikpora sendiri, Penilik PLS Kecamatan sebagai Pembina lembaga Pendidikan Anak Usia Dini serta narasumber yang berasal dari organisasi yang konsen dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Kemudian kami mengundang perwakilan dari masing-masing lembaga PAUD secara terpisah karena memang acuan pembelajaran antara Pos PAUD dengan Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak berbeda. Untuk Pos PAUD lebih sederhana (belum menggunakan acuan BCCT / Sentra) sedangkan Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak sudah menggunakan

Untuk kader Pos PAUD pelatihan dilakukan setelah Pos PAUD menerima dana rintisan karena dalam dana rintisan tersebut terdapat dana untuk pelatihan kader. Pelatihan yang diberikan antara lain berkaitan dengan kesehatan anak seperti penambahan asupan gizi untuk balita, tumbuh kembang anak, dan pengasuhan anak. Dalam hal pelatihan kader Pos PAUD, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga bekerja sama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

commit to user

lxvi

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :

PAUD menerima dana rintisan. Dana rintisan kan termasuk juga dana untuk pelatihan kader. Untuk pelatihan kader ini lebih diarahkan pada kesehatan anak, proses tumbuh kembang anak, dan pengasuhan anak. Untuk pelatihnya ya kami bekerja sama dengan tanggal 6 Oktober 2010)

Untuk pendidik Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain, pelatihan yang diberikan antara lain tentang pentingnya Program Pendidikan Anak Usia Dini, proses pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dan tentang pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) yang merupakan acuan bagi Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain. Pelatih dalam pelatihan bagi pendidik kedua lembaga ini disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :

Penitipan Anak sudah menggunakan acuan BCCT. Untuk kedua lembaga ini lebih mengarah kepada pendidikan anak di samping pengasuhan. Untuk pelatihnya ya disesuaikan dengan materi pelatihan. Misalnya untuk pelatihan APE ya mengundang 2010)

commit to user

lxvii

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut :

play group kan di buku panduannya

menggunakan acuan BCCT. Jadi pelatihan yang didapatkan pendidik ya pelatihan kegiatan di sentra, misalnya pelatihan APE untuk masing-

(wawancara tanggal 2 Oktober 2010)

Berikut ini merupakan gambar ruang sentra di KB Permatasari :

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Gambar 4.3 Gambar 4.4

commit to user

lxviii Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Keterangan :

Gambar 4.1 dan 4.2 merupakan Ruang Sentra Persiapan Gambar 4.3 dan 4.4 merupakan Ruang Sentra Balok Gambar 4.5 dan 4.6 merupakan Ruang Sentra Seni Peran

Gambar 4.7 dan 4.8 merupakan Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair - Pemberian dana bantuan

Setiap peluncuran program, tentu saja membutuhkan dana untuk pelaksanaannya, begitu pula untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini. Di Kecamatan Boyolali, dana bantuan pemerintah (APBN, APBD I, dan APBD II) terdiri dari :

commit to user

lxix Dana Rintisan

Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD yang baru akan dibentuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga serta bagi Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak yang akan dibentuk oleh masyarakat atau yayasan. Besarnya dana rintisan untuk tahun 2009 adalah 25 juta rupiah per lembaga. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :

Rintisan KB, dan Rintisan TPA. Posyandu yang mau diintegrasikan dengan Program PAUD dan akan dirintis menjadi Pos PAUD mendapatkan dana bantuan dari pemerintah berupa dana rintisan. Dana rintisan langsung diberikan di waktu pembentukan Pos PAUD. Jadi begitu Pos PAUD berdiri langsung diberikan dan rintisan. Sedangkan untuk Rintisan TPA dan KB tidak langsung diberikan, namun harus memenuhi tanggal 1 Oktober 2010)

Kemudian Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah juga menambahkan bahwa :

berdiri masing-masing mendapat bantuan 25 juta

Dana kelembagaan

Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah

commit to user

lxx

berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana kelembagaan adalah 7,5 juta rupiah per lembaga. Dana ini digunakan untuk peningkatan kompetensi pendidik (buku penunjang KBM) dan untuk sarana dan prasarana. Untuk tahun 2009 berikut merupakan rincian dana kelembagaan yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

-masing lembaga mendapat bantuan sebesar 5 juta rupiah, namun baru 15 lembaga KB yang mendapatkan (untuk Kabupaten Boyolali). Untuk Kecamatan Boyolali hanya 1 lembaga KB yang Agustus 2010)

Dana APE

Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana adalah 5,5 juta rupiah per lembaga. Dana ini digunakan untuk membeli Alat Permainan Edukatif (APE). Untuk tahun 2009 berikut merupakan rincian dana APE yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

t Permainan Edukatif (APE) masing-masing

commit to user

lxxi

lembaga mendapat bantuan 5,5 juta rupiah, namun baru 14 lembaga yang memperoleh (untuk Agustus 2010)

Dana perpustakaan

Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana adalah 5 juta rupiah per lembaga. Dana ini digunakan untuk pembelian buku.

Dana operasional

Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana adalah Rp 100.000,- per bulan per lembaga (untuk 12 bulan). Dana ini digunakan untuk biaya operasional sehari- hari lembaga. Kemudian ada pula dana operasional dari pemerintah khusus untuk honor guru (bagi Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain). Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :

yang sudah 2 tahun mengajar pada lembaga PAUD. Insentif dari APBN sebesar Rp 100.000,-

commit to user

lxxii

per bulan dan dari APBD I sebesar Rp 150.000,- Agustus 2010) Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :

terima setiap semester (pasti ada). Dari APBD I sebesar Rp 150.000,- per bulan dengan syarat sudah mengajar selama minimal 1 tahun dan dari APBN sebesar Rp 100.000,- per bulan dengan syarat sudah mengajar selama minimal 2

Sedangkan untuk Pos PAUD tidak semua mendapatkan insentif bagi kadernya. Ada ketentuan yaitu untuk Pos PAUD yang sudah melaksanakan kegiatan tiga kali seminggu dengan kader yang berlatar belakang pendidikan minimal SMA. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :

er Pos PAUD tidak semua mendapatkan karena ada ketentuan yaitu Pos PAUD yang sudah melaksanakan kegiatan 3 x

Dokumen terkait