commit to user
i
IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI DI KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2009
Disusun Oleh :
SEPTIYANA BEKTI NUGRAHANINGSIH
D0106020
SKRIPSI
Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dra. Retno Suryawati, M.Si
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si ( )
NIP. 196411231988031001 Ketua
2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si ( )
NIP. 197505052008011033 Sekretaris
3. Dra. Retno Suryawati, M. Si. )
NIP. 196001061987022001 Penguji
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H Supriyadi, SN., SU.
commit to user
iv
MOTTO
rjalan. Saat orang lain berjalan, kita
mulai berlari. Saat orang lain berlari, kita sudah sampai. Saat orang lain
sampai, kita istirahat. Saat orang lain istirahat, kita sudah mulai jalan lagi.
One step ahead
(anonim)
t dan kemauan untuk berusaha.
Kalau kita mau kita pasti bisa !
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk :
- Ibu dan Bapak untuk segala kasih sayang, kesabaran,
dan doa yang telah beliau berikan.
- Kakak dan adikku yang selalu memberikan semangat
dan dukungan.
- Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KECAMATAN BOYOLALI
Penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi
ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku pembimbing penulisan skripsi, atas
bimbingannya, arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Sukadi, M.Si selaku pembimbing akademis, atas bimbingan
akademis yang telah diberikan selama ini.
3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si dan Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina (Ibu Titin) selaku Kepala Seksi Pendidikan
Luar Sekolah Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
yang telah membantu dan memberikan kemudahan di dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Para pendidik dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang telah
commit to user
vii
7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan kesabaran yang
tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan dan doa restu
yang tidak pernah putus.
8. Kakak dan adikku atas doa dan dukungannya.
9. Teman-teman Pondok Anita (Mbak Maya, Windy, Mbak Ana, Tina, dan
Dhian) atas kebersamaan kita selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan (Eka dan Mbak Dhita) yang mendukung dan
memotivasi. Untuk Neny, Rahma, Asri, Titik, Rere, Sindu, Fida, Wida, dan Fela, kalau kita mau kita pasti bisa !!
11. Teman-teman 6, tetap semangat dan sukses selalu.
12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini dapat
dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan.
Surakarta, November 2010
commit to user
A. Implementasi Kebijakan ... 11
1. Kebijakan ... 11
2. Implementasi Kebijakan / Program ... 14
3. Model Implementasi Kebijakan... 17
B. Program Pendidikan Anak Usia Dini ... 18
C. Kerangka Pemikiran ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Lokasi Penelitian ... 26
B. Jenis Penelitian ... 26
C. Sumber Data ... 27
commit to user
ix
E. Tehnik Pengambilan Sampel ... 31
F. Validitas Data ... 31
G. Tehnik Analisis Data ... 32
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 35
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 35
1. Profil Kecamatan Boyolali ... 35
2. Profil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga ... 37
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 40
1. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 ... 40
a. Sosialisasi ... 40
b. Pelaksanaan ... 45
- Pembentukan lembaga Pend 45 - Pelatihan Kader dan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini 49 - Pemberian Dana 55 c. Pembinaan dan Pengawasan ... 63
- Pemb .63 - Pen 65 2. Faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 ... 67
a. Sikap pelaksana... 67
b. Komunikasi ... 71
c. Sumber daya ... 74
d. Struktur Birokrasi... 84
BAB V PENUTUP ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Target dan Capaian Angka Partisipasi Kasar Program
Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Tahun 2005-2009 ... 2
Tabel 1.2 Jumlah Taman Kanak-Kanak dan Siswa (Pendidikan Anak Usia
Dini Jalur Pendidikan Formal) di Kabupaten Boyolali Tahun
2008/2009 ... 4
Tabel 1.3 Data Lembaga dan Peserta Didik PAUD Jalur Pendidikan
Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ... 5
Tabel 1.4 Anggaran APBD dan APBN untuk Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2009 ... 6
Tabel 1.5 Jumlah Lembaga, Pendidik, dan Peserta Didik Pendidikan Anak
Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ... 7
Tabel 4.1 Banyaknya Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Boyolali Tahun
2008 ... 36
Tabel 4.2 Data Pelatihan Pendidikan Pendidik PAUD Nonformal di
Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ... 51
Table 4.3 Data Lembaga Penerima Dana BantuanProgram PAUD Non
Formal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ... 60
Tabel 4.4 Jumlah Lembaga dan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan
Boyolali Tahun 2009 ... 76
Tabel 4.5 Anggaran APBD dan APBN untuk PAUD Nonformal di
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III ... 18
Gambar 2.2 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain ... 21
Gambar 2.3 Gambaran Teknis Pelaksanaan TPA... 22
Gambar 2.4 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD ... 23
Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ... 25
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif ... 34
Gambar 4.1 Ruang Sentra Persiapan ... 54
Gambar 4.2 Ruang Sentra Persiapan ... 54
Gambar 4.3 Ruang Sentra Balok ... 54
Gambar 4.4 Ruang Sentra Balok ... 54
Gambar 4.5 Ruang Sentra Seni Peran ... 55
Gambar 4.6 Ruang Sentra Seni Peran ... 55
Gambar 4.7 Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair ... 55
Gambar 4.8 Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair ... 55
Gambar 4.9 Kegiatan bersama di KB Permatasari ... 71
commit to user
xii
ABSTRAK
Septiyana Bekti Nugrahaningsih, D0106020, Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali tahun 2009, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 90 Hal.
Meskipun Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali telah dilaksanakan sejak tahun 2001, masih banyak isu yang berkembang dalam pelaksanaannya, antara lain isu mengenai rendahnya layanan Pendidikan Anak Usia Dini dan rendahnya partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali serta faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan program tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif. Tehnik pengumpulan data diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam. Penentuan informan diperoleh dengan tehnik purposive sampling. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis interaktif, sedangkan validitas datanya menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali terdiri dari tiga tahap yaitu sosialisasi, pelaksanaan, serta pembinaan dan pengawasan. Dalam sosialisasi masih kurang maksimal, karena belum rutin dan hanya jika ada anggaran. Pelaksanaan dimulai dengan pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pelatihan kader dan pendidik, dan pemberian dana bantuan. Pembentukan lembaga dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Pelatihan kader untuk tahun 2009 sudah dilaksanakan namun belum mencakup semua pendidik dan untuk pemberian dana bantuan belum semua lembaga bisa mendapatkan karena keterbatasan dana. Untuk pengawasan terlihat dari tingkat rutinitas laporan per tiga bulanan yang menunjukkan komitmen pelaksana. Sedangkan tahap pembinaan terlihat dari adanya pelatihan untuk pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, namun ini dilakukan hanya bila ada dana pelatihan dan belum mencakup semua pendidik. Selain tahap-tahap pelaksanaan program, dibahas juga mengenai faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan program, yaitu sikap pelaksana, komunikasi, sumber daya, dan struktur birokrasi. Sikap pelaksana terlihat dari kemauan pemerintah memberikan sosialisasi serta pembinaan dan pengawasan. Dari pendidik juga bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. Komunikasi dapat dikatakan sudah lancar karena informasi sampai kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Sumber daya yang ada belum mencukupi sehingga program belum terlaksana dengan maksimal. Struktur birokrasi menghambat pelaksanaan terutama pada saat pencairan honor bagi pendidik dan pencairan dana bantuan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
commit to user
xiii
ABSTRACT
Septiyana Bekti Nugrahaningsih, D0106020, Implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District Boyolali Regency on 2009, Thesis, Department of Administration Science, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 90 Pages.
Although Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency was held since 2001, there are many issues that blooming in its implementation, such as low of Early Childhood Education services and low of society participation. Because of that, researcher wants to know how the implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency and also many factors that support or hamper the program implementation.
This research is descriptive research with qualitative data support. Data collective technique gets from documentation study, observation, and deep interview. Informant gets with purposive sampling technique. Data analysis
triangulation.
This research result conclussed that the implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency is consist of three steps, there are socialization, implementation, then guiding and monitoring.
there. The implementation step started from Early Childhood Education institutions formation, teachers and cadres training, and fund given. The institutions formation is done by government and society. The cadres and teachers training for 2009 are well done but not yet cover all of the teachers and all institutions not yet get fund given because of the limited fund. The monitoring
for all of the teachers. Beside the program implementation steps, also discuss about many factors that support or hamper the program implementation, there are
the socialization and also guiding and monitoring. The teachers also seriously do their job. The communication is well done because the information accepted by the Early Childhood Education institutions. Th
implementation, especially when salary given to the teacher and fund given to the Early Childhood Education institutions.
For the next Early Childhood Education Program implementation, the socialization must done by intensive. Beside that, need data manage about the
commit to user
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Di
Indonesia, pendidikan bagi anak usia dini tertuang dalam Program
Pendidikan Anak Usia Dini yang dilaksanakan sejak tahun 1997/1998
melalui proyek Bank Dunia. Layanan Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional
sehingga Pendidikan Anak Usia Diniditegaskan dalam pasal 28
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dengan dimasukkannya Pendidikan Anak Usia Dini dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka Program Pendidikan
Anak Usia Dini menjadi salah satu dari 10 program prioritas Kementerian
Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu program prioritas, maka
pelaksanaannya perlu didukung melalui partisipasi anak di seluruh
Indonesia dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut adalah data
target dan capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan Anak
Usia Dini di Indonesia tahun 2005-2009 :
commit to user
xv
Tabel 1.1
Data Target dan Capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan
Anak Usia Dini Di Indonesia Tahun 2005-2009
TH JUMLAH
Paud Nonformal : Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Satuan PAUD Sejenis (SPS)
Paud Formal : Taman Kanak-kanak (TK), Roudhotul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA)
Sumber : www.pnfi.depdiknas.go.id
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar
(APK) Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia baik formal
maupun nonformal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
(2005-2009) dilihat dari target dan realisasinya. Meskipun realisasi melebihi
target, namun dalam pelaksanaannya, pelayanan Program Pendidikan
Anak Usia Dini dinilai masih rendah. Hal ini didasarkan pada hasil kajian
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini tentang penyebab rendahnya
pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini. Penyebabnya antara lain :
1. Belum semua anak usia dini memperoleh layanan Pendidikan Anak
commit to user
xvi
2. Masih rendahnya kesadaran orang tua, keluarga, dan masyarakat
terhadap pentingnya layanan pendidikan anak sejak usia dini
3. Terbatasnya lembaga layanan Pendidikan Anak Usia Dini (khususnya
layanan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal) yang pada umumnya
terdapat di daerah perkotaan dan belum menjangkau masyarakat
pedesaan
4. Masih terbatasnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidikan Anak Usia Dini yang sebagian besar belum memenuhi
kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan
5. Masih terbatasnya dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah
dalam upaya peningkatan akses dan layanan Pendidikan Anak Usia
Dini (Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2010 : 1)
Di Kabupaten Boyolali sendiri pada tahun 2009 masih mengalami
permasalahan rendahnya layanan Program Pendidikan Anak Usia Dini.
Berikut merupakan data Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini
commit to user
xvii
Tabel 1.2
Jumlah Taman Kanak-Kanak dan Siswa (Pendidikan Anak Usia Dini Jalur
Pendidikan Formal) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008/2009
No Kecamatan Sekolah (TK)
Siswa menurut kelompok Siswa menurut jenis kelamin
Kanak-Kanak (Pendidikan Anak Usia Dini Formal) di Kabupaten Boyolali
pada tahun 2008/2009 adalah sebanyak 651 buah dengan jumlah siswa
sebanyak 20.915 anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Untuk siswa yang
0-commit to user
xviii
4 tahun yang berpartisipasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Formal
sebanyak 5.620 anak.
Tabel 1.3
Data Lembaga dan Peserta Didik PAUD Jalur Pendidikan Nonformal
di Kabupaten Boyolali Tahun 2009
Bentuk Satuan PAUD Banyak Satuan
Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah)
Dari tabel 1.3 dapat diketahui bahwa jumlah lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 adalah
sebanyak 182 lembaga dengan jumlah peserta didik sebanyak 6.120 anak
untuk rentang usia 0-6 tahun.
Sajian data dari dua tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
anak dengan rentang usia 0-6 yang berpartisipasi dalam Pendidikan Anak
Usia Dini Formal maupun Nonformal sebanyak 27.035 anak. Hal ini
menunjukkan bahwa partisipasi anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini
jalur pendidikan Formal maupun Nonformal masih rendah jika
dibandingkan dengan seluruh anak di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009
menurut data Forabi (dalam harianjoglosemar.com) tercatat sebanyak
commit to user
xix
pada jumlah tersebut, maka dapat diketahui bahwa di Kabupaten Boyolali
pada tahun 2009 ada sekitar 58.830 anak yang belum terlayani Pendidikan
Anak Usia Dini.
Belum terlayaninya seluruh anak di Kabupaten Boyolali dalam
Program Pendidikan Anak Usia Dini disebabkan peran keterlibatan
pemerintah dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal melalui APBD terus merosot. Keterbatasan anggaran tersebut
menjadi kendala serius bagi kelangsungan lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini Nonformal. Berikut merupakan alokasi dana dari APBD dan APBN
untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dari tahun
2006-2009 :
Tabel 1.4
Anggaran APBD dan APBN untuk Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal
di Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2009
Tahun 2006 2007 2008 2009
APBD PROPINSI 0 15.000.000 278.400.000 343.400.000
APBD KABUPATEN 61.000.000 582.304.500 594.129.500 435.000.000 APBN untuk Program PAUD 228.000.000 205.000.000 442.400.000 471.800.000
Jumlah 289.000.000 802.304.500 1.314.929.500 1.250.200.000
Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah)
Dari tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2008
anggaran dari APBD dan APBN memang meningkat, namun menurun
pada tahun 2009. Selain masalah anggaran, pada tahun 2009 tercatat hanya
sekitar 182 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal yang berdiri.
commit to user
xx
Kabupaten Boyolali. Selain isu-isu tersebut, kurangnya sarana dan
prasarana penunjang seperti gedung yang tidak layak juga masih banyak
ditemukan. (Forabi dalam harianjoglosemar.com).
Isu-isu dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal tersebut di atas juga ditemukan di Kecamatan Boyolali.
Kecamatan Boyolali merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Boyolali yang mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal terbanyak. Berikut merupakan data jumlah lembaga, pendidik,
dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan
Boyolali pada tahun 2009 :
Tabel 1.5
Jumlah Lembaga, Pendidik, dan Peserta DidikPendidikan Anak Usia Dini
Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009
Bentuk Satuan
PAUD
Banyak
Satuan
PAUD
Peserta Didik Pendidik Jml
Pendi-Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah)
Dari tabel di atas diketahui bahwa di Kecamatan Boyolali terdapat
commit to user
xxi
sebanyak 599 anak untuk usia 0-6 tahun, dengan tenaga pendidik sebanyak
66 orang. Meskipun Kecamatan Boyolali mempunyai lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini Nonformal terbanyak, namun masih banyak isu yang
berkembang dalam pelaksanaannya seperti kurangnya anggaran, sarana
dan prasarana, serta masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam
program Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk itulah peneliti tert arik
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
proses implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada tahun 2009? Faktor apa
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan
untuk mencapai beberapa tujuan berikut:
1. Tujuan Individual
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam
commit to user
xxii
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Tujuan Operasional
Dalam setiap penelitian ilmiah, pasti ada tujuan yang hendak
dicapai oleh seorang peneliti. Adapun tujuan yang hendak peneliti
capai adalah untuk mengetahui proses implementasi program
Pendidikan Anak Usia Dini yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali Seksi
Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali serta
faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat implementasinya.
3. Tujuan Fungsional
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan penulis dalam memahami pelaksanaan Program
Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali pada tahun 2009.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
khususnya Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini
commit to user
xxiii
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mempraktekkan teori-teori dalam Administrasi Negara mengenai
implementasi kebijakan / program pemerintah.
2. Melatih diri dalam memahami fenomena yang berkembang di
masyarakat.
3. Memberikan sumbangan pemikiran yang nantinya dapat digunakan
untuk membantu bagi penelitian sejenis yang selanjutnya.
4. Agar penelitian ini bermanfaat bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olah Raga Kabupaten Boyolali khususnya Seksi Pendidikan Luar
Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program
commit to user
xxiv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi Kebijakan
1. Kebijakan
Menurut Turner dan Hulme, kebijakan merupakan proses
yang meliputi proses pembuatan kebijakan dan implementasi
kebijakan (Yeremias T. Keban, 2004 : 56).
Kebijaksanaan (policy) menurut Harold D. Lasswell dan
Abraham Kaplan dalam Irfan Islamy (2004 : 15-17) diartikan sebagai
a projected program of goals, values, and practices
program pencapaian tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang
Sedangkan menurut Carl I. Friedrick, kebijakan adalah :
ok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada. Kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan
09 : 83-84).
James E. Anderson dalam Irfan Islamy (2004 : 17)
mengemukakan bahwa kebijaksanaan adalah :
A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter in concern
ai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah
commit to user
xxv
Thomas R. Dye dalam Budi Winarno (2008 : 17)
mengemukakan bahwa kebijakan adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan.
George C. Edwards III dan Ira Sharkansky mengartikan
kebijaksanaan negara yang hamper mirip dengan definisi Thomas R.
Dye di atas yaitu :
is what governments say and do, or do not do. It is the goals or purposes of government programs
apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijaksanaan negara itu berupa sasaran atau tujuan
program-: 18).
Selanjutnya Edwards dan Sharkansky mengatakan bahwa
kebijaksanaan negara itu dapat ditetapkan secara jelas dalam
peraturan-peraturan perundang-undangan atau dalam bentuk
pidato-pidato pejabat pemerintah ataupun berupa program-program dan
tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah (Irfan Islamy, 2004 :
18-19).
Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang
mempunyai sasaran dan tujuan, yang diusulkan seseorang, kelompok,
atau pemerintah dalam lingkungan tertentu untuk memecahkan suatu
masalah dengan memanfaatkan peluang serta mengatasi hambatan
yang dihadapi kemudian ditetapkan secara jelas dalam peraturan
commit to user
xxvi
Agar dapat diimplementasikan, suatu kebijakan pemerintah
diinterpretasikan dalam bentuk program kemudian dioperasionalkan
lagi dalam bentuk proyek dan kegiatan, yang dengannya para
pelaksana di tingkat lapangan dapat bertindak. Dalam program
tersebut terkandung beberapa unsur kebijakan yaitu siapa
pelaksananya, sumber daya pendanaan, kelompok sasaran, pengelola,
dan ukuran keberhasilan.
Menurut Solichin Abdul Wahab (2008 : 28-29), salah satu
substansi dari kebijakan adalah kebijakan sebagai suatu program.
relatif khusus dan jelas batas-batasnya. Dalam konteks program itu sendiri biasanya akan mencakup serangkaian kegiatan yang menyangkut pengesahan / legislasi, pengorganisasian, dan pengerahan atau penyediaan sumber-sumber daya. Program-program atau sub-sub program dipandang sebagai sarana (instrumen) untuk mewujudkan berbagai
tujuan-Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
Abdul Jabar (2004 : 3), program adalah suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan
terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa program
adalah suatu bentuk realisasi dari kebijakan yang berlangsung dalam
jangka waktu yang lama dan berkesinambungan, dilakukan oleh
sekelompok orang dengan mengerahkan berbagai sumber daya untuk
commit to user
xxvii 2. Implementasi kebijakan / program
Fungsi implementasi adalah untuk membentuk suatu
hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran
outcome (hasil akhir)
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Fungsi
policy delivery system
(sistem penyampaian / penerusan kebijakan publik) yang biasanya
terdiri dari cara-cara atau sarana-sarana tertentu yang dirancang secara
khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan
sasaran-sasaran yang dikehendaki. (Solichin Abdul Wahab, 2008 : 185)
Fixsen et al. dalam American Journal of Community
Psychology(Vol 43, No 1, Page 3 : 2009) dengan judul Four Keys to
Success (Theory, Implementation, Evaluation, and Resource/System
Support) : High Hopes and Challenges in Participation karya
Abraham Wandersman mengungkapkan pengertian implementasi dan
proses implementasi sebagai berikut :
Implementation is a specified set of activities designed to put into practice an activity or program of known dimensions. Implementation processes are purposeful and the activity or program being implemented is described in such a way that independent observers can detect its presence and strength
dirancang untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program yang diketahui ukuran-ukurannya. Proses implementasi memiliki tujuan dan kegiatan atau program yang diimplementasikan digambarkan dalam suatu cara sehingga pengamat independen dapat mengetahui kehadiran dan
commit to user
xxviii
Mengenai pentingnya implementasi dalam proses kebijakan
disampaikan oleh Udoji dalam Solichin Abdul Wahab (2005 : 59)
yang mengatakan bahwa :
the execution of policies is as important if not more important than policy making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are implemented
(pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan).
William N. Dunn (2000 : 132) dalam Pengantar Analisis
Kebijakan Publik menyatakan bahwa implementasi kebijakan adalah
pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu
tertentu.
Van Meter dan Van Horn dalam Solichin Abdul Wahab
(2005 : 65) merumuskan proses implementasi sebagai :
those actions by public or private individuals (or groups)
that are directed at the achievement of objectives set forth in
prior policy decisions -tindakan yang dilakukan
baik oleh individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan).
Solichin Abdul Wahab (2005 : 65) dalam Analisis
Kebijaksanaan Negara juga merumuskan bahwa :
commit to user
xxix
yang terlibat, dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (spillover/negative effects).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan
tindakan-tindakan pelaksanaan kebijakan pada kurun waktu tertentu yang
dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta dalam melaksanakan keputusan
kebijakan yang melibatkan jaringan kekuatan-kekuatan politik,
ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan maupun
yang tidak diharapkan di lingkungan masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan bisa
berhasil atau gagal diimplementasikan. Pressman and Wildavsky
(1973) dalam Public Organization Review Journal (Vol 10, No 1,
Page 72 : 2010) dengan judul Federalism and the Implementation of
Environmental Policy : Changing Trends in Canada and the United
States karya Ahmed Shafiqul Huque & Nathan Watton, menyatakan
bahwa :
between different organizations and departments at the local
pada hubungan antara organisasi dan departemen yang berbeda pada tingkat lokal, dan menggambarkan
commit to user
xxx 3. Model implementasi kebijakan
Dalam implementasi suatu kebijakan / program ada beberapa
model yang dapat dipakai sebagai pedoman yang nantinya digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program. Dalam penelitian
ini, model implementasi yang digunakan adalah Model George C.
Edwards III. Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh empat variabel, yakni :
1. Komunikasi
Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif
adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus
mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Keputusan-keputusan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil
yang tepat sebelum dapat diikuti.
2. Sumber-sumber
Sumber-sumber merupakan faktor yang penting dalam
melaksanakan kebijakan publik. Sumber-sumber yang penting
meliputi : staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas
kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik.
3. Kecenderungan-kecenderungan
Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan
commit to user
xxxi
mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan
oleh para pembuat keputusan awal.
4. Struktur birokrasi
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan
secara keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. Para pelaksana
kebijakan mungkin mengetahui apa yang dilakukan dan
mempunyai cukup keinginan serta sumber-sumber untuk
melakukannya, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin mereka
masih dihambat oleh struktur-struktur organisasi di mana mereka
menjalankan kegiatan tersebut. (Budi Winarno, 2008 : 202-203)
Gambar 2.1
Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III
Komunikasi
Sumber-sumber Implementasi
Kecenderungan-kecenderungan
Struktur Birokrasi
Sumber : Budi Winarno (2008 : 208)
B. Program Pendidikan Anak Usia Dini
Program Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada butir 14
commit to user
xxxii
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
Tujuan Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk
membantu anak agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal melalui pemberianrangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani motorik, akal pikir,
emosional, dan sosial yang tepat sehingga anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sasaran Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah masyarakat
terutama anak usia 0-6 tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat (3), (4), dan
(5), Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk
lain yang sederajat. Sedangkan Program Pendidikan Anak Usia Dini pada
jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dan untuk
Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
Di Kabupaten Boyolali, pelaksanaan Program Pendidikan Anak
commit to user
xxxiii
Boyolali Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pendidikan pada pasal 14 ayat (1),
(2), dan (3) :
(1) Satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal
berbentuk :
a. Kelompok Bermain (KB) atau bentuk lain yang sederajat;
b. Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat;
c. Taman Pendidikan
Al-sederajat.
(2) Satuan pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat diikuti anak sejak lahir sampai anak usia 6 tahun.
(3) Lama pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), sesuai dengan usia dan minat peserta didik.
Program Pendidikan Anak Usia Dini jalur Nonformal di
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dilaksanakan melalui
lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut :
a. Kelompok Bermain
Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk
Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan nonformal yang
memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2-6 tahun, untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap
commit to user
xxxiv
Tujuan layanan program Kelompok Bermain adalah :
- Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan pendidikan terpadu untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Berikut ini merupakan gambaran teknis penyelenggaraan
Taman Kelompok Bermain :
Gambar 2.2
Gambaran Teknis Pelaksanaan Kelompok Bermain
Sumber : PowerPoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali
b. Taman Penitipan Anak
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk
PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan sosial
terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.
Pendidik :
Pendidik PAUD/Pamong
PAUD
Proses Pembelajaran :
- Menggunakan acuan Menu Generik, Pendekatan bermain sambil belajar (BCCT)
commit to user
xxxv
Tujuan layanan program TPA adalah :
- Memberikan layanan kepada anak usia 0-6 tahun yang terpaksa
ditinggal orang tua karena pekerjaan atau halangan lainnya.
- Memberikan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak
anak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan
dan kasih sayang, serta hak untuk berpartisipasi dalam lingkungan
sosialnya.
Berikut ini merupakan gambaran teknis penyelenggaraan
Taman Penitipan Anak :
Gambar 2.3
Gambaran Teknis Penyelenggaraan TPA
Sumber : PowerPoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali
c. Pos PAUD
Pos PAUD adalah salah satu bentuk PAUD yang
penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan Bina
Pendidik :
Pendidik PAUD/Pamong PAUD, pengasuh
Proses Pembelajaran :
-menggunakan acuan Menu Generik, pendekatan bermain sambil belajar (BCCT) -pelaks : (1) melekat selama anak tinggal di
commit to user
xxxvi
Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu. Tujuan penyelenggaraan Pos
PAUD adalah :
- Memberikan layanan PAUD yang dapat menjangkau masyarakat
luas hingga ke pelosok pedesaan
- Memberikan wahana bermain yang mendidik bagi anak-anak usia
dini yang tidak terlayani PAUD lainnya.
- Memberikan contoh kepada orang tua dan keluarga tentang
cara-cara pemberian rangsangan pendidikan bagi anak usia dini untuk
dilanjutkan di rumah.
Berikut merupakan gambaran teknis penyelenggaraan Pos
PAUD :
Gambar 2.4
Gambaran Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD
Sumber : Powerpoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali
Pendidik :
-Orang tua, kader -Pendidik/pamong
PAUD
Proses Pembelajaran :
- Menggunakan acuan Menu Generik, Pendekatan bermain sambil belajar - Pelaks.: selama 2-3 jam diselingi
istirahat, 1 s.d. 2 kali perminggu, dilanjutkan orang tua di rumah
commit to user
xxxvii
Sesuai Renstra Depdiknas 2005-2009, arah kebijakan Pendidikan
Anak Usia Dini Nonformal adalah : (1) meningkatkan pemerataan dan
akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini, (2) meningkatkan mutu,
relevansi, dan daya saing Pendidikan Anak Usia Dini, (3) meningkatkan
tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik yang positif di bidang
Pendidikan Anak Usia Dini.
Agar pelaksanaannya berjalan dengan baik, maka perlu ada
standarisasi pelaksanaan program yaitu yang diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Standar Pendidikan Anak Usia Dini terdiri
dari :
1. Standar tingkat pencapaian perkembangan
2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
3. Standar isi, proses, dan penilaian
4. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembinaan
C. Kerangka Pemikiran
Proses Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 terdiri dari tiga
tahap, yaitu sosialisasi, pelaksanaan, serta pengawasan dan pembinaan.
Dalam implementasi kebijakan atau program terdapat faktor-faktor yang
mendukung maupun menghambat pelaksanaannya. Faktor-faktor yang
commit to user
xxxviii
Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 adalah
1) sikap pelaksana; 2) komunikasi; 3) sumber daya; dan 4) struktur
birokrasi.
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.5
Skema Kerangka Pemikiran
Program Pendidikan Anak
Usia Dini
Tercapainya tujuan Program Pendidikan
Anak Usia Dini Pelaksanaan Program
Pendidikan Anak Usia Dini : - Sosialisasi
- Pelaksanaan
- Pengawasan dan pembinaan
commit to user
xxxix
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena
Kecamatan Boyolali memiliki lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal terbanyak bila dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
yang lain di Kabupaten Boyolali, namun masih mengalami berbagai
permasalahan dalam pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini.
B. Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan
untuk menggambarkan realitas yang cermat terhadap fenomena yang
terjadi yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah berdasarkan
fakta yang nampak. Menurut H.B Sutopo (2002 : 48) penelitian kualitatif
lebih menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas
dengan analisis kualitatifnya. Dengan kata lain penelitiam kualitatif lebih
mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih
ditentukan oleh proses terjadinya (dalam bentuk angka) dan cara
memandang atau perspektifnya.
Sedangkan menurut Masri Singarimbun (1995 : 4-5) penelitian
deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap
commit to user
xl
fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan
menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.
Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan
bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali melalui data yang dikumpulkan
terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih
dari pada sekedar angka atau frekuensi. Dengan adanya penelitian ini,
peneliti dapat menggambarkan, memaparkan, menerangkan, dan
melukiskan serta menafsirkan secara terperinci tentang proses pelaksanaan
Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten
Boyolali untuk kemudian diketahui berbagai hambatan yang ada.
C. Sumber Data
a. Primer
Data primer merupakan sejumlah keterangan atau fakta yang
diperoleh secara langsung melalui penelitian di lapangan melalui
proses wawancara dan observasi. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari wawancara dengan informan yang telah dipilih. Informan
yang telah dipilih tersebut adalah:
1. Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina Kepala Seksi Pendidikan Luar
Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten
commit to user
xli
2. Pendidik Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan
Boyolali, Kabupaten Boyolali yaitu :
- Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari
- Ibu Sri Lestari Utami selaku guru tetap di KB Permatasari
- Ibu Nur Hardiyaningsih selaku guru tetap di KB Permatasari
- Ibu Herawati Kusumaningsih selaku guru tetap di KB
Permatasari
- Ibu Lestari Hidayah selaku guru training di KB Permatasari
- Ibu Delvita Prayuwati selaku administrasi di KB Permatasari
- Ibu AG Sugianti selaku kader Pos PAUD Husada Kasih
3. Masyarakat yang berpartisipasi dalam Program Pendidikan Anak
Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yaitu :
- Ibu Indria selaku wali murid di KB Permatasari
- Ibu Mulyani warga Kampung Poncobudoyo, RT 03 RW XI,
Pulisen Boyolali
- Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus PKK RW XI,
Poncobudoyo, Pulisen, Boyolali
b. Sekunder
Adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan
melengkapi data primer yang berkenaan dengan penelitian. Data
sekunder diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang tersedia
seperti dokumen, arsip, dan buku pedoman serta literatur yang terkait
commit to user
xlii
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
2. Buku Profil Pendidikan tahun 2009 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olah Raga Kabupaten Boyolali
3. Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain,
Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD tahun 2009
4. Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
5. Data dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan
Boyolali, Kabupaten Boyolali
D. Tehnik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan
pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang diselidiki atau
dijumpai secara sistematis. Dalam observasi ini peneliti berusaha
mengamati secara langsung pelaksanaan Program Pendidikan Anak
Usia Dini di beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Boyolali.
b. Wawancara
Untuk memperoleh data dari informan sebagai sumber data
commit to user
xliii
secara mendalam (in-depth interviewing). Dalam melakukan
wawancara mendalam situasi yang akrab selalu diusahakan dan
dikembangkan dan menghindari situasi tanya jawab seperti dalam
proses interogasi.
Dalam H. B Sutopo (2002 : 58) tujuan utama melakukan
wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam
suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi,
perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk
keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal
seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan
memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa
terjadi di masa yang akan datang.
Adapun wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah
dengan beberapa pihak yang secara terperinci telah dijelaskan dalam
data primer tersebut di atas.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang
bersumber dari arsip atau dokumen dari instansi yang bersangkutan
serta dari buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian tentang
commit to user
xliv
E. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
tehnik purposive sampling. Dalam tehnik ini peneliti cenderung untuk
memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya
secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang
mantap.
Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat
selektif. Peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan,
keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi dan sebagainya.
Cuplikan tidak digunakan dalam usaha untuk melakukan generalisasi
statistik atau sekedar mewakili populasinya tetapi lebih cenderung
mewakili informasinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam tehnik
purposive sampling unsur kedalaman informasi sangat ditekankan, bahkan
di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data (Patton dalam H. B Sutopo, 2002 : 56).
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam
kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh
karena itu peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang
tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas
commit to user
xlv
sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan di lokasi
penelitian.
Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan
dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Salah satu cara untuk menguji
validitas data adalah dengan menggunakan triangulasi data atau sumber.
Teknik triangulasi data lebih mengarahkan peneliti agar di dalam
mengumpulkan data, peneliti menggunakan beragam sumber data yang
tersedia. Hal ini berarti data yang sama atau sejenis akan lebih mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda sehingga
data yang diperoleh akan lebih teruji kebenarannya
Menurut H.B.Sutopo (2002 : 79) triangulasi data atau sumber
memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data
yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber (manusia) yang
berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga
informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi
dari narasumber lainnya.
G. Tehnik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif sering merupakan
bagian yang tersulit bagi para peneliti. Dalam analisis data seorang peneliti
harus memiliki kemampuan untuk mengolah hasil penelitian menjadi data
yang akurat, di mana data yang diperoleh harus dikerjakan dan
commit to user
xlvi
menyimpulkan serta menjawab persoalan yang diajukan sebagai hasil
penelitian itu.
Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini
terdapat tiga komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam H.B.
Sutopo (2002 : 94-96), ketiga komponen tersebut adalah:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis
datayang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang
hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga
simpulan penelitian dapat dilakukan.
2. Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan
penelitian dapat dilakukan. Secara singkat dapat berarti cerita
sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah
dipahami.
3. Penarikan Simpulan
Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah mulai
mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui tentang pelaksanaan
Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali
peraturan-commit to user
xlvii
peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, dan arahan sebab akibat
sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertangungjawabkan.
Proses analisis data dengan menggunakan model interaksi
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Analisis Interaktif
(Sumber : H.B. Sutopo, 2002 : 96) pengumpulan
data
reduksi data
sajian data
commit to user
xlviii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil Kecamatan Boyolali
a. Geografis
Kecamatan Boyolali terdiri dari 6 desa, 3 kelurahan, dan
berpenduduk 59.237 jiwa, terdiri dari 29.008 jiwa penduduk
laki-laki dan 30.149 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan Boyolali
dengan luas wilayah 26,251 km² berarti mempunyai kepadatan
penduduk 2.257 jiwa/ km², sedangkan jumlah rumah tangga
16.670 rumah tangga.
Kecamatan Boyolali memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut :
- Utara : Kabupaten Semarang
- Timur : Kecamatan Mojosongo
- Selatan : Kecamatan Mojosongo
- Barat : Kecamatan Musuk, Kecamatan Cepogo, dan
Kecamatan Ampel
b. Topografi
Kecamatan Boyolali terletak pada ketinggian 400-700 m
dari permukaan air laut dan tanahnya miring dari barat ke timur
kurang lebih 50°.
commit to user
Kecamatan Boyolali beriklim sedang dengan
sungai-sungai kecil yang hanya mengalir pada musim penghujan.
Rata-rata per bulan curah hujan di Kecamatan Boyolali pada tahun
2008 adalah 2.705 Mm dengan rata-rata hari hujan per bulan 137
Hh.
d. Pembagian Wilayah Kecamatan Boyolali
Tabel 4.1
Banyaknya Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Boyolali
Tahun 2008
*) Wilayah sudah tidak dibagi dalam lingkungan
commit to user
l
2. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali Seksi
Pendidikan Luar Sekolah
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga beralamatkan di
Jalan Pandanaran No. 230, Boyolali 57313, Telp. (0276) 321048.
Dalam penelitian ini, lokasi dikhususkan pada Bidang Pendidikan
Luar Sekolah, Pemuda, dan Olah Raga Seksi Pendidikan Luar Sekolah
(PLS) yang memang menangani Program Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal di Kabupaten Boyolali. Berikut merupakan penjabaran
tugas pokok Seksi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) :
a. Seksi Pendidikan Luar Sekolah mempunyai tugas membina dan
mengurus kegiatan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal
(PNFI) meliputi lembaga Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH),
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), lembaga pendidikan pemberdayaan
perempuan, lembaga pendidikan keaksaraan, lembaga pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, lembaga pendidikan kesetaraan,
serta lembaga pendidikan nonformal lain yang ditujukan untuk
mengembangkan peserta didik.
b. Penjabaran tugas sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai
berikut:
- Menyusun rencana dan program tahunan seksi sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
commit to user
li
- Member petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
- Mengkoordinasikan kegiatan seksi dalam melaksanakan tugas
agar terjalin kerja sama yang baik;
- Menilai prestasi kerja staf sebagai bahan pembinaan dan
pengembangan karier;
- Membantu menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan yang
berhubungan dengan Pendidikan Nonformal dan Informal
(PNFI);
- Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan
untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Menyebarluaskan pedoman dan petunjuk pelaksanaan
penyuluhan dan pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan
Informal (PNFI);
- Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja dan keuangan
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Mempersiapkan bahan izin penyelenggaraan/pendirian lembaga
pendidikan masyarakat
- Menginventarisasi tenaga teknis Pembina Pendidikan
commit to user
lii
- Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pembinaan lembaga
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Mempersiapkan pelaksanaan dan menilai hasil pembinaan
lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
program pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan
Informal (PNFI);
- Mempersiapkan usul bantuan sarana prasarana guna
peningkatan pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan
Informal (PNFI);
- Memelihara dan meningkatkan kerja sama dengan instansi
terkait dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Memberikan DP3 kepada bawahan;
- Membuat laporan kinerja dan keuangan sesuai dengan bidang
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI);
- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
commit to user
liii
B. Hasil Penelitian
1. Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan
Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah Implementasi Program
Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali. Dalam membahas
program ini, peneliti menggunakan empat faktor yang mempengaruhi
proses implementasi, yaitu sikap pelaksana, komunikasi, sumber daya,
dan struktur birokrasi. Sedangkan proses implementasi Program
Pendidikan Anak Usia Dini sendiri terdiri dari : 1) sosialisasi program;
2) pelaksanaan program; dan 3) pembinaan dan pengawasan.
a. Sosialisasi
Dalam implementasi suatu kebijakan, sosialisasi
merupakan hal yang sangat penting. Tujuan dari sosialisasi adalah
untuk menginformasikan mengenai kebijakan atau program yang
akan dilaksanakan. Untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan Boyolali, sosialisasi ini ditujukan kepada lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini dan masyarakat. Sosialisasi ini
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Boyolali, UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah
Kecamatan Boyolali, Tim Penggerak PKK Kabupaten maupun
commit to user
liv
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri
Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali :
(Disdikpora) mengundang lembaga-lembaga PAUD, Tim Penggerak PKK Kabupaten Boyolali, dan mitra PAUD (Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan instansi terkait lainnya). Dalam forum ini kami membahas mengenai pentingnya PAUD dan berbagai informasi baru mengenai program PAUD. Forum ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tapi kadang ya tidak dilaksanakan karena padatnya kegiatan dan tidak
Sosialisasi pada pelaksanaan Program Pendidikan Anak
Usia Dini dilakukan secara bertahap yaitu pada tingkat kabupaten,
kecamatan, kelurahan, hingga RW/RT. Sosialisasi pada tingkat
kabupaten dilaksanakan melalui pertemuan dan Rapat Koordinasi
Kabupaten serta Rapat Penilik Pendidikan Luar Sekolah setiap
sebulan sekali. Pertemuan ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olah Raga yang bekerja sama dengan Tim
Penggerak PKK Kabupaten. Pada pertemuan ini dundang
Pengurus PKK Kecamatan. Dalam pertemuan tersebut dibahas
mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku
Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
commit to user
lv sem
(wawancara tanggal 4 Agustus 2010)
Sosialisasi ini juga dilaksanakan melalui media cetak
seperti buku pedoman pelaksanaan, selebaran/pamflet yang
bersumber dari Pusat maupun Propinsi. Dalam hal ini Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga hanya sebagai penyalur.
Sosialisasi di tingkat Kecamatan dilaksanakan melalui
Rapat Koordinasi Kecamatan. Rapat ini diselenggarakan oleh
UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan yang juga
bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kecamatan. Dalam
rapat ini diundang Pengurus PKK Kelurahan. Seperti yang
diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi
Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
sosialisasi dari kami (Disdikpora yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten) mengenai Program PAUD pada Rakor Kabupaten kemudian bersama UPT Dikdas LS masing-masing Kecamatan menyampaikan sosialisasi pada Pengurus PKK
tanggal 4 Agustus 2010)
Sosialisasi di tingkat Kelurahan, Pengurus PKK
Kelurahan mengundang Pengurus PKK RW serta tokoh-tokoh
masyarakat dalam pertemuan rutin. Dalam pertemuan ini dibahas
mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dan khusus
yang berhubungan dengan kegiatan Posyandu. Hal ini seperti
commit to user
lvi
PKK Kampung Poncobudoyo RW XI, Pulisen, Boyolali yang
menyatakan bahwa :
kami juga mendapatkan sosialisasi mengenai pentingnya PAUD, terutama yang berkaitan dengan kegiatan
tanggal 4 Agustus 2010)
Selain sosialisasi kepada masyarakat, sosialisasi juga
dilakukan kepada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yaitu
sosialisasi terkait dengan dana bantuan dari pemerintah.
Sosialisasi ini dilakukan setiap satu tahun sekali saat ada dana
bantuan dari pemerintah. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu
Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar
Sekolah sebagai berikut :
-lembaga PAUD dilaksanakan pada saat ada alokasi dana (insentif) dari pemerintah. Jadi pertemuan dalam membahas mengenai alokasi dana bagi lembaga-lembaga PAUD dan pemberian honor bagi pendidik PAUD. Sosialisasi dana ini dilakukan setiap satu tahun sekali (pemberian honor dilakukan per semester) atau bila memang ada dana dari
(wawancara tanggal 4 Agustus 2010 dan 18 September 2010)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah,
S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
dari Disdikpora melakukan sosialisasi kepada kami
commit to user
lvii
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa sosialisasi mengenai Program Pendidikan Anak Usia Dini
dan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sudah dilaksanakan,
namun masih kurang maksimal dan belum terjadwal secara rutin.
Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina
selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
(kabupaten maupun kecamatan). Tapi dalam Rakor kami (Disdikpora) hanya menyisipkan materi mengenai pentingnya pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun. Jadi bukan dalam forum khusus yang membahas mengenai pendidikan anak usia dini secara menyeluruh dari awal
Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina juga menambahkan
bahwa :
ya Rakor dilakukan insidental, kalau ada anggaran. Dalam Rakor biasanya ada forum tanya jawab mengenai Program PAUD. Misal ada masalah ya dikonsultasikan kepada kami (Disdikpora). Tapi selama ini belum ada masalah yang urgen. Kalaupun ada tidak sampai ke k
September 2010)
Selain itu, hal tersebut juga terbukti dengan adanya
masyarakat yang kurang atau belum bahkan tidak memahami
tentang Program Pendidikan Anak Usia Dini. Ketidaktahuan
masyarakat mengenai program ini terlihat ketika peneliti
melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang