• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Implementasi Proses Pembelajaran

Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari implementasinya. Sebuah keputusan yang telah disepakati tidak akan berarti bila tidak diimplementasikan dalam kegiatan yang nyata (Sanjaya, 2008).

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi suatu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan kualitas lulusan atau out put pendidikan. Konsekuensinya proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat, ideal dan proporsional. Dengan demikian guru harus memiliki kemampuan melaksanakan atau mengimplementasikan teori yang berkaitan dengan teori pembelajaran kedalam realitas pembelajaran yang sebenarnya.

Menurut Muchith (2008), melaksanakan proses belajar mengajar adalah mengimplementasikan norma atau teori pembelajaran yang secara tradisional dipahami sebagai proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas.

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam Nazwar (2003) menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa: “Μεmαηαmι απα ψανγ senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat-akibat/dampak nyata pada masyarakat atau

kejadian-kejadian”. Βερδασαρκαν πανδανγαν τερσεβυτ δι ατασ, δαπατλαη δισιmπυλκαν βαηωα proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran (target group), melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (unintended/negative effects). Dengan demikian implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa yang timbul dari program kebijakan itu. Di samping itu implementasi kebijakan tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan.

Sistem pendidikan merupakan unitas multipleks, karenanya jika salah satu bagiannya rusak atau tidak sinergi dalam pelaksanaan (implementasi) maka akan berakibat pada terganggunya fungsi dari sistem pendidikan itu sendiri. Oleh karenanya sistem pendidikan harus berjalan secara sinergi untuk menganalisis komponen-komponen dalam sistem yang ada sebagai proses transpormasi.

Pembangunan sistem pendidikan tidak perlu hanya ditujukan pada pengembangan pendidikan sebagai sistem tersendiri, tetapi juga pengembangan sistem pendidikan sebagai salah satu sistem dari sistem lain yang lebih luas. Dengan demikian pembangunan sistem pendidikan harus mampu memberikan arti fungsional

bagi pembangunan nasional dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat (Ace dan Tilaar, 1993).

Roda implementasi menunjukkan proses terhadap tahap demi tahap dalam mengimplementasikan mutu di setiap organisasi pendidikan. Empat langkah pertama terfokus pada pemenuhan permintaan kostumer dan meraih dukungan di dalam sistem sekolah. Empat tahap berikutnya membawa anda pada fase seleksi, implementasi, dan penilaian mutu. Langkah tersebut akan menilai kinerja dalam mengembangkan standar mutu untuk sekolah atau wilayah (Jerome S.A terjemahan Iriantara, 2005).

Sekolah merupakan salah satu sub sistem dari sistem pendidikan di mana out

put pendidikan merupakan prestasi dari sekolah melalui proses pendidikan di sekolah.

Di mana kinerja sekolah dapat diukur dari efektivitas, produktivitas dan kualitas kehidupan serta moral kerja dari pelaku pendidikan (Muchith, MPd, 2008).

Guru sebagai faktor penunjang peningkatan kualitas sekolah. Salah satu tugas guru adalah mengajar, di mana guru memiliki pemahaman dan penerapan secara teknis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar. Dengan kompetensi ini guru akan memilih cara terbaik dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan dapat meningkatkan potensi siswa. Guru merupakan komponen paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas (Muchith, MPd, 2008).

2.2.1. Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi sesuatu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan kualitas lulusan karena melalui proses pembelajaran ini akan melahirkan kualitas lulusan atau out put pendidikan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat, ideal dan profesional. Dengan demikian mengimplementasikan teori yang berkaitan dengan teori pembelajaran dalam realita pembelajaran yang sebenarnya. Dengan kata lain melaksanakan proses belajar mengajar adalah mengimplementasikan norma atau teori pembelajaran (Muchith, MPd, 2008).

Proses pembelajaran tidak harus di dalam kelas saja melainkan juga di mana saja selama suasana itu mampu didesain untuk mengembangkan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, konsekuensi guru adalah mendesain, memfasilitasi dan mengkoordinasikan situasi agar dapat dijadikan sarana untuk membimbing dan mengembangkan potensi siswa.

Seorang guru akan lebih memiliki makna secara edukatif jika guru mampu melakukan proses pembelajaran yang baik, tepat, akurat serta relevan dengan fungsi dan prinsip pendidikan (Muchith, 2008).

Segala bentuk atas pendekatan mengajar dapat dianggap baik apabila mampu membuat murid belajar secara terus menerus. Membuat murid belajar yang efektif merupakan rangkaian kegiatan memperoleh pengetahuan yang beraneka ragam untuk diekspresikan kembali oleh murid baik lewat tulisan maupun lewat lisan (Tilaar, 1993).

2.2.2. Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Hamalik dalam Sanjaya, 2008).

Unsur manusiawi dimaksud terdiri atas siswa, guru, dan orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran termasuk pustakawan, laboratorium, dan tenaga administrasi. Sedangkan material berupa bahan pelajaran sebagai sumber belajar, seperti: buku, film, slide suara, foto, CD, dan sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan adalah sesuatu yang mendukung proses belajar mengajar seperti: ruang kelas, penerangan, komputer, audio visual, dan sebagainya. Prosedur dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran seperti strategi, metode pembelajaran, jadwal pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan sebagainya.

2.2.3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Keberhasilan Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Menurut Sanjaya (2008), sebagai suatu sistem, pembelajaran akan dipengaruhi oleh berbagai komponen yang membentuknya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta lingkungan.

1. Faktor Guru

Guru merupakan komponen penentu keberhasilan suatu sistem pembelajaran karena guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Peran guru dalam sistem pembelajaran adalah sebagai planner, desainer sekaligus implementator. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada sebagai komponen dalam menyusun rencana dan desain pembelajaran. Sebagai implementator rencana dan desain pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran karena efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, karenanya keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. 2. Faktor Siswa

Siswa adalah organisasi yang unik berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar dan sikap yang berbeda. Di mana proses pembelajaran pada hakekatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Siswa sebagai subjek belajar yang diharapkan dapat mencapai tujuan utama pembelajaran yaitu keberhasilan siswa mencapai tujuan.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap pelaksanaan proses pembelajaran seperti media belajar, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lainnya.

Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya: jalan menuju sekolah, penerangan, kamar kecil dan sebagainya.

4. Faktor Lingkungan

Faktor lain yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah keharmonisan hubungan antar orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, seperti iklim, sosial psikologi dan organisasi kelas.

Dokumen terkait