• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Pengelolaan Zakat

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses bagaimana melaksanakan strategi yang telah diformulasikan dengan tindakan nyata.8

Implementasi strategi adalah proses dimana strategi dan kebijaksanaan dijalankan melalui pembangunan struktur, pengembangan program, budget dan prosedur pelaksanaan. Implementasi strategi merupakan tahap yang paling

6

Mudrajad Kuncoro, Strategi:Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga, 2006) h.1.

7

Artikel diakses pada 2 September 2015 dari http://senengemaca.blogspot.com/2012/08/unsur-unsur-dalam-strategi-pembelajaran.html.

8

sulit dalam proses strategi manajemen karena banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan di lapangan dan mungkin tidak sesuai dengan perkiraan semula.9

Implementasi strategi yang dilakukan pada penetapan Struktur Organisasi menurut Hardjito adalah penetapan struktur organisasi itu memerlukan pemenuhan tujuh prinsip organisasi yang dinilai penting sebagai berikut : 10

a. Perumusan tujuan.

Organisasi haruslah memiliki tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan yang terlahir dari visi dan misi yang gamblang serta berada dalam kendali utama organisasi yang akan menjadi pedoman bagi anggota, terutama dalam menentukan langkah-langkah rasional yang harus ditempuh.

b. Kesatuan arah.

Dalam setiap struktur organisasi pasti terdapat pimpinan/atasan dan anggota/bawahan. Bawahan hanya menerima perintah dari dan bertanggung jawab kepada atasannya.

c. Pembagian kerja.

Langkah konkrit berupa pembagian beberapa kelompok aktivitas sehingga setiap bagian atau unit keja mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung

jawab yang diembannya. Agar berjalan dengan baik, pembagian kerja harus memenuhi syarat “the right man on the right place” yaitu penempatan sumber

daya manusia yang sesuai dengan bidang dan keahliannya.

9Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, h.13.

d. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.

Dalam pelaksanaan pendelegasian ini, perlu memperhatikan aspek keseimbangan antara kewenangan dan tanggung jawab pekerjaan agar tercipta mekanisme kerja yang sehat. Pendelegasian wewenang yang baik akan memotivasi bawahan untuk lebih percaya diri, bekerja lebih baik, kreatif dan bertanggung jawab.

e. Koordinasi.

Pelaksanaan wewenang setiap bagian tentu akan saling berkaitan dan mempengaruhi bagian lain. Oleh karena itu diperlukan koordinasi antar bagian. Prinsip ini menjadi penting mengingat dalam prakteknya kerap ditemukan kasus yang mana pada suatu bagian menjadi lebih mementingkan bagiannya sendiri.

f. Tingkat pengawasan.

Guna memudahkan pengawasan, penyusunan struktur organisasi harus dilakukan dengan memperhatikan tingkat-tingkat pengawasan secara struktural.

g. Rentang manajemen.

Rentang manajemen atau rentang kendali yakni beberapa bawahan langsung yang dapat diawasi secara efektif dan efisien yang jumlahnya bergantung pada kondisi yang dihadapi. Kemampuan seorang pemimpin untuk mengawasi bawahannya secara efektif adalah 5-10 orang bawahan.

Menurut Handoko, struktur organisasi mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 11

a. Spesialisasi kegiatan.

Yaitu berkenaan dengan spesifikasi tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut dalam satuan-satuan kerja/unit kerja.

b. Standardisasi kegiatan.

Yaitu merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan perencanaan. Standardisasi juga berarti menjadikan seragam dan konsisten dalam suatu persyaratan atau peraturan yang baku.

c. Koordinasi kegiatan.

Yaitu menunjukkan keterpaduan dan kerjasama dalam melaksanakan kegiatan organisasi secara efektif menuju tercapainya tujuan. Koordinasi juga menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan/unit kerja dalam organisasi.

d. Sentralisasi atau Desentralisasi dalam pengambilan keputusan.

Yaitu bergantung pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi sentralistis, wewenang keputusan diambil oleh manajemen puncak. Sementara dalam organisasi desentralistis, wewenang pengambilan keputusan diberikan kepada manajemen tingkat menengah dan bawah.

e. Ukuran satuan kerja.

Yaitu menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

Implementasi strategi yang dilakukan pada penetapan Prosedur, Progam dan Anggaran.

Menurut Waller, Prosedur merupakan garis pedoman bagi tindakan karyawan yang sering diacu dari kebijakan fungsional semata adalah untuk menjelaskan tatacara pelaksanaan semua aktivitas manajemen yang perlu dikerjakan dalam organisasi. Tugas prosedur adalah sekedar memastikan bahwa di seluruh organisasi, semua orang mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama dan bekerja sebagaimana semua orang bekerja. Prosedur dalam perspektif manajemen mutu mengungkapkan bagaimana semua aktivitas manajemen dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan aktivitas (subjek jabatan/fungsional), bagaimana aktivitas didokumentasikan, instruksi tempat kerja yang diperlukan untuk referensi.12

Akhirnya berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan, disusunlah progam. Dalam perencanaan progam perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 13

a. Penanggung jawab dan personil yang terlibat dalam pembuatan progam baru harus ditentukan.

b. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam progam harus dipastikan memahami peranannya. Fungsi-fungsi lain bila dilibatkan harus dikoordinasikan secara tertib dan tercatat.

12

Ibid.,h.130.

13

c. Perencanaan progam harus diawali dengan menetapkan tujuan dan persyaratan atau kriterianya. Persyaratan dapat berasal dari hasil evaluasi sebelumnya, masukan dari konsumen/klien, tinjauan hukum.

d. Perlu ditentukan pula tata cara verifikasi dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan progam.

Dengan menetapkan anggaran, maka dapat diketahui sasaran profit dan juga pertumbuhannya setiap tahun, penyusunan anggaran merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan strategi yang telah diformulasikan sebelumnya. Perlunya perencanaan anggaran dana yang merupakan bagian dari penyusunan rencana jangka pendak dalam bidang biaya. Jika strategi tidak didukung anggaran yang memadai maka strategi itu besar kemungkinan akan berubah menjadi dokumen perencanaan saja yang tidak dapat diimplementasikan.14 3. Pengertian Pengelolaan Zakat

Pengelolaan Zakat menurut UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 1 adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Sebagaimana dijelaskan dalam maksud definisi pengelolaan zakat di atas. Diawali dengan kegiatan perencanaan, dimana dapat meliputi perencanaan progam beserta budgetingnya serta pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq, kemudian pengorganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan pelaksana), penempatan orang-orang

(amil) yang tepat dan pemilihan sistem pelayanan yang memudahkan ditunjang dengan perangkat lunak (software) yang memadai, kemudian dengan tindakan nyata (pro active) melakukan sosialisasi serta pembinaan baik kepada muzakki maupun mustahiq dan terakhir adalah pengawasan dari sisi syariah, manajemen dan keuangan operasional pengelolaan zakat.15

Pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh badan amil zakat (BAZ) dan lembaga amil zakat (LAZ) dengan cara menerima atau mengambil harta atau barang zakat dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki.16

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan zakat adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan zakat yang dilakukan oleh badan atau lembaga amil zakat dengan tujuan mensejahterakan kehidupan mustahik.

Dokumen terkait