• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Hasil Penelitian

Dalam dokumen BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAAN (Halaman 44-49)

Dari hasil yang telah dibahas sebelumnya, dapat diketahui bahwa pada sistem pelatihan yang dilakukan perusahaan dapat dilihat dari berbagi sudut pandang untuk menilai apakah pelatihan tersebut dapat dinyatakan berhasil atau tidaknya. Keberhasilan suatu pelatihan atau gagalnya suatu pelatihan ini banyak disebabkan oleh beberapa faktor, hal inilah yang menjadi alasan untuk melakukan evaluasi terhadap pelatihan yang dilakukan oelh PT.Sucaco.Tbk.

Sistem pelatihan yang dilakukan oleh PT.Sucaco.Tbk selama ini melakukan pelatihan secara rutin yang dilaksanakan di kantor untuk setiap tahunnya, dimana perusahaan selalu memberikan target kepada setiap departemen untuk melakukan kegiatan pelatihan. Pelatihan yang dilakukan secara terus menerus ini juga ternyata tidak begitu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan, walaupun pada perubahaan tingkat produktivitas mengalami kenaikan, alasan dikatakan bahwa sistem pelatihan ini tidak begitu

memberikan dampak yang cukup signifikan dikarenakan untuk setiap pelatihan yang dilaksankan pada PT.Sucaco.Tbk biasanya materi yang diberikan hanya bersifat mengulang saja, jadi tidak ada inovasi pada setiap materi pelatihan, dan selain itu juga dilihat dari pemenuhan target yang diberikan oleh perusahaan kepda setiap departemen untuk melakukan pelatihan kadang tidak efektif, Karena dimana setiap departemen juga mempunyai target dalam berproduksi, tetapi setiap departemen juga dikejarlkejar oleh perusahaan untuk melakukan pelatihan, hal ini laha yang menjadi dasar mengapa pelatihan yang dilakukan oelh setiap departemen biasanya selalu berulang-ulang, oleh karena itu perusahaan diharapkan untuk meninjau ulang sistem pelatihan yang selam ini dilakukan, walaupun tetap memenuhi standar-standar yang harus ada pada setiap level dalam pelatihan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan diluar suasana kantor, sehingga dapat memberikan suasana baru bagi para peserta pelatihan. Untuk mendapatkan pelatihan yang baik da sesuai dengan yang diharapkan, perusahaan dapet memilih metode-metode pelatihan yang cocok bagi karyawannya dan juga bagi kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini, ada beberapa metode yang bisa dilakukan oleh PT. Sucaco.Tbk dalam melakukan pelatihan, yaitu antara lain:

- Latihan instruksi Pekerjaan

Pada latihan ini khusus memberikan petunjuk pengerjaan tugas yang diberikan kepada karyawan, petunjuk-petunjuk pengerjaan diberikan secara langsung pada saat pengerjaan.

- Praktik

Dalam metode ini peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk mempraktekan keahlian atau keterampilan yang didapat pada pekerjaan atau tugas mereka sebenarnya.

Dalam metode ini pelatihan dentgan menggunakan sistem perputaran atau pergeseran jabatan sementara dapat dilakukan sementara, sehingga mereka bisa membiasakan diri dengan berbagai aspek produksi perusahaan, mengingat bahwa sistem pelatihan yang dilakukan oleh PT.Sucaco.Tbk dalam melakukan kegiatan pelatihan, peserta pelatihannya dapat berasal dari departemen produksi bagian lain yang bersangkutan

- Study kasus

Pada metode ini, peserta pelatihan dapat diajak untuk ikut serta dalam mendiskusikan masalha-masalah yang dihadapi oleh karyawan dalam menjalankan pekerjaannya dan dapat memberikan solusi pemecahannya.

- Games.

Metode pelatihan ini, dapat dilakukan ditengah-tengah sesi pelatihan, sehingga peserta pelatihan tidak merasa bosan pada saat mengikuti pelatihan.

- Pelatihan alih tehnologi.

Dalam rangka menyesuaikan diri dengan kemajuan tehnologi yang semakin berkembang, maka perusahaan harus berusaha untuk mensejajarkan kualitas produksi yang sejajar dengan kualitas Amerika, Jepang, Jerman. Dalam hal ini perusahaan dapat meningkatkan keterampilan karyawannya dengan mengadakan pelatihan alih tehnologi di dalam dan diluar negeri.

Pelatihan yang efektif juga dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan. Dengan menggunakan metode empat level dalam evaluasi pelatihan, dapat dilihat faktor-faktor yang paling mempengaruhi dalam keberhasilan pelatihan tersebut. Metode empat level yang terdiri dari level reaksi, pembelajaran, tingkah laku dan hasil ini dapat memberikan gambaran dari peserta pelatihan.

Pada level satu yaitu level reaksi, terlihat bahwa indikator yang terlihat mendapat respon baik dari peserta pelatihan adalah pada fasilitas training, hal ini dilihat dari

fasilitas-fasilitas yang memadai selam proses pelatihan, hal ini perlu ditingkatkan lagi pada pelatihan selanjutnya, karena dengan tersedianya fasilitas yang lebih baik lagi, maka pelatihan yang dilaksanakan akan lebih efektif lagi hasilnya. Selain itu pada level reaksi terlihat bahwa pada fasilitator training mendapat nilai rata-rata yang sedikit dari para peserta pelatihan, hal ini perlu mendapat perhatian yang besar bagi perusahaan, untuk lebih selektif lagi dalam memilih fasilitator training, perusahaan harus bisa memperoleh fasilitator yang tidak hanya memahami materi pelatihan saja, tetapi juga harus mampu mengendalikan situasi dalam pelatihan dan mampu menyampaikan materi pelatihan dengan baik, karena keberhasilan suatu pelatihan dilihat dari keberhasilan fasilitator dalam menyampaikan materi pelatihan, sebaik apa pun materi pelatihan diberikan, tetapi fasilitator pelatihan tidak dapat menyampaikan dengan baik, maka materi pelatihan tersebut juga tidak bisa diterima oleh peserta pelatihan dengan baik. Kalau perlu untuk menyelesaikan masalah pada fasilitator training, perusahaan dapat melakukan outsourcing, dimana perusahaan dapat memanggil fasilitator training dari luar yang tentunya sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat itu.

Pada level kedua yaitu pada level learning, yang saat ini perlu dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan evalusi pada level ini, karena untuk saat ini perusahaan belum melaksankan tahap evaluasi ini, hal ini perlu dilakukan bagi perusahaan karena dengan melakukan tahap evaluasi ini perusahaan dapat mengetahui seberapa jauh peserta pelatihan memahami materi pelatihan yang diberikan, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan tes tertulis baik pada sesi sebelum training dan sesi sesudah training, hasil dari tes tertulis yang dilakukan sebelum training dibandingkan dengan hasil dari sesudah training, dari hasil ini dapat terlihat apakah terdapat perubahan yang signifikan atau tidak terhadap pemahaman peserta training atas materi pelatihan yang diberikan.

Pada level ketiga yaitu pada level tingkah laku atau pada perubahaan level behavior peserta pelatihan yang terlihat dari perubahan skill, knowledge dan attitudenya. Dilihat dari tiga indikator tersebut, terlihat bahwa perubahaan pada skill peserta pelatihan mempunyai

nilai rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dengan indicator-indikator lainnya, hal ini dapat diartikan bahwa skill peserta pelatihan mengalami perubahaan yang cukup signifikan. Hasil lain yang terlihat adalah nilai rata pada perubahaan knowledge, disini nilai rata-rata pada indikator knowledge terlihat paling rendah dibandingkan dengan indikator-indikator lainnya, hal ini perlu ditingkatkan oleh perusahaan, karena pada perhitungan ini dapat terlihat bahwa perubahaan pengetahuan peserta pelatih setelah mengikuti pelatihan tidak mengalami perubahaan yang berarti, hal ini dapat disebabkan oleh sistem pelatihan yang dilakukan, dimana pelatihan yang dilakukan hanya bersifat monoton untuk setiap pelatihan, sehingga dapat menyebabkan kurang mampunya untuk menyelaraskan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan dengan standar kerja, serta tidak begitu membantu dalam menunjang kemampuan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dimana perusahaan dapat memberikan pelatihan yang benar-benar sesuai dengan apa kebutuhan karyawan, selain itu dapat juga dengan melakukan training kembali kepada karyawan yang dianggap kurang mampu dalam menjalankan tugasnya, dengan kata lain orang yang dijadikan peserta pelatihan adalah orang yang dianggap masih perlu untuk di berikan training.

Pada level empat, yaitu pada level hasil bahwa terlihat hasil dari training yang dilakukan menunjukkan nilai peningkatan produktivitas dari peserta training, hal ini dapat dikatakan bahwa training yang dilakukan mempunyai pengaruh atau berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas karyawan. Agar tidak terjadi penurunan produktivitas pada kegiatan produksi berikutnya, perusahaan harus dapat mengukur, mengevaluasi, dan mengelola produktivitas perusahaan, selain itu juga dapat dilakukan untuk melakukan motivasi terhadap karyawan dengan memberikan pengakuan dan penghargaan, perusahaan juga dapat melakukan kegiatan meningkatkan produktivitas perusahaan dengan mengalokasi penggunaan sumber-sumber daya material, tenaga kerja, energi, modal, informasi, dan waktu. Selain itu yang berkaitan dengan pelatihan, perusahaan dapat meningktakan kembali

sistem pendidikan dan pelatihan bagi karywan untuk meningkatkan pengetahuan tentnag teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan. Tujuan lain dari pengukuran produktivitas adalah untuk melakukan perencanaan sumebr daya yang lebih efektif dan efisien, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek, sehingga dengan adanya pengukuran peningkatan produktivitas dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevalusi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus menerus yang dilakukan dalam perusahaan.

Dalam dokumen BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAAN (Halaman 44-49)

Dokumen terkait