BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
E. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah cerita rakyat atau dongeng nusantara penting untuk diceritakan maupun didongengkan kepada siswa di dalam kelas. Sebagai media dari materi cerita ulang, drama, cerita rekaan maupun cerpen, dan semua materi sastra dalam silabus kutikulum 2013. Karena di dalam cerita rakyat nusantara terutama di dalam cerita rakyat Burung Puyuh dan Burung Tempua, yang berasal dari daerah Riau tersebut mengandung nilai moral dan nilai
kebudayaan yang masih relevan dengan kurikulum 2013, yaitu nilai-nilai multikultural, nilai toleransi, nilai peduli, nilai kerja sama, nilai respek, berinteraksi sosial, dan mencerminkan perwujudan dari cerminan bangsa. Seperti diimplikasikan dalam silabus kurikulum 2013 di bawah ini,
Kompetensi Inti :
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Guru sebagai pendidik sekaligus pengajar wajib memberikan wejangan dongeng nusantara, dan penyerapan nilai-nilai budaya Indonesia yang hampir punah, tradisi lisan nusantara. Cerita rakyat bisa digunakan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia untuk pembahasan materi drama, cerita pendek, maupun cerita ulang.
Melalui penelitian ini dapat diketahui secara langsung bahwa semakin sering siswa diberi media cerita rakyat oleh guru maka semakin meningkat pemahaman siswa terhadap arti pentingnya pendidikan multikultural. Bila timbul suatu indikator prilaku siswa yang mencerminkan sedikitnya pemahaman siswa terhadap pendidikan multikultural, maka bisa dikatakan bahwa semakin sedikit pula siswa memahami tentang pentingnya budaya saling menyayangi, peduli, toleransi dan menghargai perbedaan. Siswa kurang faham bahwa setiap individu memiliki pola pikir, budaya, asal usul, pakaian, ras dan kebiasaan yang berbeda. Siswa kurang faham bahwa nilai persahabatan, merupakan hal yang perlu diteladani juga oleh para remaja. Untuk itu dongeng masih perlu diberikan kepada siswa di dalam kelas. Melalui dongeng atau cerita rakyat, siswa menjadi belajar mendengar dan menyimak, tentang khazanah budaya Indonesia, yang tersimpan, melalui nasihat-nasihat lama, cerita cerita lama. Fungsinya lebih dari sekedar untuk mengajarkan bagaimana cara siswa untuk berbahasa dengan baik dan benar, melainkan untuk meredam keinginan siswa untuk berbuat kekerasan, konflik, permusuhan, kebencian, dan antitoleransi.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan analisis dan deskripsi data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang signifikan kearah positif antara media cerita rakyat dengan pendidikan multikultural, atau semakin sering mendapat perlakuan media cerita rakyat, maka semakin meningkat pemahaman siswa terhadap pendidikan multikultural di SMA kelas XI IIS, SMA Negeri 7 Kota Tangerang.
2. Terdapat 3 bukti temuan statistik yang menjelaskan hubungan atau keterkaitan yang kuat antara media cerita rakyat dengan pendidikan multikultural.
a. Pertama, ditemukan grafik linearitas yang berbentuk linier. Grafik linearitas tersebut digunakan untuk melihat data secara awal, dan digunakan untuk melihat fungsi kedua data variabel, apakah data awal kedua variabel tersebut memiliki arti atau tidak. Pada grafik linearitas tergambar bahwa titik-titik data tersebut menyatu dan berbentuk diagonal, tidak menyebar secara acak. Bila titik-titik tersebut membentuk linier, maka dapat diputuskan secara sederhana bahwa data kedua variabel tersebut bersifat linear atau memiliki arti, sehingga keputusan awalnya adalah terdapat hubungan yang berarti antara kedua variabel yang dibandingkan. b. Kedua, ditemukan nilai hasil perhitungan koefisien korelasi
melalui teknik penghitungan korelasi product moment
sebesar0,862. Nilai tersebut bersifat positif, dan mendekati angka 1. Jika keputusan atau hasil akhir dari koefisien kolerasi tersebut mendekati angka (r)= 1 atau (r)=-1 maka, dapat dipastikan
hubungan tersebut bersifat linear atau terdapat hubungan yang signifikan ke arah positif antara media cerita rakyat dengan pendidikan multkultural.
c. Ketiga, diketahui t hitung lebih besar dari t tabel. Pada bukti temuan terakhir maka kesimpulan bersifat sahih atau valid, yakni menjawab rumusan kesimpulan hipotesis statistic, yaitu terdapat hubungan ke arah positif dan signifikan, antara cerita rakyat
Burung Puyuh dan Burung Tempua dengan pendidikan multikultural, kesimpulan tersebut didapat malalui bukti penerimaan Ha, dan penolakan H0, diketahui t tabel adalah 0,355, dan t hitung ditemukan sebesar . Untuk itu maka disimpulkan bahwa t hitung>t tabel, atau 9,1567>0,355, sehingga hal tersebut menjawab keputusan rumusan masalah yaitu terdapat hubungan yang signifikan ke arah positif antara cerita rakyat
Burung Puyuh dan Burung Tempua dengan pendidikan multikultural di kelas XI IIS (Ilmu-Ilmu Sosial), SMA Negeri 7 Kota Tangerang.
3. Hubungan antara cerita rakyat dengan pendidikan multikultural tersebut kuat, jika semakin sering siswa mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, menjadi semakin meningkatnya pemahaman siswa terhadap pendidikan multikultural, maka semakin sedikit siswa mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, maka dapat dikhawatirkan menjadi semakin sedikit pula pemahaman siswa terhadap pendidikan multikultural, seperti budaya saling menghargai, toleransi, cinta damai, dan peduli terhadap sesama. Siswa semakin rentan untuk terpengaruh budaya negatif yang mengancam ide dan pola pikir siswa, termasuk penanaman kebencian, kecurigaan, tawuran, kekerasan, ancaman, konflik dan peperangan.
B. Implikasi
` Implikasi penelitian ini terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah media cerita rakyat menjadi media alternatif dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia, karena media cerita rakyat ini telah terbukti efektif dalam hal meningkatkan pemahaman pendidikan multikultural terhadap peserta didik, sehingga guru subagai tenaga pengajar, tidak hanya terampil mengajar dan membuat siswa pintar di kelas. Guru sebagai tenaga pendidik harus mampu mendidik siswa, menanamkan sikap saling menghargai, toleransi dan saling mencintai sesama manusia, meredam konflik dan menghentikan kekerasan karena, mendidik siswa di kelas, merupakan tanggung jawab semua orang dewasa, terutama guru.
C. Saran
Dalam melakukan penelitian ini peneliti tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan yang ada. Pertama dongeng Burung Puyuh dan Burung Tempua, merupakan dongeng fabel (cerita hewan yang dapat berbicara). Hal ini tidak relevan dengan kondisi usia siswa yang menginjak usia remaja (usia 17 tahun). Cerita fabel paling cocok diajarkan kepada siswa tingkatan Sekolah Dasar. Hal ini lah yang menjadi hambatan peneliti. Peneliti belum menemukan contoh dongeng lain di antara ribuan dongeng yang di dalamnya mengandung cerita yang sarat akan budaya keragaman, saling menghargai, saling toleransi, pendidikan multikultural, yang cocok digunakan usia remaja atau pada usia masa yang penuh dengan konflik atau berinteraksi dengan persahabatan dan perbedaan.
Harapan selanjutnya dapat ditemukan cerita rakyat lain yang lebih sesuai didongengkan kepada anak usia remaja, usia yang mengandung konflik, yang penuh dengan berbagai permasalahan yang kompleks dan sesuai dengan usia remaja di Indonesia saat ini.
Utama. 2010.
Ata, Andre Ujan. dkk.. Multikulturalisme: Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan. Jakarta: PT Indeks. 2009.
Berita Satu. Tradisi Lisan di Indonesia Menuju Kepunahan, 2013.
(http://m.beritasatu.com./nasional/9506-tradisi-lisan-di-Indonesia-menuju- kepunahan.html).
Danadjaya, James. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip Dongeng dan Lain-Lain. Jakarta: grafitypers. 1986.
Dawam, Ainurrofiq. Pendidikan Multikultural. Penerbit Inspeal :Jogjakarta, 2006.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: UIN Syarif hidayatullah Jakarta. 2013.
D Riau. Burung Puyuh dan Burung Tempua. 2014. (http://www.driau.com/2013/08/cerita- rakyat-melayu-burung-tempua.html).
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1989.
Furchan, Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Malang: Usaha Nasional Surabaya Indonesia. 1982.
Guraru. Multikultural di Kurikulum 2013 Keragaman dan Toleransi. 2014. (http://guraru.org/info/multikultural-di-kurikulum-2013/).
Heru Sri Kumoro. Kurikulum 2013 Memperkuat Pendidikan Multikultural. 2014.
(http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/10/11184141/kurikulum.2013.memperkuat. pensisikan.multikultural).
Kemendikbud. SilabusKelas XI, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. 2014 (http//kurikulum2013.kemendikbud.go.id.).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Kurikulum 2013. 2014. (http//kurikulum2013.kemendikbud.go.id.)
Kuntowijoyo. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. 1987.
Kymlika, Will. Kewargaan Multikultural. Jakarta: Penerbit LP3ES, Anggota IKAPI. 2011.
Muhadi. Penelitian Tindakan Kelas: Panduan wajib bagi para pendidik. Jogjakarta: Shira Media. 2011.
Muijs, Daniel. Doing Quantitative Research in Education with SPSS. Sage Publications:Caliifornia. 2004.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Perseda Press. 2012.
P., John Hogan (ed.). Cultural Identity, Pluralism and Globalization Volume 1: Cultural Pluralism and Demoratic Freedom. Washington, DC: The Council for Research in Values and Philosophy. 2005.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Yrama Widya: Bandung. 2010.
Kebudayaan Nasional Indonesia” dalam Kurikulum yang Mencerdaskan. PT Kompas Media Nusantara: Jakarta 2003.
Soyomukti, Nurani. Teori Teori Pendidikan: Tradisional, (neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Suharto, Prih. dkk. Beberapa Cerita Bermotif Pennjelmaan dalam Sastra Nusantara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994.
Susetyo, Budi. Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama. 2010.
Tilaar, H.A.R.. Pendidikan Kebudayaan dan masyarakat Madani Indonesia: Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. 1999.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Tumanggor, Rusmin, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. 2010.
W., Robert Hefner (ed). Politik Multikulturalisme. Jogjakarta: Penerbit Kanisius, 2007.
Wallek, Rane dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta :Gramedia. 1993.
Wibisono. Yusuf. Metode Statistik,. Jogjakarta: Gajah Mada Press. 2009.
Yock, Liaw Fang, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2011.
Diceritakan kembali oleh Rifka Fitrotuzzakia
Pada suatu hari di suatu hutan yang sejuk, hiduplah sepasang burung yang selalu bersahabat. Ada yang menarik dari kedua burung yang bersahabat tersebut.
Ternyata kedua burung tersebut, berbeda jenis dan rupa. Yang satu berbentuk gemuk dan selalu senang tinggal di pinggir sungai, burung tersebut biasa dipanggil dengan burung puyuh. Yang satu lagi burung yang agak kurus senang tinggal diatas pohon, burung tersebut bernama burung tempua.
Mereka berdua bersahabat dan terbang beriringan pada siang hari. Namun ketika sudah malam, mereka berpisah pada habitat masing-masing. Walaupun mereka berbeda spesies dan berbeda habitat. Mereka selalu terbang beriringan, saling menolong, saling bersahabat dan saling membantu satu sama lain. Mungkin hanya malam yang memisahkan persahabatan kedua burung tersebut.
untuk tinggal dan mencoba satu persatu habitat kawannya “Mengapa hanya di siang hari saja kita bertemu dan bermain, aku penasaran, bagaimana bentuk rupa rumahmu?” ucap burung tempua. “Kalo difikir-fikir, aku juga penasaran, bagaimana habitatmu, bagaimana bentuk sarangmu?” ucap burung puyuh
Malam pertama burung puyuh akan mencoba bermalam di sarang tempat tinggal burung tempua, maka diajaklah burung puyuh ke tempat burung tempua. Setelah mereka berdua sampai. Ternyata burung puyuh sangat kagum dan memuji keindahan sarang burung kawannya. “Wah tempatmu sangat hebat dan terlihat cantik, selain itu tempat tinggalmu itu tinggi dan menggelantung” ucap burung puyuh. Sarang burung puyuh terletak menggantung di atas pohon, sarang burung tempua cantik, dan terbuat dari jerami jerami kering.
“Iya bila kita diam disini, kita tidak akan mudah ditangkap musuh, di tempat tinggi, kita akan aman, selain itu dekat dengan pohon, akan memudahkan mengambil tanaman” ucap burung tempua. “Bila kamu ingin mencoba, tinggal dan bermalam saja di sini” ucap burung tempua. Mendengar ucapan itu burung puyuh merasa senang, sehingga saat itu pun burung puyuh bermalam di dalam sarang burung tempua.
Pada suatu malam, angin di hutan bertiup angak kencang, sehingga angin tersebut seolah menggoyang-goyangkan sarang burung tempua. Saat melihat burung Tempua tertidur pulas. Burung puyuh masih terjaga. Selain itu ia merasa ketakutan tubuhnya diguncang gunangkan oleh angin. Tengah malam burung puyuh masih belum bisa tertidur. Ia merasa kehausan yang sangat hebat. Biasanya burung puyuh tinggal di pinggir sungai yang selalu dekat air. Namun kini ia bermalam di sarang burung tempua yang sangat tinggi. Dan di sekitar tidak terlihat air sungai. Hingga fajar tiba, burung puyuh belum juga tertidur. Dalam hati burung puyuh merasa sangat tidak nyaman.
Dan pada siang hari mereka pun kembali terbang, tiba tiba saja burung tempua berkata,“Puyuh, bagaimana rasanya tinggal di sarang aku, kamu senang kan?” tanya burung
rumahmu?” Tanya burung tempua. “Iya, silahkan nanti akan kuajak kamu ke rumah aku.” Ucap burung puyuh.
Pada suatu malam yang dingin, mereka berdua terbang beriringan menuju habitat burung puyuh. Sesampainya disana burung tempua kaget, karena ia tidak melihat satu sarang burung pun diisana. Burung tempua pun bertanya. “Hmm puyuh, sebenarnya dimana rumah kamu? Sudah lama aku terbang, tapi aku tidak menemukan satu sarangpun disini,” Tanya burung tempua. “Aku tinggal dimana saja, biasanya aku tidur, di bawah pohon yang tergeletak, atau dibawah ranting yang besar saja. Yang penting selalu dekat dengan aliran sungai, karena pada saat tidur aku suka kehausan dan lebih senang dekat dengan air, untuk aku minum” ucap burung puyuh.
Setelah beberapa lama akhirnya burung puyuh menemukan dahan besar dipinggir sungai yang tepat untuk dijadikan sarang. “Kita tidur disini aja, ini cocok untuk dijadikan sarang” ucap burung puyuh.
Burung tempua pun mengikutinya. Malam berlapis bintang. Angin kembali bertiup kencang. Namun anehnya burung tempua masih terjaga. Dia tidak mengantuk karena dia merasa kedinginan aliran air selalu mengalir di bawah kakinya. Angin langsung menembus ke bulu- bulunya. Sarang burung puyuh begitu terbuka. Ketika burung tempua menoleh ke arah burung puyuh. Nampaknya burung puyuh sudah tertidur sangat pulas. Burung tempua melihat ke kanan dan ke kiri dia sangat ketakutan. Takut ada hewan asing yang memangsanya dan hendak memakannya. Hingga menjelang fajar, burung tempua pun merasa tidak nyaman dan masih belum tertidur.
…
Keesokan harinya mereka kembali terbang beriringan, untuk bermain dan mencari makan. Tiba-tiba saja burung puyuh bertanya. “Tempua, bagaimana perasaanmu semalam bermalam di sarangku?” tanya burung puyuh. Namun untuk menjaga perasaan sahabatnya ia pun
jinggaan, hingga kea rah gelap. Mereka berdua merasa ingin pulang ke habitat masing masing. Namun mereka menunggu sahabatnya akan ikut pulang tapi sesuatu yang alami harus terjadi. “Hmmm. Tempua aku minta maaf ya, sebenarnya aku berbohong soal sarangmu, sebenarnya waktu kemarin aku tidak nyaman tidur di sarang kamu, tapi kamu jangan marah ya, semalaman aku tidak tidur, karena tergunang guncang.” Ucap burung puyuh polos. Namun burung tempua juga malah berkata. “Iyaa.. aku minta maaf juga puyuh, sejujurnya aku juga tidak nyaman tinggal di sarangmu, kamu juga ga perlu marah ya.. semalam aku kedinginan di pinggir sungai, selain itu aku takut, ada hewan aneh di pinggir sungai, aku sangat takut.” Ucap burung tempua
“Sebenarnya dari awal kita memang berbeda, warna bulu kita berbeda, habitat kita juga berbeda, tapi walaupun di malam hari kita pulang di habitat kita masing masing, apaaa kamu masih mau berteman dengan aku?” Ucap burung puyuh. “Iya, di siang hari kita akan tetap bermain, terbang beriringan dan mencari makan, kamu jangan khawatir walaupun kita berbeda, tapi aku akan menganggapmu menjadi teman aku” ucap burung tempua.
Lalu mereka pun merasa senang, mereka sadar, bahwa mereka tidak bisa dipaksakan hidup di tempat habitat yang sama. dipaksakan dengan kebiasaan yang sama, cara yang sama dan tidur dengan cara yang sama, tapi satu hal, ketika fajar mengintip, itu tandanya mereka akan memulai untuk kembali berpetualang, terbang beriring iringan, bersahabat dan dan berteman walau mereka tau bulu-bulu mereka terlihat berbeda.
(Sumber: Anonimous, “Burung Puyuh dan Burung Tempua”, diambil dari website resmi daerah Riau, dan website resmi cerita rakyat nusantara, http://www.driau.com/2013/08/cerita-rakyat- melayu-burung-tempua.html)
Waktu dan Tanggal :
Kelas :
Isilah angket berikut sesuai dengan kehidupan sehari-hari anda di sekolah!
1. Menurut kamu kepedulian terhadap sesama manusia itu penting diterapkan di kehidupan sehari-hari? Menurut kamu, kepedulian itu seberapa penting diterapkan dalam hidup kamu?
a. Sangat penting b. Penting
c. Biasa saja d. Kurang penting e. Tidak penting
2. Jika memang kepedulian sesama manusia itu penting, maka jika ada teman yang berbeda geng, atau yang berbeda jenis kelamin, atau teman yang berbeda pergaulan itu meminta pertolongan, apakah kamu masih ingin membantu?
a. Cepat membantu b. Membantu c. pikir-pikir dulu
d. Membantu tapi sekali-sekali e. Tidak membantu
3. Jika ada teman yang berbeda kelas terkena musibah, namun kamu sedikit kenal dengan orang itu, apakah anda akan menjenguknya?
e. Cuek – cuek saja
4. Jika ada teman dari geng atau beda pergaulan dengan mu yang langsung, respek dan membantu mu dengan senang hati, bagaimana pendapatmu?
a. Senang karna dia peduli b. Sedikit senang
c. Biasa saja
d. Bertanya-tanya, mengapa dia begitu respek
e. Curiga, takut ada niat jahat, mengapa dia langsung respek
5. Kamu sering atau tidak melakukan gotong royong dengan teman sekelasmu? a. Sering
b. Sesekali c. Biasa saja
d. Tidak terlalu sering e. Tidak pernah
6. Ketika ada lomba kebersihan kelas, kamu mau atau tidak bergotong royong dengan teman mu, walaupun dia beda pergaulan, beda geng, dan beda jenis kelamin?
a. Mau
b. Sesekali saja, jika dia butuh pertolongan c. Ragu-ragu
d. Kurang respek e. Tidak mau
7. Seberapa sering sikap kerja sama yang kamu terapkan di kelas: a. Sering
e. Tidak pernah
8. Jika ada tugas kelompok, tiba-tiba saja kamu sekelompok sama teman yang
pemikirannya beda, apakah dalam hal mengerjakan tugas, kamu masih mau bekerja sama dengan temanmu?
a. Mau
b. Menunggu dia bertanya duluan tentang tugas kelompok c. Ragu-ragu
d. Kurang peduli
e. Tidak mau bekerja sama
9. Jika ada temanmu mengemukakan pendapat soal Capres, lalu dia sangat berbeda pilihan pendapatnya dengan pendapatmu, apakah kamu menerima perbedaannya? a. Menerima, karena perbedaan itu indah
b. Tidak menanggapi c. Biasa saja
d. Curiga, takut dia mempengaruhi saya
e. Tidak mau menerima, berdebat, hingga teman saya memilih pasangan Capres yang saya suka
10.Jika ada temanmu sangat berbeda dengan gaya hidup mu, kesukaanmu, kebiasaanmu, selera mu, dan ranah pergaulanmu, suatu hari temanmu ingin akrab dengan mu, bagaimana tanggapan mu selanjutnya?
a. Dengan senang hati menerimanya b. Sedikit menerima
11.Jika ada temanmu menghina kebiasaan jelekmu di kelas, atau prilaku buruk mu di kelas, dan merek amengolok-olok kamu, setelah itu apa yang kamu lakukan a. Menjelaskannya dengan tenang
b. Diam saja, karena mereka tidak tahu saya c. Biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa d. Marah dan mempertahankan diri e. Memukul karena dia kurang ajar
12.Jika ada teman dekatmu yang disakiti dengan menggunakan kekerasan oleh seseorang, apa yang kemudian kamu lakukan
a. Berkomunikasi dulu secara jelas, baru menyelesaikan masalah secara damai b. Mencari tau, mengapa peristiwa itu terdasi
c. Biasa saja
d. Marah dan hendak membalas orang yang menyakiti teman saya e. Langsung memukul orang yang menyakiti teman saya
13.Jika ada temanmu yang berbeda pergaulan sangat butuh uang pinjaman, padahal kamu sedang mengumpulkan uang untuk memberi benda yang kamu inginkan, atau menonton konser, apa yang selanjutnya kamu lakukan
a. Meminjamkannya karena teman saya sangat butuh b. Meminjamkan, tapi separuhnya saja
c. Ragu-ragu
d. Meminjamkan dengan alasan cepat dikembalikan e. Tidak meminjamkan uangmu
a. Menghampirinya, dan langsung bertanya, mengapa dia begitu b. Menghampirinya tapi tidak bertanya
c. Hanya menoleh d. Biasa saja
e. Tidak mempedulikannya
15.Lebih suka menyapa orang langsung ketika ia berpapasan atau malas menyapa orang ketika berpapasan, karena sekarang sudah ada media sosial/ jejaring sosial
a. Lebih baik menyapa orang langsung ketika ia berpapasan b. Sesekali bertegur sapa
c. Biasa saja
d. Malas bertegur sapa, karena lebih suka melihat handphone
e. Tidak suka bertegur sapa secara langsung
16.Kamu termasuk orang yang pilih-pilih teman, apa berteman dengan yang se-level atau sama kebiasaan, pergaulan, dan kesukaan?
a. Saya berteman dengan siapa saja
b. Saya sesekali berteman dengan orang yang berbeda budaya, kebiasaan, pergaulan c. Biasa saja
d. Saya bergaul dengan teman pilihan saya
e. Saya tidak mau berteman dengan orang yang berbeda budaya, kebiasaan, dan pergaulan
Waktu danTanggal :
Kelas :
1. Peduli terhadap semua teman baik yang berada dalam budaya dan kebiasaan yang sama maupun berada dalam budaya yang berbeda, menurut kamu hal tersebut
a. Sangat penting b. Penting
c. Biasa saja d. Kurang penting e. Tidak penting
2. Kamu pernah mengalami pengalaman buruk dengan temanmu, misalkan pernah bertengkar, dikarenakan dia berbeda pendapat atau berbeda budaya, jika suatu saat temanmu yang berbeda pendapat dan beda budaya tersebut meminta pertolongan kepada kamu, apa yang semestinya kamu lakukan?
a. Cepat membantu b. Membantu c. Pikir-pikir dulu
d. Membatu tapi sekali-sekali e. Tidak membantu
3. Jika ada temanmu yang sekelas sedang sakit parah, namun kamu kurang dekat dengan orang itu dikelas dikarenakan perbedaan jenis kelamin, perbedaan pergaulan, atau perbedaan kebiasaan, apakah kamu akan menjenguk ke rumahnya?