ASIL DAN P
4.9. Implikasi Managerial (sosial, lingkungan dan ekonomi)
4.9.1. Sosial
Meningkatnya wisatawan asing yang berkunjung ke Bali telah memaksa pelaku pariwisata dan instansi pariwisata Bali untuk terus membangun akomodasi yang dapat memadai bagi wisatawan-wisatawan yang berlibur. Meningkatnya pembangunan hotel, café, restoran dan tempat wisata di Bali akan membuka lahan pekerjaan bagi penduduk lokal Bali. Wirausahawan juga dapat tercipta untuk penduduk lokal Bali, dimana kesempatan ini dapat dipergunakan oleh generasi muda Bali. Keahlian yang kompeten dan pendidikan di bidang industri pariwisata amat perlu diperhatikan di Bali, karena Bali merupakan salah satu destinasi ternama di Indonesia. Untuk itu, penduduk lokal Bali perlu mempunyai keahlian dan pendidikan yang tinggi guna meningkatkan persaingan Bali sebagai destinasi pariwisata dunia. Hendaknya instansi pemerintah menyediakan pendidikan pariwisata yang berstrata satu di Bali, sehingga penduduk lokal Bali dapat mengecam pendidikan pariwisata secara luas, agar kedepannya dapat bersaing diluar dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Instansi pemerintah dapat bekerjasama untuk menjalin kerjasama dengan universitas asing, agar pertukaran pelajar dan beasiswa dapat terjalin, sehingga nantinya para pelajar mempunyai keahlian yang kompeten dan siap menyalurkan ilmunya untuk pariwisata Bali. 4.9.2. Lingkungan
Pariwisata seringkali dikhawatirkan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, salah satu contohnya adalah kekurangan lahan sawah yang tengah dialami di pulau Bali. Saat ini luas lahan sawah di provinsi Bali tercatat 81.908 Ha (14,4%) dan dari data statistik alih fungsi lahan sawah di Bali pada tahun 2002 sampai 2006 tercatat 641 Ha (0,76%) (Tata Ruang Indonesia, 2011). Bali yang
merupakan pulau yang tergolong kecil sudah mengalami penurunan lahan sawah dikarenakan lahan sering kali digunakan atau dijual kepada pelaku pariwisata untuk dijadikan hotel maupun tempat hiburan. Hal ini sungguh memprihatinkan mengingat makanan pokok penduduk Indonesia adalah nasi. Pencanangan 81.000 hektar lahan sawah di Bali untuk dijadikan lahan sawah abadi sudah dalam perencanaan (Berita Bali, 2011) sebagai bentuk kesadaran pemerintah akan pentingnya menjaga lingkungan, akan tetapi kesadaran itu sendiri harus dimiliki oleh pelaku pariwisata dan penduduk lokal Bali. Penyuluhan atau peraturan yang menjelaskan tentang pentingnya lahan sawah harus disampaikan pada penduduk lokal dan hendaknya pemerintah setempat membuat suatu peraturan tentang alih guna lahan dan memberikan penyuluhan kepada pelaku pariwisata mana saja lahan yang tidak dapat diperjualbelikan dan dilindungi, agar tidak ada penyalah gunaan lahan.
Banyaknya hotel di Bali juga mengkhawatirkan terjadinya pencemaran pantai dari limbah hotel, maka pemerintah daerah hendaknya melakukan inspeksi rutin dan mengambil tindakan tegas terhadap hotel-hotel yang tidak memperhatikan pembuangan limbahnya. Menurut Antara news (2011), terdapat 13 pantai wisata yang tercemar limbah hotel, sehingga berdampak negatif pada keindahan pantai Bali di mata wisatawan. Akan tetapi, peran wisatawan itu sendiri penting didalam pencanangan pelestarian lingkungan, dengan kata lain wisatawan bertanggung jawab bagi kelestarian lingkungan destinasi yang dituju. Oleh karena itu, melakukan kampanye tentang pelestarian lingkungan dapat membantu meningkatkan kesadaran penduduk lokal dan wisatawan itu sendiri untuk menjadi pribadi bertanggungjawab. Himbauan kecil seperti untuk tidak membuang sampah sembarangan dapat mendatangkan efek positif dan besar pada akhirnya.
4.9.3. Ekonomi
Industri pariwisata merupakan industri yang perkembangannya sangat pesat dan mampu mendatangkan devisa untuk suatu negara. Oleh karena itu, perencanaan strategi (Penstra) pemasaran pariwisata yang tepat dapat
mendatangkan peluang dan meningkatkan pendapatan ekonomi. Untuk itu, para pelaku pariwisata dapat menggunakan hasil dari analisis ini untuk menciptakan strategi pemasaran efektif, misalnya dari salah satu hasil uji parsial ditemui hubungan nyata jumlah pengunjung terhadap motivasi berlibur didasarkab pada pernyataan “to increase knowledge on foreign destinations and its people” berpengaruh pada pemilihan daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, pelaku pariwisata dapat melakukan promosi yang menggambarkan budaya dan kultur penduduk lokal Bali, misalnya program “Kuta dan Sanur Festival” yang diadakan setiap tahun sudah merupakan suatu strategi tepat dengan pernyataan motivasi wisatawan di atas, karena festival tersebut mempertunjukkan keragaman kesenian Bali. Pariwisata dapat meningkatkan ekonomi suatu wilayah atau daerah, maka penciptaan strategi pemasaran yang tepat sasaran amat penting. Sebagai ilustrasi, promosi Bali informasi didapatkan dari keluarga dan teman (43%) dan peran tour operator dan travel agent(22%). Oleh karena itu, pelaku pariwisata dapat menggunakan informasi ini untuk melakukan promosi. Contoh promosi yang dapat dilakukan oleh pelaku pariwisata adalah memperluas pasar wisatawan dan melakukan kerjasama dengan travel agent dari berbagai Negara, agar memasukkan Bali kedalam penawaran paket liburannya.
Selanjutnya, pengaruh dari keluarga dan teman juga mempunyai andil dalam pemilihan daerah tujuan wisata, maka para pelaku wisata di Bali harus dapat memastikan bahwa wisatawan yang datang ke Bali mendapatkan pelayanan dan pengalaman memuaskan, agar nantinya wisatawan ini memberikan informasi positif pada keluarga dan temannya. Salah satu cara untuk mengetahui apakah wisatawan mendapatkan pengalaman memuaskan adalah dengan cara memberikan kuesioner pada saat wisatawan mengakhiri liburannya, perwakilan dari setiap tour operator di Bali dapat memberikan kuesioner sebelum keberangkatan dan nantinya kritik dan masukan dari wisatawan dapat memotivasinya agar memperbaharui dan termotivasi memberikan keragaman pilihan perjalanan wisata.
Hal lainnya, wisatawan lebih banyak mengetahui Bali melalui media internet dibandingkan dengan BTB, padahal BTB baru diketahui oleh wisatawan setelah sampai di Bali. Untuk itu, BTB perlu berkolaborasi dengan penyedia liburan untuk mengirimkan newsletter kepada wisatawan asing yang sudah pernah mengunjungi Bali maupun yang belum tentang promosi maupun acara yang sedang/akan diselenggarakan di Bali guna menarik perhatian wisatawan. Sebagai contoh, penggunaan media social network seperti “Twitter” dapat menjadi suatu jembatan untuk memperkaya pengetahuan publik akan Bali dan Indonesia, pelaku pariwisata dalam memperluas segmen pasar.
Teknologi dapat menjadi bumerang bagi kita akan tetapi jika digunakan dengan tanggung jawab akan melahirkan keuntungan. Kondisi tersebut erat dengan upaya menciptakan sustainable tourism, yang dapat memberikan keuntungan pada negara, pelaku pariwisata, penduduk lokal, wisatawan itu sendiri dan kelestarian lingkungan.
Kesimpulan
1. Faktor internal utama yang mempengaruhi keputusan wisatawan terhadap