• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengeluaran per Bulan

2. Pertahankan Prestasi (Kuadran B)

4.12. Implikasi Manajerial

Pengembangan produk yang dilakukan oleh pihak perusahaan PT. Yakult Indonesia Persada, haruslah diarahkan kepada kebutuhan dan keinginan konsumen agar produk yang diluncurkan ke pasaran tersebut dapat diterima dengan baik di mata konsumen.

Pada kuadran A menggambarkan atribut yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi atribut tersebut belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak perusahaan. Dari hasil pengujian analisis Importance Performance Analysis(IPA), pihak PT. Yakult Indonesia Persada sudah mengembangkan atribut-atribut Yakult secara optimal sehingga tidak terdapat atribut yang masuk pada kuadran A untuk diperbaiki tingkat kinerjanya oleh pihak perusahaan. Pada kuadran B, pihak PT. Yakult Indonesia Persada telah

mengalokasikan sumber daya untuk mengembangkan atribut-atribut yang tepat pada bauran produk Yakult. Atribut-aribut yang berada pada kuadran ini adalah Izin Depkes (B), Tanpa Adanya Zat Pengawet (C), Tanpa Adanya Zat Pewarna (D), Kebersihan Produk (E), Komposisi Produk (F), Keoptimalan Kondisi Bakteri (G), Tanggal Kadaluarsa (H), Informasi Nilai Gizi (I), Manfaat Kesehatan (J), Merek (S) dan Jaminan Pengembalian (U) perlu untuk dipertahankan tingkat kepuasannya, mengingat atribut-atribut tersebut telah dinilai penting dan menjadi unggul di mata konsumen sehingga konsumen merasa terpuaskan akan atribut-atribut yang berada pada kuadran ini.

Izin Depkes (B)

Atribut Memiliki Izin dari Departemen Kesehatan (DEPKES) (B) pada produk minuman kesehatan Yakult memiki tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang tinggi karena dengan memiliki atribut Izin dari Departemen Kesehatan (DEPKES), konsumen yakin bahwa produk yang dikonsumsinya aman karena telah memenuhi standar produk pangan yang telah ditentukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan sudah terdaftar di Departemen kesehatan dengan no. pendaftaran RI MD 206510001370 sehingga konsumen merasa aman untuk dapat mempertahankan atribut tersebut.

Pada produk pesaing pun melakukan hal yang serupa, terdapat Izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dengan kode RI MD 206510002759. Atribut Izin DEPKES memang penting untuk dicantumkan pada bagian kemasan produk makanan atau minuman, karena dengan adanya Izin DEPKES konsumen akan merasa bahwa produk yang dikonsumsinya telah memenuhi standar keamanan pangan yang sudah ditentukan Departemen Kesehatan (DEPKES).

Tanpa Adanya Zat Pengawet (C)

Atribut Tanpa Adanya Zat Pengawet (C) sudah dilakukan dengan baik oleh pihak PT. Yakult Indonesia Persada. Konsumen menilai atribut ini memiliki tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kepuasan yang tinggi pula, pihak perusahaan tidak mencampurkan zat pengawet yang dapat

memperpanjang masa simpan produk seperti zat kimia boraks dan formalin kepada produknya karena dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Produk pesaing pun tidak melakuka pencampuran zat pengwet terhadap produknya, sehingga mereka pun memiliki atribut ini. Zat-zat kimia tersebut dilarang penggunaannya oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), kecuali adanya batasan pencampuran zat kimia yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Tanpa Adanya Zat Pewarna (D)

Atribut tanpa adanya zat pewarna (D) perlu dipertahankan perusahaan, karena atribut ini sudah dinilai sangat baik oleh para responden dan responden sudah merasa puas akan atribut ini. Yakult tidak menggunakan zat pewarna buatan seperti pewarna kuning (metanyl yellow), rhodamin B (pewarna merah) yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli produk Yakult karena warnanya yang sangat menarik.

Warna Yakult murni dari pemanasan antara pencampuran susu bubuk skim dengan glukosa sehingga terjadi reaksi Maylard atau reaksi amino karbonil yang dihasilkan dari pencampuran antara asam amino dalam susu bubuk skim dan karbonil dalam glukosa yang menyebabkan Yakult berwarna coklat muda, sehingga produknya terdiri dari satu rasa saja.

Pada produk pesaing, tidak memiliki atribut tanpa zat pewarna. Pesaing menggunaka pewarna Karmoisin dengan kode CI 14720 dan pewarna biru berlian dengan kode CI 42090, pewarna tersebut telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sehingga pada produknya memiliki beberapa pilihan rasa.

Kebersihan Produk (E)

Kebersihan dari produk Yakult dinilai baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya oleh para responden. Pengawasan proses produksi Yakult pada saat proses pengisian minuman dan pembuatan kemasan

benar-benar di perhatikan dan dilakukan dengan pengawasan yang benar- benar bersih dan ketat. Selain itu, pihak perusahaan juga melakukan penekanan informasi dengan menampilkan label halal dan berat netto sebesar 65 ml.

Pada produk pesaing pun sangat memperhatikan mutu kebersihan produknya pada saat pembuatan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan, pengiriman dan penyimpanan ditempat penjualan sangat diperhatikan oleh pihak pesaing. Produk pesaing memiliki label halal dan berat netto yang sama sehingga atribut dari kebersihan produk telah dimiliki juga oleh pihak pesaing.

Komposisi Produk (F)

Atribut komposisi produk (F) dari minuman kesehatan probiotik Yakult terdiri dari susu bubuk skim, glukosa, sukrosa, perisa Yakult dan air. Dengan perisa Yakult yang dimaksud adalah bakteri asam laktat (BAL)Lactobacillus casei Shirota Strainyang dapat mengurangi jumlah racun bakteri merugikan dalam usus. Yakult telah memberikan informasi tentang komposisi produknya dengan jelas yang tercantum pada bagian kemasan botol Yakult sehingga responden dapat mempertahankan atribut Komposisi produk (F) ini.

Pada produk pesaing pun memiliki komposisi produk yang sama yang terdiri dari: air, gula, susu bubuk skim, bfidobacteria,lactobacillus casei, penstabil, sari buah anggur, kalsium laktat, pengatur keasaman (asam sitrat dan natrium sitrat), perisa anggur, pewarna karmoisin CI 14720 dan pewarna biru berlian CI 42090. Kultur bakteri yang digunakan produk Yakult berbeda dengan produk pesaingnya, dan Yakult pun tidak memiliki banyak piliha rasa (hanya satu rasa) sedangkan pada produk pesaingnya memiliki beberapa pilihan rasa.

Keoptimalan Kondisi Bakteri (G)

Atribut keoptimalan kondisi bakteri (G) sangatlah penting dalam pembuatan minuman fermentasi Yakult, dalam hal ini responden sudah menilai atribut keoptimalan kondisi bakteri (G) dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang sudah dirasakan baik.

Keoptimalan kondisi bakteri asam laktat (BAL) Lactobacillus casei Shirota Strainini harus tetap dijaga pada suhu dingin antara 0°C sampai dengan -10°C agar bakteri tersebut dapat tetap aktif/hidup dan dapat mencapai usus. Bakteri tersebut akan berkembang biak sehingga dapat melancarkan pencernaan yang dapat mengurangi jumlah racun ataupun bakteri merugikan di dalam usus dan dikeluarkan dengan buang air besar sehingga dapat merasakan manfaat kesehatan minuman probiotik Yakult tersebut.

Sedangkan pada produk pesaingnya, menggunakan bakteri asam laktat Acidophilus Digestiva (bekerja pada usus halus), Bfido Defensia (bekerja pada usus besar) dan Casei Immunita(bekerja pada usus halus). Produk minuman pesaing tidak bisa disimpan lebih dari dua jam pada suhu ruang, minuman ini harus berada pada suhu 2°C sampai dengan - 10°C.

Tanggal Kadaluarsa (H)

Tanggal kadaluarsa (H) memiliki urutan tertinggi dalam tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dalam memenuhi keinginan dan selera konsumen. Pihak perusahaan sudah melaksanakan dengan baik dan sangat memperhatikan atribut ini, karena dengan adanya atribut kejelasan tanggal kadaluarsa (H) yang tertera pada bagian kemasan plastik dan kemasan botol produk Yakult, sehingga meyakinkan para konsumen bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi.

Pada produk pesaingnya kejelasan tanggal kadaluarsa tertera pada bagian kemasan leher botol, sedangkan pada bagian kemasan plastik tidak tertera sehingga kemasan Yakult memiliki kemasan yang lebih baik dari produk pesaingnya karena telah mencantumkan tanggal kadaluarsa pada bagian kemasan plastik dan botol kemasannya sehingga dapat terbaca oleh para konsumen bahwa produk yang dibelinya aman untuk dikonsumsi.

Informasi Nilai Gizi (I)

Informasi nilai gizi (I) yang terkandung dalam produk Yakult sudah dirasakan baik oleh responden tingkat kepentingan dan tingkat

kepuasannya. Informasi yang terkandung dalam produk minuman kesehatan probiotik Yakult ini terdiri dari lemak total sebesar 0 gr (0%), Protein sebesar 1 gr (2%), Karbohidrat sebesar 11 gr (3%), Gula 11 gr, Natrium14 mg (1%) danKalsiumsebesar 30 mg (2%).

Dengan adanya penekanan informasi gizi pada bagian kemasan Yakult responden merasa telah terpuaskan, sehingga atribut ini perlu dipertahankan tingkat Kinerjanya oleh pihak PT. Yakult Indonesia Persada. Pada produk pesaing memberikan Informasi gizi pada bagian kemasan plastik pembungkus produknya, dengan memberikan informasi energi total 45 kkal, lemak total 0 g (0%), protein 1 g (2%), karbohidrat total 10 g (3%), gula 10 g, natrium 30 mg (1%) dan kalsium 2%. Meski pesaing memiliki atribut informasi nilai gizi yang sama dengan produk Yakult, Yakult memiliki nilai total karbohidrat yang lebih banyak dibanding produk pesaingnya.

Manfaat Kesehatan (J)

Atribut Manfaat kesehatan (J) yang yang terdapat pada kemasan Yakult, sudah di cantumkan pada bagian kemasan plastik produk Yakult. Responden sudah menilai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dengan adanya atribut ini sudah baik dilakukan pihak perusahaan. Adapun manfaat kesehatan setelah kita mengkonsumsi minuman probiotik Yakult, diantaranya dapat melancarkan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi jumlah racun bakteri yang merugikan dalam usus.

Pada produk pesaing, memiliki atribut yang sama dengan produk Yakult yaitu manfaat kesehatan, yang dapat melindungi sistem pencernaan, membantu menekan pertumbuhan bakteri merugikan dan membantu menjaga keseimbangan mikroflora dalam usus. Dalam hal ini produk Yakult dan pesaing memiliki manfaat kesehatan yang sama karena fungsi dari minuman kesehatan probiotik adalah melancarkan pencernaan dan mengurangi jumlah bakteri yang merugikan di dalam usus.

Merek (S)

Atribut Merek (S) yang merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen, karena berkaitan dengan perasaan mengenai keberadaan produk sebagai produk yang berkualitas baik. Atribut Merek (S) pada minuman kesehatan probiotik Yakult telah dinilai sangat baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya oleh para responden Yakult. Pada produk Yakult telah dicantumkan Label halal yang dapat meyakinkan orang muslim untuk dapat mengkonsumsi produknya yang mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim.

Pada produk pesaing pun melakukan hal yang sama, atribut merek pada produk pesaing pun telah mencantumkan label halal yang dapat meyakinkan orang muslim untuk dapat mengkonsumsi produk yang mereka minum. Namun dalam hal ini merek Yakult telah muncul lebih dulu dibanding merek pesaingnya, karena Yakult merupakan minuman pelopor probiotik yang dapat menanamkan brand image kepada masyarakat.

Jaminan Pengembalian (S)

Atribut yang terakhir yaitu atribut Jaminan Pengembalian (U) yang telah dinilai sangat baik tingkat kepentingan dan tingkat kepuasannya oleh para responden. Pihak perusahaan perlu mempertahankan tingkat Kepuasan konsumen akan atribut ini karena pada produk Yakult telah memberikan layanan kepada konsumen ataupun pengaduan akan kritik dan saran di No. 0800-1-925858 pada bagian kemasan Yakult.

Pada produk pesaing pun, memiliki atribut Jaminan Pengembalian (U) dengan memberikan layanan konsumen untuk pengaduan kritik dan saran bebas pulsa di no. 0800-10-77777 atau di no.021-536-71-777. Oleh karena itu pihak PT. Yakult Indonesia Persada perlu memperhatikan atribut-atribut yang telah dimiliki oleh para pesaing, karena atribut tersebut akan dinilai oleh para konsumen untuk dapat menarik perhatian konsumen.

Implikasi manajerial untuk bauran produk yang dapat dilakukan untuk atribut yang terdapat pada kuadran C seperti Desain Kemasan (L), Tebal Kemasan (M), Tipis Kemasan (N), Diameter Kemasan (O), Panjang Kemasan (P), Lebar Kemasan (Q), Tinggi Kemasan (R). Pihak perusahaan tidak perlu memperbaiki atau melakukan inovasi tampilan kemasan atribut yang berada pada prioritas rendah yang rata-ratanya berfokus kepada kemasan produk Yakult. Atribut-atribut tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh responden dan memiliki tingkat kepuasan yang relatif rendah. Jika perusahaan meningkatkan tingkat kepuasan pada atribut yang berada pada kuadran ini, maka perusahaan telah menggunakan sumber daya yang langka untuk atribut yang dianggap kurang penting oleh responden. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa responden memberikan penilaian kurang baik terhadap Kepuasan atribut-atribut tersebut.

Untuk atribut yang masuk ke dalam kuadran D yaitu: atribut Rasa (A), Jenis Kemasan (K) dan Gaya Kemasan (T), mengindikasikan bahwa perusahaan telah menggunakan sumber daya yang salah (pemborosan) untuk pengembangan atribut yang dianggap kurang penting oleh responden. Atribut ini dapat dipertahankan tingkat kepuasannya yang dirasakan berlebihan tersebut dan perlu dijaga karena ketiga atribut tersebut akan berubah jika mempunyai perbedaan penilaian.

Rasa (A)

Atribut rasa (A) Rasa tidak dianggap terlalu penting oleh responden, namun pihak perusahaan PT. Yaklult Indonesia Persada telah melaksanakan Kepuasan yang baik pada atribut ini dengan memberikan rasa susu asam pada produk minuman kesehatan probiotik Yakult. Sebagian dari responden lebih mempertimbangkan keutamaan manfaat dari minuman kesehatan probiotik Yakult dibanding rasa dari minuman Yakult itu sendiri.

Atribut Rasa (A) dapat menjadi pusat perhatian konsumen dalam menilai suatu produk dan sangat menentukan selera. Rasa minuman kesehatan probiotik Yakult yang segar dan asam menjadi ciri khas yang

dapat membedakan dengan minuman-minuman kesehatan probiotik lainnya.

Jenis Kemasan (K)

Atribut Jenis Kemasan (K) dianggap responden sangat berlebihan, pihak perusahaan sudah melakukan tingkat Kepuasan dengan membuat jenis kemasan Yakult yang memberikan kesan sederhana yang memiliki pinggang botol dan bahan dasar kemasan yang langsung diimpor dari Jepang yaitu bahan dasar kristalpolysyrena.Pihak perusahaan tidak perlu terlalu fokus pada peningkatan Kepuasan terhadap atribut di kuadran ini, karena Kepuasannya sudah dilakukan dengan sangat baik.

Gaya Kemasan (T)

Atribut Gaya Kemasan (T) sudah dilakukan sangat baik oleh pihak perusahaan, namun responden menilai atribut tersebut sangat berlebihan. Pihak perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan Kepuasan terhadap atribut yang berada pada kuadran ini, karena Kepuasannya sudah dilakukan dengan baik dan masyarakat pun sudah mengenal baik produk Yakult.

Berdasarkan hasil analisis CSI menunjukan bahwa tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan terhadap 21 atribut bauran produk Yakult memiliki predikat puas. Hal ini dapat dilihat dari nilai CSI sebesar 80,35%, artinya tingkat kepuasan total terletak diantara rentang 0.66-0.80 berarti konsumen di kelurahan gunung parang kecamatan cikole kota Sukabumi telah puas terhadap Kepuasan 21 atribut bauran produk Yakult, pihak manajemen harus terus meningkatkan kualitas pelayanan guna mempertahankan tingkat kepuasan pelanggan.

Berdasarkan uji Chi Squareantara karakteristik dengan tingkat kepuasan total produk Yakult, diperoleh hasil bahwa setiap karakteristik responden seperti jenis kelamin, klasifikasi usia, umur, tempat tinggal, status pekerjaan, kriteria usaha, pendapatan per bulan dan pengeluaran per bulan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat kepuasan dari 21 atribut produk Yakult. Artinya pada setiap perbedaan karakteristik tidak memiliki perbedaan penilaian akan kepuasan dari total 21 atribut Yakult.

Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan bahwa di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi (lokasi penelitian) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat kepuasan 21 atribut produk Yakult.

Untuk meningkatkan penjualan produk, maka berdasarkan bauran produk Yakult yang harus diperhatikan perusahaan adalah fokus terhadap atribut yang telah dipentingkan oleh konsumen di Kelurahan Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Adapun atribut-atribut tersebut yaitu atribut Izin DEPKES (B), atribut Tanpa adanya Zat Pengawet (C), atribut Tanpa adanya Zat Pewarna (D), atribut Kebersihan Produk (E), atribut Komposisi Produk (F), atribut Keoptimalan Kondisi Bakteri (G), atribut Kejelasan Tanggal Kadaluarsa (H), atribut Informasi Nilai Gizi (I), atribut Manfaat Kesehatan (J), atribut Merek (S) dan atribut Jaminan Pengembalian (U) yang terdapat dalam kuadran II. Selain itu promosi juga dapat dilakukan dengan menanyakan atribut yang memiliki nilai kepentingan dan kepuasan yang tinggi dimata konsumen. Dalam hal ini, bentuk promosi berdasarkan bauran promosinya dapat diarahkan untuk menekankan pada atribut produk Yakult di wilayah Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: Sebagian besar karakteristik responden yang melakukan pembelian minuman probiotik yakult adalah wanita 69%, dengan klasifikasi usia dewasa 83%, berusia antara 21-35 tahun 45% dan umumnya bertempat tinggal di rumah sendiri 63%, dengan status pekerjaan sebagai wiraswasta 32%, kriteria usaha sebagai pegawai atau karyawan (Employee) 44%, rata-rata pendapatan per bulan Rp 1.000.001 Rp 2.000.000 41%, dan pengeluaran per bulan sebesar Rp 500.001 Rp 1.000.000 sebesar 42%.

Atribut yang paling dipentingkan oleh konsumen adalah atribut kejelasan tanggal kadaluarsa (H) yaitu dengan nilai rata-rata sebesar (4,74), sedangkan untuk atribut yang memiliki nilai rata-rata tingkat kepentingan paling rendah adalah atribut ukuran lebar kemasan (Q), dengan nilai rata-rata sebesar (3,61). Sedangkan atribut yang paling memuaskan konsumen adalah atribut Memiliki Izin DEPKES (B) dengan nilai rata-rata sebesar (4,53) dan untuk atribut yang memiliki nilai rata-rata tingkat kepuasan paling rendah adalah atribut ukuran tinggi kemasan (R) dengan nilai rata-rata sebesar (3,15).

Indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan mendapatkan predikat puas. Hal ini dilihat dengan menggunakan perhitungan CSI yang dicapai produk Yakult adalah sebesar 80,35%, artinya pihak perusahaan telah memuaskan 80,35% konsumen dari total pelanggannya. Tingkat kepuasan total terletak di antara rentang nilai 0,66 0,80 yang berarti bahwa konsumen telah puas terhadap atribut bauran produk Yakult.

Berdasarkan hasil analisis Chi Square antara karakteristik responden dengan tingkat kepuasan total, setiap perbedaan karakteristik responden tidak memiliki perbedaan penilaian terhadap tingkat kepuasan total bauran produk Yakult. Artinya setiap responden dengan karakteristik yang berbeda-beda, tidak memiliki penilaian yang berbeda terhadap tingkat kepuasan total 21 atribut bauran produk Yakult.

2. Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan untuk dapat memperbaiki kinerja ke arah yang lebih baik, yaitu:

1. Sebaiknya pihak PT. Yakult Indonesia Persada mewaspadai pihak pesaing, mengingat banyaknya atribut-atribut produk yang serupa dengan atribut produk Yakult. Pihak pesaing bahkan memiliki keunggulan bersaing dalam memberikan beberapa pilihan rasa pada produknya, oleh karena itu perusahaan harus lebih meningkatkan lagi akan kinerja atribut-atribut produknya sehingga dapat tercapainya kepuasan dan loyalitas konsumen. 2. Atribut-atribut yang tingkat kepuasannya sudah sesuai yaitu atribut izin

DEPKES (B), atributtanpa adanya zat pengawet (C), atribut tanpa adanya zat pewarna (D), atribut kebersihan produk (E), atribut komposisi produk (F), atribut keoptimalan kondisi bakteri (G), atribut tanggal kadaluarsa (H), atribut informasi nilai gizi (I), atribut manfaat kesehatan (J), atribut merek (S) dan atribut jaminan pengembalian (U) hendaknya dipertahankan oleh pihak perusahaan agar kinerja dari atribut-atribut tersebut tidak menjadi turun.

3. Yang perlu dipertimbangkan oleh pihak PT. Yakult Indonesia Persada adalah tinggi dari kemasan produk Yakult yang terlalu pendek, seharusnya kemasan produk Yakult dibuat lebih tinggi dan slim.

4. Pengukuran kepuasan konsumen hendaknya dilakukan secara berlanjut oleh pihak perusahaan, karena survei ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pihak PT. Yakult Indonesia Persada di masa yang akan datang.

(Studi Kasus: Kelurahan Gunung Parang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi)

Oleh

FATHUL AZIZ