• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.3 Implikasi

- Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan diharapkan dapat menambah khazanah ilmu komunikasi dan pengetahuan atau wawasan peneliti, mahasiswa, maupun masyarakat umum mengenai strategi manajemen krisis yang mana dalam penelitian ini membahas tentang strategi manajemen krisis divisi public relations PT PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara

- Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi mahasiswa maupun peneliti berikutnya dalam memahami strategi manajemen krisis divisi Public Relatins.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi.2008.Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cutlip, M, Scott. Effective Public Relations, 9th. 2007. Jakarta: Prenada Media Group.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian). Malang: UMM Press.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hendrik, Jerry A. and Darrel C. Hayes. 2010. Public Relations Case.(Eighth ed). USA: Wadsworth.

Idris, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.

Iriantara, Yosal.2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jefkins, Franks dan Daniel Yadin. Public Relations (edisi kelima). 2004. Jakarta: Erlangga.

Kriyantono, Rachmat.2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana. Lattimore, Dan dkk. Public relations Profesi dan Praktik. 2010. Jakarta: Salemba

Humanika.

Kruckeberg, Newson T. 2010. This is PR: The Realities of Public Relations, (Tenth ed). USA: Wadsworth.

M.A, Morissan. 2008. Manajemen Public Relations (Strategi Menjadi Humas Profesional). Jakarta: Kencana.

Moleong, L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.

Moore, H. Frazier. 2004. Humas (Membangun Citra dengan Komunikasi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1995. 2001.Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.

Oliver, Sandra. 2006. Public Relations Strategy. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Panuju, Redi. 2002. Krisis Public Relation (Wawasan Memahami Macam Kritis

Menuju Organisasi yang Sehat). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rusady, Ruslan. 2001. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi: (Konsep dan Aplikasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Seitei, Fraser P. 2011. The Practice of Public Relations. (ninth ed). Amerika: Pearson Prentice Hall.

Simanjuntak, John P. Jarot Priyogutomo.Dkk. 2003. Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siswanto, Bambang. 1992. Hubungan Masyarakat (Teori dan Praktek). Jakarta: Bumi Aksara.

Soemirat, Soleh. dan Elvinaro Ardianto. 2004. Dasar – Dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Wasesa, silih agung dan Jim Macnamara. Strategi Public Relations. 2010. Jakarta: Gramedia.

Sumber Internet:

http://www.pln.co.id /sumut/diakses pada hari Minggu, 01 Desember 2013 pukul 14.55 WIB.

http:// m.detik. com /finance /read /2013/09/25/183115/2369481/1034/ diakses pada hari Minggu, -1 Desember 2013 pukul 14.56 WIB.

http:// www. analisadaily. com/ news /52323 /ratusan –buruh -demo-pln-tuntut-tidak lakukan -pemadaman-listrik diakses pada hari Minggu, 01 Desember 2013 pukul 15.00 WIB.

http://sindikasiberita.com/news/ratusan-orang-demo-pln-medan-protes-pemadaman-yang-kunjung-usai diakses pada hari Minggu, 01 Desember 2013 pukul 15.01WIB.

http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif/ diakses pada hari Minggu 15 Desember 2013 pukul 14.15 WIB.

http://m.inilah.com/read/detail/22486/skandal-baru-kasus-adam-air diakses pada hari Minggu, 15 Desember 2013 pukul 14.20 WIB.

http//staff.uny.ac.id/sites/default/files/Strategi%20komunikasi%20dalam%20%20 menangani%20krisis%20Organisasi_0.pdf diakses pada hari Minggu, 15 Desember 2013 pukul 14.25 WIB.

Sumber Jurnal

Lestari, Dwi indah. 2013. Penerapan Strategi Komunikasi Krisis Terhadap Krisis Akibat Pemberitaan Media Tentang Kasus Korupsi Pengadaan Pupuk, Jurnal Penelitian komunikasi. Surabaya.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemetaan krisis yang terjadi di PT PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui strategi manajemen krisis public relations PT PLN (Persero) wilayah Sumatera

PEDOMAN WAWANCARA

I. Untuk mengetahui pemetaan krisis yang terjadi di PT PLN

(Persero) wilayah Sumatera Utara

- Sejak kapan Krisis yang terjadi di PT PLN (Persero) WILSU bu?

- Apa penyebab krisis yang terjadi bu?

- Setiap perusahaan tidak dapat menghindari krisis, namun secara spesifik mengapa PT PLN (Persero) WILSU bisa mengalami krisis?

- Termasuk kategori apa krisis yang terjadi di PT PLN WILSU bu?

- Bagaimana para praktisi PRs mendapati adanya krisis di tubuh PLN Sumut bu? Apa krisisnya jelas terlihat, samar-samar atau tidak terlihat sama sekali sebenarnya?

- Bagaimana kondisi perusahaan sebelum, dan saat terjadi krisis bu?

- Kalau kita melihat siklus krisis, krisis yang terjadi di PT PLN WILSU sudah di fase mana bu?

- Apakah krisis Pada PT PLN (Persero) WILSU melewati keseluruhan fase?

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan ketika melewati fase-fase tersebut bu?

- Adakah kemungkinan fase tersebut dipotong dan langsung menuju fase pemulihan?

- Sejauh mana krisis meresahkan PT PLN (Persero) WILSU dan masyarakat?

- Selama terjadi krisis bagaimana protes publik yang ditimbulkannya bu?

- Dalam menanggulangi krisis, apakah perusahaan berpotensi menerima penyembuhan?

- Bagaimana dengan kemungkinan krisis, apakah krisis yang terjadi paling diperhitungkan atau tidak paling diperhitungkan?

II. Untuk mengetahui strategi manajemen krisis public relations PT

PLN (Persero) wilayah Sumatera

- Apa tindakan awal Praktisi PRs PLN Sumut dalam menangani krisis bu?

- Apakah praktisi PRs PLN Sumut mengikuti langkah-langkah yang disarankan mulai dari identifikasi hingga program pengendalian?

- Strategi apa yang dilakukan praktisi PRs PLN Sumut dalam upaya mengisolasi krisis

- Program pengendalian seperti apa yang menjadi pilihan di masa krisis ini?

- Strategi apa yang telah atau sedang dilakukan untuk menanggulangi krisis ini bu?

- Adakah strategi yang memaksinalkan fungsi dan peran PRs PLN Sumut seperti dalam hal press release, brosur, iklan, dll bu?

- Strategi mana yang paling berdampak bu?

- Bagaimana strategi tersebut diterapkan jika dihubungkan dengan keberadaan media? Apa yang dilakukan para praktisi PRs PLN Sumut terhadap media bu?

- Seberapa efektif pilihan strategi yang diterapkan dalam menangani krisis PT PLN Sumut hingga sejauh ini bu?

- Apakah strategi tersebut mampu meminimalisir krisis dan akibatnya bu?

- Adakah pilihan strategi yang menghadapkan langsung PT PLN Sumut dengan masyarakat bu?

- Menanggapi aksi protes masyarakat, bagaimana praktisi PRs PLN Sumut menghadapinya bu?

- Sebelum akhirnya krisis terjadi, adakah langkah siaga yang diambil praktisi PRs PT PLN Sumut? Atau sifatnya accidental bu?

- Selama masa krisis, seberapa jauh keterlibatan Praktisi PRs PLN Sumut dalam upaya menanggulanginya? Dan bagaimana respons dan perhatian para top manajer bu?

- Adakah langkah atau strategi yang telah dirumuskan atau mungkin mulai diterapkan di masa pasca krisis bu?

- Strategi manajemen seperti apa yang diambil praktisi PRs PLN Sumut untuk mengembalikan citra perusahan bu?

- Adakah kemungkinan strategi yang dipilih akan memulihkan citra perusahaan bahkan menempatkan citra perusahaan lebih baik daripada sebelum krisis bu?

HASIL WAWANCARA

P : Peneliti

In (1,2,3,4) : Informan (1,2,3,4)

Informan 1

Nama : Martha Retniati Situmeang TTL :Jakarta, 7 Maret 1988 Pendidikan

Terakhir : D3 Administrasi Niaga Bisnis Politeknik Negeri Jakarta

Jabatan : Staf Divisi PublicRelations PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Tempat/ Waktu

Wawancara : Kanwil PLN Sumatera Utara/ 19 Februari 2014 Pkl: 09.56 WIB

P :Okey, langsung ke masalah PLNnya ya kak.. Sebenarnya krisis di PLN ini sudah sejak kapan sih kak?

In 1 :Sebenarnya sudah lumayan lama ya, tepatnya mulai tahun berapa saya kurang tahu tapi sudah lumayan lama. Waktu itu sempat pernah di 2007, namun setelah 2007 tidak begitu, artinya pemadaman listrik tetap ada. Kalau pemadaman listrik itu terjadi kan bisa dibagi-bagi. Bisa karena defisit, pemeliharaan, perawatan, ada juga misalkan perbaikan. Nah, untuk kategori defisit itu terjadi di 2007 dan 2013, setelah itu tidak ada. Bukan tidak ada sih bisa dikatakan berkuranglah intensitasnya.

P :Kalau dari 2007, saya sempat coba cari-cari berita di internet, ternyata ada kaitannya kak dengan gempa tsunami 2006 lalu, seberapa besar gitu kak pengaruh gempa tsunami tersebut menyentuh defisit 2007?

In 1 :Jadi gini, untuk kategori defisit itu, perbaikan dan pemeliharaan karena memang ada beberapa pembangkit yang rusak dan bermasalah karena yang di Aceh sendiri itu kena. Jadi memang kita banyak membangun pembangkit hanya diwaktu yang kita targetkan, Pengoperasiannya tidak tercapai, itu yang menyebabkan. Untuk 2007 sebenarnya aku kurang jelas permasalahan utamanya tetapi untuk tahun 2013, banyak pembangkit-pembangkit yang seharusnya sudah beroperasi ternyata belum beroperasi. Kalau adek tanya kenapa sih belum beroperasi? Kenapa perusahaan sebesar PLN tidak punya planning untuk tahun 2013? Sejauh ini kita sebenarnya sudah mencoba membuat planning yang baik, SDM-SDM PLN sendiri juga lumayan bagus-bagus. Hanya mungkin mahasiswa dan

pelanggan sendiri tidak mengetahui dengan jelas mengapa hal ini bisa terjadi. Contohnya itu pembangkit di Pangkalan Susu. Pangkalan susu itu harapan besarnya kita. Karena kita yakin pembangkit di Pangkalan Susu mampu menyumbangkan daya yang lumayan besar dan akan membantu mengurangi defisit bahkan menghilangkan defisit di Sumatera Utara ini. Tapi ya itu masalah ijin ke pemerintah. Atau misalnya aja kita mau ajak masyarakat biar sama-sama menikmati enaknya PLN ini, misalnya dengan ya mengizinkan tanah yang dekat dengan daerah pembangkit itu susah. Jadi sebenarnya masalah yang sempat membuat pengoperasian itu tidak berjalan ya perizinan, baik ijin dari pemerintah maupun dari masyarakat. Itu yang menyebabkan kita jauh dari target.

P :Jadi itu sebenarnya yang membawa masalah itu hingga ke krisis di 2013 ini. Okey, kalau penyebabnya yang paling mendasar tuh sebenarnya defisit ya kak. Trus, kalau bicara masalah krisis setiap perusahaan pasti tidak bisa menghindari ya kak, pastilah akan selalu diterpa yang namanya krisis.

In 1 :Aku kurang suka kalau kondisi ini disebut krisis, karena kalau krisis itu kesannya sudah diambang stag. Aku lebih suka menyebutnya defisit. Karena pemadaman ini terjadi bukan karena krisis tapi karena defisit. P :Kenapa saya memakai kata krisis? Karena memang yang saya fokuskan

itu ke manajemen krisis divisi humas PT PLN WILSU ini kak begitu. Krisis ini kan akan kita uraikan di pertanyaan selanjutnya. Artinya tahap-tahap sudah sampai dimana, masih ringan kah, atau sudah sampai tahap-tahap yang lebih jauh. Kalau kakak sebagai bagian dari divisi humas, krisis yang terjadi di PLN sekarang bisa digolongkan ke kategori apa kak? In 1 :Kalau menurut saya dikatakan krisis tidak terlalu ya, karena 2013 ke 2014

kemarin itu tidak terlalu drop. Memang kalau kita melihat 2013 kemarin ya itu tadi kita banyak membangun pembangkit, hanya saja pembangkit yang seharusnya beroperasi di 2013 ini tapi belum beroperasi, terus juga pembangkit di Belawan yang sedang bermasalah pada waktu itu. Nah, di saat bersamaan, beban puncak. Jadi 2013 itu bertepatan di bulan puasa. Di bulan puasa itu pemakaian semakin tinggi. Di luar dari untuk yang sahur itu harusnya kan pemakain listrik kan rendah. Akhirnya selama bulan puasa kemarin pemakaian listrik pun jadi meningkat jadi beban puncak kita mulai dari Agustus sampai September kemarin beban puncak kita naik banget. Yang seharusnya pembangkit yang sudah dibangun bisa mem-back up itu semua namun ternyata hingga 2013 belum beroperasi. Nah belum lagi ada beberapa pembangkit kita yang mengalami kerusakan dan perlu ada perbaikan. Jadi sebernarnya kalau kemarin pembangkitnya tidak rusak, yg lain juga beroperasi pasti tidak terlalu krisis bahkan tidak krisis. Yah, namanya mesin buatan manusia. Nah adek juga perlu ketahui, waktu itu ada suatu kegiatan wisata listrik, di kegiatan itu dijelasin itu bukan mesin yang baru 5 atau 10 tahun baru beroperasi tapi sudah puluhan tahun jadi sistem perawatan dan perbaikan bukan misalnya ada bagian ini yang rusak “kita benerin yok”, bukan seperti itu. Tapi kalau

ada satu yang harus kita perbaiki maka yang lain harus stop semuanya. Bertepatan dengan beban puncakny naik, pembangkitnya juga sempat rusak kemarin, jadi drop semuanya tapi tidak terlalu krisis. Memang tidak hanya di Sumatera Utara dampaknya, tapi sebenarnya kan pemerintah dan masyarakat ikut ambil bagian kenapa krisis ini bisa terjadi. Tapi semoga aja 2014 tidak terjadi demikian.

P :Amin..hehehe Kalau misalnya saya tanyakan soal cara praktisi PRs bisa mendapati krisis yang terjadi. Apakah krisis ini datang tiba-tiba, samar-samar atau tidak terlihat sama sekali gejalanya?

In 1 :e… untuk divisi PRsnya, kita selalu infokan area ini akan mengalami pemadaman, penyebabnya apa? Apa karena pemeliharaan, gangguan atau lain sebagainya. Jadi sebenarnya PLN ada 4 unit di regional Sumut, ada kitsu, uip 2, p3bs dan kanwilsu. Nah adek sekarang berada di bagian pendistribusian itu kita wilsu. Jadi kitalah yang mengurusi tentang pelayanan, transaksi, pemasangan baru, pembayaran rekening. Ada bagian pembangkit ini tentang pembangunan pembangkit dan mengontrol pembangkit. Kita ini kanwilsu selalu mendapat informasi, misalnya akan ada pemadaman sehari sebelumnya kami pasti mendapat info. Tapi kami harus tahu dulu, apakah itu perlu kami infokan atau tidak. Karena kami sebagai humas PLN ini, seperti yang adik ketahui kami juga kan berada di bawah pemerintah. Jadi di satu sisi kami harus berkomunikasi dengan pemerintah di sisi lain kami harus berkomunikasi juga dengan masyarakat. Memang PLN ini bukan perusahaan yang mencari untukng tapi ya kalau bisa jangan sampai merugi juga, gitu kan. Walau masyarakat akan resah atau gimana kita memang tidak begitu tapi kita selalu infokan melalui web seperti di www.pln.co.id , kita juga ada kontak 123 yang melayani 24 jam. Nah, seperti yang kita tahu wilayah Sumatera Utara kan luas, kalau misalnya terjadi pemadaman di salah satu titik di Sumatera Utara terus kita harus infokan, maka akan setiap harilah kita menginfokan hal-hal yang seperti ini kepada masyarakat. Jadi kami juga harus pintar-pintar melihat mana yang perlu dan tidak begitu perlu kami infokan. Misalnya seperti di 2013 lalu, itu dampak pemadamannya akan sudah meluas, barulah kita infokan kepada pelanggan. Kita kondisinya begini lho. Jadi kami mohon maaflah atas ketidaknyamannya, gitu. Kalau misalnya pemadaman itu karena pemeliharaan bisa luas sekali. Sampai ini saja kita sudah punya lebih kurang 2,8 juta pelanggan. Maka dari itu kita sebagai PRsnya PLN harus bisa memilah-milah, mana harus kami infokan kepada pelanggan mana yang tidak. Karena kalau kami tidak memilah-milahnya dulu, akan banyak sekali informasi yang harus kami sampaikan kepada pelanggan.

P :Okey kak, kalau dimasyarakat kan kita memang bisa sama-sama melihat respon dan keluhannya. Nah kalau di perusahaan sendiri kak, ada tidak perubahan di perusahaan sebelum dan saat krisis seperti ini?

In 1 :Pasti ada perubahan, seluruh pegawai jadi makin banyak aja kerjanya. Itu pasti sudah awamnya kalau misalkan sebelum krisis yang harusnya kita

bisa tidur, jangankan bagian teknisinya atau distribusinya, untuk bagian humasnya aja kita biasany bisa tidur jam 10 malam kita jadinya tidak tidur. Jadi dari segi internalnya pasti berubah, kita memang jadi semakin banyak pekerjaan, Jadi perbaikan memang harus selalu dikejar begitu. P :Kalau kita bicara siklusnya, krisis yang terjadi di PLN sudah di siklus

mana ya kak?

In 1 :Menurut aku mungkin mengarah ke akut ya, cuma belom akut banget sih. gini sih ya, banyak permasalahn di PLN ini bukan cuma dari kita tapi juga dari tanggung jawab seluruhnya. Kalau hanya PLN yang melakukan perbaikan ini tidak akan bisa, tidak akan bisa PLN ini menjadi baik. P :Nah setelah krisis yang terjadi di PLN ini, kalau menurut kakak sudah

mulai mengarah ke akut, apakah ini akan memasuki tahap kronis atau punya potensi segera masuk ke tahap resolusi atau penyembuhan?

In 1 :Pasti ke tahap penyembuhan, kenapa saya yakin ke tahap penyembuhan? Karena dari 2013 ke awal 2014 kemarin aja sudah berkurang sebenarnya. Yah semoga bulan depan atau beberapa minggu lagi tidak ada lagi defisit. Kalau semuanya ikut berpartisipasi memperbaiki PLN. Kalau masyarakat di luar sana meneriakkan PLN begini, PLN begitu, apa perlu kami menjelaskan semuanya. Jadi perlu diketahui pemerintah harus partisipasi, masyarakat juga harus partisipasi. Belum lagi masyarakat di luar sana banyak yang mencuri listrik, atau yang melakukan tunggakan, itu merugikan PLN. Coba kita sama-sama. Coba adek bayangkan, rumah adek seharus 150 jadi 300. Seribu rumah saja, sudah berapa daya kami yang hilang? Itulah singkatnya. Jadi kenapa saya yakin kita bisa kembali membaik kalau semuanya sama-sama ikut bertanggung jawab. Seperti yang saya bilang tadi permasalahan-permasalahan yang terjadi di PLN ini sebenarnya semuanya ikut ambil andil. Tapi pasti akan ke arah yang lebih baik.

P :Kira-kira kak kalau kakak menganalisis, berapa lama waktu yang diperlukan untuk melalui setiap fase?

In 1 :Kalau bicara soal waktu saya sendiri tidak bisa menentukan. Karena memperbaiki mesin ini tidak seperti memperbaiki barang yang bisa dibilang tiga hari selesai atau waktu dibutuhkan untuk memperbaiki ini empat hari, tidak bisa seperti itu.

P :Kalau dari prodromal hingga ke akut berapa lama gitu kak? Mungkin tidak harus spesifik kak, hanya lebih kepada analisis kakak.

In 1 :Yah seperti itu tadi, saya tidak bisa menjawab seperti itu. Contoh, kita sudah planning yang sangat matang untuk setiap pembangkit yang kami bangun hingga ke pengoperasiannya. Tapi memang banyak hal lain yang mendukung untuk pengoperasian satu pembangkit itu, gitu lho. Jadi kalau ditanya kapan waktu yang dibutuhkan dari kondisi ini hingga ke arah

yang lebih baik itu berapa lama. Saya tidak bisa putuskan, karena kalau semuanya mendukung kita pasti PLN akan segera membaik.

P :Kalau dari PLN-nya sendiri pasti ada target kak? IN 1 :Secepatnya lah

P :Terus kalau dampak, kira-kira dampak apa yang diakibatkan krisis ini? In 1 :Dari eksternalnya pasti banyak demonstrasi dimana-mana, terus kalau

adek mengikuti di 2013 lalu, itu banyak kantor kami yang dibakar sama pelanggan atau masyarakat. Mungkin karena mereka sangat emosi karena pemadaman listrik. Kalau dari sisi internalnya yah itu tadi jam kerja kita jadi tidak teratur. bahkan jam kerja kami bisa tiga sampai empat kali lipat dari jam biasanya. Jadi pasti lebih sibuklah, apalagi dengan adanya demo sana-sini, kerusakan-kerusakan dan ada juga somasi-somasi dari pihak-pihak, gitu.

P :Kemudian kalau sudah ada masalah krisis seperti ini pasti selain pegawai yang semakin sibuk, citra perusahaan pasti mengalami penurunan, itu gimana kak?

In 1 :Citra perusahaan pasti buruk.

P :Sejauh apa kak? Apakah hingga mengurangi pelanggan atau bagaimana? In 1 :Kita ini kan perusahaan monopolistik, satu-satunya di Indonesia. Jadi

kalau sampai berkutang atau gimana. Kita ini bukan seperti perusahaan swasta seperti perusahaan Blackberry, ketika sudah banyak handphone Android bermunculan jadi pelanggannya berkurang, kita tidak, pelanggan kita tetap. Jatuhnya di citranya, itu tadi informasi pemberitahuan di luar sana tentang kita pasti buruk, pegawai-pegawai di lingkungannya juga jadi panik. Karena orang-orang juga berfikir karena dialah pemadaman ini terjadi. Itu dampak internalnya. Kalau untuk pasar kita, ya citra kita jadi buruk tapi untuk pelanggan itu tetap kok, pasang baru tetap ada, tambah daya tetap ada. Tanpa kita harus mem-publish apapun pelanggan pasti tetap ke kita.

P :Apakah pemadaman ini sudah sangat meresahkan?

In 1 :Kalau meresahkan, itu pasti. Ini sudah pasti meresahkan masyarakat, makanya sampai terjadi demonstrasi. Disaat bulan puasa, lebaran, pemadaman listrik itu pasti meresahkan

P :1-10 keresahan masyarakat di point berapa kak? In 1 :6 sampai 7

P :Untuk menanggulangi krisis kakak sangat yakin akan segera masuk ke fase penyembuhan? Nah apakah krisis itu paling diperhitungkan atau tidak paling diperhatikan.

In 1 :Ini krisis yang sangat diperhitungkan. Karena sebelum 2013 kemarin tidak ada yang sampai seberat ini. Artinya pemadaman tetap ada tetapi tidak sampai seperti ini. Jadi memang krisis memang sangat diperhatikan, bahkan jadi pelajaran buat kita ya krisis di 2013 ini.

P :Menanggapi krisis ini, apa langkah awal praktisi PRs untuk mengatasi hal ini kak.

In 1 :Yang dilakukan pasti kita berusaha memperbaiki citra PLN di masyarakat. Seperti contoh kita buat kegiatan sosialisasi seperti wisata listrik. Jadi kita mengedukasi wartawan juga mengedukasi mahasiswa. Karena mahasiswa bisa dibilang lebih cerdas dan kritis terhadap kita, juga lumyan mengenal kita. Disana kita jelaskan kenapa terjadi pemadaman, kenapa PLN bisa defisit, seperti ini lho, ini lho penyebabnya. Itu kita jelasin ke mahasiswa. Bagaimana listrik bisa sampai ke rumah-rumah, itu kita jelaskan. Kita juga buat sosialisasi ke sekolah-sekolah. Jadi ke adek-adek kita himbau untuk hidup hemat dan jangan mencuri listrik. Nah untuk masyarakat luas kita infokan melalui media cetak maupun elektrik, koran, televisi, radio, kita juga selalu talkshow. Kita juga terima layanan

Dokumen terkait